Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gede Eka Rusdi Antara
"ABSTRAK
Nama : Gede Eka Rusdi AntaraProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisa Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Keterlambatan Tindakan Operasi Delay To Operation di Instalasi Rawat Darurat RSUP Sanglah Desember2017-Februari 2018Pembimbing : Prof. dr. Amal Chalik Sjaaf, SKM, Dr.PHPelayanan pembedahan merupakan pelayanan kesehatan di rumah rumah sakit yang dapatmenggambarkan mutu rumah sakit. Peningkatan jumlah kunjungan, ketersediaan sarana danprasarana, ketersediaan sumber daya manusia serta lamanya waktu yang diperlukan untukmemperoleh persetujuan untuk tindakan operasi dari pasien dan keluarga dapat menyebabkanwaktu tunggu tindakan operasi menjadi panjang.Penelitian ini menggunakan rancangan mix method yaitu kuantitatif dan kualitatif. Penelitiankuantitatif merupakan penelitian observasional analitik cross sectional. Penelitian ini melibatkan54 responden pada penelitian kuantitatif dan 7 informan pada penelitian kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan kejadian bed block sebanyak 38,9 dan tidak terjadi bedblock61,1 . Persetujuan operasi diperoleh dalam waktu ge; 1 jam dari 17 responden 31,5 danpersetujuan operasi yang diperoleh dalam waktu < 1 jam sebanyak 37 responden 68,5 . Alatdan sarana didapatkan tidak lengkap 5,6 dan lengkap 94,4 . Waktu tunggu tindakan operasiyang ge; 5 jam dikategorikan delay sebanyak 33,3 , waktu tunggu tindakan operasi yang < 5 jamdikategorikan tidak delay sebanyak 66,7 . Analisis bivariat dengan Chi Square menunjukkanpvalue 0,000 untuk hubungan antara bed block dengan keterlambatan operasi, p-value 0,000 untukhubungan antara persetujuan operasi dengan keterlambatan operasi, p-value 0,012 hubungan alatdan sarana dengan keterlambatan operasi. Faktor yang paling berpengaruh adalah persetujuanoperasi dengan p-value 0,005 dengan regresi logistik.Dari penelitian ini dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara bed block,persetujuan operasi serta alat dan sarana terhadap keterlambatan operasi. Hasil penelitian ini dapatdijadikan pedoman dalam penyusunan strategi peningkatan kualitas pelayanan pembedahan diInstalasi Rawat Darurat.Key words: bed block, sumber daya manusia, persetujuan operasi, alat dan saranaoperasi, keterlambatan tindakan operasi

ABSTRACT
Name Gede Eka Rusdi AntaraProgramme Kajian Administrasi Rumah SakitTitle Analysis of Factors Causing Delay to Operation in Emergency DepartmentSanglah Hospital December 2017 February 2018Supervisor Prof. dr. Amal Chalik Sjaaf, SKM, Dr.PHSurgery is part of medical services that summarized the hospital performance. Increased hospitalvisits, unavailability of tools, unavailability of human resources, and times consumed to get patientagreement for surgery may causing delay to operation.This is mix method study, quantitative and qualitative. The quantitative study is observationalanalytic, cross sectional. This study includes 54 respondents in quantitative study and 7 informantsin qualitative study.The result showed bed block events is 38,9 . Agreement following informed consent is obtainedin ge 1 hour for 17 respondents 31,5 and 1 hour for 37 respondents 68,5 . Tools andequipment are complete and available in 94,4 cases and incomplete in 5,6 cases. Timeconsumed waiting for operation is categorized delay if ge 5 hours in 33,3 cases, categorized notdelay if 5 hours in 66,7 . Bivariate analysis using Chi Square showed p value 0,000 forcorrelation between bed block and delay to operation, p value 0,000 for correlation between timeconsumed to obtain agreement for surgery, p value 0,012 for correlation between tools andequipment with delay to operation. The most influencing factor is operation agreement with pvalue0,005 using logistic regression.From this study, we conclude there is significant correlation between bed block, time consumedfor obtain operation agreement, tools and equipment availability with delay to operation. Thisresult is a base in making strategy to improve quality of surgery services in emergency department.Key words bed block, human resources, operation agreement, tools and equipment, delay tooperation"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.N. jaya Kusuma
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap lamanya waktu
pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2012, dimana kondisi ini mempunyai potensi untuk terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan dan menurunkan kepuasan pasien.
