Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Wulan Sari
"Tesis ini membahas mengenai analisis biaya pemulihan pada NICU RSUD Koja pada tahun 2016. Permasalahan yang ada adalah besarnya pengeluaran yang harus ditanggung oleh rumah sakit pada di NICU. Penelitian ini merupakan analisis kualitatif dengan data kuantitatif, analisis kuantitatif yaitu menghitung tingkat pemulihan biaya pelayanan NICU RSUD Koja yang terjadi dalam rentang waktu Januari-Desember 2016.metode yang di gunakan adalah step down dan analisis SWOT. Dari hasil penghitungan ini menunjukan pembiayaan terbesar adalah pada operasional yaitu sebesar 54 dari total biaya. Pengeluaran terbesar adalah belanja pegawai yaitu sebesar 26 dari total biaya, pemulihan biaya di NICU sebesar 85 yang menggambarkan NICU mengalami defisit. Dalam mengatasi defisit tersebut manajemen RSUD dapat membuat kebijakan yang berkaitan dengan penetapan biaya satuan serta membuat langkah strategis antara lain meningkatkan utilisasi, efisiensi, mengurangi lama hari rawat dan melibatkan perawat pelaksana. Rumah sakit dapat meningkatkan pemanfaatan NICU salah satunya dengan menjadi rujukan pelayanan NICU di DKI maupun rujukan nasional yang bekerjasama dengan asuransi swasta dan rumah sakit lainnya.

This thesis discuss about the cost recovery rate analysis at NICU RSUD Koja in 2016. The existing problem is the amount of expense that should be borne by the hospital on NICU. This research is qualitative analysis by using quantitative data and interviews. the method use is step down and SWOT analysis. From the results of this calculation shows that the largest financing is on the operational that is equal to 54 of the total cost. The largest expense is employee expenditures that is equal to 26 of the total cost, cost recovery in the NICU described that the NICU is experiencing deficit. In addressing the deficit management of RSUD can create a policy with regard to the costing unit as well as making strategic steps such as improving utilization, efficiency, reducing length of stay and involving nurses. Hospitals can improve the utilization of NICU such as becoming a referral NICU service in DKI as well as national reference that work together with private insurance and other hospitals."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmelia Kristina
"RSIA "X" Jakara adaiah mmah sakit dengan fasilitas pelayanan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) sejak awal tahun 2007, dimana kunjungau yang terus meningkat. Namun sebagian besar pasien merupakan golongan mayamkat miskin. Rumah sakit ini belum pemah menghitung tingkat pemulihan biaya ruang NICU, padahal memiliki rencana ekspansi kapasitas yang telah ditentukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tingkat pemulihan biaya ruang NICU dengan menggunakan CPAP dan Ventilator dengan demikian dapat diketahui bcsar subsidi rumah sakit, Pcngumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dengan mencatat data keuangan tahun 2007 - 2008 dan secara kualitatif melalui wawancara mendalam.
Hasil menunjukkan ruang NICU di RSIA "X" Jakarta perawatan dcngan CRR alat CPAP tahun 2007 sebesar 37% sehingga mendapatkan subsidi sebcsar 63% dan tahun 2008 CRRnya 68% sehingga menerima subsidi sebesar 32%. Prediksi subsidi pada tahun 2009 adalah 32% - 49% . Perawatan dengan ventilator CRR nya pada tahun 2007 sebesar 22% sehingga menerima subsidi sehesar 88% dan tahun 2008 CRR nya 53% schingga menerima subsidi sebesar 47%. Prediksi subsidi pada tahun 2009 adalah 33%- 45%.
Di sarankan kepada pihak rumah sakit agar mempcrtimbangkan apakah subsidi yang akan diberikan pada tahun mendatang dapat mendukung misi dari rumah sakit dalam pelayanan masyarakat miskin.

RSIA "X" Jakarta is a hospital which equipped with Neonatal intensive Care Unit since 2007. Most of the patients are poor people .This hospital has never been calculate the cost recovery rate of NICU programme but they have planned some strategies to increase the utilization of NICU's.
