Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitra Anisa
"ABSTRAK
Penyediaan transportasi publik yang mampu menciptakan interkonektivitas antardaerah menjadi perhatian dimana pergerakan penumpang semakin meningkat, namun belum mempunyai akses yang memadai untuk mengatasi kemacetan di perkotaan. Kehadiran Bus Trans Lampung yang melayani rute Bandara Inten II-Kota Bandar Lampung dilakukan untuk memberikan alternatif bagi penumpang beralih menggunakan transportasi publik. Rendahnya pengguna jasa yang menggunakan Bus Trans Lampung diduga disebabkan oleh tarif yang diberlakukan. Oleh sebab itu, penetapan tarif yang ideal perlu melihat kemampuan membayar Ability to Pay dan kesediaan membayar Willingness to Pay pengguna jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran Ability to Pay ATP dan Willingness to Pay WTP pengguna jasa Bus Trans Lampung, serta faktor-faktor yang mempengaruhi WTP pengguna jasa Bus Trans Lampung rute Bandara Radin Inten II ndash; Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah analisis household budget untuk mengetahui nilai ATP dan analisis contingent valuation untuk memperoleh nilai WTP. Data diperoleh melalui survey kepada penumpang di Bandara Radin Inten II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membayar pengguna jasa mempunyai nilai tengah ATP sebesar Rp.50.000 dan kesediaan membayar pengguna jasa mempunyai nilai tengah WTP sebesar Rp.30.000. Faktor yang mempengaruhi WTP tersebut secara signifikan yaitu kepemilikan aset rumah, intensitas perjalanan, maksud perjalanan dinas, penggunaan bus, dan layanan. Penelitian ini merekomendasikan kepada pemerintah, khususnya PT Lampung Jasa Utama, apabila menetapkan kenaikan tarif Bus Trans Lampung maka sebaiknya tarif berada diantara Rp.30.000 ndash; Rp.50.000, kemudian dengan karakteristik pengguna jasa yang mempunyai aset rumah mapan , sering melakukan perjalanan, dan menyasar kepada pengguna jasa yang melakukan perjalanan untuk dinas adalah mereka yang tidak bergantung pada tarif yang ditetapkan, sebaiknya otoritas Bus Trans Lampung dapat meningkatkan layanan pendukung, dalam hal kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan sarana pendukung Wi-Fi, Charger, CCTV, LED TV, Fasilitas P3K, dan pintu darurat , kenyamanan, halte yang bersih, dan layar informasi keberangkatan dan kedatangan bus, serta PT Lampung Jasa Utama perlu melakukan kegiatan promosi di media cetak maupun elektronik, dan pemanfaatan layar informasi tentang Bus Bandara di areal Bandara Radin Inten II untuk mengenalkan secara luas kepada penumpang pesawat terkait adanya layanan Bus Trans Lampung di Bandara agar lebih banyak orang yang beralih menggunakan transportasi publik ini, sehingga target penumpang dapat tercapai.

ABSTRACT
The provision of public transport which able to create regional interconnectivity is a concern that passengers movement is increasing, however it does not have adequate access to cope with urban congestion. The presence of Bus Trans Lampung that provide Radin Inten II Airport Bandar Lampung City route is done to provide alternative for passengers switch to public transport. Bus Trans Lampung passengers are still low allegedly caused by the tariff set. Therefore, relating to the bus fare, it is necessary to know ability to pay and willingness to pay of the bus passengers. The aim of this study are to estimate ability to pay and willingness to pay passengers of Bus Trans Lampung, and to know the factors which influence WTP by Bus Trans Lampung passengers of Radin Inten II Bandar Lampung City. The methods for measuring Ability to Pay is household budget analysis, and measuring Willingness to Pay uses Contingent Valuation. Collecting data by survey to Radin Inten II airport passengers. The study finds that estimate of median value for ATP is IDR 50.000, and estimate of median value for WTP is IDR 30.000, . And, the factors which influence its WTP significantly are house assets, intensity of travel, travel destination for official duty, the use of bus, and service facility. Accordingly, this study recommend that the government, especially Lampung Jasa Utama, if the tariff of Bus Trans Lampung will increase, then the tariff should be between IDR 30.000 IDR 50.000, according the characteristics of passengers who have house assets, high intensity of travelling, and the passengers who do travelling for official duty are they who don rsquo t rely on tariff set, so the government should be able to improve service, such as decency and hospitality, responsibilities, supporting facilities Wi Fi, Charger, CCTV, LED TV, First Aid facilities, and emergency exit , comfortness, clean bus stop, and the screen information of bus departure and bus arrival. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafya Nadhira Affiandi
