Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Unun Khamida Qodarina
"Studi bertujuan untuk mengkaji stres yang dialami oleh pekerja dari lamanya waktu menuju tempat kerja dan ketersediaan informasi berdasarkan pengalaman saat perjalanan. Pengalaman menghadapi kemacetan parah dan gangguan moda transportasi merupakan informasi yang digunakan pekerja komuter saat berada dalam ketidakpastian tiba di tempat kerja. Studi menggunakan data dari Survei Komuter Jabodetabek tahun 2014 dianalisis dengan regresi logistik. Studi menunjukkan bahwa stres yang dialami oleh pekerja komuter Jabodetabek dipengaruhi secara signifikan oleh lamanya perjalanan menuju tempat kerja. Pekerja komuter Jabodetabek memperoleh utilitas jika perjalanan mobilitas ulang-alik menuju tempat kerja membutuhkan waktu satu jam. Tambahan waktu setelah batas satu jam meningkatkan risiko kecenderungan pekerja komuter Jabodetabek untuk mengalami stres akibat perjalanan. Selain itu, informasi berdasarkan pengalaman perjalanan saat menghadapi kemacetan parah dan ganguan moda transportasi juga meningkatkan risiko untuk pekerja mengalami stres akibat perjalanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa harapan pekerja melakukan mobilitas ulang-alik untuk memperoleh utilitas baik dari tempat tinggal atau penghasilan berkurang karena adanya disutilitas yang semakin meningkat dari aspek non finansial. Stres yang harus dihadapi karena adanya ketidakpastian waktu tiba di tempat kerja dan kemacetan serta gangguan moda transportasi yang tidak dapat diprediksi mengurangi utilitas yang diharapkan dari mobilitas ulang-alik.

This paper attempts to assess commuter workers risk of being stress related to travel time across Jabodetabek administrative boundaries and the availability of information based on their commuting past experiences. Traffic congestion and vehicle malfunction experiences were treated as an invaluable information for commuter workers when dealing with uncertainty during commuting to work. Data from Jabodetabek Commuter Survey 2014 by Indonesia Central Bureau Statistics BPS has been analyzed using logistic regression to estimate risk of being stress. Finding shows that an increasing commuting duration especially after an hour escalating risk of being stress among Jabodetabek commuter workers. The disutility coming from psychological pressure due to time addition will increase rapidly after an hour of commuting. The availability of information based on their experience about traffic congestion and vehicle malfunction multiply their risk of being stress. It indicates that their experiences might force them to add more additional time budget due to late arrival. For some workers it might worse than the others due to unfinished emotions such as frustations, anger, and feeling no control of the situation. This study shows that the expectation of commuter workers to earn utility either from housing or income might not being able to be fulfilled. It because disutility coming from psychological pressure will exacerbate as an increasing of commuting duration due to uncertainty and unpredictability of traffic congestion or vehicle malfunctions."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Frizalda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola waktu tempuh mobilitas ulangalik di Jabodetabek menurut karakteristik demografi, ekonomi dan lainnya. Hasil analisis regresi logistik biner dari data Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa pekerja yang berpeluang lebih tinggi untuk melakukan waktu tempuh yang lama adalah pekerja laki-laki, berumur lebih dari 60 tahun, berpendidikan SMA, menggunakan moda transportasi kendaraan umum beroda empat atau lebih dan menempuh jarak lebih dari 20 km.