The purpose of this research is to know the cost recovery rate in NICU room; for both CPAP & ventilator, in order to estimate subsidy has been contributed to the patient. This is a case study research in RSIA "X" Jakarta,using two methods. The quatitative approach was done by using secondary data employed and the qrmlitative approach was done by interviewing informants.
The result shows that Cost Recovery Rate (CRR)NICU by using CPAP was 37% in 2007 accepting subsidy 37%, in 2008 (IRR was 68%.lr so predicted the subsidy will continue growing to 32% - 49% for CPAP treatment in 2009. CRR ofthe NICU by using ventilator in 2007 was 22% and in 2008 the CRR was 53% and accepting subsidy 47%. It is predicted thai the subsidy wiil reach 33%- 45% in 2009.
Its is recommended to use this result to consider whether the subsidy for the coming years will be accepted, in line with hospitaI's mission to senfe the poor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Peristiana
"Penanganan program kesehatan bagi masyakat tidak mampu adalah tanggung jawab Pemerintah. Melalui subsidi diharapkan penanganan tersebut menjadi optimal sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Agar subsidi yang ada tepat, baik secara ukuran kuantitatif maupun kualitatif maka periu dilakukan perhitungan biaya yang rill dan evaluasi terhadap penerimaan subsidi tersebut kepada pihak yang memang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kecukupan subsidi pasien tidak mampu di lnstalasi Rawat Jalan RSUD Koja berdasarkan perhitungan biaya satuan dan bagaimana evaluasi penerimaan subsidi tersebut untuk pasien yang benar-benar tidak mampu (validasi). Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yang pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, pengumpulan data sekunder dan survei lapangan untuk validasi pasien tidak mampu.
Hasil penelitian menyimpulkan besarnya biaya satuan pelayanan rawat jalan untuk pasien tidak mampu adalah sebesar Rp. 104.000,- termasuk biaya obat, yang diperoleh dengan perhitungan analisis biaya Activity Based Costing. Evaluasi ketepatan subsidi kepada Pasien tidak mampu yang berhak menerima dengan kriteria yang telah ditetapkan memiliki validitas ketidakmampuan sebesar 96 %. Sebanyak 4 % sisanya merupakan pasien tidak mampu yang berasal dari luar Jakarta Utara sehingga tidak diperhitungkan.
Untuk mendapatkan angka subsidi yang mencukupi kebutuhan pengobatan pasien tidak mampu maka pemerintah perlu memperhitungkan besar biaya satuan. Dan untuk pelaksanaan prosedur dan ketepatan pemberian subsidi tersebut perlu dilakukan pengawasan dari pihak terkait.
Daftar bacaan : 35

Analysis on Cost Subsidy for the Poor at Ambulatory Care Service unit, Koja General District HospitalProtecting the poor is Government's responsibilities. Implementation of subsidy policy seems to be the important strategy to meet the medical treatment need for the poor effectively. To ensure appropriateness of the subsidy, calculation on the unit cost is needed.
The objective of this study is to obtain information on subsidy for Ambulatory in Unit of Koja General District Hospital based on the unit cost and validation of those who entitled to obtain the subsidy.
The study showed that the cost was Rp. 104.000,- based on Activity Based Costing analysis. It is also confirmed that 96% subsidy provided is distributed to the entitled person. The remaining 4% was dedicated for those who reside outside North Jakarta.
Based on the study result, the Government need to calculate the unit cost of subsidy for the poor. To ensure the appropriateness and sufficient subsidy, control to the subsidy disbursement is needed.
References: 35"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Hasudungan
"Yang dimaksud dengan Kebijaksanaan Kartu Sehat di sini adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/XI/1994 Tentang Kartu Sehat.
Analisis kebijaksanaan terhadap kebijaksanaan Kartu Sehat dilakukan dengan menganalisis pelaksanaan kebijaksanaan Kartu Sehat di lapangan maupun isi kebijaksanaan itu sendiri. Jenis penelitian ini adalah suatu studi kasus dengan pendekatan metode kualitatif yang berorientasi kepada proses.
Proses analisis kebijaksanaan dilaksanakan dengan mengidentifikasi masalah-masalah potensial yang mungkin timbul serta menetapkan faktor penyebabnya, untuk selanjutnya dirumuskan alternatif-alternatif pemecahannya.