"ABSTRACT
onsep bandara aerotropolis diharapkan bisa membuat bentuk bandara yang terintegrasi, efektif dan efisien sehingga bisa menghilangkan permasalahan seperti fasilitas dan infrastruktur pada bandara yang belum memadai dikarenakan belum tertatanya perkembangan bandara. Sebelum merealisasikan proyek pengembangan kawasan bandara Radin Inten II Lampung, dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan investasi dari proyek tersebut, sehingga pihak investor akan tertarik dan dapat bergabung dalam pengembangan infrastruktur ini. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis kelayakan finansial dan kelembagaan berbasis Kerjasama Pemerintah Badan Usaha KPBU dengan menggunakan metode Life Cycle Cost LCC yang perhitungannya akan melibatkan komponen biaya investasi, operasional, perawatan, dan pendapatan yang akan diperoleh dari tahun 2022-2056. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa kelayakan investasi dari proyek pengembangan kawasan bandara Radin Inten II Lampung menghasilkan nilai IRR sebesar 8,80 yang masih berada dibawah nilai WACC. Dengan menggunakan sistem finansial dan kelembagaan berbasis Kerjasama Pemerintah Badan Usaha KPBU , didapatkan nilai IRR akhir sebesar 15,81 dengan pembagian biaya antara pihak pemerintah dan swasta dari komponen biaya investasi, operasional, perawatan, dan pendapatan.

ABSTRACT
The concept of aerotropolis airport is expected to create an integrated, effective and efficient airport form so that it can eliminate problems such as facilities and infrastructure at airports that have not been adequate due to the unfocused development of the airport. Before realizing the development project of Radin Inten II Airport in Lampung, a financial feasibility analysis is conducted to determine the investment feasibility of the project, so that the investor will be interested and can join in the development of this infrastructure. The purpose of this research is to analyze financial and institutional feasibility based on Public Private Partnership PPP using Life Cycle Cost LCC method which the calculation will involve a component of investment cost, operational, maintenance and income that will be obtained from year 2022 2056. From the research, it is found that the investment feasibility of airport development project of Radin Inten II Lampung Airport resulted IRR value of 8,80 which is still below WACC value. Using the financial and institutional system based on the Public Private Partnership PPP , a final IRR of 15,81 was obtained with cost sharing between the government and private sectors of the investment, operational, maintenance and revenue. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmad Permata
"Bandara Soekarno-Hatta adalah Bandara Internasional yang terletak kota di Tangerang dengan pergerakan penumpang sebanyak 52.446.618 penumpang pada tahun 2011 atau naik 15,43% dari tahun 2010. Namun Bandara Soekarno-Hatta tersebut belum memiliki akses yang memadai sehingga mengakibatkan sering terjadinya kemacetan pada akses menuju bandara pada jam-jam sibuk. Untuk mengurangi terhambatnya perjalanan menuju bandara maka akan dibangun kereta api. Dalam penetapkan tarif kereta api perlu mengetahui kemampuan membayar (Ability to Pay) dan kemauan membayar (Willingness to Pay) pengguna jasa kereta api. Metode pengumpulan data dengan melakukan survey terhadap penumpang dibandara. Pengukuran Ability To Pay (ATP) menggunakan metode household budget dan Willingness to Pay (WTP) menggunakan metode state preference. Hasil penelitian yaitu estimasi nilai rata-rata ATP sebesar Rp.128.986,- dan nilai rata-rata WTP sebesar Rp.23.195,- dengan 80% responden bersedia membayar lebih untuk peningkatan keselamatan.

