Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Lita
"Skripsi ini membahas faktor yang mempengaruhi Indeks Severitas Adiksi Addiction Severity Index pada pengguna Napza dan gambaran keberhasilan program rehabilitasi sosial di Rumah Singgah PEKA tahun 2015-2017. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian menggunakan desain studi potong lintang cross sectional study dilakukan dengan total populasi dengan jumlah 132 orang klişen, dengan sampel 86 klien. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam sedangkan data sekunder diperoleh melalui data kuesioner ASI Addiction Severity Index 5th Edition.
Hasil: tingkat masalah indeks severitas adiksi terbesar pada area penggunaan obat. Penggunaan zat yang paling banyak adalah jenis heroin golongan narkotika sejumlah 49 klien. Tidak ditemukan hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status menikah dan penggunaan zat utama dengan indeks severitas adiksi. Namun, ada hubungan antara domisili dengan indeks severitas adiksi dengan nilai P = 0,006, PR 0,156 CI 0,038-0,642. Keberhasilan program di Rumah Singgah PEKA berdasarkan kemampuan klien mencapai tujuan dan pengurangan dosis, yaitu yang dinyatakan berhasil menurut konselot dari 86 klien sebanyak 62 72. Namun mantan klien masih mudah untuk mengalami relaps karena kurangnya monitoring.

This thesis discusses about the factors that influence the Addiction Severity Index on the drug users and the success of social rehabilitation program in Rumah Singgah PEKA in 2015 2017. This descriptive research with quantitative and qualitative approach with research design using cross sectional study design. Total population with 132 people client , with sample 86 client. The data used in this research is primary and secondary data. Primary data were obtained from in depth interviews while secondary data obtained through data of ASI questionnaire Addiction Severity Index 5th Edition.
Results the degree of problem of the largest addiction severity index in the area of drug use. The most widely used substance is narcotics type heroin of 49 clients. No association was found between age, sex, education, marital status and the use of key substances with an addiction severity index. However, there is a correlation between domicile and addiction severity index with value P 0,006, PR 0,156 CI 0,038 0,642. The success of the program in Rumah Singgah PEKA based on the client 39 s ability to achieve goals and dose reduction, which is declared successful according to the counsel of 86 clients as much as 62 72. But the former client is still easy to experience relapse due to lack of monitoring.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Rabbaniyah
"Pada tahun 2015 terdapat 71 kasus gizi buruk yang terjadi di Kota Bogor. Pada tahun 2016 menurun menjadi 65 kasus gizi buruk dan terdapat 522 kasus balita dibawah garis merah (BGM). Pada tahun 2017 kasus gizi buruk di Kota Bogor 63 kasus, tetapi pada kasus balita dibawah garis merah menurun menjadi 370 kasus. Anggaran kesehatan Kota Bogor mengalami penurunan dari tahun 2015-2017. Anggaran kesehatan Kota Bogor terus menurun dari tahun 2015 hingga tahun 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pembiayaan program perbaikan gizi bersumber publik di Kota Bogor pada tahun 2015-2017.
Pada penelitian ini dilakukan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode crossectional yaitu dengan cara membandingkan besaran pembiayaan kesehatan program perbaikan gizi di Kota Bogor pada tahun 2015-2017 dengan pendekatan District Health Account (DHA).
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa biaya untuk program perbaikan gizi di Kota Bogor meningkat setiap tahunnya, sumber pembiayaan paling besar berasal dari APBD Kota Bogor. Berdasarkan analisis seluruh dimensi biaya program perbaikan gizi di Kota Bogor paling besar digunakan untuk kegiatan pemberian PMT.

