Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fajar Ramadhan Irsyal
"Saat ini terdapat masalah yang sering ditemukan pada lanjut usia lansia yaitu keluhan disequilibrium atau gangguan keseimbangan. Lebih dari 65 individu berusai di atas 60 tahun pernah mengalami dysequlibrium atau gangguan keseimbangan dalam kehidupan sehari ndash; harinya. Hal ini selain dihubungan dengan gangguan keseimbangan, juga dapat menyebabkan gangguan fungsional dan psikososial. Salah satu penyebab gangguan keseimbangan pada lansia adalah penurunan kontrol postural akibat penurunan fungsi sel tubuh karena proses penuaan. Kontrol postural terbaik adalah pada usia 30 ndash; 60 tahun, setelah usia 60 tahun ayun tubuh akan mulai meningkat. Gambaran ayun tubuh ini akan dapat memperkiarakan kemungkinan terjadinya gangguan keseimbangan pada lansia sehingga dapat mengantipasi dan mengurangi insiden terjadinya jatuh. Posturografi adalah pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai secara obyektif dan kuantitatif kemampuan keseimbangan kontrol postural. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan vestibuler yang didesain untuk mengevaluasi interaksi antara sistem visual, vestibuler dan propioseptif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pemeriksaan posturografi stataik pada orang lanjut usia tanpa keluhan gangguan keseimbangan di poliklinik THT FKUI RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo.

Currently, the most frequent problem found in elderly is disequilibrium or disruption of the balance. More than 65 of person aged above 60 years old experienced disequilibrium or balance disruption in their daily lives. Beside being related to balance disorders, it also can lead to functional and psychosocial problems. One of the etiology of balance disorders in the elderly is declining of postural control due to decreased cell body function by aging process. The best time of postural control is at the age of 30 60 years and body swing function will begin to increase after the age of 60 years. This body swing condition will be able to predict the possibility of a balance disturbance in the elderly so that it can anticipate and reduce the incidence of fall. Posturography is a balance examination that can judge the ability in balancing postural control objectively and quantitatively. This is one type of vestibular examination designed to evaluate the interactions between the visual, vestibular and proprioceptive systems. This research aims to see the description of static posturographic examination in the elderly without any disturbance symptoms in outpatient clinic ENT Medical Faculty of Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo Hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Listia Sarini
"Lansia erat kaitannya dengan proses menua yang berpengaruh pada penurunan fungsi sistem tubuh salah satunya terjadi pada sistem muskuloskeletal. Kondisi ini dapat bersiko pada kejadian jatuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan masalah risiko jatuh dengan penerapan program latihan keseimbangan. Latihan ini di dilakukan 4 kali dalam seminggu dengan dasi 16 menit dan di evaluasi dengan menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG)dan One Leg Standing Time (OLST).
Hasil evaluasi akhir dari penerapan intervensi terlihat adanya perubahan yang signifikan. Pemeriksaan BBS meningkat dari skor 39 menjadi 45, pemeriksaan TUG mengalami percepatan dari 18.64 menjadi 14.60 detik. Sementara evaluasi dengan OLST didapatkan adanya peningkatan kemampuan klien untuk mengangkat salah satu kaki dengan mata terbuka dari 1.06 menjadi 4.32 detik dan dengan mata tertutup dari hasil 0.56 menjadi 4.21 detik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan program keseimbangan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, stabilitas dan keseimbangan yang dapat mencegah kejadian jatuh pada lanjut usia. 

Elderly people are closely related to aging processes which can affect the decline in bodily system functions. This condition can be risk of a fall that will affect the elderly quality of life. This scientific paper aims to describe the results of nursing care for the elderly with the risk of falling using balance exercise program. This exercise was conduct 4 times a weeks with 16 minutes in every session was evaluated using Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG) instruments and One Leg Standing Time (OLST).
The results of the final evaluation after implementation showed a significant change. BBS examination increased from a score of 39 to 45, the TUG examination. accelerated from 18.64 to 14.60 seconds. While evaluation with OLST found an increase in the clients ability to lift one leg with eyes open from 1.06 to 4.32 seconds and with eyes closed from the results of 0.56 to 4.21 seconds. The conclution from this balance training program can increase self-confidence, stability and balance that can decrease risk of falls  in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sevi Aristya Sudarwin
"Vestibulo Ocular Reflex VOR merupakan salah satu refleks keseimbangan vestibuler perifer yang berfungsi menjaga stabilitas visual saat bergerak sehingga VOR dapat menggambarkan keadaan vestibular perifer pada seseorang. Video Head Impulse Test VHIT merupakan pemeriksaan fungsi keseimbangan yang menilai fungsi VOR sehingga dapat menilai fungsi vestibuler perifer. Rentang nilai VOR yang dijadikan acuan pada pemeriksaan VHIT saat ini merupakan hasil penelitian di luar negeri, belum ada nilai VOR berdasarkan pengukuran di dalam negeri yang dapat dijadikan acuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemeriksaan VHIT dan nilai VOR gain pada orang dewasa tanpa gangguan keseimbangan. Penelitian ini adalah studi potong lintang dengan desain deskriptif pada 65 percontoh yang diambil secara konsekutif.
