Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reni Suherman
"Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian pada perempuan di seluruh dunia,
angka kesakitan dan angka kematian di seluruh dunia terus meningkat. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika terdeteksi sejak awal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit tersebut dengan cara meningkatkan pengetahun, sikap dan praktik
pencegahan kanker serviks. Di Kota Sukabumi belum pernah dilakukan studi tentang
kanker serviks tetapi faktor risiko tinggi kanker serviks seperti infeksi menular seksual
sangat tinggi angka kejadiannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor
demografi yang memengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker
serviks. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional survey dengan stratified
random sampling. Penelitian ini dilakukan pada perempuan usia reproduktif sebanyak
357 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan uji
reliabilitas pada kuesioner pengetahuan sikap dan praktik dengan hasil uji reliabilitas:
0,801; 0,891;885. Hasil faktor karakteristik yang paling memengaruhi pengetahuan dan
sikap adalah riwayat menikah. Sedangkan yang paling memengaruhi praktik adalah
pekerjaan. Direkomendasikan untuk membuat program edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker serviks dengan strategi program yang
mudah serta murah untuk dilaksanakan.

Cervical cancer is one of the leading causes of death in women worldwide, the rate of
morbidity and mortality worldwide continues to increase. This disease can be cured if
detected early on. Efforts can be made to prevent the occurrence of the disease by
increasing knowledge, attitude and practice of cervical cancer prevention. In the city of
Sukabumi has never done a study of cervical cancer but high risk factors of cervical
cancer such as sexually transmitted infections is very high incidence. The purpose of this
study was to determine the demographic factors that influence knowledge, attitude and
practice of cervical cancer prevention. This research method used cross sectional survey
with stratified random sampling. This study was conducted on women of reproductive
age as many as 357 respondents. Measuring tool using questionnaires that have been
tested the validity and reliability test on the questionnaire attitude and practice knowledge
with reliability test results: 0.801; 0.891; 885. The result of characteristic factors that most
influence knowledge and attitude is married history. While the most influencing practice
is work. It is recommended to make educational program to improve knowledge, attitude
and practice of cervical cancer prevention with easy and cheap program strategy to be
implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Priyanti
"Kanker serviks dapat dicegah mulai dengan mengidentifikasi pengetahun, keyakinan, dan perilaku seksual yang menjadi faktor risiko penularan HPV. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan perilaku pencegahan kanker serviks pada perempuan di Pekalongan. Penelitian deskriptif analitik ini melibatkan 443 perempuan di Pekalongan, dengan menggunakan instrumen Awareness of HPV and Cervical Cancer Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan cukup baik (63,9%), keyakinan rendah (57,1%), perilaku seksual kurang baik (60%), dan perilaku pencegahan kanker serviks kanker serviks yang rendah (63,0%). Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan edukasi terkait pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.

Cervical cancer can be prevented by identifying knowledge, beliefs, and sexual behavior that are risk factors for HPV transmission. The purpose of this study was to identify knowledge and behavior in preventing cervical cancer among women in Pekalongan. This analytic descriptive study involved 443 women in Pekalongan, using the Awareness of HPV and Cervical Cancer Questionnaire instruments. The results showed that respondents had fairly good knowledge (63.9%), low confidence (57.1%), poor sexual behavior (60%), and low cervical cancer prevention behavior (63.0%). The recommendation of this research is the need to improve health services by providing education related to prevention and early detection of cervical cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firliana Yuniar
"Kanker servik adalah jenis kanker terbanyak kedua yang dialami oleh perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Skrining atau deteksi dini kanker servik bermanfaat untuk mendeteksi perubahan abnormal sel pada servik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik demografi dan faktor lainnya yang memengaruhi pengetahuan dan praktik perempuan dalam melakukan skrining kanker servik. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan metode desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 100 Perempuan Usia Subur (usia 20-49) tahun yang berdomisili di Kecamatan Ajibarang, tidak terdiagnosis kanker servik, menikah, dan seksual aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 100 responden, perempuan yang memiliki pengetahuan baik terhadap kanker servik sebanyak 54 responden, sedangkan perempuan yang memiliki pengetahuan baik terhadap skrining kanker servik sebanyak 43 responden, serta hanya 8 responden yang pernah melakukan Pap Smear dan belum terdapat responden yang pernah melakukan Tes IVA. Hal ini disebabkan karena responden belum mengetahui atau belum mendapatkan informasi mengenai skrining kanker servik. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perempuan mengenai kanker servik hanya dukungan suami/keluarga (p= 0,026). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perempuan mengenai skrining kanker servik hanya usia (p= 0,000). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik skrining kanker servik antara lain usia (p= 0,039) dan pekerjaan (p= 0,029). Data hasil penelitian ini akan diserahkan kepada puskesmas wilayah setempat agar dapat dilakukan peningkatan layanan promosi kesehatan mengenai kanker servik secara umum dan skrining kanker servik secara khusus bagi perempuan usia subur.