Soekarno-Hatta Airport is an International Airport located in Tangerang. The movement of passengers in this airport is around 52,446,618 passengers in 2011, or increased 15.43% from 2010. Unfortunately, Soekarno-Hatta airport does not have adequate access in which it can cause traffic jams on the access to airport especially at rush hours. For that reason, railway access to the airport will be built in order to solve the airport access problem. Relating to the train fare, it is necessary to know the ability to pay and willingness to pay of the train passengers. Survey to the airport passengers is conducted as the research method for this study. The writer employs household budget method to measure Ability To Pay (ATP) and state preference method to measure Willingness to Pay (WTP). The study finds that estimate of average value for ATP is IDR 128.986,- and estimate of average value for WTP is IDR 23.195,- in which 80% of respondents are willing to pay more for safety improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31812
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Setyawati
"Infrastruktur logistik memainkan peranan penting dalam memfasilitasi pergerakan angkutan barang perkotaan dan berkontribusi untuk mendorong pembangunan perkotaan. Namun, isu yang saat ini timbul di berbagai wilayah adalah kondisi infrastruktur logistik yang tidak memadai sehingga tidak dapat mengakomodir peningkatan pergerakan angkutan barang perkotaan yang berdampak negatif terhadap lingkungan perkotaan. Pengembangan infrastruktur logistik yang berpusat pada bandara dan integrasinya dengan infrastruktur fisik lainnya memberikan manfaat signifikan dalam hal aksesibilitas dan konektivitas di dalam kawasan bandara, serta meningkatkan efisiensi kualitas layanan logistik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur logistik dalam sebuah model kota bandara yang berkelanjutan melalui konsep Logistic Aerocity, dengan studi kasus pada Bandara Internasional Radin Inten II Lampung. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi rencana tata guna lahan, rencana jaringan transportasi dan arahan peraturan zonasi pada konsep Logistic Aerocity. Di sisi lain, pembiayaan pengembangan infrastruktur menghadapi kendala adanya financial gap dan keterbatasan anggaran pembiayaan sehingga skema pembiayaan berbasis Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) diharapkan dapat menjadi alternatif skema pembiayaan pada pengembangan konsep Logistic Aerocity. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus kualitatif dan kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan simulasi 3d modeling, life cycle cost method dan simulasi skenario sharing pembiayaan antara publik dan swasta untuk mengevaluasi kelayakan finansial. Hasil penelitian ini memberikan alternatif model pengembangan infrastruktur logistik yang berpusat pada bandara (airport-centric development) melalui konsep Logistic Aerocity yang terdiri dari komponen pengembangan bandara berupa fasilitas kargo udara, integrated logistic hub, industrial park, kawasan komersial dan open space area. Dari hasil penelitian, juga didapatkan kelayakan investasi dari pengembangan konsep Logistic Aerocity menghasilkan nilai IRR sebesar 11,99% yang masih mendekati nilai WACC sehingga belum begitu menarik bagi investor. Dengan menggunakan skema pembiayaan berbasis Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), didapatkan nilai IRR akhir sebesar 15,86% dengan pembagian biaya antara pihak pemerintah dan swasta dari komponen biaya investasi, operasional & pemeliharaan serta pendapatan.

Logistics infrastructure plays a vital role in facilitating the movement of urban freight transport and contributes to promote urban development. However, current arising issue of inadequate logistics infrastructure that failed to accommodate the increased movement of urban freight transport due urban development has negatively impacted the urban environment. The development of airport-centric logistics infrastructure and the integration with other physical infrastructure can provide more significant benefits in terms of accessibility and connectivity within the airport area, as well as improving efficiency in the logistics service quality. Therefore, this study aims to develop logistics infrastructure in a sustainable airport city model through the concept of Logistic Aerocity, taking into account Radin Inten II International Airport as the case study. Furthermore, this study also provides recommendations for land use planning, transportation network planning and zoning regulation in the concept of Logistic Aerocity. On the other hand, the financing of infrastructure development faces financial gaps and budget constraints, so that Public Private Partnership (PPP)-based financing scheme is expected to be an alternative financing scheme for the development of Logistic Aerocity concept. The research method used is qualitative and quantitative case studies. The data is processed using 3d simulation modeling, life cycle cost method and scenario simulation