Peneilitian dilakukan dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan
observasi terhadap 450 pasien dalam kurun waktu 14 Januari sampai 19 Januari
2013 dengan pendekatan Constraint Lean Six Sigma dicari penyebab, hambatan,
pemborosan serta defek pada proses pelayanan pasien gawat darurat.
Median waktu pelayanan gawat darurat sebesar 219 menit., penyebab
lamanya waktu pelayanan oleh karena belum ada panduan praktek klinik
kegawatdaruratan, hambatan pada pelayanan radiologi, pemborosan terjadi pada
waktu tunggu antara penegakkan diagnosis ke tindakan dan antara tindakan ke
keputusan untuk keluar dari Instalasi Gawat Darurat. Level kualitas sigma sebesar
2,9 sigma dengan nilai defek sebesar 86.762 DPMO.
Diperlukan panduan praktek klinik untuk memandu proses pelayanan gawat
darurat agar menjadi efektif,efisien dan aman untuk pasien dan proses bisnis
rumah sakit.

This research based on issues regarding the time of emergency service at
Emergency Instalation Sanglah Hospital was too long in 2012, since that situation
had increased the adverse event and decreasing patient satisfaction.
Quantitative and qualitative design was performed by doing observation of
450 emergency patient beginning from January 14th until January 19th
The median value of emergency service time was 219 minute due to the
absence of clinical practice guideline.The constraint was at radiology
examination, wasting time due to delay of waiting time from diagnosis to
procedure and from procedure to discharge dispotition. Sigma Quality level for
Emergency Service at 2,9 Sigma with defects Possibility was 86.762 DPMO.
using
Contstraint Lean Six Sigma approach to identify causes, constraints, wastes and
defects in service process.
This study suggest that clinical practice guidelines is needed to guidance
emergency service process in effort to become more effective, efficient, safe for
the patient and hospital business process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
German Town, Maryland: Aspen Systems Corp., 1980
362.110 683 EMP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Amalia
"Latar Belakang: Proses pemulangan pasien rawat inap masih menjadi masalah di rumah sakit di Indonesia karena waktu yang dibutuhkan belum memenuhi standar yang telah ditentukan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang mengatakan bahwa waktu dari pasien dikatakan boleh pulang oleh DPJP hingga mendapatkan informasi tagihan ≤ 2 jam. Proses ini dikatakan kompleks karena terdiri dari beberapa kegiatan dan melibatkan banyak pihak. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran faktor penyebab terjadinya keterlambatan proses pemulangan pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia.
Metode: Penelitian menggunakan desain literature review tipe integrative review dengan menganalisis hasil dari penelitian yang sudah ada sebelumnya.
Hasil: Digunakan 16 artikel mengenai keterlambatan proses pemulangan pasien rawat inap rumah sakit di Indonesia yang diterbitkan dari tahun 2010-2020. Berdasarkan hasil penelitian, hanya ditemukan satu rumah sakit yang sudah memenuhi standar waktu yang telah ditentukan, sedangkan masih ditemukan banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar.
Kesimpulan: Penyebab keterlambatan proses pemulangan pasien saling berkaitan satu sama lain. Pada faktor sumber daya rumah sakit, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang paling sering ditemukan karena peran petugas sangat penting dalam keseluruhan proses pelayanan. Pada faktor proses pelayanan rumah sakit, proses pelayanan administrasi rawat inap merupakan faktor yang memakan waktu paling lama untuk keseluruhan hasil dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan metode pembayarannya, pasien asuransi atau jaminan perusahaan membutuhkan waktu paling lama dibandingkan pasien umum dan BPJS karena terdapat proses konfirmasi pihak asuransi yang merupakan kegiatan diluar kontrol rumah sakit.

Background: Inpatient discharge process always becomes problem in Indonesian hospital because the time taken for completion never met the standard established by Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 of 2008 which states that the process of returning patients from patients is allowed to go home by DPJP until patients get bills from the hospital administration no more than 2 hours. Discharge process is a complex process because it consists of many procedures and engages various departments. The purpose of this study is to describe the cause factors of inpatient discharge process delay in Indonesian hospital.