The purpose of this study is to analyze the pattern of commuting time by demographic, economic and other characteristics in Jabodetabek Area. The result of binary logit regression shows that workers with high probability in longer commuting time is male, aged more than 60 years old, high school educated, use four-wheels and more wheels public transportation and has more than 20 km in length."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Akmal Abdillah
"ABSTRAK
Desentralisasi populasi akibat keterbatasan lahan di wilayah Jabodetabek, didukung dengan disparitas pembangunan yang terjadi antar kota/kabupaten di Jabodetabek mendorong terjadinya fenomena komuter di Jabodetabek. Studi terdahulu menyebutkan, mobilitas pekerja dan karakter permukiman di wilayah tempat tinggal memengaruhi kondisi kesehatan pekerja khusunya komuter, sehingga mengindikasikan peran penting dari kehadiran dan jumlah fasilitas kesehatan untuk menunjang aktivitas komuter. Sementara itu literatur yang menyoroti pengaruh fasilitas kesehatan pada keputusan komuter masih jarang ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asosiasi dari fasilitas kesehatan dengan kemungkinan pekerja di Jabodetabek memilih untuk komuter dan preferensi lama waktu komuter yang ingin ditempuh. Dengan menggunakan data survey komuter Jabodetabek dan PODES tahun 2014 yang diestimasi dengan metode binary logistic model ditemukan hasil bahwa secara konsisten fasilitas kesehatan berupa jumlah tenaga kesehatan berkorelasi positif terhadap kemungkinan pekerja di Jabodetabek untuk memilih komuter meskipun dengan pengaruh yang kecil namun signifikan. Jumlah tenaga kesehatan juga berkorelasi positif dan signifikan dengan lama waktu tempuh komuter di Jabodetabek. Jumlah rumah sakit menunjukan asosiasi yang positif dengan preferensi lama waktu yang bersedia ditempuh oleh pekerja komuter Jabodetabek, mengindikasikan fasilitas kesehatan memberikan insentif bagi pekerja untuk menempuh waktu komuter lebih lama. Penelitian ini memungkinkan terjadi bias pada hasil penelitian terkait sorting behavior dari pekerja dalam memilih komuter, dan penulis berupaya mengatasi dengan menambahkan variabel kontrol, namun akibat keterbatasan data yang dimiliki masalah tersebut belum dapat diatasi secara sempurna.

ABSTRACT
Decentralization of population due to limited land in the Jabodetabek metropolitan area, supported by disparities in development that occur between cities/districts in Jabodetabek encourages the commuting phenomenon in Jabodetabek. Previous studies mention that the mobility of workers and the neighborhood characters in the area of ​​residence affecting the health conditions of workers especially commuters, thus indicating the important role of the presence and number of local health facilities to support commuter activities. Meanwhile, there is a lack of empirical studies that highlight the effect of local helath facilities on commuting decisions. This study aims to analyze the association between local health facilities and the likelihood that workers in Jabodetabek choose to commute and the length of time the commuter wants to pursue. Using the Jabodetabek commuter survey data and PODES in 2014 estimated using the binary logistic model, I found that consistently number of health workers were positively correlated to the likelihood of workers in Jabodetabek to choose commuting even with a small but significant association. The number of health workers is also positively and significantly correlated with the length of commuting time in Jabodetabek. Availability and number of hospital has positive correlation and significant with the length of commuting time in Jabodetabek, indicating healthcare facility give an incentive to worker to do a longer commuting time. This study allows a bias in the results of research related to the sorting behavior of workers commuting decision, and I attempt to overcome by adding control variables, but due to the limited data that the problem has not been completely solved."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bissell, David, 1982-
Cambridge: The MIT Press, 2018
388.413 2 BIS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farhan Noor
"Fenomena urban sprawl menjadi salah satu faktor yang memunculkan fenomena komuter di wilayah Jabodetabek, kondisi dimana individu melakukan perjalanan dari tempat tinggal ke tempat bekerja yang melintasi batas administrasi kabupaten/kota untuk melakukan kegiatan hariannya. Penelitian ini menganalisis data dari Survei Komuter Jabodetabek tahun 2014 dan 2019 untuk mengurai karakteristik pekerja komuter yang menempuh waktu tempuh ekstrem (lebih dari 90 dan 120 menit). Dengan menggunakan model logit biner, ditemukan bahwa pada batas 90 menit variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, moda transportasi dan sektor pekerjaan berpengaruh signifikan, dan pada batas 120 menit variabel umur, tingkat penghasilan, dan moda transportasi berpengaruh signifikan terhadap pekerja komuter untuk menjadi komuter ekstrem. Namun studi ini belum mencakup keseluruhan komuter yang ada seperti pelajar dan kursus komuter.

