Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asti Mintoraras
"ABSTRAK
Penelitian ini mempelajari peranan pemberdayaan perempuan dalam ketahanan pangan keluarga. Perempuan dapat mengalokasikan waktunya dengan mengikuti kegiatan pemberdayaan perempuan seperti kegiatan dasa wisma, koperasi, PKK, PNPM, posyandu balita dan posyandu lansia selain tanpa meninggalkan kewajiban rumah tangga. Dengan menggunakan data IFLS 2014, keikutsertaan perempuan dalam kegiatan dasa wisma, koperasi, dan posyandu balita terbukti mempengaruhi pengeluaran makanan rumah tangga. Artinya, rumah tangga yang perempuannya mengikuti kegiatan dasa wisma, koperasi, dan posyandu balita memiliki pengeluaran makanan keluarga yang lebih tinggi daripada rumah tangga yang perempuannya tidak mengikuti kegiatan tersebut. Sedangkan keikut sertaan perempuan dalam kegiatan koperasi, PNPM, PKK dan posyandu balita terbukti mempengaruhi ketahanan pangan keluarga. Dengan kata lain, keikut sertaan perempuan dalam kegiatan koperasi, PNPM, PKK dan posyandu balita dapat meningkatkan probabilitas ketahanan pangan keluarga.

ABSTRACT
This study aims to study the role of women empowerment in family food security. Women could allocate their time to participate in women empowerment activities such as dasa wisma, cooperative, PKK, PNPM, posyandu balita and posyandu lansia without leaving their household obligations. In fact, by implementing IFLS 2014 data, women 39 s involvement in dasa wisma, koperasi, and posyandu balita proved to affect household food expenditure. That is, households whose women follow the activities of dasa wisma, koperasi, and posyandu balita have higher family food expenditure than households whose women do not participate in anything. While the participation of women in koperasi, PNPM, PKK and posyandu balita proved to affect family food security. In other words, the participation of women in koperasi, PNPM, PKK and posyandu balita can increase the probability of family food security."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Syaiful Bahri Ali
"Ketahanan pangan merupakan bagian yang sangat penting dari ketahanan nasional. Karena krisis pangan bukan saja menimbulkan krisis ekonomi, melainkan juga krisis sosial-politik. Sasaran pembangunan ketahanan pangan Indonesia adalah terwujudnya kemandirian pangan yang bertumpu pada produksi dalam negeri dan berbasis pada kearifan sumberdaya lokal. Salah satu kendala serius dalam mewujudkan kemandirian pangan tersebut adalah lemahnya kualitas SDM pertanian. Kondisi tersebut menjadi semakin sulit karena rendahnya minat generasi muda untuk bekerja pada sektor pertanian.
Upaya untuk menumbuhkembangkan minat dan peran serta generasi muda terhadap pembangunan sektor pertanian perlu menjadi prioritas untuk mewujudkan kemandirian pangan. Sementara itu, peran penting dan strategis yang dimiliki oleh Organisasi Kepemudaan sebagai wadah pengembangan potensi pemuda belum terstruktur dalam upaya pembangunan ketahanan pangan.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal Organisasi Kepemudaan dalam menunjang pembangunan ketahanan pangan serta merumuskan strategi pemberdayaannya.
Berdasarkan hasil penelitian, meskipun Organisasi Kepemudaan menghadapi tantangan/hambatan dari faktor eksternal, tetapi masih terdapat potensi kekuatan internal yang dimiliki Organisasi Kepemudaan dan dapat dioptimalkan untuk meminimalisasi tantangan/hambatan tersebut. Sehingga strategi yang dapat digunakan dalam pemberdayaan Organisasi Kepemudaan untuk pembangunan ketahanan pangan adalah mengoptimalkan kekuatan untuk meminimalisasi hambatan/tantangan.

