Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Septrilina
"ABSTRACT
Diabetes Melitus Tipe 1 merupakan penyakit yang lebih banyak menyerang anak dan remaja. Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian insulin, pengaturan makan yang tepat, dan olahraga. Dampak yang akan ditimbulkan jika pengaturan makan tidak lakukan adalah komplikasi jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang menghitung karbohidrat dengan status glukosa darah pada anak Diabetes Melitus Tipe 1. Desain penelitian menggunakan studi cross-sectional dengan melibatkan 46 responden yaitu orang tua yang memiliki anak dengan DM Tipe 1 yang diambil melalui teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen PedCarbQuiz PCQ dan dianalisis menggunakan uji Chi Square. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua dalam menghitung karbohidrat dengan status glukosa darah pada anak Diabetes Melitus Tipe 1 p =0,629, ? = 0,05 namun kecenderungan tingkat pengetahuan yang baik akan meningkatkan status glukosa darah anak. Hasil penelitian merekomendasikan untuk dilakukan pengecekan status HbA1c dalam melihat status glukosa darah anak.

ABSTRACT
Type 1 Diabetes Mellitus is a disease that occurs children and adolescents. Management should be instituted by insulin therapy, proper eating management, and exercise. The impact will be appears if management isn rsquo t appropriate, there are short term and long term complications. This study aimed to determine the correlation between parent knowledge about carbohydrate counting and blood glucose level in children with type 1 diabetes. This research used cross sectional study design which involved 46 parents who have children with type 1 diabetes used purposive sampling technique. The research instrument used the PedCarbQuiz PCQ and analysed by Chi Square test. The conclusions of this study was there is no correlation between parent carbohydrate counting knowledge and blood glucose level in children with type 1 diabetis p 0.629, 0,05 but the tendency of good knowledge level will improve blood glucose level of children. This research recommends to check the status of HbA1c to see the blood glucose level of children."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumakaka, Grace Yuliona Sirtin
"Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 DMT1 sangat rentan mengalami gangguan tidur. Edukasi sleep hygiene merupakan intervensi yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi sleep hygiene terhadap kualitas tidur dan status glukosa darah pada anak DMT1 di Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja IKADAR. Jenis penelitian quasi experimen pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah penderita DMT1 usia 6-18 tahun yang tergabung di IKADAR berjumlah 46 terbagi atas 23 anak kelompok intervensi dan 23 anak kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapat edukasi selama 10 menit melalui video yang berisi tips sleep hygiene yang kemudian diterapkan selama 3 hari dan kelompok kontrol mendapat intervensi standar. Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Data glukosa darah saat bangun pagi diperoleh berdasarkan rekapan hasil pemeriksaan secara mandiri oleh sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur meningkat p

Children with Diabetes Mellitus Type 1 DMT1 are susceptible to sleep disorders. Sleep hygiene education is the recommended intervention for sleep disorders. The purpose of this study was to identified the effect of sleep hygiene education on sleep quality and blood glucose status in children DMT1 in Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja IKADAR . The type of this study was quasi experimental pre post test with control group. The sample was the patients aged 6 18 DMT1 who joined in IKADAR total 46 divided into 23 sample of the intervention group and 23 control group. The intervention group was educated for 10 minutes via a video containing sleep hygiene tips which are then applied for 3 days and the control group received standard intervention. Sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Data on blood glucose in the morning was collected based on a sample diary at home. The results of this study showed the sleep quality score increased p "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen
"ABSTRAK
Prevalensi diabetes melitus tipe 1 (DMT1) pada anak mengalami peningkatan. Upaya pengendalian sejak dini perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan manajemen diet untuk mengontrol status glukosa darah anak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kepatuhan manajemen diet pada anak DMT1 dengan menggunakan studi potong lintang. Sampel penelitian ini berjumlah 37 anak dengan rentang usia 19 tahun. Instrumen yang digunakan adalah Perceived Dietary Adherence Questionnaire (PDAQ) untuk melihat kesesuaian kepatuhan manajemen diet pada anak DMT1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berusia 10-14 tahun (usia sekolah) dan berpenghasilan di atas upah minimum. Hasil uji Fisher-exact ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan manajemen diet dengan status glukosa darah pada anak DMT (r = 0,413; p-value = 0,01; OR = 0,344). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada risiko kecil anak dengan kepatuhan manajemen diet yang tepat mengalami status glukosa darah tidak terkontrol.
