Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalahi, Malianti
"Gay adalah suatu penyimpangan perilaku dimana adanya rasa ketertarikan terhadap sesama laki-laki. Gay sangat rentan dan beresiko tinggi terkena HIV/AIDS dan jumlahnya selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pelayanan keperawatan adalah salah satu solusi dalam menurunkan angka HIV/AIDS pada gay. Asuhan keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang diberikan perawat yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Kurangnya pengetahuan terkait asuhan keperawatan dapat meningkatkan kendala yang dialami dalam menurunkan jumlah gay dengan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi persepsi gay dengan HIV/AIDS tentang asuhan keperawatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada 14 partisipan.
Hasil penelitian menghasilkan enam tema yaitu respon psikologis dan mekanisme koping gay dengan HIV/AIDS dalam penerimaan penyakit, Sosok perawat yang diinginkan gay dengan HIV/AIDS, pengkajian keperawatan yang efektif bagi gay dengan HIV/AIDS, ketidakpopuleran diagnosis keperawatan, keterbatasan perawat untuk melibatkan pasien gay dengan HIV/AIDS dalam perencanaan keperawatan, dan pelayanan keperawatan profesional yang diharapkan oleh gay dengan HIV/AIDS. Sikap menerima, memiliki pengetahuan yang luas tentang gay dan penyakit HIV/AIDS, serta komunikasi yang hangat dan tidak berjarak adalah sosok perawat yang diinginkan gay dengan HIV/AIDS. Mendapatkan layanan asuhan keperawatan yang sama dan konsisten serta peningkatan kemampuan dan keterampilan perawat adalah harapan gay dengan HIV/AIDS terhadap pelayanan keperawatan.

Gay is a behavioral disorder in which there is a sense of attraction towards fellow men. Gay is very vulnerable and at high risk of HIV AIDS and the number is always increasing every year. Nursing service is one of the solutions in reducing the number of HIV AIDS in gays. Nursing care is a form of service provided by nurses who can help in overcoming health problems. Lack of knowledge related to nursing care can increase the constraints experienced in reducing the number of gay with HIV AIDS. This study aims to explore the perception of gay with HIV AIDS about nursing care. This research is qualitative research with qualitative descriptive design. Data collection was done by in depth interview technique to 14 participants.
The results of the study resulted in six themes psychological responses and gay coping mechanisms with HIV AIDS in accepting disease, nurse figure desired by gay with HIV AIDS, effective nursing assessment for gay with HIV AIDS, unpopular nursing diagnoses, nurse limitations to engage patients gay with HIV AIDS in nursing planning, and professional nursing services expected by gays with HIV AIDS. Accepting, having extensive knowledge about gay and HIV AIDS diseases, as well as warm and distant communications is a gay nurse wanted figure with HIV AIDS. Getting the same consistent nursing care and nurse skills and ability is a gay expectation with HIV AIDS on nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Alfio Andhika
"Di Indonesia, kasus HIV/AIDS pada anak dari tahun 2010 sampai 2016 cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyakit penyerta yang sering muncul atau yang disebut dengan infeksi oportunistik pada klien dengan HIV/AIDS yaitu diare. Sampai dengan 60 dari orang yang hidup dengan HIV melaporkan diare. Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak dan terutama mereka yang terinfeksi HIV. Salah satu intevensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi BAB yaitu dengan terapi pijat yang merupakan salah sati terapi keperawatan komplementer. Terapi pijat dilakukan pada seluruh tubuh sebanyak dua hari dalam sehari selama tiga hari berturut-turut. Setelah dilakukan intervensi tersebut, tampak terjadi penurunan frekuensi BAB cair pada anak dengan diare persisten.