of sharing financing between public and private to develop financial feasibility. The results of this study provide an alternative model of airport-centric logistics infrastructure development through the concept of Logistic Aerocity which consists of airport development in the form of air cargo facilities, integrated logistics hubs, industrial parks, commercial areas and open spaces. The results of the study also show that investment feasibility from the development of Logistic Aerocity concept resulted in an IRR value of 11.99%, which is still close to the WACC value so that it is not very attractive to investors. By using a financing scheme based on Public Private Partnership (PPP), a final IRR value of 15.86% was obtained with cost sharing between public and private sector from the components of initial costs, operational & maintenance costs and revenue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bemby Prafita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth positif terhadap citra merek TransjakartaTM yang reputasinya sedang menurun. Penelitian ini adalah penelitian field experiment dengan desain non equivalent control group design (dengan dan tanpa electronic word of mouth) prestestpostest. Partisipan adalah orang yang pernah menggunakan TransjakartaTM dan memiliki akun LINETM, berjumlah 77 orang yang dikelompokkan menjadi KE (45 orang) dan KK (32 orang). Penelitian dilakukan dengan memberikan screen capture electronic word of mouth positif sebanyak 8 buah kepada KE selama 7 hari melalui LINETM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa electronic word of mouth positif memiliki pengaruh secara signifikan terhadap citra merek (t -2.106 = 0.039 (p < 0.05)), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan selisih mean antar kelompok. Hal ini juga berarti bahwa electronic word of mouth positif memiliki pengaruh terhadap citra merek. Dengan demikian pengelola TransjakartaTM dapat memberikan electronic word of mouth positif kepada masyarakat untuk meningkatkan citra merek sehingga lebih banyak masyarakat yang menggunakan transportasi publik di Jakarta.

This study aimed to understand the effect of positive electronic word of mouth toward TransjakartaTM?s brand image where their reputation has been falling .This research was a field experimental research with a non-equivalent control group design (with and without electronic word of mouth) prestest-posttest. Participants are people who have used TransjakartaTM and had LINETM account , a total of 77 people grouped into KE ( 45 people) and KK (32 people). Research done by giving a screen capture of positive electronic word of mouth as many as 8 in total for seven days through LINETM.
The results of the research shows that the positive electronic word of mouth having significant effect on brand image (t -2.106 = 0.039 ( p < 0.05 )), which means there are significant differences between the increase in mean between two group. This means that the positive electronic word of mouth had the effect toward brand image. Thus, TransjakartaTM Management can improve the brand image of TransjakartaTM by giving positive electronic word of mouth to the community in order to increase the use of public transportation in Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yuniar Permatasari
"ABSTRAK
Ombudsman adalah salah satu lembaga negara yang diberi kewenangan untuk melakukan pengawasan eksternal dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia. Penyidikan atas inisiatif sendiri yang dilakukan oleh Ombudsman merupakan salah satu bentuk pengawasan aktif yang dapat mencegah terjadinya maladministrasi secara sistemik dan dapat mengurangi jumlah laporan publik yang disampaikan kepada Ombudsman. Namun kegiatan pengawasan aktif ini baru digencarkan beberapa tahun terakhir ini tanpa adanya regulasi yang mengikat terkait penyelenggaraan OMI di Jakarta. Oleh karena itu, tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan koordinasi vertikal Ombudsman Republik Indonesia dan Perwakilan Ombudsman Jabodetabek dengan menggunakan prinsip koordinasi Hasibuan dan Sugandha yang dilakukan untuk melihat kendala koordinasi dari Cheema dalam melakukan investigasi terhadap dirinya. inisiatif sendiri di Jakarta agar tujuan OMI dapat tercapai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pasca positivis. Data yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang menurut peneliti relevan dengan topik yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi dalam pelaksanaan OMI berjalan dengan baik. Hasil ini ditunjukkan dengan terpenuhinya sembilan dari 15 indikator dalam pemenuhan empat tujuan koordinasi dalam penyelenggaraan OMI di Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menyimpulkan bahwa koordinasi yang dilakukan oleh Ombudsman Republik Indonesia dengan Perwakilan Jabodetabek masih dihadapkan pada beberapa kendala seperti kendala teknis dan struktural. Hal inilah yang membuat pencapaian tujuan OMI masih belum maksimal meski koordinasi OMI telah dilakukan sesuai dengan kaidah koordinasi yang ada.
