Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangga Wicaksana
"Tesis ini membahas tentang proses pembentukan konsep diri pada penyandang disabilitas melalui komunikasi antarpribadi dengan pekerja sosial. Dengan berlandaskan paradigma konstruktivis, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana konsep diri penyandang disabilitas terbentuk dan faktor-faktor apa yang membentuknya. Melalui teori interaksionisme simbolik dan tahapan pembentukan konsep diri, peneliti berusaha menjelaskan bagaimana self seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, khususnya dengan significant others-nya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kaitan yang erat antara komunikasi antarpribadi yang dilakukan pekerja sosial terhadap konsep diri yang terbentuk pada diri penyandang disabilitas. Peneliti merekomendasikan agar penelitian ini bisa terus dikembangkan dengan melihat faktor lain yang dapat membentuk konsep diri penyandang disabilitas seperti media, lingkungan, dan lain-lain.

This thesis discusses the process of the formation on the concept of selft in interpersonal communication through the disabled with social worker. With the constructivist paradigm, based on this research aims to examine how the concept of the disabled self is formed and what factors that shape it. Through the theory of symbolic interactionism and the stages of self concept formation, researchers try to explain how a persons self is formed through interaction with others, especially with the significant others. The results of this study indicate a close relationship between interpersonal communication conducted by social workers to the concept of self that is formed on the disabled. Researchers recommend that this research can continue to be developed by looking at others factors that can shape the concept of selft disabled people such as media, environment, and others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bestie Fania Rakhmita NA
"Tesis ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai konsep diri remaja dalam komunikasi antarpribadi dalam kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan marjinal. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian fenomenologi ini menggunakan teori self Mead-Cooley, komunikasi antarpribadi Miller & Steinberg serta persepsi dalam hubungan pengajaran Snygg & Combs.
Hasil penelitian menunjukkan, dengan melibatkan diri dalam kegiatan pengajaran, remaja dapat memahami nilai baru. Hal ini disebabkan, remaja yang umumnya hanya melihat dan merefleksiakan perilaku significant others dan lingkungan sekitarnya, belajar menjadi contoh atau refleksi dari perilaku anak didiknya.
Sikap remaja dalam kegiatan sosial mengajar ini dapat digambarkan dalam sistem kepercayaan, nilai, dan sikap yang ditunjukkan dalam proses bagaimana konsep diri yang bertemu dengan nilai menghasilkan sikap yang akhirnya diambil seorang remaja. Agar tercipta pengajaran efektif, remaja perlu memiliki konsep diri positif. Konsep diri pengajar, yang mencakup persepsi di dalamnya, menjadi dasar bagi pengajar untuk melakukan kegiatan mengajar; suatu kegiatan yang melibatkan komunikasi antarpribadi yang intensif demi tercapainya tujuan pengajaran efektif.

This thesis is expected to provide explanation about interpersonal communication in learning activities on marginal school. Using a qualitative approach, this phenomenological research uses self theory of Mead-Cooley, Miller & Steinberg's interpersonal communication, and Snygg & Combs' perception in teaching relationship.
Research found that, by involving in learning activities, teenager can have another new value. Teenagers that used to see and reflect significant others' behavior their surrounding environment, learn to be an example and reflection of students' behavior.
Teenager's behavior in this learnng acivity can be explained in belief, value, and attitude system showed in how self concept meet value resulting their attitude. In order to make the learning process effective, teeangers need to have positive self concept. Teacher's self concept, which included perscption in it, became the teenager's basic in learning activity; an activity involving intensive interpersonal communication so the effective learning purpose is able to be achieved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajita Wicaksana
"Skripsi ini membahas Kemampuan Komunikasi Interpersonal Kepala Cabang sebagai pemimpin dan hubungannya dengan Kinerja Karyawan yang ada di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teori yang digunakan untuk mengukur variabel kemampuan komunikasi pemimpin adalah teori Devito (2011) mengenai kemampuan yang harus dikembangkan seorang pemimpin antara lain Openness, Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality. Sementara teori yang digunakan untuk mengukur Kinerja Karyawan adalah teori Contextual Performance dari Aguinis (2007) yang terdiri dari Trait Approach, dan Behavior Approach. Teknik penarikan sampel menggunakan Total Sampling dimana Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta berstatus Karyawan Kontrak dan Tetap (Organik) berjumlah 79 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pemimpin dengan kinerja karyawan di Bank BRI Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta memiliki hubungan yang positif. Nilai koefisien korelasi sebesar .499 menunjukkan adanya hubungan yang sedang dari kedua variabel tersebut.