Alternatif-alternatif pemecahan tersebut kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan. Alternatif pilihan ini diusulkan dalam bentuk rekomendasi sebagai masukan/saran bagi pemerintah dalam menindaklanjuti kebijaksanaan Kartu Sehat yang ada.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kebijaksanaan Kartu Sehat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/XI/1994 Tentang Kartu Sehat temyata belum terlaksana di RSUD Koja dan Puskesmas Kali Baru sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diketahui dari timbulnya berbagai masalah potensial dalam pelaksanaan kebijaksanaan Kartu Sehat.
Timbulnya berbagai masalah potensial dalam pelaksanaan kebijaksanaan Kartu Sehat dikarenakan 2 (dua) hal yaitu :
1. Belum mantapnya persiapan pemerintah dalam melaksanakan program Kartu Sehat di lapangan.
2. Terdapat kelemahan pada isilmateri kebijaksanaan Kartu Sehat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/X1/1994 Tentang Kartu Sehat itu sendiri.
Untuk mengatasi berbagai masalah potensial yang timbul disarankan agar pemerintah segera mengambil langkah untuk menetapkan kebijaksanaan baru dengan melakukan perubahan terhadap isi/materi kebijaksanaan Kartu Sehat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/XI/1994 Tentang Kartu Sehat sehingga mampu mengantisipasi segala permasalahan yang timbul. Dalam melakukan perubahan terhadap isi/materi Keputusan Menteri Kesehatan tersebut perlu melibatkan semua instansi yang terkait dalam program agar dalam pelaksanaan program di lapangan diharapkan semua pihak memberikan dukungan optimal.
Kebijaksanaan baru tentang Kartu Sehat tersebut yang nantinya akan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI ditindak lanjuti dengan membuat Petunjuk Pelaksanaannya dalam bentuk Surat Keputusan Bersama ( SKB ) antara Departemen Kesehatan dengan Departemen terkait meliputi hal- hal yang berkaitan dengan bidang tugas Departemen bersangkutan. SKB ini kemudian dijabarkan oleh Departemen terkait dengan membuat Petunjuk Teknis (JUKNIS). Petunjuk Teknis ini dapat diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri/Instruksi Menteri ataupun Surat Edaran Departemen bersangkutan untuk selanjutnya disebarluaskan kepada masing-masing aparatnya di Daerah sebagai pedoman dalam menunjang pelaksanaan program Kartu Sehat di lapangan.

The Kartu Sehat policy in this study is documented in the Minister of Health decree number 1122/Menkes/SK/XI/1994 about Kartu Sehat.
A policy analysis on Kartu Sehat is conducted by analyzing both the implementation of the policy and the content of Minister Of Helth decree on Kartu Sehat. It is a case study with qualitative approach focused on the process.
Policy analysis is performed by identifying potential problems, and determining causal factor, to formulate alternative solutions. These alternatives are evaluated using predetermined criteria. The selected alternative is proposed as a recommendation and input for the government to review up Kartu Sehat policy.
The study concluded that Kartu Sehat policy has not been properly implemented in RSUD Koja and Puskesmas Kalibaru. The study also identified two major potential problem as follows:
1. Lack of preparation by the government to implement Kartu Sehat program.
2. Minister of Health decree on Kartu Sehat contains some weak points.
To overcome these potential problems it is proposed that the government take immediate action to review the Minister of Health decree Number 1122/Menkes/SK/XI/1994 about Kartu Sehat. It is important to involve all related sectors in the review to obtain support needed for smooth implementation.
