Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathanah
"ABSTRAK
Menjadi mahasiswa merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi seseorang. Tantangan yang dialami cenderung lebih kompleks pada kelompok mahasiswa kurang beruntung, yaitu mahasiswa berlatar belakang ekonomi rendah. Berbagai tantangan yang dialami mahasiswa kurang beruntung di satu sisi berpotensi menyebabkan distres psikologis, sedangkan di sisi lain berpeluang meningkatkan resiliensi. Penelitian terdahulu menunjukkan inkonsistensi hubungan resiliensi dan distres psikologis yang mengindikasikan ada variabel lain yang dapat membantu menjelaskan korelasi antara resiliensi dan distres psikologis. Mindfulness memiliki korelasi positif dengan resiliensi dan korelasi negatif dengan distres psikologis, serta cenderung berkembang pada kelompok yang banyak terekspos tantangan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah mindfulness berperan sebagai mediator hubungan resiliensi terhadap distres psikologis pada mahasiswa kurang beruntung. Pengambilan data penelitian dilakuan dengan menyebarkan kuesioner distres psikologis HSCL-25 , resiliensi CD-RISC 10 , dan mindfulness FFMQ melalui google form. Data diperoleh dari 216 sampel mahasiswa Bidikmisi Perguruan Tinggi ldquo;X rdquo;, dimana Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa berlatar belakang keluarga ekonomi rendah yang prestasi akademisnya baik. Analisis regresi berganda dengan SPSS menunjukkan mindfulness berperan sebagai mediator hubungan resiliensi terhadap distres psikologis ? = -0,479; p < 0,01 . Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk mengembangkan intervensi berbasis mindfulness untuk menunjang resiliensi dan menurunkan distres psikologis pada mahasiswa kurang beruntung.

ABSTRACT
Abstrak Abstract The challenges experienced in college life tend to be more complex among disadvantaged student, ie students with a low economic background. The challenges have the potential to cause psychological distress also increase resilience. Previous research has shown inconsistencies in resilience relationships and psychological distress which indicate there are other variables that may help explain the correlation between those variables. Mindfulness has a positive correlation with resilience and negative correlation with psychological distress and tends to develop in a group that is exposed to many life challenges. This study aims to see whether mindfulness acts as a mediator of resilience relationship to psychological distress in disadvantaged students. The research data were collected by distributing psychological distress questionnaires HSCL 25 , resilience CD RISC 10 , and mindfulness FFMQ through google form. Data obtained from 216 samples of University ldquo X rdquo Bidikmisi student, which Bidikmisi is an education tuition assistance for students with a low economic background of families with good academic achievement. Multiple regression analysis with SPSS showed mindfulness acting as a mediator of resilience relationship to psychological distress 0,479 p "
2018
T51119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dito Aryo Prabowo
"Mahasiswa merupakan populasi dengan karakteristik perkembangan yang rentan terhadap distres psikologis karena tuntutan sosial dan diri yang berada di sekitarnya. Bentuk tekanan yang dapat menjadi keadaan yang menyulitkan, dapat menghasilkan faktor protektif yang diistilahkan sebagai resiliensi untuk membantu individu menghadapi kesulitan. Penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian psychological distress, dengan menggunakan tipe penelitian kuantiatif dengan desain korelasional, yang bertujuan untuk mencari hubungan antara distres psikologis dan resiliensi. Dua buah kuesioner digunakan untuk pengambilan data, yakni HSCL-25 untuk mengukur distres psikologis dan CD-RISC 10 untuk mengukur resiliensi. Menggunakan teknik convenience sampling dengan metode pengambilan data online dan offline dan uji statistik, dari 1024 respon didapatkan hasil bahwa r = -0,244, n = 1024, p < 0,01, two tailed. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat resiliensi, maka semakin rendah tingkat distres psikologis mahasiswa.

