Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annida Falahaini
"ABSTRAK
Malnutrisi masih menjadi masalah global, termasuk pada pasien di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian malnutrisi didapat di rumah sakit MDdRS pada pasien anak. Penelitian menggunakan desain cross sectional pada pasien anak usia 1 bulan hingga 18 tahun dan dirawat minimal 72 jam. MDdRS ditentukan berdasarkan penurunan berat badan sebesar > 2 pada hari rawat keempat. Karakteristik pasien anak yang menjadi faktor prediktor MDdRS yaitu usia, jenis penyakit, berat badan awal masuk rumah sakit, terapi nutrisi, lama rawat, dan kelas perawatan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi MDdRS sebesar 13,8. Tidak ada faktor yang berpengaruh secara statistik pada kejadian malnutrisi di rumah sakit. Namun kejadian MDdRS terjadi pada usia yang lebih muda, jenis penyakit infeksi, berat badan awal masuk yang lebih rendah, terapi nutrisi parenteral, lama rawat yang lebih tinggi, dan kelas perawatan yang lebih rendah. Perawat dan tenaga kesehatan dapat memantau kondisi pasien anak secara berkala dan mendokumentasikannya dengan baik.

ABSTRACT
Malnutrition is still a global problem, including in hospital setting. This study aimed to identify factors associated with hospital acquired malnutrition HaM in pediatric patients. This cross sectional study involved health record of pediatric patients during January December 2017. The inclusion criteria were patients aged 1 month 18 years and had been hospitalized for at least 72 hours. HaM determined based on weight loss 2 on the forth day of treatment. The contributing factors to HaM are age, type of disease, weight on admission, nutritional therapy, length of stay, and class of ward. Results showed that HaM prevalence was 13,8. There is no statistical correlation between HaM and all predictor factors. However, HaM evidently occurs in younger child, infectious patients, lower body weight on admission, parenteral nutrition therapy, higher length of stay, and lower class of ward. Nurses and care giver are able to monitor patients condition periodically and document them well. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhamadiani Fitri
"Selama proses rawat inap, anak-anak menghadapi berbagai stresor yang dapat memengaruhi kondisi fisik anak-anak. Salah satu dampak fisik yang terjadi pada anak adalah penurunan berat badan, dikenal sebagai malnutrisi di rumah sakit (HaM). Penyebabnya HaM termasuk parah atau kritis penyakit, status gizi pada saat masuk, jenis diet, dan lama tinggal. Itu Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara karakteristik klien anak dan kejadian HaM. Desain penelitian adalah kohort prospektif. Dalam studi ini, variabel independen adalah karakteristik anak-anak yang dirawat di rumah sakit (usia, jenis kelamin, status gizi pada saat masuk, dan jenis diet yang diberikan), dan tanggungannya variabelnya adalah kejadian HaM. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 107 anak-anak yang dirawat di rumah sakit di HCU dan PICU. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya jenis diet yang memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian dari HaM. Rekomendasi penelitian ini adalah agar tim kesehatan dapat melakukan pemeriksaan HaM dan membuat dokumentasi yang akurat.

During the process of hospitalization, children face various stressors that can affect physical condition of children. One physical impact that occurs in children is weight loss, known as hospital malnutrition (HAM). The reasons for human rights include severe or critical illness, nutritional status at entry, type of diet, and length of stay. That The purpose of this study is to look at the relationship between the characteristics of child clients and the human rights incident. The study design was a prospective cohort. In this study, The independent variable is the characteristics of children who are hospitalized (age, sex, nutritional status at entry, and type of diet provided), and dependents the variable is the occurrence of Human Rights. The number of samples in this study was 107 children who are hospitalized in HCU and PICU. Data were analyzed using Chi-square test. The results showed that only the type of diet that has a significant relationship with incidence from HA. The recommendation of this study is for the health team to do inspection of human rights and making accurate documentation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Khaerunnisa Pratiwi
"Malnutrisi masih menjadi fokus masalah kesehatan pada anak, termasuk pada anak yang menjalani perawatan di rumah sakit. Hospital Acquired Malnutrition (HAM) memiliki outcome yang buruk terhadap pasien sehingga penting bagi professional tenaga kesehatan terutama perawat untuk mengetahui faktor yang berkaitan dengan kejadian HAM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian HAM pada anak yang dirawat. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain case-control. Sampel penelitian berjumlah 289 responden usia 0 bulan hingga usia 60 bulan dan minimal rawat 72 jam di RSUD Tarakan Jakarta pada bangsal rawat inap dan intensive care. Sampel diperoleh dengan teknik nonprobability sampling, yakni quota sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder rekam medis pasien periode rawat Januari – September tahun 2023. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square, didapatkan prevalensi HAM sebesar 24,8%. Faktor yang signifikan berpengaruh secara statistik terhadap HAM adalah usia (p=0,000), jenis kelamin (p=0,013), terapi nutrisi (p=0,000), tipe ruang rawat (p=0,036), diagnosis medis (p=0,005), jenis penyakit (p=0,033), demam (p=0,000), nilai TLC (p=0,000) dan nilai hemoglobin (p=0,000). Rekomendasi terkait penelitian ini adalah perawat mampu memonitoring perubahan status nutrisi pasien dan memberikan fokus intervensi manajemen nutrisi pada semua pasien anak yang dirawat.