Hasil penelitian ini didapatkan tidak terdapat perbedaan bermakna rerata VOR gain berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia 18 60 tahun. Rerata VOR gain lateral sebesar 1,11 dengan standar deviasi 13,5 dan indeks kepercayaan 95 berkisar antara 1,08 1,14. Rerata VOR gain anterior sebesar 1,11 dengan standar deviasi 0,28 dan indeks kepercayaan 95 berkisar antara 1,05 1,15. Rerata VOR gain posterior sebesar 1,01 dengan standar deviasi 0,26 dan indeks kepercayaan 95 berkisar antara 0,97 1,06. Pemeriksaan VHIT dapat melengkapi pemeriksaan keseimbangan yang sudah ada sehingga tatalaksana gangguan keseimbangan menjadi lebih baik.

Vestibulo Ocular Reflex VOR is one of the peripheral vestibular balance reflexes that serves to maintain visual stability while moving with the result VOR can describe the state of a peripheral vestibular system in a person. The Video Head Impulse Test VHIT is an examination of the balance function that assesses the function of the VOR in order to assess peripheral vestibular function. The range of VOR scores referenced that used in the current VHIT examination is the result of research abroad, there is no VOR value based on the domestic measurements that can be used as reference for VHIT examination. This study aims to determine the VHIT overview and know the value of VOR gain in adults without disturbance of balance. This study is a cross sectional study with descriptive design on 65 samples taken consecutively.
The result of this study were there was no significant differences of average VOR gain between age and sex group. Average of lateral VOR gain was 1.11 with the standard deviation of 13.5 and the 95 confidence interval ranged from 1.08 to 1.14. The average of anterior VOR gain was 1.11 with the standard deviation of 0.28 and the 95 confidence interval ranged from 1.05 to 1.15. The average of posterior VOR gain is 1.01 with the standard deviation of 0.26 and the 95 confidence interval ranges from 0.97 to 1.06. VHIT examination complement the existing balance test so that the management of balance disorder is better.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Suciati
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan berbagai parameter
posturografi pada risiko jatuh derajat ringan dan sedang.
Metode: Dilakukan studi potong lintang pada 163 usila yang mampu ambulasi
mandiri, terdiri dari 108 subjek dengan risiko jatuh ringan dan 55 subjek dengan
risiko jatuh sedang yang datang ke poli geriatri terpadu dan poli Departemen
Rehabilitasi Medik RSCM. Parameter posturografi statik (Gravicorder GS-Anima
3000, Tokyo-Japan) adalah panjang ayun tubuh (PA), kecepatan ayun tubuh (KA),
Luas area (LA), Romberg quotient (RQ) dan deviasi Centre of Pressure (COP).
Penilaian posturografi dilakukan dalam 4 kondisi yaitu keadaan mata terbuka dan
tertutup serta dengan atau tanpa busa. Risiko jatuh dinilai dengan Berg Balance Scale
(BBS).
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai PA, KA, LA dan RQ
antara kedua kelompok risiko jatuh, namun hanya nilai LA yang bermakna secara
statistik. Terdapat kecenderungan deviasi COP ke arah antero-posterior (AP)
dibandingkan ke arah medio-lateral (ML) pada kedua kelompok risiko jatuh.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara panjang ayun tubuh,
kecepatan ayun tubuh serta Romberg quotient pada kelompok usila dengan risiko
jatuh ringan dan risiko jatuh sedang. Terdapat perbedaan yang bermakna luas area
ayun tubuh pada kelompok usila dengan risiko jatuh ringan dan risiko jatuh sedang.
Kata kunci: usila, risiko jatuh, posturografi statik, Berg Balance Scale

ABSTRACT
Study purpose: To evaluate different parameters of static posturography in elderly
with mild and moderate risk of falls that lives in community.