Cervical cancer is the second largest type of cancer experienced by women in Indonesia after breast cancer. Screening or early detection of cervical cancer is useful for detecting abnormal cell changes in the cervix. This study aims to analyze demographic factors and other factors that influence women's knowledge and practices in cervical cancer screening. This research is based on a quantitative model with cross sectional design method. The sample of this research is 100 women of reproductive age (aged 20-49) years old who live in Ajibarang District, have not been diagnosed with cervical cancer, married, and sexually active. The results of this study showed that from 100 respondents, 54 respondents had good knowledge of cervical cancer, while only 43 respondents had good knowledge of cervical cancer screening and only 8 respondents who have had a Pap Smear and there are no respondents who have ever done an IVA test because respondents do not know or have not received information about cervical cancer screening The results showed that the only factors related to women's knowledge about cervical cancer were husband/family support (p= 0.026). The only factors related to women's knowledge regarding early detection of cervical cancer were age (p= 0.000). Factors related to the practice of early detection of cervical cancer include age (p= 0.039) and occupation (p= 0.029). The data from this research will be submitted to the local health center in order to improve health promotion services regarding cervical cancer in general and cervical cancer screening specifically for women of reproductive age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Sugiharto Winarno
"Tujuan: Kanker serviks masih menjadi kanker terbanyak kedua di Indonesia. Sementara kesadaran untuk deteksi dini dengan inspeksi visual dengan asam asetat (VIA) semakin meningkat, vaksinasi HPV belum menjadi program nasional. Vaksinasi masih efektif pada orang dengan rentang usia 15-26 tahun, dan diberikan dalam 3 dosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa kedokteran di Jakarta terhadap HPV dan vaksinasi.
Desain: survei cross-sectional dibagikan kepada 10 mahasiswa praklinik Fakultas Kedokteran di Jakarta, dari Juli hingga Agustus 2020. Kuisioner yang dibagikan sendiri untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang kanker serviks dan vaksinasi. Kuesioner dikumpulkan menggunakan Google Form dan dianalisis menggunakan Aplikasi Stata ver 13 for Mac. Data dianalisis menggunakan chi-square.
Hasil: dari 2518 mahasiswa kedokteran, 124 mahasiswa dikeluarkan. Separuh dari mahasiswa akademis yang lebih tua (57,14%) memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik tentang kanker serviks dan vaksinasi. Tingkat pengetahuan secara signifikan berhubungan dengan perilaku termasuk status vaksinasi. Namun, 60% dari mahasiswa akademis yang lebih muda memiliki sikap yang baik terhadap kanker serviks dan vaksinasi.
Kesimpulan: pengetahuan yang lebih baik berkorelasi dengan perilaku yang lebih baik terhadap kanker serviks dan vaksinasi. Lebih lanjut tentang HPV dan manfaat yang terkait dengan vaksinasi terhadap HPV harus dimasukkan dalam kurikulum di semua tahun sekolah kedokteran.