Students may viewed as population characterized as vulnerable to psychological distress due pressures from self and society. However, the distressful nature of life events can enhance protective factors, named as resilience, to help them overcome the situations. As a part of psychological distress research, this research aims to seeks relationship between psychological distress and resilience among college students, with quantiative method and correlational study design. 1024 responses of two scales measure psychological distress with HSCL 25 and resilience with CD RISC 10, collected in online and offline responses with convenience sampling techniques. From statistical result, obtained r 0,244, n 1024, p 0,01, two tailed, means that as resilience level increased, psychological distress level may decreased.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyanti Tri Wahyuni
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mindfulness dan academic self-efficacy terhadap resiliensi pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Responden dalam penelitian ini sebanyak 213 orang dari seluruh fakultas yang ada di Universitas Indonesia. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS, College Academic Self-Efficacy Scale CASES, dan Connor Davidson Richardson Resilience Scale CD-RISC. Melalui simple regression, diperoleh hasil bahwa mindfulness dan academic self-efficacy berperan terhadap resiliensi pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia R= 0.153, p < 0.01; = 0.023, R= 0.340, p < 0.001; = 0.116. Individu yang mindful memiliki kemampuan coping yang baik melalui self-regulation dan kemampuan self-regulation dapat membuat individu mempertahankan kesehatan psikologisnya. Ketika individu mampu untuk mempertahankan kesehatan psikologisnya maka individu mampu untuk mengatasi stres yang dialami, hal tersebut menandakan individu memiliki resiliensi. Kemudian, academic self-efficacy akan membantu individu untuk mengembangkan rasa menghargai diri yang akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi rintangan yang dialami.

The purpose of this study was to see the role of mindfulness and academic self efficacy towards resilience among undergraduate students in Universitas Indonesia. Respondents of this study are 213 from all majors in Universitas Indonesia. Instruments used in this study are Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS, College Academic Self Efficacy Scale CASES, and Connor Davidson Richardson Resilience Scale CD RISC. Using simple regression, results show that mindfulness and academic self efficacy plays a role in resilience among undergraduate students in Universitas Indonesia R 0.153, p 0.01 0.023, R 0.340, p 0.001 0.116. Mindful individual have good coping skills through self regulation an this will enable individual to maintain their psychological health. When they are able to maintain their psychological health, then they can cope with the stress and it indicates the individual has resilience. Then, Academic self efficacy will help the individual develop self esteem that will affect their ability to face the adversity experienced.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Putri Anindita
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah psychological capital PsyCap memediasi hubungan antara trait mindfulness dan work-family balance ibu bekerja. Mengingat menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dan keluarga pada masa kini merupakan usaha yang cukup menantang namun penting untuk diperhatikan bagi ibu bekerja. Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan sampel ibu yang bekerja penuh waktu dan setidaknya memiliki satu anak usia enam tahun ke bawah di Jabodetabek N = 307. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS, Psychological Capital Questionnaire PCQ-12, dan alat ukur Work-Family Balance.
Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect b = .06, p < .01 dan direct effect b = .25, p < .01 yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa PsyCap memediasi secara parsial hubungan antara trait mindfulness dan work-family balance. Dengan kata lain, trait mindfulness dapat melewati PsyCap terlebih dahulu untuk memengaruhi work-family balance, namun juga dapat memengaruhi work-family balance secara langsung.

The purpose of this study was to find out whether psychological capital PsyCap mediates the relationship between trait mindfulness and work family balance of working mothers. Given balancing between work and family life in the present day is a challenging yet important effort to be considered for working mothers. This is a correlational study with full time mothers having at least one child aged six or younger in Jabodetabek as sample N 307. Instruments used in this study among others are Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS, Psychological Capital Questionnaire PCQ 12, and Work Family Balance Measurement.
The result of mediation analysis has shown a significant indirect b .06, p .01 and direct effect b .25, p .01, which indicates that PsyCap partially mediates the relationship between trait mindfulness and work family balance. In other words, trait mindfulness can pass through PsyCap first to affect work family balance, but it can also affect work family balance directly.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Aisha Maghfira
"Remaja rentan mengalami masalah kesehatan mental karena banyak perubahan yang terjadi di fase ini, serta berkaitan erat dengan kemampuan penyesuaian diri remaja dalam menghadapi tantangan. Fleksibilitas kognitif berperan penting dalam penyesuaian diri remaja dan menarik untuk dieksplorasi karena pemikiran remaja ditemukan unik dibandingkan dengan tahapan perkembangan lainnya. Penelitian sebelumnya juga menemukan hasil yang belum konsisten antara hubungan fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri di konteks yang berbeda, kemungkinan karena adanya faktor lain yang memediasi kaitan di antara keduanya, yaitu resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan antara fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri remaja. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional, menggunakan instrumen Brief Adjustment Scale-6 (BASE-6) untuk mengukur penyesuaian diri, Cognitive Flexibility Inventory (CFI) untuk mengukur fleksibilitas kognitif, dan Resiliency Scales for Children and Adolescents (RSCA) untuk mengukur resiliensi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 377 orang partisipan berusia 12─18 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa resiliensi yang dilihat melalui sense of mastery dan emotional reactivity memediasi secara penuh hubungan antara fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri, sedangkan sense of relatedness memediasi secara sebagian hubungan antara keduanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan intervensi berbasis resiliensi bagi remaja.