In Indonesia, HIV AIDS cases in children from 2010 to 2016 tend to increase. One of common comorbid illness or so called opportunistic infection in clients with HIV AIDS is diarrhea. Up to 60 of people living with HIV report diarrhea. Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in infants and children, especially those who are HIV infected. One of the nursing intervention that can be done to reduce the frequency of diarrhea with massage therapy that one of complementary nursing therapy. Massage therapy is performed on the whole body twice a day for three consecutive days. After the intervention, there appears to be a decrease in frequency of diarrhea in children with persistent diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Fatimah
"Human Immunodeficiency Virus merupakan salah satu masalah kesehatan global yang menyerang kekebalan tubuh. Sedangkan gay merupakan salah satu faktor resiko utama yang dapat menyebabkan seseorang terserang HIV/ AIDS. Gay dan HIV/ AIDS, umumnya mendapatkan sikap negatif dari lingkungan masyarakat termasuk tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan dan sikap calon tenaga keperawatan terhadap klien gay dan HIV/ AIDS. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif dengan sampel berjumlah 266 mahasiswa. Sampel dipilih dengan menggunakan metode stratified random sampling.
Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 60,5% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap HIV, 55,3% memiliki sikap negatif terhadap HIV, 65,8% memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap gay, dan 53,8% memiliki sikap positif terhadap gay. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlu adanya peningkatan kegiatan seperti pelatihan kepada mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap klien gay dan HIV/ AIDS.

Human Immunodeficiency Virus is one of global health problem that attact body immun. While gay is one of the main risk factors of HIV/ AIDS. Gay and HIV/ AIDS received negative attitudes from community, including from health providers. This study aims to see the description of knowledge and attitude of nursing students toward gay and HIV/ AIDS client. The research was conducted by using descriptive design. The sample of this study was 266 students selected using stratified random sampling.
The result showed that 60,5%  of students had good knowledge about HIV, 55.3% students had negative attitude toward HIV, 65,8% students had good knowledge toward gay, and 53,8% students had positive attitude toward gay.The result of this study recommended to increase some training activity among nursing students to improve their knowledge and attitude toward gay and HIV/ AIDS client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
"Populasi gay meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut berdampak pada resiko peningkatan angka kejadian HIV dan AIDS, akibat perilaku seksual beresiko yang mereka jalani. Ketika mereka sakit dan membutuhkan perawatan, perawat sebagai tenaga kesehatan akan memberikan layanan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti persepsi, pengetahuan dan sikap yang mereka tunjukan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi persepsi perawat tentang asuhan keperawatan pada klien gay dengan HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling, dan jumlah partisipan sebanyak lima belas orang partisipan. Data dianalisa menggunakan analisa tematik. Hasil penelitian menghasilkan enam tema yaitu persepsi perawat yang tidak sejalan dengan sikap dan pengetahuannya di fase awal asuhan keperawatan, pengkajian komprehensif pada klien gay dengan HIV/AIDS, penegakkan diagnosa keperawatan pada klien gay dengan HIV/AIDS yang hanya berfokus pada masalah fisik, intervensi keperawatan yang terintegrasi pada klien gay dengan HIV/AIDS, hambatan klien dan perawat dalam proses asuhan keperawatan, dan kebutuhan perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien gay dengan HIV/AIDS.
Kesimpulannya yaitu asuhan keperawatan yang optimal pada klien gay dengan HIV/AIDS dapat diberikan jika proses keperawatan yang dilakukan sesuai dengan respons, kebutuhan dan kondisi klien oleh karena itu perawat perlu meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya.

The gay population has been increased significantly from year to year. This can lead to the risk of increasing HIV and AIDS incidence. When they are getting sick and need health service, nurse as a health provider will provide health care in the form of nursing care. The nursing care provided by the nurses is influenced by several aspects such as their perceptions, knowledge and attitudes. This study aims to explore nurse perception about nursing care for gay clients with HIV / AIDS.
This research used descriptive qualitative design with purposive sampling technique, and the number of participants are fifteen participants. Data were analyzed using thematic analysis. This study resulted six themes consist of: nurses perceptions which were inconsistent with their attitudes and knowledge in the early phase of nursing care, comprehensive assessment of gay clients with HIV / AIDS, nursing diagnosis of gay clients with HIV / AIDS focused on physical problems, integrated nursing intervention with gay clients with HIV / AIDS, client and nurse barriers in nursing care processes, and nurses needs to improve quality of nursing care in gay clients with HIV / AIDS.