Objectives: Cervical cancer is still the second most prevalent cancer in Indonesia. While the awareness for early detection with visual inspection with acetic acid (VIA) has been raising, HPV vaccination has not yet become a national program. Vaccination is still effective in people ranged from 15-26 years old, and administered in 3 doses. The objectives of this research were to assess knowledge, attitude, and behaviour of medical students in Jakarta towards HPV and its vaccination.
Design: a cross-sectional survey was distributed to 10 Faculty of Medicine pre-clinical students in Jakarta, from July to August 2020. A self-administrated questionnaire was distributed to assess the knowledge, attitude, and behaviour regarding cervical cancer and vaccination. The questionnaire was collected using Google Form and analysed using Stata Application ver 13 for Mac. The data was analysed using chi-square.
Results: from 2518 medical students, 124 students were excluded. Half of the older academic students (57,14%) had a good knowledge and behaviour regarding cervical cancer and vaccination. Knowledge level was significantly associated with behaviour including vaccination status. However, 60% of younger academic students had a good attitude towards cervical cancer and vaccination.
Conclusions: better knowledge correlate with a better behaviour towards cervical cancer and vaccination. More about HPV and the benefits associated with vaccination against HPV should be included in the curriculum in all years of medical school.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Prastasari
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan hidup pasien kanker serviks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Pasien kanker serviks yang didiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2006 dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pendataan tanggal dan umur saat diagnosis, tingkat pendidikan, stadium, jenis histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskuler, jenis terapi, dan lengkapnya terapi. Jika pasien menjalani operasi, dinilai pula adanya tumor pada kelenjar getah bening(KGB) atau batas sayatan. Selanjutnya pasien diamati sampai minimal 5 tahun apakah pasien masih hidup. Kemudian dilakukan analisis kesintasan dengan metode Kaplan Meier. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan dinilai dengan analisis Cox regression.
Hasil: Diperoleh 447 pasien kanker serviks dalam kajian ini. Didapatkan median survival keseluruhan pasien kanker serviks 1916 hari (63 bulan) dengan kesintasan hidup 5 tahun 52%. Faktor umur, pendidikan, jenis pembiayaan, ukuran tumor, dan adanya invasi limfovaskuler tidak menunjukkan adanya perbedaan kesintasan. Stadium III dan IV memiliki kesintasan hidup yang lebih rendah dengan Hazard Ratio 3.27 dan 6.44. Diferensiasi buruk dan terapi tidak lengkap memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.26 dan 2.22. Jenis histopatologi lain-lain memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.85, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada uji multivariat. Pada pasien yang menjalani operasi disertai adanya tumor pada KGB menunjukkan kesintasan yang lebih rendah dengan HR 12.01, sedangkan adanya tumor pada batas sayatan tidak menunjukkan perbedaan kesintasan yang bermakna. Jenis terapi pada stadium awal ataupun sradium lanjut tidak menunjukkan perbedaan pada uji multivariat.
Kesimpulan: Median survival pasien kanker serviks adalah 63 bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara independen terhadap kesintasan pasien kanker serviks adalah stadium, diferensiasi tumor, kelengkapan terapi, dan adanya tumor pada kelenjar getah bening.