Methods: A cross sectional study was conducted in 163 elderly who can ambulate
independently without assistive device in Poliklinik Geriatri Terpadu, PM&R
department and Neuro-Otology division ENT department RSCM. There were 108
subjects with mild risk of falls and 55 subjects with moderate risk of falls. Static
posturography (Gravicorder GS-Anima 3000, Tokyo-Japan) parameters were length
of body sway (LNG), velocity of body sway (LNG/TIME), Envelope Area (ENV),
Romberg quotient (RQ) and Centre of Pressure (COP) deviation. Posturography
measurement was taken in four conditions, with eyes open (EO) and closed (EC) and
also with and without rubber foam (R). Risk of falls measurement was using Berg
Balance Scale (BBS).
Results: There were different values in length of body sway (LNG), velocity of body
sway (LNG/TIME) and Romberg quotient (RQ). Envelope Area (ENV) has
statistically significant value between mild and moderate risk of falls. The COP was
tended to deviate more in antero-posterior (AP) than in medio-lateral (ML) direction.
Conclusion: The values of length of body sway (LNG), velocity of body sway
(LNG/TIME) and Romberg quotient (RQ) has not statistically significant. Envelope
Area (ENV) has statistically significant value between mild and moderate risk of falls"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisnawati Paulus Tandilangi
"

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global. Di Indonesia, seiring bertambahnya usia, prevalensi penyakit kardiovaskuler juga mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan readmisi pada lansia yang terdiagnosis penyakit kardiovaskuler. Metodologi penelitian ini dengan desain Cross-Sectional, dan menggunakan tehnik Consecutive Sampling dalam pemilihan sampel, jumlah sampel sebanyak 102 responden. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan prosedur Confirmatory Faktor Analysis. Hasil penelitian menunjukkan kejadian readmisi dalam setahun minimum 1 kali dan maksimum 4 kali, dengan variabel depresi yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian readmisi (p=0.003). Analisis multivariat menunjukkan bahwa factor sosial demografi (variabel usia, kebiasaan merokok), faktor kondisi klinis (variabel status fungsional, IMT, penurunan kadar HDL, komorbid, jenis penyakit, dan kepatuhan minum obat) dan faktor psikososial (kognitif) memiliki korelasi yang kuat antar faktor (0.987, 0.980, dan 0.984) dan variabel-variabelnya mewakili keseluruhan variabel independen.


Cardiovascular disease is the leading cause of death globally. In Indonesia, with increasing age, the prevalence of cardiovascular disease has also increased. The purpose of this study was to determine the various risk factors associated with readmission in the elderly diagnosed with cardiovascular disease. The methodology of this study was a Cross-Sectional design, and used Consecutive Sampling technique in sample selection, the sample size was 102 respondents. Data analysis was carried out by univariate, bivariate, and multivariate analysis with Confirmatory Factor Analysis procedures. The results showed the incidence of readmissions in a year was a minimum of 1 time and a maximum of 4 times, with depression variables significantly associated with the incidence of readmissions (p=0.003). Multivariate analysis showed that socio-demographic factors (variables of age, smoking habit), clinical condition factors (variables of functional status, BMI, decreased HDL level, comorbidities, disease type, and medication adherence) and psychosocial factors (cognitive) had a strong correlation between factors (0.987, 0.980, and 0.984) and their variables represented the overall independent variables.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Puji Lestari
"ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok usia yang berisiko tinggi mengalami penurunan fungsi kardiovaskular. Salah satu masalah kardiovaskular yang sering dialami lansia yaitu hipertensi. Kasus hipertensi sering dijumpai pada setting long-term care seperti di STW. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi risiko kerusakan fungsi kardiovaskular pada lansia di Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Pembangunan Cibubur. Intervensi tersebut merupakan kombinasi antara terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik yang dilakukan 10-15 menit selama dua minggu. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik sebesar 8,2 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik dengan musik instrumental merupakan intervensi yang efektif, mudah, murah, dan tanpa efek samping yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskular. Rekomendasi penulis perlu diadakan terapi relaksasi secara rutin dengan menyediakan kaset musik instrumental yang telah digabungkan dengan suara instruksi napas dalam dan alat pemutar musik agar berjalan dengan optimal.