In conclusion that optimal nursing care on gay clients with HIV / AIDS can be given if the nursing process in accordance with the clients response, needs and conditions therefore nurses need to improve their knowledge and skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Pelatihan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Penelitian ini membahas tentang hubungan antara pelatihan yang pernah di dapat dengan tingkat pengetahuan perawat di beberapa rumah sakit di Jakarta. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari peneliti utama yaitu Waluyo (2011) dengan penelitian yang berjudul Indonesian Nurses’ HIV Knowledge, Religiosity, Individual Stigma Attitudes, and Workplace HIV-Stigma. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat, dan uji korelasi Chi-Square. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p=0,934 dimana p>0,05 maka secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan yang pernah didapat dengan tingkat pengetahuan perawat tentang HIV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggara pelatihan harus lebih memahami konsep dan metode pelatihan sehingga perawat yang mendapatkan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuannya dan memberikan asuhan keperawatan secara optimal.

Training can affect a person's level of knowledge. This study discusses the relationship between training ever obtained with the level of nurse’s knowledge in several hospitals in Jakarta. This study is secondary data analysis of the main researchers Waluyo (2011) with a study titled “Indonesian Nurses' HIV Knowledge, Religiosity, Stigma Individual Attitudes, and Workplace HIV Stigma”. This study used univariate analysis, bivariate analysis, and correlation Chi-Square test. Based on the statistical test pvalue=0.934 where p>0.05 then there is no statistically significant relationship between training ever obtained with the level of nurses' knowledge about HIV. The results of this study indicate that training providers must better understand the concept and method of training so that nurses who receive training can improve their knowledge and provide optimal nursing care
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayu Handayani
"ABSTRAK
Stigma dan diskriminasi yang banyak dialami oleh gay dengan HIV/AIDS dapat
mengakibatkan berbagai masalah psikososial, salah satunya adalah harga diri.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuannya beradaptasi dalam
lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan harga diri kaum gay
dengan HIV/AIDS dalam melakukan adaptasi sosial. Ini adalah penelitian
kualitatif dengan jumlah partisipan sebanyak sembilan orang yang berdomisili di
Kota Ciamis dan Banjar, Jawa Barat-Indonesia yang direkrut melalui metode
snowball sampling dan data dianalisa menggunakan tematik. Hasil penelitian
menghasilkan empat tema yaitu: 1) Kondisi harga diri gay dengan HIV/AIDS, 2)
Pengaruh harga diri terhadap adaptasi sosial, 3) Mekanisme koping dalam
melakukan adaptasi sosial, dan 4) Harapan untuk masa depan. Kesimpulannya
yaitu harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS dipengaruhi oleh adanya stigma dan
pandangan negatif masyarakat dalam bersosialisasi. Penelitian ini
merekomendasikan adanya pedoman khusus untuk mengetahui dan menangani
masalah harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS di lembaga swadaya masyarakat
dan pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Stigma and discrimination among gay with HIV/AIDS can lead to psychosocial
problems, one of them is low self-esteem. This condition may affect them to adapt
as a gay and HIV/AIDS. The purpose of this study is to describe the dignity of gay
with HIV/AIDS in social adaptation. The research was a descriptive qualitative
and through snowball sampling method, 9 participants were recruited. Data
analysis used thematic analysis. The results of this study are four themes: 1) selfesteem
condition, 2) the influence of self-esteem in social adaptation, 3) coping
strategies in social adaptation, And 4) Hope for the future. The conclusion of this
study is that self esteem of gay with HIV/AIDS affected by stigma and negative
response of society in socializing. This study recommends a guideline for
knowing and managing self esteem among gay with HIV/AIDS in Non-
Governmental Organizations and Health Services."