In 2016 decreased to 65 cases of malnutrition and there were 522 cases of children under five under the red line (BGM). In 2017 cases of malnutrition in Bogor City 63 cases, but in ix cases of children under five under the red line decreased to 370 cases. Bogor City's health budget has decreased from 2015-2017. Bogor City health budget continues to decline from 2015 to 2017.
The purpose of this study is to analyze the financing of publicly sourced nutrition improvement programs in Bogor City in 2015-2017.
In this study a quantitative descriptive approach was conducted using a cross-sectional method by comparing the amount of health financing for nutrition improvement programs in Bogor City in 2015-2017 with the District Health Account (DHA) approach.
The results of this study found that the cost for nutrition improvement programs in Bogor City increased every year, the largest source of funding came from the Bogor City Budget. Based on the analysis of all dimensions of the cost of nutrition improvement programs in the city of Bogor, the largest is used for PMT giving activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Cornelia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paul Nebrian Mahdi
"Rumah Singgah PEKA adalah salah satu Rumah Singgah yang bergerak di bidang adiksi. Tujuan dari Rumah Singgah ini adalah untuk pengurangan pengangguran dan angka kejahatan, serta peningkatan produktivitas komunitas marjinal. Menurut Riadi (2005) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi pada rumah singgah untuk dapat mencapai tujuannya yaitu koordinasi, teknologi dan kepemimpinan.
Salah satu gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan di rumah singgah adalah servant leadership yang menekankan pada pelayanan terhadap anggotanya dan peningkatan well-being anggotanya. Kedua karakteristik ini diharapkan dapat mendukung berkembangnya optimisme yang merupakan faktor penting yang dapat mencegah para mantan pecandu yang sudah menjalani terapi untuk relapse.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional untuk melihat hubungan antara servant leadership dengan optimisme menurut persepsi anggota di Rumah Singgah PEKA. Penelitian dilakukan pada 33 anggota Rumah Singgah PEKA dengan memberikan Kuesioner Servant Leadership dan Extended Life Orientation Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan servant leadership dengan optimisme anggota di Rumah Singgah PEKA.

PEKA halfway house is one of the halfway house that moves in the area of addiction. The purpose of this halfway house is to decreasing unemployment and criminality rate, and also increasing the productivity of the marginal community. According to Riadi (2005) there are three factors that influent the organizational effectiveness on halfway house in reaching their goals, which is coordination, technology, and leadership.
One of the leadership styles that can be applied in halfway house is servant leadership that emphasizes at serving their member and increases the well-being of their member. Both of this characteristic expected to support the development of optimism that constitute the important factor that can prevent the recovering addict that already going through relapse therapy.
This research is a correlation research to see the correlation between servant leadership and optimism among the perception of member in rumah singgah PEKA. This research is conducted on 33 member of rumah singgah PEKA by giving them Servant Leadership Questionnaires and Extended Life Orientation Test.
The result of this research finds that there is significant correlation between servant leadership style and optimism according to the perception of member in rumah singgah PEKA.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cania Mutia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan psychopath trait berdasarkan tipe
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Salemba dan Rumah Singgah PEKA.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tingginya psychopath trait
merupakan faktor risiko seseorang melakukan tindakan kriminal. Penelitian lain juga
menunjukkan bahwa psychopath trait dilaporkan memiliki hubungan yang sangat
kuat dengan kekerasan dan residivis kriminalitas. Belum ada penelitian yang
mendalami psychopath trait berdasarkan tiga tipe narapidana, yakni narapidana,
narapidana residivis, serta mantan narapidana. Partisipan berjumlah 90 orang dengan
rincian 30 narapidana, 30 narapidana residivis dan 30 mantan narapidana. Partisipan
diminta untuk mengisi kuesioner Psychopathy Checklist Revised (PCL-R) yang
dikembangkan oleh Hare pada tahun 1991. Data yang sudah terkumpul kemudian
diolah menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan
tidak ada perbedaan psychopath trait yang signifikan berdasarkan tipe narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Salemba dan Rumah Singgah PEKA.

ABSTRACT
This study aims to explore the difference of psychopathy trait among type of inmates
in Salemba Prison and PEKA shelter. Previous research revealed that the higher
psychopath trait is a risk factor of criminal behavior. Research also showed that the
higher psychopath trait is reported to have a very strong relationship with the violent
and recidivist criminality. There are no studies that explore the psychopath trait
among three types of inmates, which are inmates, recidivist inmates, and ex-inmates.
Number of participants on this research are 90 people with the details of 30 inmates,
30 recidivist inmates and 30 ex-inmates. Participants were asked to complete a
questionnaire Psychopathy Checklist Revised (PCL-R) developed by Hare in 1991,
which was then processed using Analysis of Variance (ANOVA). The results
showed no significant differences in psychopath trait on the types of inmates in
Salemba Prison and PEKA shelter."
2016
S66482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hafsari
"Jumlah kasus HIV/AIDS setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan salah satu faktor yang menyebkan peningkatan kasus HIV adalah dengan adanya peningkatan jumlah penularan di kalangan pengguna NAPZA suntik. Masalah tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini untuk melihat faktor-faktor faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada pengguna NAPZA suntik di Klinik PTRM Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel 46 pasien NAPZA suntik di Klinik PTRM. Hasil penelitian menunjukkan status HIV (+) sebesar 63%, diketahui 87% penasun adalah laki-laki, 58.7% berusia ≥34 tahun, 71,7% memiliki tingkat pendidikan ≤SMA, 58.7% menikah, 69.6% memiliki tingkat pengetahuan HIV yang baik, 63% penasun telah menyuntik ≥9 tahun, 50% penasun pertama kali menyuntik di usia <19 tahun, 69.6% penasun menyuntik ≥3 kali sehari, 87% penasun berbagi jarum suntik, 43.5% penasun melakukan sterilisasi dengan air bersih, 60.9% penasun melakukan seks berisiko rendah, 80.4% penasun memanfaatkan LJSS, 52.2% telah mengikuti terapi metadon ≥4 tahun, 58.7% penasun mendapatkan NAPZA dari ≥2 sumber yang berbeda. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara usia pertama kali menyuntik (PR 1.8; P Value = 0.02), berbagi jarum suntik (PR 4.2; P Value = 0.02), dan sterilisasi jarum menggunakan air bersih (PR 5.5; P Value = 0.006) dengan status HIV. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi akses terhadap jarum suntik steril bagi penasun.