Adolescence is a critical period marked by numerous changes, making it a vulnerable phase for mental health problems. The ability of adolescents to adjust and cope with the challenges they face is crucial for their overall well-being. One cognitive aspect that has been suggested to play a significant role in their adjustment is cognitive flexibility, which intriguing to explore because adolescents’ thinking is found to be unique compared to other developmental stages. However, previous research has yielded inconsistent findings regarding the direct relationship between cognitive flexibility and adjustment in various contexts. This may be due to the presence of mediating factors, such as resilience, which also plays a vital role in adolescents' adjustment. The present study aims to investigate the mediating role of resilience in the association between cognitive flexibility and adolescents’ adjustment. To achieve this, a cross-sectional research design was employed, utilizing three standardized instruments: the Brief Adjustment Scale-6 (BASE-6) to assess adolescent adaptation, the Cognitive Flexibility Inventory (CFI) to measure cognitive flexibility, and the Resiliency Scales for Children and Adolescents (RSCA) to evaluate resilience. A total of 377 participants, aged between 12 and 18 years, were recruited for this study. The results of the mediation analysis revealed that resilience, as observed through its components, namely, sense of mastery and emotional reactivity, fully mediated the relationship between cognitive flexibility and adolescent adaptation. Moreover, the sense of relatedness partially mediated this relationship. The study's implications lie in the potential development of targeted interventions based on resilience to promote positive adjustment among adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Media Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan social support dan resiliensi dengan distres psikologis pada mahasiswa di Indonesia. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berusia 18-25 tahun. Fenomena distres psikologis pada mahasiswa disebabkan oleh banyaknya tuntutan yang dibebankan pada mahasiswa dan sulitnya mencari sumber materi perkuliahan yang akan diikuti serta padatnya jadwal perkuliahan, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan social support dan resiliensi bagi mahasiswa. Meski demikian, distres psikologis pada mahasiswa masih sering terjadi dan memiliki urgensi yang tinggi untuk diperhatikan dan diatasi. Penelitian terdahulu telah menemukan adanya interaksi resiliensi dalam pengaruh dukungan sosial terhadap penurunan tingkat distres psikologis.
Tipe penelitian kuantitatif dengan menggunakan tiga skala penelitian dalam pengambilan data yaitu MSPSS mengukur social support, HSCL-25 mengukur distres psikologis, dan CD-RISC untuk resiliensi. Teknik accidental sampling dengan pengambilan data secara online sebanyak 417 responden dengan hasil bahwa social support dan resiliensi berpengaruh signifikan terhadap distres psikologis. Implikasi penelitian yakni bagi mahasiswa untuk lebih menjalin komunikasi dengan teman, keluarga dan orang di sekitar agar mendapat dukungan sosial yang baik dan akan berdampak pada ketahanan mahasiswa dalam menghadapi setiap masalah sehingga distres psikologis akan menurun

This study aims to determine the relationship between social support and resilience with psychological distress in Indonesian students. Respondents in this study were students aged 18-25 years. The phenomenon of psychological distress in students is caused by the many demands placed on students and the difficulty of finding the source of the subject matter to be followed and the busy lecture schedule, so that to overcome this, it requires social support and resilience to students. Even so, psychological distress in students is still common and has a high urgency to be noticed and overcome.
This type of quantitative research uses three research scales in data collection, namely MSPSS to measure social support, HSCL-25 to measure psychological distress, and CD-RISC for resilience. The accidental sampling technique used online data collection was 422 respondents with the result that social support and resilience had a significant effect on psychological distress. The research implication is for college students to better communicate with friends, family and people around them in order to get good social support and will have an impact on student resilience in facing every problem so that psychological distress will decrease
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Indriani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi Mindfulness-Based Stress Reduction MBSR dalam menurunkan distress putus hubungan romantis pada dewasa muda. Hal ini dilakukan karena permasalahan dalam mengelola emosi pasca putus hubungan romantis dapat menimbulkan distress bagi individu. Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimental dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan terhadap delapan partisipan yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dimana pada kelompok eksperimen diberikan intervensi MBSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi MBSR berhasil menurunkan distress pasca putus hubungan romantis pada kelompok eksperimen.