ABSTRACT
The Ombudsman is a state institution that is authorized to carry out external supervision in the delivery of public services in Indonesia. Investigation on its own initiative by the Ombudsman is a form of active supervision that can prevent systemic maladministration and can reduce the number of public reports submitted to the Ombudsman. However, this active monitoring activity has only been intensified in recent years without any binding regulations regarding the implementation of OMI in Jakarta. Therefore, this thesis aims to describe the vertical coordination of the Ombudsman of the Republic of Indonesia and the Representatives of the Jabodetabek Ombudsman by using the principles of Hasibuan and Sugandha coordination which was carried out to see the coordination constraints of Cheema in investigating him. own initiative in Jakarta so that OMI's goals can be achieved. The research method used in this research is post positivist research method. The data used in this thesis were obtained by conducting in-depth interviews with several informants who according to the researchers were relevant to the topic under study. The results showed that coordination in the implementation of OMI was going well. This result is shown by the fulfillment of nine of the 15 indicators in the fulfillment of the four coordination objectives in organizing the OMI in Jakarta. Based on the results of the analysis, the researchers concluded that the coordination carried out by the Ombudsman of the Republic of Indonesia with representatives of Jabodetabek still faced several obstacles such as technical and structural constraints. This is what makes the achievement of OMI goals still not optimal even though OMI coordination has been carried out in accordance with existing coordination principles."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Masyhud
"
ABSTRAK
Kendaraan umum jenis mikrolet merupakan kendaraan penumpang paratransit yang banyak beroperasi di Jakarta. Jumlah armada dan trayek yang dilayaninya memiliki variasi yang cukup banyak.
Dalam operasinya, jumlah mikrolet yang menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat pada ruas jalan cukup tinggi. Hal ini akan menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas.
Mikrolet yang berhenti pada ruas jalan juga akan mengurangi kapasitas lajur, hal ini tergantung pada lamanya penutupan lajur jalan dan banyaknya kendaraan yang terhambat oleh mikrolet berhenti.
Akibat kondisi di atas, maka perlu diperhitungkan tingkat gangguan mikrolet terhadap kapasitas jalan yang dinyatakan dengan angka koefisien.
Skripsi ini membahas tingkat gangguan yang ditimbulkan oleh mikrolet yang berhenti di sembarang tempat pada ruas jalan perkotaan, untuk mendapatkan angka satuan mobil penumpang dan faktor penyesuai kapasitas akibat kondisi tersebut.
Angka satuan mobil penumpang disesuaikan dengan faktor karakteristik lalu lintas, geometri jalan dan kondisi lingkungan. Untuk perhitungan diperlukan data senjang waktu (headway), dan karakteristik volume lalu lintas. Perhitungan dilakukan berdasarkan pendekatan teori arus lalu lintas dan teori statistik.
Dari analisis perhitungan data diperoleh angka satuan mobil penumpang menurut tipe jalan dan faktor penyesuai kapasitas serta grafik hubungan antara faktor penyesuai dengan data-data hasil pengamatan.
"
1997
S34620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Luthfi Aziz
"Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di wilayah Jabodetabek mencapai Rp.3 triliun/tahun untuk biaya operasi kendaraan dan Rp. 2,5 triliun/tahun untuk waktu perjalanan. Dalam rangka menanggulangi permasalahan transportasi, termasuk kemacetan lalu-lintas di wilayah Jabodetabek, studi SITRAMP (2004) merekomendasikan perlunya program pengembangan angkutan
umum. Rekomendasi ini perlu dicermati, mengingat adanya opini sebagian masyarakat yang menganggap angkutan umum khususnya jenis minibus (angkot) tidak efisien dan merupakan biang keladi kemacetan. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik dan perilaku angkutan umum jenis minibus dan pengaruhnya terhadap kinerja lalu-lintas, mengkaji karakteristik desain lingkungan sekitar dan pengaruhnya terhadap perilaku lalu-lintas, serta memberikar saran/masukan dalam penanganan masalah lalu-lintas. Sebagai studi kasus diambil segmen ruas jl. Ciledug Raya depan CBD Ciledug Mall, kota Tangerang.