It is considered necessary to formulate a joint decree on Kartu Sehat between Ministry of Health and other related ministries ( Ministry of Internal Affairs , Ministry of Finance, etc) to be followed by technical guidelines. Dissemination of the new decree and its guidelines to all providers is essential for better implementation."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"Rumah sakit merupakan organisasi yang memberi pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanan penunjang non medik. Pelayanan medik tidak dapat dapat berhasil, jika tidak didukung oleh pelayanan penunjang medik dan pelayanan penunjang non medik. Unit laundry merupakan unit penunjang non medik yang memberikan pelayanan linen terutama kepada pasien rawat inap. Unit laundry merupakan unit yang melakukan pengelolaan linen rumah sakit, khususnya linen yang merupakan kelengkapan tempat tidur pasien rawat inap. Dari literatur diketahui bahwa adanya keharusan setiap rumah sakit menyediakan linen bersih siap pakai kebutuhan pasien, sehingga upaya agar linen pasien selalu tersedia, maka dibutuhkan unit laundry yang melakukan pengelolaan linen yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil pengelolaan linen rawat inap di RSUD Koja Jakarta Utara, dimana masih terdapat hasil yang yang belum sesuai dengan standar hasil pengelolaan antara lain: 1. Linen kurang bersih, 2. Linen berubah warna, 3. Linen kusut. Variabel penelitian terdiri dari karakteristik pasien rawat, inap, karakteristik petugas rawat, karakteristik petugas laundry yang berhubungan dengan persepsi penilaian tentang hasil pegelolaan linen dan pelaksanaan pengelolaan linen terhadap hasil pengelolaan linen.
Metoda penelitian dengan pendekatan deskriptif analitik dengan analisa data secara kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi terhadap hasil pengelolaan dan pengamatan langsung untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan linen di unit laundry RSUD Koja.
Analisis data dilakukan analisa univariat untuk melihat sebaran setiap variabel, dan analisa bivariat untuk melihat hubungan variabel melalui metoda uji beda proporsi dengan pendekatan chi square dan metode regressi logistik dengan uji wald test.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan berupa masih terdapatnya linen hasil pengelolaan yang kurang bersih, kurang licin dan berubah warna, faktor yang berhubungan dengan persepsi terhadap hasil pengelolaan linen adalah pendidikan petugas rawat inap berhubungan dengan persepsi linen licin dan linen berbau, serta lama bekerja berhungan dengan persepsi linen bersih, dan pelaksanaan pengelolaan sesuai SOP yang ada belum dilaksanakan dengan benar serta SOP yang ada saat ini belum efektif.
Guna meningkatkan pelayanan linen pasien rawat inap, maka upaya yang dimungkinkan adalah meningkatkan pembinaan dan pengawasan agar SOP yang ada dilaksanakan dengan benar oleh seluruh petugas laundry dan penyesuaian SOP yang ada agar lebih efektif, serta peningkatan pengetahuan seluruh petugas laundry tentang pengelolaan linen.

Hospital is an organization that provides health care service, which include a medical services, medical support service and non-medical support service. Medical service is very dependent to , medical support service and non medical support service. Laundry is a non-medical unit which its function to give linen service, specially for in patient unit as a component of in patient's bed equipment. As in the literature, the hospital has to provide clean and ready to use linen, which is becomes part of laundry unit's role. The quality of laundry processing output is depending on the laundry unit performance. Therefore hospital has to step-up the laundry unit performance to provide the better linen output.
The objective of this research was to evaluate the in patient linen processing output that's provided by the laundry unit at Koja Hospital, which still have non standard results, such as 1.un clean linen, 2.colour changing linen, and 3.wrinkle linen. Variables of this study are the characteristic of in-patient person, characteristic of nursing personnel, and the characteristic of laundry personnel, related to their perception on the output and the process of providing clean and ready to use in-patient linen.
The methodology of this research is descriptive analytic approach by using questionnaire to know the perception of the respondent related to in-patient linen processing output and direct observation to know the process of providing clean and ready to use in-patient linen of laundry unit at Koja Hospital.
The data analysis was done by quantitative method by univariat analytic approach to find the spreads of each variable and bivariat analytic to identification the relation among variables using Different Proportional Method with Chi-square test and Logistic Regression Method with Wald test.
The result of this study was found that there were dirty linen, smooth linen and changing color linen. The factor that related with their perception about wrinkle linen and smooth linen was the education of in-patient personnel. Factor that related to in-patient personnel perception about clean linen was their working experience. Another result was found that SOP has been used at the hospital was not effective and not implemented well.