This study discusses about interpersonal communication skills of the leader and their relation with the performance of employees in the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta. This study used the Devito (2011) theory which states that the abilities leader to be developed are include openness, empathy, supportiveness, positiveness, and equality. Where as the theory of contextual performance bu Aguinis (2007) is used to measure the performance of employees. According to Aguinis it consists of the trait and behavior approach. The sampling technique of this study is total sampling which is the samples in this study were employees of the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta. The status oh this employee are the contract and permanent (organic), around to 79 people. Data collection technique is the questionnaire as a research instrument. The results of this study showed that the communication skills of the leadder with the employee performance in the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta had a positive relationship. The correlation coefficient is .499, it showed that moderate correlation of the two variables."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Erlanti
"[ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah fenomena penularan HIV melalui penggunaan alat suntik yang tidak steril dari Pengguna Narkoba Suntik (Penasun). Perilaku menyuntik penasun secara bergantian membuat tingginya angka penularan HIV di kalangan penasun untuk itu dibutuhkan peranan petugas outreach dalam menjalankan pemasaran sosialLayanan Alat Suntik Steril (LASS). Tujuan penelitian ini mendapatkan gambaran mengenai self-disclosure pada komunikasi interpersonal dalam menerapkan pemasaran sosialyang dilakukan oleh petugas outreach untuk merubah perilaku penasun agar menggunakan alat suntik steril. Metode penelitian kualitatif deskriptif. Disimpulkan penelitian ini menunjukkan ketidakberhasilan pemasaran sosial karena petugas outreach yang tidak mampu membuat penasun melakukan self-disclosure, banyak penasun yang belum membuka dirinya.