Number of HIV/AIDS cases has increased every year, and one of factor that cause this rapid increases is the rise prevalence among injecting drug user. That problem encourage this study to observe the factors associated HIV status among Injecting Drug Users at Methadone Maintenance Treatment Program RSKO Jakarta in 2014. This study using cross sectional study with 46 sample of IDUs in methadone maintenance treatment program. The results shows that proportion of HIV (+) is 63%, most respondents (87%) are male, 58.7% aged ≥34 year, 71.7% have less or secondary high school, 58.7% married, 69.6% have good knowledge about HIV, 63% had injecting for ≥9 years, 50% first injecting drugs in <19 years old, 69.6% injected drugs ≥3 times a day, 87% sharing needles, 43.5% rinsed needles with clean water, 60.9% having low risk sexual activity, 80.4% had utilize Needle and Syringe Program (NSP), 52.2% had join methadone maintenance treatment program for ≥4 year. The results of Chi-square test stated there are significant relationsip between age of first injecting drugs (PR 1.8; P Value = 0.02), sharing needles (PR 4.2; P Value = 0.02) and rinsed needle with clean water (PR 5.5; P Value = 0.006) with HIV status. The results suggest that access of needle exchange programs should be developed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Akbar
"Skripsi ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok dengan menggunakan konsep implementasi kebijakan publik dari George C. Edwards III (1980). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivist sehingga penelitian akan disusun dengan data, bukti, dan pertimbangan ilmiah yang mempunyai dasar teori dan bersifat logis. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rehabilitasi rumah tidak layak huni di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok berdasarkan empat faktor yang mempengaruhi implementasi program menurut George Edwards III belum diterapkan dengan baik oleh para pelaksana. Terdapat permasalahan pada indikator kejelasan komunikasi dan tidak adanya SOP pada pelaksanaan program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Saran yang dapat diberikan mengenai proses implementasi program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok adalah dengan memperbaiki beberapa kekurangan terkait dengan proses transmisi dalam mengkomunikasikan isi pesan kebijakan dan penerapan SOP pada pelaksanaan program rehabilitasi rumah tidak layak huni agar menciptakan keseragaman cara kerja antar pelaksana program.

This thesis discusses about the factors that affecting the implementation of the rehabilitation program for Uninhabitable Houses in Mekarsari Sub-District, Cimanggis District by the Depok City Housing and Settlements Department by using the concept of implementing public policies from George C. Edwards III (1980). The approach used in this research is post positivist so that the research will be arranged with data, evidence, and scientific considerations that have a theoretical basis and are logical. The data used in this study were obtained by qualitative collection techniques through in-depth interviews and library research. The results showed that the implementation of rehabilitation of uninhabitable houses in Mekarsari Subdistrict Cimanggis District by the Department of Housing and Settlements of the City of Depok based on four factors that influenced the implementation of the program according to George Edwards III had not been implemented well by the implementers. There are problems with communication clarity indicators and the absence of Standard Operating Procedures (SOP) on the implementation of an uninhabitable housing rehabilitation program. Suggestions that can be given regarding the implementation process of the Uninhabitable Housing Rehabilitation Program in the Mekarsari Sub-District Cimanggis District by the Depok City Housing and Settlements Department is to correct some of the deficiencies associated with the transmission process in communicating the contents of the policy message and the application of Standard Operating Procedures (SOP) in the implementation of the uninhabitable housing rehabilitation program in order to create a uniformity way of working between program implementers.