Method: This study analyzes every results from previous studies using literature review type integrative review.
Results: This study includes 16 literatures about the delay in inpatient discharge process published from 2010-2020. The result shows that only one hospital met the standard, but most of them never met the standard.
Conclusions: The caused of delay in inpatient discharge process are related to each other. From hospital resource factors, human resource is the most commonly found factor because the role of staffs are important in the overall process. In hospital service process factors, administration process is the one which takes the longest time. Based on the payment method, private insurance patients and company guarantees need the longest time rather than general patients (out of pocket) or BPJS because there is an insurance confirmation process and it is out of hospital control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diekelmann, Nancy L.
Reading, Mass: Addison-Wesley, 1997
658.302 DIE n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diekelmann, Nancy L.
Reading, MA: Addison-Wesley, 1985
362.11 DIE n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Aditya Saputra
"Keterlambatan waktu mulai sebuah operasi elektif dapat mengakibatkan penundaanmulainya operasi berikutnya, mengurangi utilisasi kamar operasi, serta risikomenimbulkan keluhan pasien dan operator. Metode penelitian ini adalah action research,yaitu dengan melakukan observasi untuk mengamati alur proses pelayanan operasi elektifagar diperoleh rekomendasi dan usulan perbaikan dalam upaya mengurangiketerlambatan waktu mulai operasi elektif dan meningkatkan utilitas kamar operasidengan pendekatan lean thinking dan six sigma. Hasil penelitian menunjukkan bahwaaktivitas yang tidak memberi nilai tambah non value added selama proses operasi elektifadalah sebesar 62,92 pada pasien yang menggunakan jaminan asuransi, 59,80 padapasien umum, dan 52,34 pada pasien rawat inap. Usulan perbaikan denganmenggunakan pendekatan lean thinking dan six sigma menghasilkan perbaikan padaproses pelayanan operasi elektif dengan menurunkan kegiatan non value added secaraberturut-turut menjadi 34,62 untuk pasien asuransi, 36,41 untuk pasien umum, serta14,50 untuk pasien rawat inap.Kata kunci: waktu mulai operasi, metode lean thinking, six sigma, kegiatan value added,kegiatan non value added.

The delayed time of starting an elective operation can cause delay to the next scheduledoperation, decrease utilization of an operating room, increase risk of complaint frompatients and operator doctors. This study was an action research study by observing toanalyzing the current state of elective operating room process and value flow, in purposeto reduce the delayed starting time of elective operation and increasing the utilization ofoperating room using lean thinking and six sigma approach. The result of this study showsthat the non value added activities of elective operation process is 62,92 for patientwho use insurance, 59,80 for the out of pocket patient, and 52,34 for inpatientcategory. By the implementation of recommended solution for the operation process ableto decrease the non value added activities to 34,62 for patient with insurance, 36,41 for out of pocket patient, and 14,50 for inpatient category.Keyword start time of operation, lean thinking and six sigma method, value added, nonvalue added."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rachmawati
"ABSTRAK
Memasuki PJPT II, tugas rumah sakit semakin penuh tantangan, iklim persaingan semakin terasa, di mana masyarakat semakin mengerti akan hak untuk menuntut atau protes apabila sesuatu hal tidak dijalankan dengan benar dan konsisten, sehingga situasi ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya ke arah profesionalisme. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit selalu didahului dengan peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Dengan mempergunakan matriks hubungan antara proses pelayanan yang efektif dengan tindakan pelayanan yang diharapkan (MATRIX DOLL), maka penampilan keprofesian perawat akan dipantau dan dinilai, untuk melihat sampai sejauh mana perawat mempergunakan pengetahuan, sikap, perilaku, pengalaman dan pengamalan sesuai dengan standar pelayanan di dalam menjalankan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Sejalan dengan itu RSAB "Harapan Kita", sebagai rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak & ibu bersalin, tidak luput dari usahanya untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan profesionalitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang keperawatan kebidanan di mana sebagian besar pasien rawat inap (48%) adalah pasien-pasien pasca persalinan.