The urban sprawl phenomenon is one of the factors that gives rise to the commuting phenomenon in the Jabodetabek area, a condition where individuals travel from their place of residence to their place of work which crosses district/city administrative boundaries to carry out their daily activities. This study analyzes the data from the 2014 and 2019 Jabodetabek Commuter Surveys to describe the characteristics of commuter workers who take extreme travel times (more than 90 and 120 minutes). By using the binary logit model, it was found that at the 90 minute limit the variables of gender, education level, income level, mode of transportation and occupation sector had a significant effect, and at the limit of 120 minutes the variables of age, income level, and modes of transportation have a significant effect on commuter workers to become extreme commuters. However, this study does not cover all existing commuters such as students and commuter courses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Bararah Nurhaqiyati
"ABSTRAK
Gerbong khusus wanita memberikan pelaju wanita keamanan & kenyamanan dari
potensi kejahatan di ruang publik. Namun, berdasarkan pengakuan beberapa
pelaju wanita, acap kali terjadi perilaku tidak menyenangkan. Skripsi ini bertujuan
untuk memahami perilaku pelaju wanita akibat hadirnya gerbong khusus wanita.
Untuk itu dilakukan observasi kondisi gerbong khusus wanita, wawancara, serta
pengumpulan data melalui kuisioner. Temuan skripsi ini mengungkapkan bahwa
pelaju wanita menunjukkan respon berbeda terhadap ketersediaan hal-hal yang
dibutuhkan pelaju untuk bertahan terhadap pengaruh mobilitas kereta selama
perjalanan (sumber daya). Ketersediaan sumber daya ini juga dipengaruhi oleh
dominasi ruang akibat pembedaan gerbong berdasarkan jenis kelamin. Karena itu
ketersediaan sumber daya, dan dominasi ruang penting menjadi pertimbangan
dalam desain gerbong untuk wanita.

ABSTRACT
Women-only carriage provides women commuters a safer and comfortable feeling
against the feared crime in public space. However, several women commuters
confess that annoying behavior frequently happened in women-only carriage. This
thesis objective is to understand women commuters behavior that appear to be the
effect of women-only carriage present. Methods of this research are observations,
interviews, and collecting datas from online questionaires. The findings show that
women commuters respond to the adequacy of resources around them. The
resources adequacy is influenced by the space domination as the effect of genderbased
carriage distinction. From this findings it is clear that resources adequacy
and space domination are important consideration for designing carriage for
women.
"
2014
S56103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Azizi
"Dalam menyelenggarakan suatu pelayanan publik tertentu terdapat tarif yang dibebankan, salah satunya pelayanan berupa jasa publik, tarif tersebut harus dapat dijangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik berupa transportasi umum sebagai jasa pelayanan publik pun harus dapat terjangkau bagi masyarakat. Hal ini termasuk pula mengenai penerapan tarif layanan KRL Commuter Line sebagai bentuk Public Service Obligation (PSO) haruslah memenuhi keterjangkauan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana penyelenggaraan pelayanan publik di bidang transportasi di Indonesia berupa layanan KRL Commuter Line oleh PT KCI serta menganalisis terkait dengan penerapan tarif tiket terhadap penyelenggaraan KRL Commuter Line oleh PT KCI serta bagaimana implikasi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa yuridis normatif yang dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Adapun data sekunder diperoleh melalui penelusuran literatur serta bahan kepustakaan atau mendalami informasi yang relevan kepada pihak tertentu. Dalam rangka menunjang data sekunder terkait, maka dilakukan wawancara dengan narasumber dan informan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penyelenggaraan KRL Commuter Line dapat digolongkan ke dalam bentuk pelayanan publik, dikarenakan tujuan utamanya adalah untuk memudahkan warga negara memenuhi hak-hak dasarnya. Dengan adanya KRL Commuter Line masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini sejalan pula dengan amanat Pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 serta Alinea Keempat UUD NRI Tahun 1945. Penerapan asas keterjangkauan terhadap tarif KRL Commuter Line, dapat dilihat dengan upaya Pemerintah memberikan dana PSO kepada PT KAI (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyelenggara sarana perkeretaapian. Dengan diterapkannya kebijakan PSO tersebut, maka Pemerintah berupaya untuk menjamin keterjangkauan atas tarif layanan KRL Commuter Line. Saran, Pemerintah seharusnya dapat menyusun regulasi yang berkaitan dengan PSO khususnya di bidang angkutan kereta api tidak berbelit-belit. Dengan demikian, pelaksanaan PSO dapat dijalankan dengan baik dan lancar oleh PT KAI (Persero) bersama dengan PT KCI selaku operator.