Food security is a part of the national security, where the crisis of food is not only become a cause of economic crisis but also will be a cause of sosio-politic crisis. The target of the Indonesian food security development is to realize self-sufficiency food which established by domestic production and local wisdom. One of the main obstacle to realize it is the poor quality of human resources in agricultural sector. This condition is compounded by the low interest of Indonesian youth to work in agricultural sector.
In order to realize the food security development, effort that can be done to grow the interest of youth to participate in the agricultural development should be a priority. Unfortunately, the strategic role of youth organization has not been developed well in the food security development.
This study is designed by using SWOT analysis tool to identify the internal and external factors of youth organizations in supporting the food security development and formulating its empowerment strategies.
The result of this study shows that the youth organizations have several external obstacles in food security development but there are still internal strong potentials in youth organizations which can be optimalized to minimize this obstacles. Consequently, the strategies that should be used in this study is to oplimalize the strong that youth organizations had to minimize its obstacles.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Akbarwati
"This study examines the correlation between women’s employment and individual household members’ food security. It demonstrates that the trade-offs between women’s decision to enter the workforce and family members’ food security may depend on other factors such as household’s buying power, the existence of men’s employment within the household, and individual’s age. By utilizing the Indonesian longitudinal dataset from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) data at the individual level and binary logistic method, this study’s results show a positive correlation between having at least one woman working in one’s household and one’s food security status. The heterogeneity analysis results clarified that employment can benefit not only the well-being of women themselves but also enhance the food security of all members of her household, without any significant difference on the income and expenditure group of the household or whether there are working men in the household.

Studi ini mengkaji korelasi antara pekerjaan perempuan dan ketahanan pangan masing-masing anggota rumah tangga dan menunjukkan bahwa trade-off antara keputusan perempuan untuk memasuki dunia kerja dan ketahanan pangan anggota keluarga mungkin bergantung pada faktor-faktor lain seperti daya beli rumah tangga, keberadaan laki-laki. pekerjaan dalam rumah tangga, dan usia individu. Dengan memanfaatkan data longitudinal Indonesia dari data Indonesia Family Life Survey (IFLS) pada tingkat individu dan metode logistic biner, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara memiliki setidaknya satu perempuan yang bekerja di rumah tangga dan status ketahanan pangan seseorang. Analisis heterogenitas menunjukkan bahwa memiliki pekerjaan tidak hanya memberikan manfaat bagi kesejahteraan perempuan itu sendiri tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan seluruh anggota rumah tangganya, tanpa adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok pendapatan dan pengeluaran rumah tangga tersebut atau apakah terdapat laki-laki yang bekerja di rumah tangga tersebut."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Rahmawati
"Tesis ini disusun untuk menganalisa pola-pola pemberdayaan perempuan yang dikembangkan oleh kelompok "Jumputan Ibu Sejahtera" Kelurahan Tahunan dalam mengelola usaha bersama pembuatan batik jumput/jumputan. Hal tersebut menarik minat peneliti untuk mempelajari lebih dalam mengenai pola-pola pengelolaan usaha yang hasil sepenuhnya untuk kesejahteraan anggotanya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengelolaan usaha, manfaat "Jumputan Ibu Sejahtera" dalam mendukung ketahanan keluarga, serta peran pemerintah bagi perkembangan kelompok ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi non partisipan dan wawancara. Narasumber pada penelitian ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari Pembina dan Pengurus kelompok 2 orang, anggota kelompok 6 orang, keluarga anggota yaitu suami 3 orang, Seksi Pemasaran Disperindagkop Kota Yogyakarta 1 orang, dan tokoh masyarakat Kelurahan Tahunan I orang.
Berdasarkan temuan penelitian, seluruh biaya operasional pengelolaan usaha di kelompok "Jumputan Ibu Sejahtera" dibiayai oleh LSPPK. Kerjasama dengan pihak lain lebih pada teknis pembuatan batik jumput dan pemasaran. Penerapan pola-pola pemberdayaan dalam pengelolaan usaha pembuatan batik jumput di kelompok "Jumputan Ibu Sejahtera" memberikan banyak manfaat bagi anggotanya yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Selain manfaat ekonomi anggota mendapat tambahan wawasan, teman, dan jaringan. Pembagian hasil usaha yang mengutamakan keuntungan anggota menjadi sumber pendapatan bagi anggota untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan terpenuhinya kebutuhan keluarga, permasalahan keluarga khususnya yang berkenaan dengan kondisi financial keluarga dapat diatasi dengan baik. Kemampuan untuk memecahkan permasalahan ini merupakan dasar bagi sebuah keluarga untuk mencapai ketahanan keluarga.