The focus of this study was to measure the effectiveness of Mindfulness Based Stress Reduction to reduce breakup distress in young adults. This is done because of problems in managing the post breakup romantic emotions can cause distress for the individual. This research is a quasi experimental study with a sampling technique used purposive sampling. This research was conducted on eight participants were divided into two groups the control group waitlist and the experimental group, whereas in the experimental group was given MBSR intervention. The results showed that MBSR intervention succeeded in reducing breakup distress in the experimental group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka
"Perubahan psikososial dan psikologi yang terjadi pada masa remaja membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan. Resiliensi dianggap sangat menentukan bagaimana remaja menghadapi setiap stresor dan kesulitan hidup. Faktor-faktor yang berkontribusi pada tingkat resiliensi merupakan kunci dalam perkembangan dan kesejahteraan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari kelekatan orang tua dan teman sebaya, stres, koping proaktif, regulasi emosi, dukungan sekolah, spiritualitas, dan kondisi ekonomi terhadap resiliensi remaja. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 269 responden SMP dan SMA di Kota Depok yang diambil berdasarkan cluster random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Connor-Davidson Resilience Scale dalam mengukur resiliensi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parent attachment (p=0,001;CI 95%), peer attachment (p=0,001;CI 95%), regulasi emosi (p=0,001; CI95%), spiritualitas (p=0,018;CI 95%), dukungan sekolah (p=0,001;CI 95%), koping proaktif (p=0,001;CI 95%), dan stres (p=0,001;CI 95%) mempengaruhi resiliensi remaja. Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk dapat memaksimalkan upaya membangun resiliensi dengan mengadakan 

Psychosocial and psychological changes during adolescence make adolescents vulnerable to health problems. Resilience is considered to determine how adolescents deal with each stressor and difficulties. Factors that contribute to resilience are considered as the key in the development dan well-being. This study is aimed to identify the effects of parent and peer attachment, stress, proactive coping, emotional regulation, school support, spirituality, and economic status on adolescent resilience. Research was conducted using cross sectional design to 269 junior and senior high school respondents in Depok approached with cluster random sampling. The study used the Connor-Davidson Resilience Scale questionnaire to measure resilience. The results showed parent attachment (p=0,000;CI 95%), peer attachment (p=0,000;CI 95%), emotion regulation (p=0,000;CI 95%), spirituality (p=0.018;CI 95%), school support (p=0,000;CI 95%), proactive coping (p=0,000;CI 95%), and stress (p=0,000;CI 95%) affect adolescent resilience. This study recommends that schools can maximize efforts to build resilience by holding regular counseling related to factors that increase resilience."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Suleeman
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Andini Rosaria C.
"Kohesivitas keluarga merupakan salah satu sub-komponen dari resiliensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga pada mahasiswa dengan latar belakang keluarga miskin. Penelitian dilakukan pada 373 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2012. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) dan Balanced Cohesion dari Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV).
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat kontribusi yang signifikan dari kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga. Sebanyak 44,7% variasi skor resiliensi keluarga dapat dijelaskan oleh variasi skor kohesivitas keluarga. Selain itu, ditemukan korelasi yang signifikan antara resiliensi keluarga dengan keutuhan orangtua, kualitas interaksi dengan orangtua, serta antara kohesivitas keluarga dengan keutuhan orangtua, kualitas interaksi dengan orangtua, dan kualitas interaksi dengan saudara kandung.

Family cohesion is a sub-component of family resilience. This research aims to know family cohesion’s contribution on family resilience in college students who lives in poverty. Total participants is 373 college students who receive Bidikmisi 2012 scholarship. There are two scales that used in this research, Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) and Balanced Cohesion from Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV).
This research concludes that there is significant contribution of family cohesion on family resilience, where 44.7% of family resilience’s variation score can be explained by family cohesion’s variation score. Moreover, there is significant correlation between family resilience and marital condition, quality of interaction with parents, also between family cohesion and marital condition, quality of interaction with parents, quality interaction with siblings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>