In organizing a certain public service, there are tariffs that are charged, one of which is in the form of public services, these tariffs must be affordable by the community. The implementation of public services in the form of public transportation as a public service must also be affordable for the community. This also includes the application of KRL Commuter Line service rates as a form of Public Service Obligation (PSO) must fulfill affordability. This research is intended to analyze how the implementation of public services in the field of transportation in Indonesia in the form of KRL Commuter Line services by PT KCI and analyze related to the application of ticket rates to the implementation of KRL Commuter Line by PT KCI and how the resulting implications. This research uses normative juridical research methods carried out descriptively using secondary data. Secondary data is obtained through literature searches and library materials or exploring relevant information to certain parties. In order to support the related secondary data, interviews with sources and informants were conducted. The results of this study found that the implementation of KRL Commuter Line can be classified into a form of public service, because its main purpose is to facilitate citizens to fulfill their basic rights. With the KRL Commuter Line, people are able to fulfill their needs. This is also in line with the mandate of Article 34 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia and the Fourth Paragraph of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The application of the principle of affordability to the KRL Commuter Line tariff can be seen with the Government's efforts to provide PSO funds to PT KAI (Persero) as State-Owned Enterprises (BUMN) organizing railway facilities. With the implementation of the PSO policy, the Government seeks to ensure the affordability of KRL Commuter Line service rates. Suggestions, the Government should be able to compile regulations relating to PSO, especially in the field of rail transportation is not complicated. Thus, the implementation of PSO can be carried out properly and smoothly by PT KAI (Persero) together with PT KCI as the operator."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Akbar Riyadi
"Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan perilaku berkomuter yang ditangkap dengan waktu tempuh terhadap kecendrungan terkena stres dengan menggunakan survei komuter Jabodetabek oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014. Hasil estimasi menunjukkan bahwa setiap kenaikan waktu tempuh dalam berkomuter sebanyak 10 menit berasosiasi pada kencendrungan seseorang untuk terkena stres sebesar 0,7-1,7%, relatif sama dengan negara lainnya. Hasil estimasi ini konsisten terhadap subgrup sampel komuter berjenis kelamin perempuan, penduduk non-migran, pengguna motor dan para pekerja. Hasil estimasi ini juga mendorong pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi stres.

This study aims to analyze the relationship of commuting behaviour captured with travel time to a tendency to be stress. This study used Jabodetabek Commuter Survey conducted by Badan Pusat Statistik (BPS) in 2014. Estimation results show that each increase in commuting time by 10 minutes is associated with a person`s tendency to be stressed by 0.7-1.7%, relatively same as other countries. These estimation results are consistent with a subgroup samples of female, non-migrant peoples, motorbike users and workers. Our result also encourage the government to make policies to reduce stress.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodorus Pandhu Bhaskoro Pradonoputro
"