2017
T47770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yatinawati
"ABSTRAK
HIV Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang data menginfeksi sel padasystem kekebalan tubuh yang dapat menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksidari virus ini berkaitan pada kerusakan progresif dari sistem kekebalan tubuh yang dapatmengarah pada defisiensi imun. Kasus HIV pada LSL mengalami peningkatan daritahun 2007 yaitu 5,35 tahun 2013 menjadi 17,29 . Tujuan dari penelitian ini adalahUntuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian HIV pada LSL diIndonesia Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengananalisis cox regression yang mana untuk melihat seberapa besar dampak yangditimbulkan pada faktor risiko HIV. Sampel minimal dalam penelitian ini adalah 690sampel. Hasil dari penelitian ini adalah status Sifilis, Gonore atau Klamidiaberhubungan dengan kejadian HIV p-value < 0,05. Hal ini dapat diharapkan pada LSLterkait risiko perilaku seks rutin melakukan pemeriksaan kesehatan terutama yangmemiliki gejala penyakit sifilis, gonorre dan klamidia.

ABSTRACT
HIV Human Immunodeficiency Virus is a virus that data infects cells in the immunesystem that can destroy or menggukan its function. Infection of this virus issued adisturbance of the immune system that can lead to immune deficiency. HIV cases inMSM compared to the year 2007 that is 5 , 35 in 2013 to 17.29 . The purpose of thisstudy was to determine what is related to the incidence of HIV in MSM in IndonesiaYear 2015. This study used a cross sectional design with regression analysis which is tosee the determinant factors. The minimum sample in this study was 690 samples. Theresults of this study were history sifilis, gonorrhea or chlamydia disease associated withp value HIV incidence "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Arisdiani
"[Waria yang merupakan salah satu populasi kunci dalam peningkatan HIV/AIDS, di Kota Kendal diperkirakan berjumlah lebih dari 400 orang. Dari seluruh kasus HIV/AIDS yang ada di Kendal waria menduduki urutan kelima. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pengalaman hidup waria dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menerapkan desain penelitian deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Sebelas partisipan diperoleh dengan
teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu 1) Mengenali identitas diri sebagi waria, 2) Preferensi seksual terhadap laki-laki, 3) Persepsi waria terhadap sumber penularan HIV/AIDS, 4) Arti kehidupan bagi waria dengan HIV/AIDS, 5) Mengalami diskriminasi, 6) Bentuk dukungan waria dengan HIV/AIDS, 7) Hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Kesimpulan: seluruh waria menyadari identitas diri sebagai waria, dan mereka
memahami pekerjaan dan perilaku seks beresiko menjadi sumber penularan HIV/AIDS. Sebagian waria mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan akibat adanya diskriminasi;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research applies research design of descriptive phenomenology with depth interview. Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire transgender realize identity as transgender, and they understand the work and unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination, Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yunita
"Latar Belakang. Perempuan dengan HIV/AIDS memiliki risiko mengalami psikopatologi yang lebih tinggi dibanding laki-laki, meskipun data pendukung mengenai hal ini sangat minim. Untuk mengatasi stresor yang dialami, penderita HIV/AIDS membangun berbagai bentuk mekanisme koping, dan seringkali menggunakan mekanisme koping yang maladaptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara psikopatologi dengan mekanisme koping pada perempuan dengan HIV/AIDS.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menilai psikopatologi kuesioner SCL-90 , dan mekanisme koping kuesioner Brief COPE pada perempuan dengan HIV/AIDS di Pokdisus RS Cipto Mangunkusumo.
Hasil. Responden berjumlah 116 orang dengan 37,1 di antaranya memiliki psikopatologi dengan depresi sebagai psikopatologi terbanyak 44,2 . Mekanisme koping yang tersering digunakan oleh seluruh responden adalah religion 46,6 . Korelasi psikopatologi dengan mekanisme koping adalah r= 0,292 dan p=0,001.
Kesimpulan. Didapatkan hubungan bermakna dengan korelasi positif dan kekuatan lemah antara psikopatologi dan mekanisme koping. Mekanisme koping religion lebih banyak digunakan oleh responden tanpa psikopatologi. Responden dengan psikopatologi yang menggunakan koping religion sering disertai dengan penggunaan koping self blame. Manajemen tatalaksana perempuan dengan HIV/AIDS yang komprehensif dapat dilakukan dengan deteksi dini psikopatologi dan mekanisme koping.