Salah satu kendala yang ditemukan adalah Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu belum dilaksanakan sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara karakteristik perawat (umur, status perkawinan, pendidikan, lama bertugas, ketrampilan pasca pelatihan tambahan), sistem penugasan pasien, supervisi, serta pedoman kerja, dengan Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di Iingkungan ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Penelitian ini sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan pengumpulan data melalui observasi & kuesioner di seluruh ruangan rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa Iangkah-langkah Tindakan Keperawatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "pelaksanaan" dan "R/R", sedangkan Jenis Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "puerpurium"&"memelihara kebersihan vulva".
Dari hasil uji statistik regresi linear sederhana dari 8 faktor yang diduga secara teoritis didapatkan hanya satu faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik yaitu : pelatihan tambahan, sedangkan 7 faktor lainnya kurang terbukti berhubungan secara statistik.
Dalam penilaian lebih lanjut didapatkan bahwa kinerja perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan secara baik adalah 67,5%.
Sangat diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi upaya meningkatkan mutu Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita".

ABSTRACT
Entering the Second Long Term Development Plan of the Republic of Indonesia, the mission of Indonesian Hospitals being more challenging, while the competition atmosphere becomes apparent and also people nowadays more understand to their rights to complain or if something done improper or inconsistently and this leads to Hospital to improve the quality of services more professional. The improvement of quality of services should be preceded with the improvement of quality of nursing care.
Using the matrix relation ship between effective services and expected service actions so coiled DOLL matrix, then the professionalism of nurse actions could be observed and evaluated to how they use their knowledge and experience to behave according to hospital service standard as required.
In line with the national mission to achieve public service for mother and children care, the hospital as one of the center of excellence for Mother-Children Care and perintology also has to enhance services in obstetrical area where most of in-patient (48% occupation) were post partum patients.
One of the constraints obtained is that of post partum nursing interventions had not been performed fully according with the privilege nursing standard.
Purpose of this study is to find out the relation among the instruments of nurse characteristic such as age, marital status, education, experience, improved skills after upgrading training, also job assignment, job supervision, standard operating procedure, with nursing cares of post partum particularly in the in-patient facilities of the hospital RSAB "Harapan Kita".
The method of statistical analysis is descriptive with emphasis on cross-sectional approach, by means of data collection trough question aries and observations.
From observation result shows that nursing care action that need to be taken is "pelaksanaan (execution)" and "R&R (Reporting & Recording)" and type of post partum nursing intervention needs to have special care is "puerpurium" and "vulva hygiene".
From statistical result using simple linear regression of 8 factors might be of having relations empirically with nursing interventions empirically with nursing interventions of post partum, yields only one factor indicates to have significant relations statistically that is additional vocational training white the ather 7 factor were less significant to the further result obtained, that nurse performance who perform nursing interventions very well was around 67.5%.
It is desirable that the analysis result could be of assistance and fruit full for the efforts to upgrade and improve qualities of the nursing interventions of post partum within the management of the Hospital RSAB "Harapan Kita".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Islamiati
"Salah satu jenis pelayanan di rumah sakit yang paling banyak dikunjungi dan membutuhkan waktu untuk mengantre adalah pelayanan farmasi. Hingga saat ini waktu tunggu pelayanan resep obat yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008, yaitu ≤ 30 menit untuk obat non racikan dan ≤ 60 menit untuk obat racikan masih sering ditemukan dalam penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari lamanya waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain literature review yang dilakukan dengan menganalisis hasil studi yang telah tersedia sebelumnya. Dari hasil pencarian yang dilakukan melalui database PubMed, Proquest, Google Scholar, Universitas Indonesia Library dan FKM UI Library, ditemukan sebanyak 18 artikel mengenai faktor-faktor penyebab lamanya waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pada status pasien dan jenis resep obat yang dilayani. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan lamanya waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit di Indonesia sangat bervariasi dan saling berkaitan satu sama lain, diantaranya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kebijakan dan standar operasional prosedur, persediaan obat-obatan, serta status pasien.