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Immi Rizky Budiyani
"Maraknya penyalahgunaan NAPZA suntik, membuat pemerintah mendirikan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) untuk mengurangi dampak buruk akibat pemakaian NAPZA suntik, sehingga diharapkan meningkatnya derajat kesehatan penasun. Namun salah satu permasalahan dalam penerapan PTRM adalah kepatuhan pasien. Berdasarkan hal itu, dilakukan penelitian cross sectional terhadap 51 sampel agar diketahui faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan mengikuti terapi metadon di RSKO Cibubur.
Hasil penelitian menunjukkan ketidakpatuhan sebesar 37,3%. Diketahui penasun dengan umur <30 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki-laki (40%), pendidikan tinggi (37,5%), tidak bekerja (44,4%), pengetahuan kurang (54,5%), sikap kurang (60%), jauh dari tempat pelayanan (38,7%), dukungan keluarga kurang (46,7%), dukungan petugas kesehatan kurang (50%), dukungan teman kurang (37,5%) dan keterpaparan informasi baik (41,7%) memiliki proporsi ketidakpatuhan lebih tinggi. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan ketidakpatuhan mengikuti PTRM (p-Value 0,026; PR 2,261).

The rise of injecting drug use make government build Methadone Maintenance Treatment program (MMT) , in order to harmful reduction so that IDU’s health increased. But one of problems in applying MMT is adherence injection drug users. Based on that, cross sectional study carried out to 51 samples in order to know the factors related to disobedience in IDU who following MMT program in RSKO Cibubur.
The result shows disobedience is 37,3%. IDU with age less than thirty (66,7%), male (40%), high education (37,5%), didn’t have a job (44,4%), less knowledge (54,5%), less attitude (60%), far from health care (38,7%), less of family support (46,7%), less of health worker’s support (50%), less of friend support (37,5%) and have good exposure information (41,7%). Chi Square test results stated that there is a significant relationship between knowledge of the noncompliance following the MMT (p-Value 0.026; PR 2,261).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Wahyu Wadarsih
"Hipertensi adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di tingkat global dan merupakan faktor risiko untuk penyakit kronis lainnya termasuk penyakit jantung iskemik dan gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan menilai trend dan determinan hipertensi yang terkait dengan karakteristik individu dan gaya hidup. Desain penelitian ini adalah studi longitudinal dengan analisis time series memanfaatkan data studi kohor faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) tahun 2015-2017 di kota Bogor. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 711 responden. Analisis bivariat menggunakan uji repeated ANOVA, Friedman dan Wilcoxon, oneway ANOVA, Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney serta Chi-square. Sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian tahun 2015-2017 menunjukkan prevalensi hipertensi meningkat dari 31,9% menjadi 45,9%. Kenaikan juga ditunjukkan pada rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik, asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, natrium dan aktifitas fisik. Pada penelitian ini diperoleh faktor paling dominan mempengaruhi status hipertensi tahun 2015-2017 yaitu asupan karbohidrat berlebih. Responden dengan asupan karbohidrat berlebih berisiko 5,14-14,58 kali mengalami hipertensi dibandingkan dengan asupan karbohidrat cukup. Variabel lain yang berpengaruh terhadap status  hipertensi adalah status gizi, usia, jenis kelamin, asupan protein, kebiasaan merokok dan asupan lemak.

Hypertension is a leading cause of death and disability on a global level and is a risk factor for other chronic diseases including ischemic heart disease and kidney failure. This study aimed to assess trends and determinants of hypertension associated with individual characteristics and lifestyle. The design of this research was a longitudinal study with time series analysis utilizing cohort study data of risk factors for  Non-Communicable Diseases 2015-2017 in Bogor. The number of samples in this study were 711 respondents. Bivariate analysis used repeated ANOVA, Friedman and Wilcoxon, oneway ANOVA, Kruskal-Wallis and Mann-Whitney and also Chi-square tests. Meanwhile, the multivariate analysis used multiple logistic regression. The results of the 2015-2017 study showed that the prevalence of hypertension increased from 31.9% to 45.9%. The increase was also shown in the average systolic and diastolic blood pressure, energy, carbohydrates, protein, fat, sodium intake and physical activity. In this study, it was found that the most dominant factor affecting hypertension status in 2015-2017 was excess carbohydrate intake. Respondents with excess carbohydrate intake had a 5,14-14,58 times risk of developing hypertension compared to those with sufficient carbohydrate intake. Other variables that affect hypertension status were nutritional status, age, gender, protein intake, smoking habits and fat intake."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>