ABSTRACT
The prevalence of type 1 diabetes mellitus (DMT1) in children has increased. Early control efforts need to be made to improve children's quality of life. One way is to implement dietary management to control the child's blood glucose status. This study aimed to examine the relationship between adherence to dietary management in children with DMT1 using a cross-sectional study. The sample of this study amounted to 37 children with an age range of 19 years. The instrument used is the Perceived Dietary Adherence Questionnaire (PDAQ) to see the suitability of dietary management compliance in children with DMT1. The results showed that the characteristics of the respondents were 10-14 years old (school age) and earning above the minimum wage. Fisher-exact test results found that there was a significant relationship between dietary management compliance with blood glucose status in DMT children (r = 0.413; p-value = 0.01; OR = 0.344). The results showed that there was a small risk of children with proper dietary management adherence to uncontrolled blood glucose status."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Prasetyani
"[ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang memerlukan kontrol gula
agar tidak terjadi komplikasi. Pengaruh patient empowerment terhadap kontrol gula
darah masih menghasilkan informasi yang berbeda. Sembilan puluh delapan
responden yang ditentukan menggunakan teknik consecutive sampling
berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis data menggunakan regresi linier
berganda menunjukkan hubungan signifikan antara diabetes patient empowerment
(DES) dengan kontrol gula darah (HbA1c) setelah dikontrol dengan pengetahuan
dan jenis terapi DM (p = 0.023). Penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap
peningkatan 1 skor empowerment akan menurunkan gula darah sebesar 0.53%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka perlu dikembangkan manajemen
penatalaksanaan DM tipe 2 berbasis empowerment khususnya dalam pemberian
edukasi DM.

ABSTRACT
Diabetes Melitus (DM) is a chronic disease that requires a blood glucose control
in order to prevent complications. The influences of patient empowerment and
blood glucose control showed difference information. Ninety-eight respondents
were determined using a consecutive sampling technique. The results of data
analysis using multiple linear regression showed a significant relationship between
diabetes patient empowerment (DES) with blood glucose control (HbA1c) in type 2
diabetes melitus patients after controlled with knowledge and regimen therapeutic
of DM (p = 0.023). The study concluded that every increase in 1 score of
empowerment will low a 0.53% of blood glucose control. The results suggests that
diabetes patient education should be based on patient empowerment approach, Diabetes Melitus (DM) is a chronic disease that requires a blood glucose control
in order to prevent complications. The influences of patient empowerment and
blood glucose control showed difference information. Ninety-eight respondents
were determined using a consecutive sampling technique. The results of data
analysis using multiple linear regression showed a significant relationship between
diabetes patient empowerment (DES) with blood glucose control (HbA1c) in type 2
diabetes melitus patients after controlled with knowledge and regimen therapeutic
of DM (p = 0.023). The study concluded that every increase in 1 score of
empowerment will low a 0.53% of blood glucose control. The results suggests that
diabetes patient education should be based on patient empowerment approach]"
2015
T43581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Meriati Elisabet Magdalena
"Diabetes Melitus Tipe 1 merupakan penyakit kronis yang melibatkan perubahan perilaku baik pola hidup maupun aktivitas dalam  sehari-hari. Tidaklah mudah untuk mencapai perubahan perilaku yang dapat secara langsung mempengaruhi pengendalian glukosa darah dan komplikasi. Serangkaian tindakan pengobatan yang rutin dipatuhi pada dasarnya bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan. Ketidakpatuhan pada umumnya dapat meningkatkan masalah kesehatan bahkan dapat memperburuk penyakit yang dideritanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan tingkat kepatuhan perawatan diri anak dengan DMT1 tentang pemeriksaan glukosa darah harian dan pemberian terapi insulin. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan teknik consecutive sampling terhadap 49 anak diabetes melitus tipe 1 usia 1 – 18 tahun di wilayah Jabodetabek. Data diperoleh dari pengisian logbook selama 14 hari. Analisis menggunakan spearman sesuai jenis data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan kepatuhan pemeriksaan glukosa terhadap kadar glukosa prepandrial dan postpandrial (p>0.05). Demikian pula didapatkan tidak ada hubungan tingkat kepatuhan  terapi insulin dengan kadar glukosa prepandrial dan postpandrial (p>0,05). Namun secara univariat  didapatkan dara bahwa tingkat kepatuhan insulin sudah sesuai, tetapi tidak demikian dengan tingkat kepatuhan glukosa darah yaitu kurang baik. Hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak diabetes melitus tipe 1, bahwa perawatan diri pada anak diabetes melitus tipe 1 harus dipantau dan ditingkatkan agar mendapatkan kualitas hidup yang baik.