ABSTRACT
Older person is an age group who are at high risk for impaired cardiovascular function. One of the cardiovascular problems that is often experienced by the older persons is hypertension. This case of hypertension are often found in long-term care settings such as those in STW. This writing aims to analyze the application of evidence-based practices in the form of leading interventions in overcoming the Risk for Impaired Cardiovascular Function in the older persons at Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Cibubur. The intervention is a combination of deep breathing relaxation therapy and music therapy that is carried out 10-15 minutes for two weeks. The results of the intervention showed that there was a decrease in systolic blood pressure of 8.2 mmHg. This shows that deep breathing relaxation therapy and music therapy with instrumental music are effective, easy, inexpensive, and without side effects that can be used to reduce blood pressure in the older person with the risk for impaired cardiovascular function. The authors recommendation that regular relaxation therapy be provided by providing instrumental music tapes that have been combined with deep breathing instruction sounds and a music player to run optimally.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Patriotika Ismail
"Latar belakang: Sarkopenia menjadi masalah kesehatan yang penting dan banyak di jumpai di negara maju dan berkembang. Faktor risiko sarkopenia bersifat multifaktor. Data prevalensi dan faktor risiko sarkopenia di Indonesia masih terbatas, khususnya dimasa pandemi COVID-19 yang sudah dihadapi Indonesia selama dua tahun. 
Tujuan: Mengetahui proporsi dan faktor risiko sarkopenia pada populasi usia lanjut di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumopada masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain uji potong lintang di poliklinik geriatri dan penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mulai dari bulan November hingga Desember 2021. Subjek dengan kriteria usia >60 tahun, tidak terdapat gangguan penyakit akut saat pemeriksaan, serta tidak mengalami depresi atau gangguan kognitif berat yang tidak didampingi caregiver/keluarga diambil sebagai subjek penelitian. Pemeriksaan menggunakan kuesioner SARC-F, dan pasien dengan nilai 4 dianggap sarkopenia. Karakteristik pasien dengan sarkopenia dibandingkan untuk menilai faktor risiko sarkopenia. 
Hasil:  Terdapat 253 subjek penelitian dengan proporsi sarkopenia 41,5% (IK 95% 35,45-47,55%). Faktor risiko yang berhubungan dengan sarkopenia pada penelitian ini adalah jenis kelamin perempuan, aktivitas menurun (sedentary-aktifitas kurang), status fungsional ketergantungan, penyakit hipertensi, dan penyakit jantung (p < 0.05)
Kesimpulan: Proporsi sarkopenia pada penelitian adalah 41,5% dengan faktor risiko yang berhubungan adalah jenis kelamin, hipertensi, penyakit jantung, status fungsional ketergantungan dan aktivitas yang menurun (sedentary-aktifitas kurang). Oleh sebab itu perlu menjadi perhatian dan pencegahan pada subjek dengan karakteristik tersebut. 

Introduction: Sarcopenia is a prevalent and increasing problem in elderly worldwide. It is also related to various debilitating conditions and poor prognosis. Etiology of sarcopenia is multifactorial. However, the data in Indonesia is still limited. Moreover, not much has been discussed about the prevalence and risk factors for sarcopenia, especially during the COVID-19 pandemic.
Aim: To determine the prevalence and risk factors of sarcopenia in elderly patients in Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Methods: An observational study with cross-sectional design was performed in Geriatric and internal medicine Clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia, on November 2021 to December 2021. Patients 60 years old and suspected to have sarcopenia were included in the study, while patients with conditions making them unable to undergo examination or in acute conditions were excluded. Patients were defined as having sarcopenia if SARC-F showed a total value of 4. Clinical characteristics of patients were compared to predict sarcopenia.
Results: There were 253 subjects included in this study. A total of 105 (41.5%) subjects were diagnosed to suffer from sarcopenia. Predicting factors of sarcopenia in subjects were woman gender, sedentary physical activity, dependent on activities of daily living, hypertension, and heart disease (p < 0.05).
Conclusion: The prevalence of sarcopenia in elderly at Cipto Mangunkusumo was 41.5%. Indonesian elderly with female gender, sedentary-low physical activity, dependent on activities of daily living, hypertension, and heart disease are more prone to suffer from sarcopenia. Therefore, extra attention and prevention are needed for individuals with the characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Nur Syiva
"Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah hambatan mobilitas fisik yang cukup tinggi pada lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki hambatan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi hambatan mobilitas fisik pada lansia adalah program latihan keseimbangan Ba Duan Jin Exercise. Ba Duan Jin Exercise merupakan intervensi keperawatan berupa latihan keseimbangan yang mudah, santai, dan bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. Hasil intervensi yang dilakukan sebanyak 2 kali seminggu selama 5 minggu dengan Ba Duan Jin Exercise didapatkan adanya peningkatan yang signifikan ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES (Modified Falls Efficacy Scale) dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan BBT (Berg Balance Test) dari skor 26 menjadi 33, pemeriksaan TUGT (Time Up and Go Test) dari 13,7 detik menjadi 10,5 detik dan OLST (One Leg Stance Test) dari 0,6 detik menjadi 2,2 detik. Program latihan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisasi hambatan mobilitas fisik yang terjadi pada lansia.

Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high impaired physical mobility problem. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with impaired physical mobility. One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is balance training program called Ba Duan Jin Exercise. Ba Duan Jin Exercise is nursing intervention that has a low-intensity aaerobic exercise which is suitable for practice among older people and can improving the balance ability of older people. After the interventions twice a week during 5 weeks, the obtained result shows quite significant increase in Modified Falls Efficacy Scale (MFES) score, which enhanced from 5,71 to 10. Berg Balance Test (BBT) score increases from 26 to 33, Time Up and Go Test (TUGT) score increases from 13,7 seconds to 10,5 seconds, and One Leg Stance Test (OLST) score increases from 0,6 seconds to 2,2 seconds. This balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize impaired physical mobility among older people."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deviera Minelly Noor
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan keseimbangan dan mobilitas merupakan penyebab terbesar disabilitas pada usia lanjut 60 tahun atau lebih. Keseimbangan dan mobilitas merupakan faktor penting dalam melakukan aktivitas fungsional. Masalah paling serius dari gangguan mobilitas adalah kecenderungan usia lanjut untuk jatuh dan menjadi cedera akibat jatuh. Faktor lainnya yang mempengaruhi jatuh adalah rasa takut jatuh. Latihan keseimbangan dapat menurunkan insiden jatuh pada usia lanjut, namun usia lanjut yang berisiko jatuh sering menolak untuk mengikuti program latihan di rumah sakit. Program latihan di rumah memungkinkan individu untuk latihan secara mandiri, dengan biaya yang murah, dan sesuai untuk usia lanjut dengan keterbatasan akses ke fasilitas latihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan yang dilakukan di rumah selama 8 minggu terhadap mobilitas fungsional dan rasa takut jatuh pada usia lanjut.
Metode: Disain penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial. Populasi terjangkau adalah usia lanjut ≥ 60 tahun yang ada di Poliklinik Geriatri Terpadu dan Poliklinik Rehabilitasi Medik rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling, dan dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi permutasi blok. Kelompok keseimbangan diberi latihan keseimbangan dan kelompok kontrol diberi latihan penguatan ekstremitas atas selama 8 minggu. Untuk menilai mobilitas fungsional digunakan uji Time Up and Go (TUG), sedangkan rasa takut jatuh dinilai dengan instrumen Falls Efficacy Scale – International (FES-I).
Hasil: 94 responden mengikuti program latihan sampai selesai, kelompok keseimbangan (46 orang) dengan rerata umur 69,7 ± 6,03 tahun, dan kelompok kontrol (48 orang) dengan rerata umur 70,35 ± 6,95 tahun. Nilai uji TUG kelompok keseimbangan pada minggu ke-1 adalah 10,11 (7,41-16,52) detik dan menurun menjadi 9,24 (7,11-17,00) detik setelah 8 minggu latihan, (p < 0,001), dibandingkan dengan kelompok kontrol terdapat penurunan yang signifikan pada uji TUG minggu ke-1 dan minggu ke-8, p = 0,001. Nilai FES-I minggu ke-1 adalah 23,0 (16-38), dan setelah 8 minggu latihan terdapat penurunan menjadi 18,5 (16-35), p < 0,001, namun dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, p = 0,166 Kesimpulan: Terdapat peningkatan mobilitas fungsional yang bermakna secara statistik berdasarkan uji TUG pada kelompok keseimbangan dibandingkan dengan kelompok kontrol, setelah 8 minggu latihan. Dan terdapat penurunan rasa takut jatuh yang diukur menggunakan nilai FES-I pada kelompok keseimbangan setelah 8 minggu latihan, namun dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak ada perbedaan bermakna.

ABSTRACT
Background: Impaired balance and mobility are the biggest cause of disability in the elderly 60 years or more. Balance and mobility is an important factor in performing functional activities. The most serious problem is the tendency of the mobility-impaired elderly to fall and be injured by falling. Another factor affecting the fall is fear of falling. Balance training can reduce the incidence of falls in the elderly, however, older adults who are at risk usually refuse to participate in hospital-based exercise programs. Home-based exercises may allow individuals to practice independently, with low cost, and may be appropriate for the elderly with limited access to exercise facilities. The aim of this study is to determine the effect of balance exercises done at home for 8 weeks on functional mobility and the fear of falling in the elderly.