Pengumpulan data perilaku lalu-lintas dilakukan melalui pengamatan video kamera. Metode analisa yang digunakan adalah analisa korelasi, regresi, dan analisa deskriptif. Hasil analisa menunjukkan bahwa angkutan umum minibus memiliki perilaku lalu-lintas yang unik untuk setiap trayeknya, dan mempunyai pola berbeda untuk setiap arah pergerakannya. Motiv ekonomi, faktor kebiasaan, sistem budaya dan norma tidak tertulis yang berlaku di antara para pengemudi angkutan umum minibus, melatar belakangi perilaku lalu-lintas tersebut. Variabel load factor memiliki korelasi sedang terhadap variabel kecepatan angkutan umum minibus, dan variabel jumlah penumpang naik/turun memiliki korelasi kuat terhadap variabel rata-rata lama henti angkutan umum minibus. Pengaruh perilaku lalu-lintas angkutan umum minibus, meliputi: jumlah kendaraan berhenti, dan kecepatan rata- rata angkutan umum minibus mempunyai korelasi kuat dan sedang terhadap variabel kecepatan kendaraan pribadi roda-4 arus menerus. Desain bukaan median/simpang di lokasi studi tidak sesuai dengan standar geometri simpang yang ada, dan mengakibatkan konflik ruang gerak antara jalur lalu-lintas belok kanan dengan garis henti (stop line) arus lalu-lintas terlawan. Desain bukaan median juga tidak sejalan dengan adanya rambu dilarang belok kanan dan berputar bagi arus lalu-lintas dari arah jalan Ciledug Raya (Timur). Disarankan penutupan bukaan median, rehabilitasi fungsi terminal dan halte, evaluasi sistem perizinan trayek, dan penataan ulang trayek/rute angkutan umum
Economic losses due to traffic jams in the Greater Jakarta area reach Rp. 3 trillion/year for vehicle operating costs and Rp. 2.5 trillion/year for travel time. In order to overcome transportation problems, including traffic congestion in the Greater Jakarta area, the SITRAMP study (2004) recommends the need for a public transportation development program. This recommendation needs to be observed, given the opinion of some people who think that public transportation, especially the minibus (angkot) is inefficient and is the cause of congestion. This study aims to examine the characteristics and behavior of minibus types of public transportation and their effect on traffic performance, examine the design characteristics of the surrounding environment and its influence on traffic behavior, and provide suggestions/inputs in handling traffic problems. As a case study, the segment of the Jl. Ciledug Raya in front of CBD Ciledug Mall, Tangerang city.
Traffic behavior data collection is done through video camera observations. The analytical method used is correlation analysis, regression, and descriptive analysis. The results of the analysis show that minibus public transport has a unique traffic behavior for each route, and has a different pattern for each direction of movement. Economic motives, habit factors, cultural systems and unwritten norms that apply among minibus public transport drivers are the background of the traffic behavior. The load factor variable has a moderate correlation to the variable speed of minibus public transport, and the variable number of passengers getting on/off has a strong correlation to the variable average length of stopping of minibus public transport. The influence of minibus public transport traffic behavior, including: the number of vehicles stopped, and the average speed of minibus public transport has a strong and moderate correlation to the variable speed of continuous flow 4-wheeled private vehicles. The design of the median/intersection opening at the study site is not in accordance with the existing intersection geometry standards, and results in a conflict of movement space between right-turning traffic lanes and the stop line of opposing traffic flows. The design of the median opening is also not in line with the sign prohibiting turning right and turning for traffic flow from the Ciledug Raya (East) road. It is recommended to close the median opening, rehabilitate the function of terminals and bus stops, evaluate the route licensing system, and rearrange public transport routes/routes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24752
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Anindito
"ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas Jakarta yang parah mendorong akan dibutuhkannya moda transportasi publik yang baru dan memadai. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan PT MRT Jakarta untuk membangun, mengembangkan, mengoperasikan, memelihara, dan mengelola bisnis di area sekitar koridor MRT dengan tujuan mengatasi masalah kemacetan Jakarta yang semakin kronis. PT MRT Jakarta telah didirikan sejak 2008 dan pekerjaan konstruksinya tengah berlangsung, dimana diharapkan akan memulai operasinya pada Maret 2019. Menjelang penyelesaian proyek ini, perlu dikembangkannya sistem tiket MRT Jakarta yang baik. Saat ini, MRT Jakarta merencanakan penggunaan e-ticketing sistem untuk operasinya. Dengan telah dimulainya proses pengembangan sistem tiket ini, penelitian ini bertujuan untuk mengulas dan menganalisa kesiapan proyek MRT, khususnya mengenai model bisnis sistem e-tickting nya dengan kemungkinannya untuk berintegrasi atau interoperabilitas dengan moda transportasi publik lainnya di wilayah Jakarta.