ABSTRACT
Objective: To find out of the probability of 5 years survival rate on cervical cancer patients and to identify the influencing factors.
Methods: This is a retrospective cohort study. Cervical cancer patients treated at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2005-2006 were selected. Demographic and clinical data were collected. Demographic data collected were diagnosis time, age, and education level. Clinical data collected were stage, histopathology, differentiation, lymphovascular invasion, and therapy. The appearance of the tumor on the specimen margin and lymphnodes was also noted in the patient underwent surgery. All the patients were followed up for minimal 5 years to know whether the patient was alive. Kaplan Meier methods was used to determine the survival rate probability and Cox regression analysis was used to assessed the factors influencing the cervical cancer survival
Result: A total of 447 cervical cancer patients was enrolled to this study. Median survival of these patients was 63 months and the overall 5-years survival probability was 52%. Age, education level, funding source, tumor size, and lymph-vascular invasion showed no significant differences on cervical cancer survival. Stage III and IV had lower survival probability (Hazard Ratio 3.27 and 6.44). Poor differentiated tumor and uncompleted therapy also had lower survival probability (HR 2.26 and 2.22). Histopathology of others had lower survival probability(HR 2.85), but wasn't significant on multivariate analysis. The presence of tumor on the cervical cancer specimen during operation showed worse survival probability (HR 12.01), otherwise the presence of tumor on specimen margin didn't show difference survival. Therapy types didn't showed any differences, either on early and advanced stage.
Conclusion: Cervical cancer median survival was 63 months. Independent influencing factors in this study were cancer’s stage, tumor differentiation, therapy completeness, and the presence of the tumor on the pelvic lymph nodes specimen during operation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maritza Samira
"Deteksi dini menjadi salah satu upaya penting untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Namun, capaian deteksi dini kanker serviks di kota besar seperti Jakarta masih terbilang rendah dan jauh dari target. Capaian deteksi dini kanker serviks di wilayah Puskesmas Kelurahan Duri Kepa pada pertengahan tahun 2024 yaitu 38,75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa tahun 2024 berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data penelitian yaitu data primer, menggunakan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2024 di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa. Sampel dalam penelitian merupakan wanita usia subur 15-49 tahun yang sudah menikah, berjumlah 160 orang yang diambil dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker serviks hanya 20,6%. Secara statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara usia (p value = 0,029), pendidikan (p value = 0,000), persepsi kerentanan (p value = 0,000), persepsi keseriusan (p value = 0,000), persepsi manfaat (p value = 0,000), persepsi hambatan (p value = 0,000), isyarat bertindak (p value = 0,000), dan efikasi diri (p value = 0,000) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks. Disarankan agar puskesmas mendukung peran fungsi kader, memperkuat KIE kanker serviks, memperluas jangkauan penyebaran informasi dengan pemanfaatan media sosial dan media interaktif yang mudah diakses, dan menjalin kerja sama dengan tokoh yang dianggap berpengaruh oleh masyarakat.

Early detection is one of the important efforts to prevent cervical cancer. However, the achievement of early detection of cervical cancer in big cities like Jakarta is still low and far from the target. The achievement of early detection of cervical cancer in the Duri Kepa Village Health Center area in mid-2024 was 38.75%. This study aims to determine the determinants of behavior of women of childbearing age in early detection of cervical cancer in the working area of Puskesmas Duri Kepa Village in 2024 based on the Health Belief Model theory. This research uses a quantitative approach with a cross-sectional study design. The research data source is primary data, using the interview method with questionnaire tools. The research was conducted in July-August 2024 in the work area of the Puskesmas Duri Kepa Village. The sample in the study was married women of childbearing age 15-49 years, totaling 160 people with quota sampling technique. The results showed that women of childbearing age who performed early detection of cervical cancer were only 20.6%. Statistically there was a significant relationship between age (p value = 0.029), education (p value = 0.000), perceived vulnerability (p value = 0.000), perceived seriousness (p value = 0.000), perceived benefits (p value = 0.000), perceived barriers (p value = 0.000), cues to action (p value = 0.000), and self-efficacy (p value = 0.000) with the behavior of women of childbearing age in early detection of cervical cancer. The results suggest that the puskesmas should support the role of cadres, strengthen cervical cancer IEC, expand the reach of information dissemination by utilizing social media and interactive media that are easily accessible, and collaborate with figures who are considered influential by the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfina
"Kanker serviks merupakan salah satu keganasan pada sistem reproduksi perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap makna pengalaman hidup perempuan setelah menjalani terapi kanker serviks. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi. Delapan orang partisipan yang direkrut secara purposive sampling di poliklinik RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data yang diperoleh di analisis menurut Colaizzi.
Penelitian ini mengidentifikasi lima tema yang menggambarkan makna pengalaman perempuan setelah menjalani terapi kanker serviks yaitu berbagai dampak setelah menjalani terapi, adaptasi terhadap perubahan fisik setelah terapi, harapan terhadap kehidupan setelah menjalani terapi, dukungan sosial, persepsi terhadap pelayanan kesehatan yang diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perawat meningkatkan perbaikan pada pelayanan keperawatan bagi perempuan bukan saja selama sakit dan menjalani terapi, tetapi juga setelah menjalani terapi kanker serviks.