Methods: The design of the study was randomized controlled trial. The population was the elderly ≥ 60 years old at Integrated Geriatric Polyclinic and Physical Medicine and Rehabilitation Polyclinic in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta who fit the criteria. Sampling was done by consecutive sampling, and were divided into two groups by randomized block permutation. The balance group was given balance exercises and the control group was given upper extremity strengthening exercises for 8 weeks. Functional mobility was assessed by Time Up and Go test (TUG), and to assess fear of falling was used the Falls Efficacy Scale - International (FES-I) instrument.
Results: 94 respondents were completed the exercise program, the balance group (46 people) mean age 69.7 ± 6.03 years old, and the control group (48 people) mean age 70.35 ± 6.95 years old. TUG test in balance group was 10.11 (7.41-16.52) seconds at week-1 and improved to 9.24 (7.11-17.00) seconds after 8 weeks training, (p < 0.001). Compared to the control, the balance group had significantly improvement between TUG test week-1 and week-8, p = 0.001. FES-I test in balance group was 23.0 (16-38) at week-1 and after 8 weeks there is a decline to 18.5 (16-35), p < 0.001, but compared to the control group showed no significant difference, p = 0.166 .
Conclusion: There is statistically significant increasing of functional mobility based on the TUG test in the balance group compared to the control group, after 8 weeks of training program, and there is a statistically significant reduction in fear of falling were measured using FES-I instrument in the balance group after 8 weeks of training program, but compared to the control group there is no significant difference."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Mendes Kiik
"[Jatuh merupakan salah satu masalah yang serius pada lansia. Gangguan
keseimbangan tubuh merupakan salah satu penyebab jatuh yang cukup penting. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan keseimbangan lansia selama 8 minggu terhadap keseimbangan tubuh, risiko jatuh, status kesehatan dan kualitas hidup lansia. Penelitian quasi experimental ini terdiri dari dua kelompok; 30 lansia sebagai kelompok kontrol dan 30 perlakuan. Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan latihan keseimbangan lansia berpengaruh signifikan meningkatkan keseimbangan tubuh (p=0,0005), status kesehatan (p=0,0005), kualitas hidup (p=0,0001) dan menurunkan risiko jatuh (p=0,0005). Hasil uji mancova menunjukkan pengaruh LKS lansia diperkuat oleh usia (p=0,0005). Latihan keseimbangan lansia dapat digunakan sebagai salah satu upaya pencegahan gangguan keseimbangan tubuh, risiko jatuh dan upaya meningkatkan status
kesehatan dan kualitas hidup pada lansia di komunitas. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada kelompok usia yang berbeda untuk mengetahui keefektifan latihan keseimbangan lansia;Falls are the one of serious problem among elderly. Balance impairment is one of important cause of fall. The aim of this study was to investigate the effect of elderly balance exercise on postural balance, risk of fall, health status and quality of life among elderly. This quasi experimental design included two groups; 30 subjects as intervention groups and 30 subjects as control groups. Sample was taken by multistage random sampling. There were significant improvements in
postural balance (p=0,0005), health status (p=0,0005) and quality of life (p=0,0001). However, there was a significant reducing in risk of fall (p=0,0005). The result of mancova showed that elderly balance exercise strengthened by age (p=0,0005). Balance exercise can be utilized as one of the preventive effort to maintain postural balance, reduce risk of fall, increase health status and quality of life among elderly in the community. Future research may consider variation of
age to know effectiveness of balance exercise, Falls are the one of serious problem among elderly. Balance impairment is one of
important cause of fall. The aim of this study was to investigate the effect of
elderly balance exercise on postural balance, risk of fall, health status and quality
of life among elderly. This quasi experimental design included two groups; 30
subjects as intervention groups and 30 subjects as control groups. Sample was
taken by multistage random sampling. There were significant improvements in
postural balance (p=0,0005), health status (p=0,0005) and quality of life
(p=0,0001). However, there was a significant reducing in risk of fall (p=0,0005).
The result of mancova showed that elderly balance exercise strengthened by age
(p=0,0005). Balance exercise can be utilized as one of the preventive effort to
maintain postural balance, reduce risk of fall, increase health status and quality
of life among elderly in the community. Future research may consider variation of
age to know effectiveness of balance exercise]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>