ABSTRACT
Jakarta rsquo s severe congested traffic has urged the presence of new modes for its public transport. Provincial Government of DKI Jakarta establish a PT MRT Jakarta to build, develop, operate, maintain, and manage the business around the MRT corridor in order to overcome Jakarta rsquo s most chronic traffic congestion. PT MRT Jakarta has been established since 2008 and its construction already underway and expected to begin their operation in March 2019. Toward the project completion, the ticketing system of MRT Jakarta need to be develop in a firm fashion. At current state, MRT Jakarta rsquo s ticketing will be utilizing e ticketing system. With the system is already took place for its development, this study review and analyze the readiness of the MRT Project, especially for business models for its e ticketing systems with the possibility to integrate or interoperability with other public transportation modes in greater Jakarta."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luky Ariningrum
"Jakarta sebagai kota megapolitan, dengan beragam aktivitas dan berkembangnya
mobilitas mengakibatkan permasalahan transportasi. Salah satu terobosan untuk
mengatasi masalah tersebut dengan dibangunnya sistem transit cepat berskala
massal atau Mass Rapid Transit (MRT). Untuk meningkatkan aksesibilitas MRT
sebagai sistem utama yaitu dengan disediakannya layanan feeder. Data yang
diperoleh dari website jakartamrt.co.id yaitu selama 6 bulan (bulan April-
September 2019) rata-rata jumlah penumpang MRT per hari adalah 83.473 orang,
sedangkan perusahaan memperkirakan akan mengangkut lebih dari 174.000 orang
setiap harinya. Dalam hal ini penumpang yang diharapkan untuk menaiki MRT
masih kurang dari kapasitas yang disediakan. Tarif terintegrasi dimaksudkan untuk
mengurangi biaya transfer sehingga menarik bagi penumpang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis kemampuan dan kesediaan penumpang terhadap tarif
terintegrasi feeder service dengan MRT. Sehingga dilakukan analisis Ability To
Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP), dengan faktor yang dianggap
berpengaruh dalam penelitian ini adalah biaya, waktu dan kenyamanan berpindah
moda. Pengolahan data hasil survey stated preference dilakukan dengan analisis
Model Logit Biner. Dari hasil penelitian adalah nilai ATP diatas nilai WTP, maka
masyarakat dianggap mampu untuk membayar tarif terintegrasi yang diikuti
peningkatan pelayanan seperti kemudahan berpindah moda, sedangkan untuk tarif
saat ini berada dibawah nilai WTP dan ATP sehingga terdapat keleluasaan dalam
perhitungan/ pengajuan nilai tarif baru (Tamin et.al., 1999), untuk itu perlu
dilakukan evaluasi tarif lebih lanjut

Jakarta as a megapolitan city with a variety of activities and growing mobility has
problems. One of the breakthroughs to overcome this problem is the construction
of a mass-scale rapid transit system or Mass Rapid Transit (MRT). To increase the
accessibility of the MRT as the main system by providing feeder services. The data
obtained from the jakartamrt.co.id website is that for 6 months (April-September
2019) the average number of MRT passengers per day is 83,473 people, while the
company estimates that it will carry more than 174,000 people every day. In this
case the passengers expected to ride the MRT are still less than the capacity
provided. Integrated fares are intended to reduce transfer costs so that they are
attractive to passengers. The purpose of this research is to analyse the ability and
willingness of passengers to the integrated fare of feeder service with MRT. So that
analysis of Ability To Pay (ATP) and willingness To Pay (WTP) is carried out, with
factors that are considered influential in this study are cost, time and convenience
of changing modes. Stated preference survey data processing was performed using
The Binary Logit Model analysis. From the results of the research, the ATP value
is above the WTP value, so the community is considered capable of paying
integrated rates which are followed by service improvements such as ease of
transferring modes, while the current rates are below the WTP and ATP values so
that there is flexibility in calculating / submitting new tariff rates (Tamin et.al.,
1999), it is necessary to evaluate further rates.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>