This research is compiled to analyze women empowerment patterns developed by "Jumputan Ibu Sejahtera" group of Tahunan district in handling batik jumput/jumputan production. That issue interest the researcher to learn more about the business pattern which all of the profits are given for the member's prosperity. The aims of the research are to analyze business management, the benefits of "Jumputan Ibu Sejahtera" in promoting family resilience and the government's role in developing the group. This research is qualitative research use qualitative descriptive method. Data collecting technique use non participant observation technique and interview. The numbers of respondent in this research are 13 people who consist of advisor and manager are two people, the members of the group are six people, and family of the group members are three people, a marketing manager of Disperindag Kota Yogyakarta and a socialite of Tahunan District.
Based on research invention, all operational costs of "Jumputan Ibu Sejahtera" group are funded by LSPPK. Cooperation with other institution is concerned to technique of batik jumput production and marketing. Implementation of empowerment pattern in business management of batik jumput production in "Jumputan Ibu Sejahtera" group, bring a lot of benefits for the members who are housewife. Beside the economic benefit, the members get knowledge, friends, and network. Sharing business result which concern with member's profit, become the source of income for the members to cover the family need. Fulfilled the family need, family problem which deal with family financial can be solved well. The ability to solve this problem is the basic to achieve family resilience."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhea Monica
"Bagi beberapa individu di banyak negara, makanan yang sehat dan cukup sudah menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Satu dari tiga orang di seluruh dunia tidak memiliki akses makanan yang memadai; oleh karena itu, sangatlah penting untuk mencari cara untuk meningkatkan ketahanan pangan. Faktanya, Pendapatan dari individu bukanlah faktor yang dapat meningkatkan ketahanan pangan, dan bisa dikaitkan dengan tabungan dari seorang individu. Studi ini mengkaji peran tabungan terhadap ketahanan pangan dan dampak penggunaan berbagai jenis tabungan, termasuk tabungan formal dan non-formal dengan menggunakan Propensity Score Matching (PSM) untuk memastikan komparabilitas kelompok tabungan dan non-tabungan terhadap ketahanan pangan. Hasil penelitian menemukan bahwa status ketahanan pangan individu berdasarkan Food Consumption Score (FCS) telah meningkat karena partisipasi menabung, yang meningkatkan status ketahanan pangan mereka menjadi upper-bound borderline atau food-secure lower-bound. Dari sisi tabungan formal, hasil penelitian menunjukkan bahwa tabungan formal hanya berdampak kecil terhadap ketahanan pangan. Hasil dari penelitian menganjurkan rekomendasi kebijakan untuk mendorong masyarakat menabung selain memiliki tabungan formal dengan meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Selain itu, program jaminan sosial seperti Bantuan Sosial (Bansos) dapat difokuskan untuk mendorong masyarakat menabung daripada mendukung masyarakat untuk memiliki rekening tabungan formal.

Achieving sufficient and healthy food has been one of the challenges faced by many countries. Around one out of three people worldwide do not have access to adequate food; hence, it is crucial to figure out ways to improve food security. High income is not the determinant of food security, and it can be related to financial products such as savings. This study examines the role of saving on food security and the impact of using different types of savings, including formal and non-formal savings using Propensity Score Matching (PSM) to ensure the comparability of saving and non-saving groups on food security. The research found that the individuals' food security status based on Food Consumption Score (FCS) had been improved due to saving participation, which increases their food security status to be upper-bound borderline or food-secure lower-bound. In terms of formal saving, the result demonstrated that formal saving only has a small impact on food security. The study's findings advocate for policy recommendations to encourage people to save despite having formal savings by improving the financial literacy of Indonesian people. Moreover, social security programs such as Bantuan Sosial (Bansos) could focus on encouraging people to save instead of supporting low-income people to have formal saving accounts."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Setio Pamuji
"[ABSTRAK
Kondisi human security bagi perempuan dan anak, maupun ketahanan keluarga rentan tidak terpenuhi dalam perkawinan siri. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mengetahui bagaimana persepsi dan bagaimana bentuk perlindungan yang diberikan negara dalam mengatasi dampak yang timbul dari perkawinan siri. Melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan institusi negara di bidang kependudukan, perkawinan, perlindungan perempuan dan anak, diketahui bahwa negara melarang perkawinan siri karena tidak memiliki kekuatan hukum yang membuat negara sulit untuk dapat melakukan perlindungan. Isbat nikah menjadi solusi untuk memperoleh status perkawinan yang sah, sehingga perempuan dan anak dapat memperoleh haknya sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara, mencapai kondisi human security, dan ketahanan keluarga.