Background. Women with HIV AIDS have greater risk than men in having psychopathology while the data was not very considerable. To resolve stress, patients with HIV AIDS build lots of coping mechanism, and often the maladaptive ones. This study aims to assess the relationship between psychopathology and coping mechanism in women with HIV AIDS.
Method. A cross sectional study was conducted to determine the psychopathology using SCL 90 questionnaire, and coping mechanism using Brief COPE questionnaire in women with HIV AIDS at Pokdisus of Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result. Among 116 subjects, 37,1 had no psychopathology with depression was the most common psychopatology 44.2. The most used mechanism of coping was religion 46,6. The coefficient correlation between psychopathology and mechanism of coping was r 0,292 and p 0,001.
Conclusion. There was significant differences with positive and correlation between psychopathology and mechanism of coping. Religion coping more used by respondent with no psychopathology. Respondent with psychopathology often use religion and self blame coping. A comprehensive management in female with HIV AIDS can be done by early detection of their psychopathology and coping mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi Prayoga
"Latar belakang: Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan beban kesehatan gobal yang mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas. Konsekuensi lainnya dari HIV/AIDS yaitu dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, buruknya kualitas hidup mengakibatkan keterbatasan pada aktivitas fisik dan aktivitas sosial pada pasien. Salah satu penyebab kurangnya kualitas hidup ODHA disebabkan oleh kepatuhan pengobatan yang belum optimal. WHO menyebutkan kepatuhan pada pasien kronis hanya berkisar 50%.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kepatuhan minum obat ARV terhadap kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS di RSUD Pasar Rebo tahun 2022.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 87 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian ini menggunakan data primer menggunakan kuesioner EQ-5D-5L guna mengkaji kualitas hidup pasien.
Hasil: Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik. pada hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat (p=0,001), pekerjaan (p=0.029), status pernikahan (p=0.013), lama pengobatan ARV (p=0.029), dan koinfeksi (p=0,001) dengan kualitas hidup ODHA. Sedangkan pada analisis multivariat didapatkan bahwa variabel status pernikahan dan koinfeksi/infeksi oportunistik merupakan faktor confounding pada hubungan kepatuhan minum obat terhadap kualitas hidup ODHA.
Saran: Diperlukan perhatian khusus dan tindak lanjut dari berbagai stakeholder dalam mengatasi kepatuhan minum obat yang masih rendah pada ODHA, serta diperlukan perencanaan perawatan kesehatan dan layanan sosial sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada ODHA.

Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) causes a global health burden that results in increased mortality and morbidity rates. Another consequence of HIV/AIDS is that it can affect the patient's quality of life; a poor quality of life results in limitations on physical activity and social activity in patients. One of the causes of the lack of quality of life for PLWHA is suboptimal medication adherence. WHO mentions that adherence in chronic patients is only around 50%.
Purpose: This study was conducted to analyze the impact of antiretroviral drug adherence on the quality of life of PLHIV at RSUD Pasar Rebo.
Methods: This study was conducted using a quantitative approach with a cross-sectional design on 87 respondents. The data for this study were derived from primary data collected using the EQ-5D-5L questionnaire to assess patients quality of life.
Results: Based on univariate analysis, most of the respondents had a good quality of life. The results of bivariate analysis showed a significant relationship between the results of bivariate analysis showed that there was a significant relationship between medication adherence (p=0.001), employment (p=0.029), marital status (p=0.013), length of treatment (p=0.029), and co-infection (p= 0.001) with the quality of life of PLHIV. In the multivariate analysis, it was found that marital status and co-infection/opportunistic infections were confounding factors in the relationship between medication adherence and quality of life for PLHIV.
Suggestion: Special attention and follow-up from various stakeholders are needed to overcome low medication adherence among PLWHA, and planning for health care and social services is needed so that it can improve the quality of life for PLWHA.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>