Malnutrition is still the focus of health problems in children, including children undergoing treatment in hospitals. Hospital Acquired Malnutrition (HAM) has poor outcomes for patients, so it is important for health professionals, especially nurses, to know the factors associated with the incidence of HAM. This study aims to identify what factors are associated with the incidence of HAM in hospitalized children. This research design is a quantitative case-control design. The study sample amounted to 311 respondents aged 0 months to 60 months and a minimum of 72 hours of care at RSUD Tarakan Jakarta in the inpatient and intensive care wards. The sample was obtained using nonprobability sampling technique, namely quota sampling. This study used secondary data from patient medical records from January to September 2023. The results of the study were analyzed using the chi-square test, and the prevalence of HAM was 39.1%. Statistically significant factors affecting HAM were age (p=0.000), gender (p= 0,013), nutritional therapy (p=0.000), type of ward (p=0.036), medical diagnosis (p=0.005), type of disease (p=0,033), fever (p=0.000), TLC value (p=0.000) and hemoglobin value (p=0.000). Recommendations related to this study are that nurses can monitor changes in patient nutritional status and provide a focus on nutritional management interventions in all pediatric patients admitted."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Kurnia
"Latar belakang: Malnutrisi rumah sakit (MRS) adalah penurunan berat badan selama perawatan di rumah sakit. MRS diketahui memperpanjang lama rawat, meningkatkan morbitas dan mortalitas, namun faktor-faktor yang berasosiasi dengan terjadinya MRS pada pasien bedah anak, masih belum diketahui.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui angka kejadian MRS pada pasien bedah anak, dan mengetahui faktor-faktor yang berasosiasi dengan terjadinya MRS. Dilakukan pengamatan terhadap 50 pasien bedah anak yang dirawat di ruang rawat BCh RSUPN dr. Cipto Mangukusumo Jakarta selama Juli-Desember 2015. Data usia, jenis penyakit, status gizi awal, jenis perawatan, lama puasa, lama operasi, lama rawat, dan jenis operasi dicatat. Dilakukan analisis untuk mencari asosiasi antara variabel-variabel tersebut dengan MRS.
Hasil penelitian: Didapatkan angka kejadian MRS sebesar 40%. Dari variabel kategorik (usia, jenis perawatan, jenis diagnosis, status gizi awal dan jenis operasi) hanya jenis operasi yang berasosiasi dengan MRS (p = 0,013). Sedangkan antara variabel numerik (lama puasa, lama operasi, lama rawat) hanya lama rawat pascaoperasi yang berasosiasi dengan MRS (p = 0,009).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa beban tindakan operatif berasosiasi dengan angka kejadian MRS, MRS berasosiasi dengan peningkatan masa rawat pascapembedahan.

Background: Hospital malnutrition is defined as weight loss during hospitalization. Hospital malnutrition is known to increase length of stay, mortality and morbidity, however the factors associated with the development of hospital malnutrition, especially in pediatric surgery patient population, has not been clearly recognized.
Method: This study was done to evaluate the occurence of hospital malnutrition in pediatric surgery population and to identify the factors associated with hospital malnutrition. Primary data was gathered from 50 pediatric surgery patients hospitalized in BCh ward of Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital (CMNGH) within July-December 2015. Data on age, diagnoses, nutrition status at admission, whether any procedure was done during hospital stay, fasting duration, operation duration, length of stay and classification of surgical procedure done were compiled. Analysis was done to identify the association between these variables and hospital malnutrition.
Result: The occurence of hospital malnutrition among pediatric surgery population in 2015 was 40%. Among the categorical variables (age, diagnoses, nutrition status at admission, whether any procedure was done during hospital stay, classification of surgical procedure) only the classification of surgical procedure was found to be significantly associated with hospital malnutrition (p = 0,013). Meanwhile, among the numerical variables (fasting duration, operation duration, length of stay) only postoperative length of stay was associated with hospital malnutrition (p = 0,009).
Conclusion: It can be inferred that the burden of surgery is associated with hospital malnutrition, and in turn hospital malnutrition is associated with increased postoperative length of stay.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Maria Olviani Ndede
"Mendeteksi risiko kejadian malnutrisi didapat dirumah sakit pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat penilaian nutrisi yang dilakukan selama masa rawat anak di rumah sakit. Salah satu alat penilaian yang telah dihasilkan berupa Alarm Malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji nilai sensitivitas dan spesifisitas alat penilaian Alarm Malnutrisi dalam mendeteksi risiko kejadian malnutrisi didapat di rumah sakit yang dibandingkan dengan alat penilaian Screening Tool for the Risk on Nutritional status and Growth (STRONGKids). Penelitian dengan desain Cross Sectional ini melibatkan 168 anak yang dirawat di rumah sakit berusia 1 bulan hingga 18 tahun. Analisis data menggunakan pendekatan penelitian diagnostik yang menghasilkan nilai uji sensitivitas dan uji spesifisitas. Hasil uji statistik menunjukan nilai uji sensitivitas dan uji spesifisitas Alarm Malnutrisi masing-masing sebesar 32,2% dan 81,6%. Hasil ini dinilai tidak begitu baik dibandingkan alat penilaian STRONGKids yang sebelumnya telah dipakai di rumah sakit. Alarm Malnutrisi masih perlu dikembangkan dan diperbaiki kembali untuk penyempurnaan sehingga dapat dipakai dengan baik dalam menilai risiko malnutrisi didapat di rumah sakit.