Kata kunci : Diabetes melitus tipe 1, kepatuhan pemeriksaan glukosa, kepatuhan insulin

Type 1 Diabetes is a chronic disease involving changing behaviour in both lifestyle and daily activities. Series of treatment that routinely obeyed in fact not easy to follow. Nonadherence in general can increase health problem even worsen his ilness. The Research aimed to find out correlation between level of adherence self-treatment with type 1 diabetes mellitus about checking daily blood glucose and giving therapy of insulin. The research used cross sectional design with consecutive technique sampling to 49 children suffering type 1 diabetes mellitus aged 1 – 18 years old in Jabotabek areas. Data was collected from filling out logbook for 14 days. Analysis used Spearman method according to the type of databased on type of data. The result of the study showed that there was no compliance relationship of blood glucose examination with prepandrial blood glucose level (p>0,05). It was found that there was no association with the level of insulin compliance with prepandrial blood glucose levels (p>0,05). Nevertheless, univariate data showed that the level of insulin compliance was appropriate, but not so with the level of blood glucose adherence that is not good. This research gives scientific basis in giving nursing care to children with type 1 diabetes that self care in children with type 1 diabetes mellitus must be monitored and increased to get good quality of life.
Key words : Type 1 diabetes mellitus, adherence of glucose checkup, insulin adherence
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Fatmah Azzuhra
"Diabetes Mellitus tipe 1 di anak merupakan salah satu penyakit metabolik endokrin tersering di dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa tahun belakangan ini, angka insidensi anak yang mengalami diabetes mellitus tipe 1 terus bertambah. Dengan fasilitas dan pengobatan yang kurang memadai di Indonesia, hal ini dapat memperburuk efek kadar gula darah yang tinggi dan menimbulkan beberapa komplikasi termasuk penurunan kecerdasan. Riset ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak dengan diabetes mellitus tipe 1 yang tidak terkontrol diindikasikan dengan tingkat HbA1c memiliki hubungan dengan penurunan kecerdasan.
Dengan menggunakan metode cross sectional, data dalam riset ini diambil dari questionnaire dan juga medical record pasien yang mengikut sertakan anak diabetes mellitus tipe 1 berumur 5-18 tahun di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan Brawijaya Clinic pada periode Juni-Juli 2016. Sebelum melakukan pengukuran kecerdasan mengunakan metode CCIDD, semua subjek harus melakukan pemeriksaan tingkat HbA1c maximal 3 bulan sebelumnya. Seluruh data subjek akan di deskripsikan ke dalam tabel. Sedangkan untuk mengetahui hubungan anatara HbA1c dan tingkat kecerdasan anak, peneliti menggunakan simple correlation test dan juga uni-variable non parametric for independent samples of Mann-Whitney. Kemudian dari pada itu linear regression, juga digunakan untuk mementukan risk factor yang berhubungan dengan fungsi kecerdasaan anak diabetes mellitus tipe 1.