ABSTRACT
Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ;Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ;Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ;Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer , Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ]"
2016
T45231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koprowska, Juliet
Exeter: Learning Matters, 2008
361.32 KOP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nurhayani
"Pernikahan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan. Keputusan memilih baik disengaja maupun tidak untuk menikah atau menundanya sementara waktu, tergantung pada bagaimana seseorang merespon alternatif yang ada dalam masyarakat. Yang jelas, apa pun keputusannya - menikah atau tidak - sebagian besar tergantung pada individu yang bersangkutan. Jika dulu masyarakat (khususnya orangtua) begitu anaknya dewasa sibuk mencarikan jodoh yang tepat, saat ini meskipun masih ada, kebiasaan itu memudar. Individu lebih bebas memilih pendampingnya. Salah satu alternatif untuk mencari teman dan kalau mungkin melanjutkannya ke jenjang pernikahan adalah melalui Rubrik Kontak SK Kompas. Dalam memahami konsep diri peminat & peserta Kontak, juga bagaimana mereka mempersepsi dirinya, penelitian yang bersifat kualitatif ini menggunakan definisi konsep diri dari Adler & Towne, terutama bagaimana seseorang melihat dirinya dalam tiga dimensi dari diri, yaitu: perceived self, desired self, dan presenting self. Adler & Towne mendefinisikan konsep diri sebagai sekumpulan persepsi seseorang yang relatif stabil mengenai dirinya sendiri baik dari segi fisik, sosial maupun psikologisnya. Perubahan konsep diri dimungkinkan dengan adanya reflected appraisal & social comparison. Penilaian yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya disebabkan antara lain adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perception, dan social expectation. Penulis mengamati & mewawancarai tujuh informan berusia 32-45 tahun yang belum menikah, kemudian penulis uraikan gambaran diri dan pergaulan informan. Selanjutnya penulis analisa berdasarkan persepsi fisik, psikologis, & persepsi sosial informan. Kemudian penulis membandingkan antara gambaran diri informan yang bersifat pribadi (perceived self), dengan gambaran diri yang bersifat publik (presenting self) dan gambaran diri yang ideal (desired self). Hasil penelitian sebagai berikut: terdapat kesesuaian antara beberapa elemen dari dimensi konsep diri beberapa informan, juga ketidaksesuaian antara beberapa dimensi konsep diri informan lainnya yang berkorelasi dengan keterlambatan para informan untuk menikah. Pada elemen fisik, untuk informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri. Namun pada informan pertama, dan keenam hanya terdapat kesesuaian antara perceived self dengan presenting self. Pada elemen sosial, dikategorikan dalam kelompok : Pertama, berkaitan dengan persahabatan dan kekeluargaan, terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri pada informan pertama, ketiga, keempat, kelima, & ketujuh. Sedangkan pada informan kedua, & keenam terdapat ketidak sesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Kedua, berkaitan dengan penjajagan atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengarah pada pernikahan. Pada keseluruhan informan, terdapat kesesuaian antara dimensi perceived self dengan desired self, namun bila dikaitkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiganya. Semua elemen konsep diri baik fisik, psikologis maupun sosial berkaitan dengan belum menikahnya para informan sampai berusia 32-45 tahun, namun yang tampak dominan adalah elemen psikologis. Pada umumnya dalam elemen ini, terdapat kesesuaian antara perceived self dengan desired self, tetapi jika dihubungkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Ketidaksesuaian antara tiga dimensi tersebut disebabkan adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perfection, dan social expectations. Para informan menganggap pernikahan adalah hal yang sakral, karena itu sebaiknya menikah sekali seumur hidup. Semua informan berharap suatu saat akan bertemu dengan seseorang yang dapat dijadikan pendamping hidup. Lima informan belum menikah karena faktor ketidaksengajaan (choosing by default), dan dua informan memilih dengan sengaja (choosing by knowledgeably)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
Jakarta: Salemba Humanika, 2013
158.2 WOO it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Alda Violetta
"Dalam proses penyebarluasan dan partisipasi masyarakat, belum benar-benar melibatkan Penyandang Disabilitas. Hal ini terkait pembuatan Peraturan Perundang-Undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011. Pengesahan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menuai pro dan kontra. Kritik terhadap Undang-Undang ini menyasar pada aspek formil dan materiil. Selain soal substansi yang kontroversial dan penggunaan perspektif yang tidak seimbang dalam memandang permasalahan dan merumuskan solusi, minimnya pelibatan publik, terkhusus golongan masyarakat Penyandang Disabilitas juga menjadi sasaran kritik atas proses pembentukan Undang-Undang ini. Proses penyebarluasan dan keikutsertaan partisipasi masyarakat seharusnya merata kepada setiap kelompok, termasuk kelompok Penyandang Disabilitas di dalamnya. Hal ini dikarenakan, sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan penerapan prinsip-prinsip Convention on the Rights of Person with Disabilities, berbicara mengenai pemenuhan hak-hak Penyandang Disabilitas dalam proses penyebarluasan dan partisipasi masyarakat pembentukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Konvensi ini sendiri merupakan konvensi yang memuat kedaulatan atas penyandang disabilitas guna menunjukkan kesunggukan atas perlindungan terhadap hak mereka, memastikan semua penyandang disabilitas dapat menikmati semua hak dasar manusia dan kebebasan yang fundamental.

Regarding the dissemination and public participation process, Persons with Disabilities have not been involved. It is related to the making of Legislation, which includes the stages of planning, preparation, discussion, ratification or stipulation, and promulgation as stipulated in Law No. 12 of 2011. The ratification of Law Number 11 of 2020 on Job Creation has drawn pros and cons. Criticism of this law targets the formal and material aspects. Apart from the controversial substance and the use of unbalanced perspectives in looking at problems and formulating solutions, the lack of public involvement, especially for people with disabilities, has also become a target of criticism for forming this Law. The process of dissemination and participation of public participation should be evenly distributed to every group, including people with disabilities. It is because, under the mandate of Law No. 12 of 201 concerning the Formation of Legislation and the application of the principles of the Convention on the Rights of Persons with Disabilities, it talks about the fulfillment of the rights of Persons with Disabilities in the process of dissemination and public participation in the formation of Law No. 11 of 2020 concerning Job Creation. This convention contains sovereignty over persons with disabilities to show seriousness about protecting their rights, ensuring that all persons with disabilities can enjoy all basic human rights and fundamental freedoms."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koprowska, Juliet
[Place of publication not identified]: Learning Matters, 2007
361.32 KOP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koprowska, Juliet
United Kingdom: Learning, Matters, 2005
361.3 KOP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>