In order to increase in-patient linen service, possible effort are step-up controlling and directing the SOP implementation, adjust present SOP to be more effective and increase the knowledge of laundry unit personnel about laundry operational process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T2556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rizki Novita Sejati
"Upaya mendukung visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta (RSUD Koja) dalam memberikan layanan yang unggul dan terstandarisasi memerlukan desain perencanaan strategis yang baik. Penelitian ini mendukung persiapan perencanaan pemasaran strategis rawat jalan dengan bantuan desain kualitatif untuk pengembangan pemasaran di RSUD Koja. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui wawancara mendalam dengan manajemen dan survei rawat jalan langsung dengan 110 responden, sedangkan data sekunder dilakukan dengan mengeksplorasi data internal dan eksternal rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Koja berada di sel II, yaitu dalam posisi Grow and Build, dengan strategi terbaik yang dipilih adalah strategi intensif yang meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Pengembangan strategi pemasaran juga membutuhkan perubahan eksternal dan internal yang dinamis. Implementasi pengembangan rencana pemasaran strategis rawat jalan membutuhkan dukungan manajemen puncak dan kesadaran staf tentang pentingnya pemasaran, dan kemudian strategi pemasaran dapat diimplementasikan dengan benar

In supporting the vision and mission of the Jakarta Koja Regional Hospital (RSUD Koja) in providing superior and standardized services, it requires a good strategic planning design. This research supports the preparation of outpatient strategic marketing planning with the help of qualitative design for marketing development in Koja District Hospital. The study was conducted by analyzing primary and secondary data. Primary data were collected through in-depth interviews with management and direct outpatient surveys with 110 respondents, while secondary data was conducted by exploring internal and external data of the hospital. The results showed that Koja District Hospital was in cell II, which is in the Grow and Build position, with the best strategy chosen was an intensive strategy which included market penetration, market development and product development. The development of marketing strategies also requires dynamic external and internal changes. Implementing the development of an outpatient strategic marketing plan requires top management support and staff awareness about the importance of marketing, and then the marketing strategy can be implemented properly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, F. Kurniasari
"IFRS merupakan bagian integral dari Rumah Sakit yang merupakan pengelola tunggal perbekalan farmasi di RSUD Koja dan menyerap anggaran belanja farmasi yang tinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 94,88% dibandingkan pada tahun 2001. Penggunaan anggaran yang tinggi sebaiknya diikuti dengan pengelolaan yang baik, serta kreativitas dalam mengatasi berbagai kendala dan keterbatasan dalam pelayanan Farmasi.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengelolaan perbekalan farmasi secara optimal yang dihubungkan dengan pelaksanaan fungsi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan.
Penelitian bersifat studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metoda yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan teiaah dokumen. Informan penelitian terdiri dari Direktur beserta pejabat struktural yang terkait, Apoteker sebagai Kepala IFRS, dan staf Asisten Apoteker, keseluruhan perbekalan farmasi yang tersedia.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa belum adanya struktur organisasi yang baku serta uraian tugas dan wewenang yang jelas di IFRS, kualitas dan kuantitas SDM yang kurang, PFT yang belum terlibat secara aktif, tidak lengkapnya sistem prosedur tetap sebagai acuan bagi petugas, penyerapan anggaran yang digunakan untuk belanja farmasi sebesar Rp. 3.858.191.076,- pada tahun 2002 dan adanya hutang belanja farmasi 2002 sebesar Rp. 446.109.951,-. Proses perencanaan menggunakan metoda konsumsi, proses pengadaan secara pelelangan dan pengadaan secara langsung pada tahun 2002, sedangkan pengadaan pada tahun 2003 dilakukan secara langsung, dengan jumlah idle stock berdasarkan stock opnanne per 31 Desember 2002 sebesar Rp. 1.990.165.381,-. Dari anggaran yang tersedia besarnya anggaran yang digunakan untuk pendistribusian perbekalan farmasi sebesar Rp. 2.544.259.058,- pada tahun 2002 dan Rp. 998.386.463,- pada tahun 2003. Diperoleh juga hasil pencatatan stok yang tidak tepat sehingga menghasilkan pelaporan yang tidak pasti.