Terdapat 50 subjek yang berhasil di analisa pada penilitian ini. Sebagain besar anak DM berumur >12-18 tahun dengan ratio perempuan lebih besar. Nilai tengah dari umur saat terdiagnosa 8.4(1.1-14.3) tahun dan menderita diabetes selama 2.8(0.1-13.9) tahun. Rerata HbA1c 9.3(1.94)% dengan sebagian besar pernah mengalami 1 kali DKA. Untuk hubungan antara tingkat HbA1c dan tingkat kecerdasan, ditemukan korelasi lemah (r = -.182) dengan p-value >0.05 yang dapat diartikan tidak adanya hubungan yang signifikan anatara dua variable tersebut. Namun didalam variable risk factors, ditemukan hubungan antara status sosial ekonomi anak DM-1 dengan fungsi kecerdasannya (p<0.05).
Tingkat HbA1c yang tinggi tidak memiliki hubungan dengan penurunan kecerdasan pada anak dengan diabetes mellitus tipe 1. Namun, tingkat status sosial ekonomi anak DM-1 dapat menjadi faktor resiko terhadap fungsi kecerdasan anak tersebut. Penilitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui apakah anak dengan kasus yang lebih berat dikarenakan tingginya kadar gula darah yang tidak terkontrol memiliki hubungan dengan tingkat kecerdasan anak dengan diabetes melitus tipe 1.

Type 1 diabetes mellitus in children is one of the most prevalent metabolic endocrine disease including in Indonesia. It is known that the number of incidences is increasing for a past couple of years. With inadequate management and facilities in Indonesia, it makes high blood glucose in children with T1D can lead to serious complication such as cognitive dysfunction. This research aim is to know whether the uncontrolled T1D in which indicated by HbA1c is associated with decreased cognitive function.
This research is a cross-sectional study where the data is gathered by questionnaire alongside with medical record which involves type 1 diabetic children aged 5-18 years old from Cipto Mangunkusumo Hospital and Brawijaya Clinic in June-July 2016 period. Prior to the cognitive test using CCIDD method, all the subject must have a record of HbA1c measurement 3 months before. Following that, all subject characteristics are described in baseline data. In addition, a simple correlation test and non-parametric for uni-variable independent samples of Mann-Whitney were used to compare the HbA1c and cognitive function. Moreover, linear regression was also used to know the risk factor for cognitive function in children with type 1 diabetes mellitus.
There were 50 subjects which were analyzed in this research. The majority is children whose age from >12-18 with a larger ratio of female subjects. The median value for the age of onset 8.4(1.1-14.3) years and duration of disease of 2.8(0.1-13.9) years. The mean HbA1c was 9.3(1.94)% with the majority of subject experienced one episode of DKA. Furthermore, HbA1c and cognitive function showed a very weak negative correlation (r=.182) with p-value >0.05 indicates that there is no significant association between these two variables. However, within the risk factor variable, it showed that socioeconomic of the subject was associated with cognitive function (p<0.05).
High level of HbA1c was not associated with a declined performance of children with type 1 diabetes mellitus. However, socioeconomic status of the T1D children was the risk factors to their cognitive performance. Further investigation of this cross-sectional study can be done to analyze the further association between an uncontrolled glycemic state of children with type 1 diabetes mellitus and cognitive function.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dewi Ariyanti
"Latar Belakang: Self-efficacy dan pengetahuan merupakan faktor terpenting dalam proses terapi insulin pada anak dengan diabetes melitus tipe 1 (DMT1). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan self-efficacy pada anak DMT1 setelah diberikan intervensi aplikasi CICO Count. Metode: Jenis penelitian quasi experiment pre-post control group design. Sampel penelitian merupakan penyandang DMT-1 dengan usia 7-18 tahun yang tergabung dalam IKADAR Jabodetabek yang berjumlah 30 anak dengan rincian 15 anak kelompok kontrol dan 15 anak kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi diberikan tindakan penggunaan aplikasi CICO Count, sementara kelompok kontrol diberikan edukasi menggunakan leaflet. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pretest dan post-test yang diberikan sebelum dan setelah diberikan edukasi. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan (p<0,001) dan self-efficacy (p=0,000) pada kelompok intervensi. Kesimpulan: Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi CICO Count mampu meningkatkan pengetahuan dan self-efficacy pada anak dengan DMT-1.Latar Belakang: Self-efficacy dan pengetahuan merupakan faktor terpenting dalam proses terapi insulin pada anak dengan diabetes melitus tipe 1 (DMT1). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan self-efficacy pada anak DMT1 setelah diberikan intervensi aplikasi CICO Count. Metode: Jenis penelitian quasi experiment pre-post control group design. Sampel penelitian merupakan penyandang DMT-1 dengan usia 7-18 tahun yang tergabung dalam IKADAR Jabodetabek yang berjumlah 30 anak dengan rincian 15 anak kelompok kontrol dan 15 anak kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi diberikan tindakan penggunaan aplikasi CICO Count, sementara kelompok kontrol diberikan edukasi menggunakan leaflet. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pretest dan post-test yang diberikan sebelum dan setelah diberikan edukasi. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan (p<0,001) dan self-efficacy (p=0,000) pada kelompok intervensi. Kesimpulan: Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi CICO Count mampu meningkatkan pengetahuan dan self-efficacy pada anak dengan DMT-1.Latar Belakang: Self-efficacy dan pengetahuan merupakan faktor terpenting dalam proses terapi insulin pada anak dengan diabetes melitus tipe 1 (DMT1). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan self-efficacy pada anak DMT1 setelah diberikan intervensi aplikasi CICO Count. Metode: Jenis penelitian quasi experiment pre-post control group design. Sampel penelitian merupakan penyandang DMT-1 dengan usia 7-18 tahun yang tergabung dalam IKADAR Jabodetabek yang berjumlah 30 anak dengan rincian 15 anak kelompok kontrol dan 15 anak kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi diberikan tindakan penggunaan aplikasi CICO Count, sementara kelompok kontrol diberikan edukasi menggunakan leaflet. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pretest dan post-test yang diberikan sebelum dan setelah diberikan edukasi. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan (p<0,001) dan self-efficacy (p=0,000) pada kelompok intervensi. Kesimpulan: Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi CICO Count mampu meningkatkan pengetahuan dan self-efficacy pada anak dengan DMT-1.

Self-efficacy in children with type 1 diabetes mellitus (T1DM) focused on children's beliefs about their abilities to manage, plan, modify behavior so as to achieve a better quality of life. In the process of modifying behavior, knowledge is needed as a means that can help children in understanding T1DM. The purpose of the study was to identify differences in knowledge and self-efficacy in T1DM children after being given the CICO Count application intervention. This type of research is a quasi-experimental pre-post control group design. The research sample is children with T1DM aged 7-18 years who are members of the Jabodetabek IKADAR totaling 30 children, 15 children in the control group and 15 children in the intervention group. The results of this study indicate that there is a significant increase in the level of knowledge (p<0, 006) and self-efficacy (p=0.000). However, there was no significant difference between the intervention group and the control group on the results of self-efficacy (p=0.096). SuggestionIt is hoped that further research with different methodologies related to the level of knowledge and self-efficacy in children with T1DM can be carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Mulyasari
" ABSTRAK
Anak dengan diabetes mellitus tipe-1 sepanjang hidupnya dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan gejala penyakit, pengobatan dan perawatan diri. Agar kualitas hidupnya tetap optimal, anak harus mampu beradaptasi dengan berbagai permasalahan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi antara jenis strategi koping yang digunakan anak dengan kualitas hidupnya. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan teknik consecutive sampling terhadap 39 anak diabetes mellitus tipe-1 usia 13-18 tahun. Data diperoleh dari isian kuesioner CODI untuk koping dan PedsQLTM 3.2 untuk kualitas hidup. Analisis data menggunakan pearson atau spearman, sesuai jenis data. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara koping emotional reactions P = 0,009, r = -0,413 dan acceptance P=0,049. r = 0,317 dengan kualitas hidup anak diabetes mellitus tipe-1. Empat jenis strategi koping lainnya pada penelitian ini tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kualitas hidup, yaitu Avoidance P = 0,339, r = -0,157 , Cognitive Palliative P = 0,826, r = 0,036 , Whisful Thinking P = 0,516, r = 0,107 dan Distance P = 0,622, r = 0,082 . Hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak diabetes mellitus tipe-1, bahwa koping emotional reactions harus diperbaiki dan koping acceptance harus didukung agar anak mendapatkan kualitas hidup yang baik.Kata Kunci : Diabetes tipe-1, Kualitas hidup, strategi koping

ABSTRACT<>br>