One of the most visited type of hospital services that requires time to queue is pharmacy service. Until now the waiting time for prescription drug services that are not in accordance with the standards set by the Government through Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008, which is ≤ 30 minutes for non-concoction drugs and ≤ 60 minutes for concoction drugs are still frequently found in pharmacy service arrangements in hospitals. This research aims to determine the causal factors of the length of waiting time for outpatient prescription drug services at hospital pharmacy installations in Indonesia. This research applied literature review designs that were conducted by analyzing the previous studies results. From the search result that was done through PubMed, Proquest, Google Scholar, Universitas Indonesia Library, and FKM UI Library databases, 18 articles about the causal factors of the length of waiting time for outpatient prescription drug services at hospital pharmacy installations in Indonesia were found. The result of the study showed that the waiting time for outpatient prescription drug services at the pharmacy installation from one hospital to another hospital was differ, it was due to differences in patient status and types of prescription drugs served. The factors that cause the length of waiting time for outpatient prescription drug services at hospital pharmacy installations in Indonesia very varied and relate to each other, such as human resources, facilities and infrastructure, policies, standard operating procedure, availability of medicine, and patients status."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Suryawati
"Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan merupakan salah satu indikator pelayanan mutu di instalasi farmasi yang seringkali tidak terpenuhi waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan. Berdasarkan SPM yang tercantum dalam Kepmenkes RI Nomor :129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Waktu tunggu obat jadi (non racikan) adalah ≤30 menit. Sedangkan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah ≤60 menit. Penelitian ini dilakukan untuk melihat penyebab dan lama waktu tunggu pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit. Jenis penelitian ini adalah literature review yang dilakukan pada kepustakaan jurnal dan penelitian asli dengan rentang waktu studi adalah 10 tahun, dipublikasikan pada tahun 2011 hingga 2020. Metode pencarian data menggunakan data online dengan database yang digunakan adalah PubMed, Scopus, Science Direct, Garuda, Google Scholar, dan Lib FKM UI, serta Lib UI. Setelah menggunakan strategi pencarian, didapatkan sebanyak 14 literature, dan dari hasil penelitian didapatkan rentang rata – rata waktu tunggu pelayanan resep pasien BPJS/JKN, Askes dan pasien tanpa penggolongan kategori penjamin. Penyebab lamanya waktu tunggu pelayanan resep di instalasi farmasi antara lain SDM (kurangnya kompetensi, kuantitas dan kecepatan, serta beban kerja SDM) tidak ada dan tidak berlakunya SOP, sarana dan prasarana yang kurang, komponen delay, produktifitas kerja, dan jam praktik dokter di poli. Usulan untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian di fasilitas kesehatan rumah sakit di daerah lain sehingga dapat dilihat dan diidentifikasi hasil lama waktu tunggu di instalasi farmasi rumah sakit beserta faktor – faktor penyebabnya, selain itu juga dapat membandingkan sistem pelayanan farmasi di berbagai rumah sakit.

The waiting time for outpatient prescription services is one of the indicators of quality service in pharmaceutical installations which often does not meet the waiting time for outpatient prescription services. Based on the SPM listed in the Republic of Indonesia Decree Number: 129 / Menkes / SK / II / 2008 concerning Hospital Minimum Service Standards The waiting time for finished drugs (non-concoction) is ≤30 minutes. While the waiting time for concoction drug services is ≤60 minutes. This research was conducted to see the causes and the length of time waiting for prescription services in hospital outpatient pharmaceutical installations. This type of research is a literature review conducted on the journal literature and original research with a study span of 10 years, published in 2011 to 2020. The method of searching data using online data with the database used is PubMed, Scopus, Science Direct, Garuda, Google Scholar, and Lib FKM UI, and Lib UI. After using the search strategy, as many as 14 literatures were obtained, and from the results of the study obtained an average range of waiting times for prescription services for BPJS / JKN patients, Askes and patients without the guarantor category. The causes of the length of time waiting for prescription services in pharmaceutical installations include HR (lack of competence, quantity and speed, as well as HR workload) and non-existent SOP, lack of facilities and infrastructure, components of delay, work productivity, and doctor's practice hours in policlinic . The proposal for further research is expected to carry out research in hospital health facilities in other areas so that it can be seen and identified the results of the long waiting time at the hospital pharmacy installation along with its causal factors, while also being able to compare pharmaceutical service systems in various hospitals."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>