Kesimpulannya adalah pengelolaan perbekalan farmasi pada periode 2002 sampai dengan Mei 2003 belum dilakukan secara optimal yang disebabkan oleh factor-faktor seperti: belum adanya struktur organisasi baku, kualitas dan kuantitas petugas kurang, belum adanya revisi Formularium Rumah Sakit oleh PFT, belum adanya evaluasi terhadap kebijakan tahun 1997, prosedur tetap (SOP) yang tidak lengkap, serta pengawasan yang kurang. Saran untuk mencapai pengelolaan perbekalan farmasi secara optimal adalah menetapkan struktur organisasi yang baku, pelatihan logistik bagi petugas, penetapan standar minimal pelayanan IFRS, melakukan proses perencanaan secara VLW, pengadaan menggunakan metoda ABC, revisi Formularium Rumah Sakit oleh PFT, dan kepada pihak manajemen untuk mengevaluasi pelayanan obat bagi karyawan agar tercapainya efisiensi dan efektifitas.
Daftar Bacaan: 31 (1982 - 2002)

The Optimally Management of Pharmaceutical Preparation at Koja Hospital North JakartaThe pharmacy department is an integral element of hospital in managing pharmaceutical operation at RSUD Koja. In 2002, the use of pharmaceutical are 98,88% higher than the last year's account. Logically, a higher cost should be followed by a good management of pharmaceutical operation and an improved creativity in handling the operational problems.
The objective of research is to obtain optimal figure of pharmaceutical operation connected to planning, procurement, storage, distribution, stock records, and data reporting.
The method of research is by doing case-study with qualitative analysis and the use of descriptive analysis. The data collecting was done by in depth interview, observation, and document finding. The informant are focused on director with the hospital managers who connected to pharmaceutical operation, pharmacist as a chief of pharmacy department and staff and all of source that connected to the pharmaceutical.
The result shows, there are no standard structure of hospital pharmacy with job description as a guide to staff, no empowering, improper quality and quantity of human resources, no activity of The Pharmacy and Therapeutics Committee, there are no systematic procedure and rules guide staff. In 2002, the total cost of pharmaceutical preparation is Rp 3.858.191.076 and the total debt of Rp 446,109.951. The current method of planning based on consumption, tendering procurement and direct procurement in 2002, with the total of idle stock in December 31, 2002 is Rp. 1.990,165.381. The cost of pharmaceutical distribution is Rp. 2,544.259.058 in 2002 and on the next year is already reach the point of Rp. 998.386.463 until may 31, 2003. Besides, there are inaccurate records which causing an invalid reports.
The conclusion of research are no optimal management of pharmaceutical operation in 2002 until May 2003, caused by no standard structure, lack of quality and quantity of human resource, no systematic procedures and consistent rules, and no monitoring of results- The Suggestion in obtaining the optimal management of pharmaceutical operation are to build a standard structure, a continue training of logistic, for staff, minimal standard pharmaceutical care, planning process by VEN, using ABC method of procurement, revise the hospital's flow of drugs and to evaluate of drugs providing especially for the employee to obtain efficiency and effectiveness.
Reference: 31 (1982 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Hendrayani
"Dengan makin berkembangnya suatu rumah sakit, maka semakin kompleks pula jenis kegiatannya. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dari manajemen bagian di rumah sakit, salah satu diantaranya adalah bagian penerimaan pasien (Admission), yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk membantu pengelolaan rumah sakit dalam pencapaian tujuan dari manajemen rumah sakit itu sendiri.
Bagian penerimaan pasien (Admission) sebagai salah satu bagian di rumah sakit boleh dikatakan merupakan pintu gerbang rumah sakit dan juga sebagai ujung tombak arus pasien, karena bagian admission (disingkat menjadi admisi) mempunyai tugas antara lain : menerima pasien rawat Inap, menerima pembayaran pasien yang akan pulang rawat,dan juga memberikan informasi yang dubutuhkan oleh pasien.
Masalah dalam penelitian ini adalah : Belum berfungsinya sistem admisi sebagai pelayanan administrasi dan informasi rawar inap, dimana dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana keadaan SDM, sarana dan fasilitas serta prosedur (SOP), dan bagaimana proses pelaksanaan admisi selama ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan sistem admisi fungsinya sebagai pelayanan administrasi dan informasi rawat inap.