Children with type 1 diabetes mellitus will face problems related to symptoms, treatment and self care all their lives. To have optimal quality of life, the children must be able to adapt with these problems. This study aimed to determine the correlation between types of coping strategy used by children and their quality of life. This research is cross sectional study design with consecutive sampling technique on 39 children with type 1 diabetes mellitus aged 13 18 years old. Data was collected from CODI questionnaire for coping and PedsQLTM 3.2 for quality of life and than analyzed by pearson or spearman depend on types of data. The result showed that there was significant correlation between emotional reactions P 0,009, r 0,413 and acceptance P 0,049. r 0,317 . Four other types of coping in this study didn rsquo t have any significant correlation with quality of life. They were avoidance P 0,339, r 0,157 , cognitive palliative P 0,826, r 0,036 , wishful thinking P 0,516, r 0,107 and distance P 0,622, r 0,082 . The research result provides a scientific basis in providing nursing care for children with type 1 diabetes mellitus, that emotional reactions coping should be improved and acceptance coping should be supported to give the children good quality of life.Keywords coping strategy, Quality of Life, Type 1 diabetes"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Nadia
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat kepatuhan tipe diabetes 2 untuk memeriksa kadar gula pada peserta JKN di Jakarta Selatan 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 52,1% responden memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dan 47,9% memiliki tingkat kepatuhan yang rendah Variabel yang ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan periksa kadar gula adalah jenis kelamin (Nilai P = 0,055) dan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Nilai P = 0,056).

This study aims to determine the factors associated with the level of diabetes type compliance 2 to check sugar levels in JKN participants in South Jakarta 2019. This type of research is quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that 52.1% of respondents have a high level of compliance and 47.9% have a low level of compliance Variables found have a significant relationship with compliance check that sugar is gender (P value = 0.055) and patient satisfaction with health care (P value = 0.056)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Kurnia Aryani
"ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya, ditandai dengan terjadi peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemi dengan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu > 200 mg/dl dan gula darah puasa >126 mg/dl. Diabetes mellitus menyebabkan 1,5 juta kematian, 2,2 juta resiko kematian, risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Tujuan Penelitian ini mengetahui gambaran pola makan dan kepatuhan minum obat antidiabetik dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus, jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu penderita diabetes melitus yang berkunjung ke Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara yang sudah dilakukan pemeriksaan kadar gula, sampel penelitian sebanyak 160 pasien dengan metode systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji chi square. Hasil analisis umur tidak berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,270, Jenis kelamin tidak berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,293, Pendidikan tidak berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,202, Pola makan berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,002, Kepatuhan Minum obat berhubngan dengan Kadar gula darah nilai p=0,003. Kesimpulan pola makan dengan kepatuhan minum obat berhubungan dengan kadar gula darah sedangakan karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin dan pendidikan tidak berhubungan dengan kadar gula darah.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease that occurs when the pancreas does not produce enough insulin or when the body can not effectively, using the insulin it produces, is characterized by an increase in blood sugar or hyperglycemia with a blood glucose test result 200 mg dl and fasting blood sugar 126 mg dl. Diabetes mellitus causes 1.5 million deaths, 2.2 million death risks, cardiovascular disease and other risks. The purpose of this study to know the pattern of eating patterns and adherence to taking antidiabetic drugs with blood sugar levels of people with diabetes mellitus, This study type is analytic with cross sectional study design. Population in this research that is patient of diabetes mellitus who visited to Puskesmas of Cipinang Besar Utara Subdistrict which have been checked blood sugar level, research sample counted 160 patients with systematic random sampling technique. Data collection using documentation and questionnaires. Data analysis technique using chi square test. Age analysis was not related to blood glucose level p value 0.270, sex was not related to blood sugar level p value 0.293, education was not related to blood sugar level p value 0.202, diet was associated with blood sugar p value 0,002, Drug Compliance drug related to blood sugar level p value 0,003. Conclusions of diet with medication adherence are associated with blood sugar levels while individual characteristics including age, sex and education are not related to blood sugar levels."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>