Cervical cancer is one of the malignancies in the female reproductive system. The aim of this research is to reveal the meaning of the experiences of women after cervical cancer therapy. This qualitative research was conducted using phenomenological methods. Eight participants were recruited by purposive sampling in the clinic at dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta. The collected data were analyzed according to Colaizzi.
This study identified five themes namely the adverse effects after therapy, adaptation to physical changes after therapy, life expectation after therapy, social support, perception health care.
This research's findings suggest that nurses must provide improve nursing services toward women not only on during illness and therapy, but also after therapies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29359
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Deteksi dini kanker serviks merupakan upaya untuk pencegahan kejadian kanker servik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas edukasi metode wish and drive terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks. Desain penelitian menggunakan quasi experiment pre post test design with a comparison group dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian, faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker serviks adalah intervensi edukasi metode wish and drive dengan nilai p=0,010 dan OR 3,050. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkan pemberian edukasi metode wish and drive untuk menigkatkan perilaku deteksi dini kanker serviks.

Screening for cervical cancer, is an effort to prevent cervical cancer incidence. This study aims to test the effectiveness educational wish and drive methods on early detection of cervical cancer. The study design using a quasi experiment pre post design with a comparison group and sampling using purposive methods.
Result in this study : the most dominant factor affecting the screening of cervical cancer behavior is education wish and drive methods with the value of p = 0.010 and OR 3.050. Conclusion, educational wish and drive methods should be developed to promote of good behavior in early detection of cervical cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Immanuel B.
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker serviks dengan kanker nasofaring. Dalam penelitian ini telah dievaluasi data film verifikasi penyinaran pasien radioterapi untuk jenis kanker serviks dan nasofaring. Jumlah pasien untuk jenis kanker serviks berjumlah 45 pasien dan untuk jenis kanker nasofaring 45 pasien. Peneliti tidak melakukan verifikasi secara langsung dan tidak berhubungan dengan pasien, Data diperoleh dari status pasien yang tersedia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker nasofaring lebih tinggi dibandingkan dengan kasus kanker serviks.

My research study is focused on evaluating the verification success rates of cervical cancer and nasopharyngeal cancer survivors. 45 patients underwent radiotherapy procedures to identify specific types of the two mentioned cancers followed by data recording, for a total of 90 patients. The experimenter conducted no direct verification and had no direct contact with the patients since the data samples were obtained from Cipto Mangunkusumo Hospital. Research findings proved that the success rates of nasopharyngeal cancer verification were higher than the cervical cancer verification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Edi Prastyo
"Kanker serviks uteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian kanker serviks uteri sebesar 12,6/100000 wanita dan angka kematiannya sebesar 7,0/100000 wanita (IARC, 2008). Hal ini dimungkinkan karena faktor resiko yang masih belum tertangani di masyarakat. Multi paritas (khususnya paritas > 4 kali) atau jumlah melahirkan pada wanita sebagai salah satu faktor resiko kanker serviks uteri ternyata masih tinggi di masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh paritas > 4 kali terhadap kejadian kanker serviks uteri di 6 rumah sakit Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain kasus kontrol berbasis rumah sakit, dengan sampel sebanyak 364 wanita yang telah dipasangkan berdasarkan asal rumah sakit dan umur interval 10 tahun. Analisis multivariat menggunakan conditional logistic regression. Hasil menunjukkan bahwa paritas > 4 meningkatkan resiko kanker serviks uteri OR: 1,85 ; CI 95% (1,14 -3,02). Oleh karenanya usaha untuk pengembangan program yang dapat membatasi kelahiran seperti program Keluarga berencana akan membantu menurunkan terjadinya kasus serviks uteri.

Uterine cervical cancer is still a public health problem in Indonesia with incidence rate of 12.6 / 100,000 women and mortality rate 7.0 / 100,000 women. (IARC, 2008). Indonesian mortality rate is still high due to the risk factors that have not been handled in community. Multi parity (especially parity > 4) or total of women giving birth as a risk factor for uterine cervical cancer was still high. This study aims to determine the effect of parity > 4 to uterine cervical cancer. The study design is a hospital-based case-control, which samples were taken from 6 hospitals and then matched by hospital and age interval of 10 years. Multivariate analysis using conditional logistic regression shows the parity > 4 increases the risk of uterine cervical cancer OR: 1.85, CI 95% (1.14 -3.02). Therefore, efforts to develop programs that can limit births as family planning program will help reduce the occurrence of cases of cervix uteri.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>