Metodologi penelitian yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan pendekatan sistem, melalui pengkajian terhadap sistem yang sedang berjalan serta merujuk ke literatur yang berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga di bagian admisi tidak tetap dan merangkap (double job). Belum mendapatkan pendidikan/pelatihan yang terencana, pemberian informasi belum optimal, belum diterapkan pengenalan SOP kepada petugas, belum diadakan evaluasi terhadap SOP, belum ada susunan uraian tugas (Job Description), belum ada reward untuk petugas admisi, dan adanya perbedaan honor untuk petugas yang dinas di bagian admisi.
Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kekurangan-kekurangan dari setiap permasalahan yang sesuai dengan teori yang ada. Penerapan upaya ini diharapkan dapat meningkatkan proses pelayanan terhadap pasien rawat inap.

Analysis Of In-Patients Admission System In RSUD Koja. The growth of a hospital makes the activities of it becomes more complex. Therefore, there is a need to develop department management in hospital, one of them is the admission, which is designed to fill the need for helping the hospital management to achieve the goal of the hospital itself.
The admission department is a hospital gate. It has several functions, such as : patient registration for in patient care : Admission system is still not functioning as an administration services and in patient information, which can be formulate problem as follows : How about Human Resources, Facilities as well as Standard Operational Procedure (SOP), and how the process the management of in patient care admission department.
The research goal is analysis the management of in patient care admission department. Research is analytic descriptive with qualitative approach through study of the system on and refer it to the approach literature.
The result shows that quantity of human resources not constants and double job, the identification and evaluation of the SOP that has never been done, while facilities are still not operated effectively and efficiently because of the lack of human resource and no developing program for the human resource.
All of these problems can be solved by repairing the weaknesses of each problem with the existing theory. Implementation of this will improve the quality of service for the patient in patient care department.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatyana Amanda Pinta
"Pandemi COVID-19 memberi dampak negatif pada rumah sakit. Rumah sakit harus bertahan dan melakukan berbagai modifikasi sebagai upaya adaptasi dengan keadaan yang tidak menentu, bahkan mengalami transformasi terhadap rencana strategis rumah sakit yang sudah dibuat sebelumnya. Evaluasi dan perubahan perencanaan strategis terkadang perlu dilakukan pada saat menghadapi kondisi yang sudah tidak relevan lagi. Upaya ini perlu dilakukan agar rumah sakit mampu mempertahankan keberlangsungannya. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran perbedaan dalam implementasi perencanaan strategis RSUD Tugu Koja dalam bidang sarana prasarana,sumber daya manusia, dan keuangan saat menjadi RS Rujukan COVID-19 Tahun 2020 dari tahun sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik triangulasi. Peneliti menganalisa data primer dan sekunder serta melakukan wawancara dengan melibatkan sebagian besar para pengambil keputusan dan stakeholders untuk mengidentifikasi aspek – aspek perencanaan strategis RSUD Tugu Koja sebelum dan setelah pandemi COVID-19. Sedangkan pada kinerja keuangan, Rumah Sakit Umum Daerah Tugu Koja terjadi peningkatan pendapatan dari 2019. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa ketiga unsur penting dalam RENSTRA memiliki pengaruh terhadap seluruh proses pelayanan pasien pada masa pandemi COVID-19 di RSUD Tugu Koja yaitu sumber daya manusia, sarana prasarana dan anggaran. Upaya sosialisasi kebijakan dari level paling tinggi sampai ke bawah memerlukan upaya yang simultan dan terus menerus, serta harus ada upaya evaluasi apakah setiap pihak sudah menerima kebijakan tersebut dan bagaimana implementasinya.