Pilihan transportasi saat ini telah berkembang dan menjadi lebih bervariasi. Di antara berbagai moda transportasi, angkutan jalan raya merupakan salah satu moda transportasi yang paling umum karena kenyamanan dan kemudahan nya dalam melakukan perjalanan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika angkutan jalan raya telah menjadi pengguna energi utama, yang juga secara signifikan menyumbang tingkat polusi yang semakin mengkhawatirkan. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia, tidak dapat disangkal lagi merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia, dan dengan masalah transportasinya yang kompleks menyebabkan kota ini menduduki peringkat tertinggi dalam emisi CO2. Salah satu penyebab utama masalah transportasi di Jakarta adalah rendahnya persentase penggunaan angkutan umum. Oleh karena itu, tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengetahui alasan di balik keputusan masyarakat komuter dalam memilih opsi perjalanan, khususnya adopsi perilaku green commuting seperti transportasi umum; analisis secara eksplisit diambil dari perjalanan sehari-hari. Hasil estimasi menunjukkan bahwa di Jabodetabek, baik tingkat pendidikan maupun kepadatan penduduk memiliki korelasi negatif dengan keputusan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, karena sistem transportasi saat ini yang tidak andal mengurangi manfaat penggunaan angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Hasil studi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pilihan perjalanan komuter yang menghasilkan informasi tentang faktor-faktor yang dapat membantu mempromosikan dan mempertahankan perilaku penggunaan angkutan umum.

 


The choice of travel is expanding and is therefore becoming more varied. Among the various modes of transportation, road transport is one of the most common modes of transport due to the comfortability and ease of commute. It is no wonder that road transport has become the primary energy consumer, which also significantly contributes dangerous levels to the ever-increasing pollution. Jakarta as of the capital city of Indonesia, is undeniably the most massive contributor to pollution in the world, and its complex transportation problems led to the city ranks highest in CO2 emission. One of the leading causes of transportation problems in Jakarta is the low percentage utilization of public transport. Therefore, the primary purpose of this study is to explore the reasons behind the people's decision in selecting travel options, especially the adoption of green commuting behavior like public transportation; the analysis of which was explicitly taken from daily commuting. The estimation results reveal that in Greater Jakarta, both educational attainment and population density have negative correlation with the people’s decision to utilize mass transportation, since the unreliability of the transportation system lessens the benefit of using public transport in comparison with that of private transport. The results of this study provide a better understanding of commuters’ travel options that produces insights on factors that can help promote and maintain public transit behaviours. 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Jovi Prasetyo
"ABSTRACT
Since the development of a Highly Automated Vehicle HAV has been refined rapidly in the last couple years, for which it has shifted today rsquo s automotive paradigm, hence, it is possible to apply HAV for daily commute in the near future. The aim of this research is to understand what infrastructure that is best to improve in Brisbane, so that it is enabled to support the HAV activities. In the first leg of this research, I learnt to understand the implications of HAV performed in the daily commute, in which I need to pay attention to the problem being made that is still occurring with current Semi Automated Vehicle. From there, then I am able to find out which infrastructure that needs to be well improved to support HAV.

ABSTRAK
Dikarenakan perkembangan kendaraan otonom HAV yang semakin meningkat dengan dalam beberapa tahun terakhir, yang juga telah menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir terhadap dunia otomotif, oleh karena itu, sangatlah mungkin untuk mengaplikasikan HAV dalam melakukan perjalanan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami jenis infrastruktur apa yang dapat berkembang di Brisbane, sehingga itu dapat mendukung aktifitas HAV. Pada tahap pertama dalam penelitian ini, saya belajar untuk mengetahui tujuan dari HAV dalam perjalanan sehari-hari, dimana saya perlu memerhatikan permasalahan yang sedang dihadapkan dengan semi kendaraan otomatis saat ini. Dari situ, kemudian saya dapat menemukan jenis infrastruktur apa saja yang harus dikembangkan dengan baik untuk merespon tren perkembangan HAV."
2017
S67187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>