ABSTRACT
Human security for women and children, also family resilience are vulnerable not fulfilled in siri marriage. This qualitative research is trying to determine how perceptions and how a form of protection given by the state in overcoming the effects of siri marriage. Through in-depth interviews were conducted with state institutions in the field of demography, marriages, protection of women and children, it is known that the state prohibits siri marriage because it has no legal power that makes it difficult for state to be able to do the protection. Isbat nikah could to be the solution to obtain a legal marriage status, so that women and children can obtain their rights as family members, as citizens, achieving human security conditions, and achiecing the family resilience., Human security for women and children, also family resilience are vulnerable not fulfilled in siri marriage. This qualitative research is trying to determine how perceptions and how a form of protection given by the state in overcoming the effects of siri marriage. Through in-depth interviews were conducted with state institutions in the field of demography, marriages, protection of women and children, it is known that the state prohibits siri marriage because it has no legal power that makes it difficult for state to be able to do the protection. Isbat nikah could to be the solution to obtain a legal marriage status, so that women and children can obtain their rights as family members, as citizens, achieving human security conditions, and achiecing the family resilience.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizha Ilma Qadriina
"Penelitian ini membahas mengenai kegiatan pemberdayaan masyarakat bagi masyarakat terdampak Pandemi Covid-19 melalui program ketahanan pangan di Desa Tenjo oleh Human Initiative. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif serta berlangsung sejak oktober 2020 hingga Juli 2021 . Data didapat melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi yang melibatkan tujuh orang informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat tahapan pemberdayaan yang dilakukan dalam program, meliputi tahap perencanaan, persiapan, implementasi program dan tahap monitoring evaluasi kegiatan. Dalam pelaksanaan program, terdapat beberapa faktor yang menghambat yang dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek organisasi, networking, komunitas, dan eksternal. Dalam mengatasi hambatan dari berbagai aspek tersebut, dilakukan upaya-upaya yang dapat meminimalisir dampak dari adanya hambatan tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa tahapan pemberdayaan yang dilakukan dalam program ketahanan pangan Desa Tenjo sesuai dengan tujuh tahapan pengembangan masyarakat. Selain itu, hambatan yang terjadi selama pelaksanaan program, sesuai dengan kendala dalam tahapan pengembangan masyarakat. Sedangkan, upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut dapat dikaitkan dengan deskripsi dalam tahap evaluasi proses dan hasil perubahan. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengkajian mengenai apakah terdapat perbedaan dalam tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada saat sebelum dan sesudah Pandemi Covid-19, serta dikaji juga hambatan dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang muncul di tengah kondisi Pandemi Covid-19 dalam program ketahanan pangan Desa Tenjo.