The COVID-19 pandemic has had a negative impact on hospitals. Hospitals must survive and make various modifications in an effort to adapt to uncertain conditions, and even undergo a transformation to the hospital's strategic plan that has been made previously. Evaluation and changes in strategic planning that need to be done when facing conditions that are no longer relevant. This effort needs to be done so that the hospital is able to maintain its continuity. The purpose of this study was to describe the differences in the implementation of the Tugu Koja Hospital strategic plan in the fields of infrastructure, human resources, and finance when it became a 2020 COVID-19 Referral Hospital from the previous year. This research was conducted using qualitative methods with triangulation techniques. Researchers analyzed primary and secondary data and conducted interviews involving most decision makers and stakeholders to identify aspects of strategic planning at Tugu Koja Hospital before and after the COVID-19 pandemic. Meanwhile, in terms of financial performance, Tugu Koja Hospital experienced an increase in revenue from 2019. Based on the results of research that has been done, it is known that three things that are not important in the RENSTRA affect the whole process. patient services during the COVID-19 pandemic at Tugu Koja Hospital, namely human resources, infrastructure and budget. Efforts to socialize policies from the highest to the lowest levels require simultaneous and continuous efforts, and there must be an evaluation of whether each party has accepted the policy and how it is implemented."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdhi Adha
"Salah satu penilaian mutu pelayanan rumah sakit adalah tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah cukup dengan mutu yang baik, serta harganya memadai. Perencanaan persediaan perbekalan farmasi terpenting berada di kamar operasi, karena dalam kamar operasi kelancaran pelayanan pasien sangatlah utama dibandingkan pada bagian lain. Kamar operasi harus dapat menyediakan perbekalan secara optimal, tetapi tetap harus diingat tidak boleh berlebihan.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan analisis distribusi, dimana akan diketahui distribusi kelompok persediaan yang kritis untuk pelayanan terhadap pasien, dilanjutkan dengan penelitian operasional peramalan dengan analisis kuantitatif, agar dapat diketahui model perencanaan persediaan kritis untuk tahun depan.
Adapun hasil analisis Indeks Kritis dapat diketahui bahwa :
1. Terdapat obat-obatan yang biaya investasi besar, tetapi indeks kritisnya kecil, dan sebaliknya terdapat obat-obatan yang biaya investasi kecil tetapi mempunyai indeks kritis yang tinggi.
2. Dengan analisis Indeks Kritis ABC ternyata kelompok obat yang termasuk kelompok yang harus diperhatikan dalam pengendalian persediaan obat, jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan analisis ABC biasa.
Kemudian, dari hasil penelitian peramalan :
1. Semua metode peramalan dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah pemakaian obat.
2. Pemilihan metode peramalan juga harus mempertimbangkan jumlah data dengan fluktuasi data.
Beberapa alternatif untuk rumah sakit dalam melakukan perencanaan :
1. Peran dokter dalam melakukan proses perencanan harus dilibatkan agar ikut merasa bertanggung jawab.
2. Dalam melakukan perencanaan agar juga terarah harus dilakukan formularium standard.
3. Dalam pemilihan peramalan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk dipilih peramalan paling baik.
4. Dan dalam melakukan peramalan perlu dipertimbangkan peramalan jenis lain yang bukan hanya berdasarkan waktu

Analysis of Medicine Reserve Planning in the Operating Room at RSUD Koja Jakarta One parameter for assessing hospital quality is the availability in sufficient number good quality and suitable price. The most important medicine reserve planning is for the operating room, because we can not afford any lack of medicine during operation. Operating room should have medicine reserve in optimal amount, but not too excessive.
This research is a case study with distribution analysis, which from there, it will be determined group critical medicine reserve for patient. After that it will be continued by forecasting operational study with quantitative analysis, in order to determine the model for planning critical reserve for next year.
The results of this critical index analysis are :
1. There is medicine with high cost, but low critical index, but on the other side there is medicine with low cost but high critical index.
2. Critical Index ABC analysis shows that the amount of medicine that must be considered in planning medicine reserve is more than the amount of medicine from usual ABC analysis.
The results from forecasting studies are:
1. All Forecasting method can be used to predict the amount of medicine used.
2. The choice of forecasting method should consider amount of data with data fluctuation.
Some alternatives for hospital in planning medical reserve are :
1. Doctors should be involved in planning medicine reserve in order to make them responsible for medicine reserve.
2. In planning medicine reserve, there should be a standard formula as a guidance.
3. In choosing forecasting method, it should be tested for the best one.
4. In Forecasting, it should be considered the other type of forecasting method. not only based from time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>