This study discusses community empowerment activities for communities affected by the Covid-19 pandemic through the food security program in the Tenjo Village by the Human Initiative. The research approach used is a qualitative research approach with descriptive research type with a research period from October 2020 to July 2021. The data sources used were obtained through in-depth interviews, observation and documentation studies involving seven informants. The results showed that there were four stages of empowerment held in the program, including the planning, preparation, program implementation, and activity evaluation monitoring stages. During implementation program, there are several inhibiting factors that can be classified based on organizational aspect, networking aspect, community aspect, and external aspect. To overcome the obstacles from those various aspects, efforts are made to minimize the impact of those obstacles. The results of the analysis show that the stages of empowerment held in the Tenjo Village food security program are in accordance with the seven stages of community development. In addition, the obstacles that occur during program implementation are in accordance with the obstacles in the community development stage. Meanwhile, the efforts made to overcome these obstacles can be done with a description in the evaluation of the process and the results of the changes. This study will also examine whether there are differences in the stages of community empowerment carried out before and after the Covid-19 pandemic. In addition, this study will also examine the obstacles in implementing community empowerment during the Covid-19 pandemic in the Tenjo Village food security program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estiana Rusmawati
"Rendahnya kehananan pangan masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan, baik pada tingkat global maupun nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, berbagai studi menunjukkan hubungan penting modal sosial terhadap Ketahanan pangan. Namun, studi tersebut di Indonesia masih belum komprehensif karena hanya mencakup provinsi, kabupaten, kecamatan, bahkan kelurahan/desa tertentu. Untuk itu, penelitian ini berkontrubusi dengan menggunakan sample yang lebih komprehensif, yaitu meliputi 68.304 rumah tangga sampel Susenas BPS 2018. Hasil pengujian menggunakan estimasi Two-Stage Least Square menunjukkan bahwa modal sosial bonding maupun bridging berkorelasi signifikan terhadap Ketahanan pangan. Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa korelasi modal sosial bridging lebih kuat dibandingkan dengan bonding. Penjelasan atas hal tersebut adalah terkait dengan karakteristik dari setiap modal sosial tersebut. Modal sosial bonding merupakan interaksi diantara masyarakat yang homogen sedangkan modal sosial bridging heterogen. Sebagai akibatnya, interaksi dalam modal sosial bridging dapat memfasilitasi berbagai informasi maupun sumber daya dari dari anggota yang berasal dari golongan ekonomi yang lebih tinggi kepada anggota yang lain. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini merekomendasikan perbaikan terhadap program-progam pemerintah dalam rangka perbaikan ketahanan pangan rumah tangga dengan melibatkan peran modal sosial bridging.

Food security is still one of the unresolved global and national issues. Various studies conducted in this field have confirmed the crucial influence of social capital on food security. Nevertheless, these studies were still not thorough enough in Indonesia since these studies only covered households in a particular area, such as a province, district, subdistrict, or even a village. Accordingly, this study contributes to the existing literature by employing a more comprehensive sample consisting of 68,304 households obtained from Statistic Indonesia’s Susenas 2018. Based on the Two-Stage Least Square regression test, this study suggests that social capital bonding and bridging statistically correlate to food security. Furthermore, this study shows that bridging social capital has a more substantial influence on food security. An explanation for this situation is related to each social capital’s nature. Bonding social capital involves social interactions among people with a homogenous background. Conversely, bridging social capital covers the interaction of people from various backgrounds. In other words, people actively engaged in bridging social capital might earn benefits from a higher-level economy member or transfer knowledge from people across the various community. Therefore, based on this evidence, this study recommends enhancing the existing government programs to address household food security issues by involving bridging social capital"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah Khaeriyah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran lembaga keuangan mikro Islam terhadap pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan pada penelitian ini meliputi tiga dimensi pemberdayaan yaitu Economic Empowerment (ECEM), Socio-Cultural Empowerment (SCEM), dan Familial Empowerment (FLEM). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada dua lembaga keuangan mikro Islam di Depok dan Tangerang Selatan melalui survei kuesioner terhadap 100 responden yang merupakan nasabah pembiayaan mikro dan anggota program pemberdayaan perempuan yang kemudian diolah menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan dan lama pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Economic Empowerment (ECEM) dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Socio-Cultural Empowerment (SCEM) sedangkan pada Familial Empowerment (FLEM) jumlah pembiayaan tidak berpengaruh signifikan dan lama pembiayaan berpengaruh signifikan.

This research aims to see the role of Islamic microfinance institutions on women's empowerment. Women empowerment in this study includes three dimensions of empowerment, namely Economic Empowerment (ECEM), Socio-Cultural Empowerment (SCEM), and Familial Empowerment (FLEM). This research uses a case study method at two Islamic microfinance institutions in Depok and South Tangerang through a questionnaire survey of 100 respondents who are microfinance customers and members of the women's empowerment program which is then processed using multiple linear regression methods. The results showed that the amount of financing and the length of financing had a significant effect on Economic Empowerment (ECEM) and had no significant effect on Socio-Cultural Empowerment (SCEM) while on Familial Empowerment (FLEM) the amount of financing had no significant effect and the length of financing had a significant effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>