Detecting the risks for hospital-acquired malnutrition in children can be performed by using nutritional screening tools. One of the screening tools that has been created is Alarm Malnutrition. This study aimed to test the sensitivity and specificity of Alarm Malnutrition in detecting the risks for hospital-acquired malnutrition in comparison to Screening Tool for the Risk On Nutritional status and Growth (STRONGkids). This study employed cross sectional design and involved 168 hospitalized children (1 month to 18 years) at pediatric ward . The data were analyzed using diagnostic approach which resulted in sensitivity and specificity values. The statistical tests showed that the sensitivity and specificity values of Alarm Malnutrition were 32,2% and 81,6% respectively meanwhile the values of STRONGKids. These results indicated that this screening tool was not better than STRONGkids which has been previously used in the hospitals. Alarm Malnutrition needs to be developed and improved in order to achieve better performance in detecting the risks for hospital-acquired malnutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Maria Olviani Ndede
"Latar Belakang: Mendeteksi risiko kejadian malnutrisi didapat dirumah sakit pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat penilaian nutrisi yang dilakukan selama masa rawat anak di rumah sakit. Salah satu alat penilaian yang telah dihasilkan berupa Alarm Malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji nilai sensitivitas dan spesifisitas alat penilaian Alarm Malnutrisi dalam mendeteksi risiko kejadian malnutrisi didapat di rumah sakit yang dibandingkan dengan alat penilaian Screening Tool for the Risk On Nutritional Status and Growth (STRONGKids).
Metode Penelitian: Penelitian dengan desain Cross Sectional ini melibatkan 168 anak yang dirawat di rumah sakit berusia 1 bulan hingga 18 tahun. Analisis data menggunakan pendekatan penelitian diagnostik yang menghasilkan nilai uji sensitivitas dan uji spesifisitas.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukan nilai uji sensitivitas dan uji spesifisitas Alarm Malnutrisi masing-masing sebesar 32,2% dan 81,6%. Hasil ini dinilai tidak begitu baik dibandingkan alat penilaian STRONGKids yang sebelumnya telah dipakai di rumah sakit.
Kesimpulan: Alarm Malnutrisi masih perlu dikembangkan dan diperbaiki kembali untuk penyempurnaan sehingga dapat dipakai dengan baik dalam menilai risiko malnutrisi didapat di rumah sakit

Background: Detecting the risks for hospital-acquired malnutrition in children can be performed by using nutritional screening tools. One of the screening tools that has been created is Alarm Malnutrisi. This study aimed to test the sensitivity and specificity of Alarm Malnutrisi in detecting the risks for hospital-acquired malnutrition in comparison to Screening Tool for the Risk On Nutritional status and Growth (STRONGkids).
Materials and Method: This study employed cross sectional design and involved 168 hospitalized children (1 month to 18 years) at pediatric ward . The data were analyzed using diagnostic approach which resulted in sensitivity and specificity values.
Results: The statistical tests showed that the sensitivity and specificity values of Alarm Malnutrisi were 32,2% and 81,6% respectively meanwhile the values of STRONGKids. These results indicated that this screening tool was not better than STRONGkids which has been previously used in the Dr. Cipto Manunkusumo Hospitals in Indonesia.
Conclusions: Alarm Malnutrisi needs to be developed and improved in order to achieve better performance in detecting the risks for hospital-acquired malnutrition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoza Misra Fatmi
"Malnutrisi sering ditemukan pada pasien stroke. Malnutrisi dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, perdarahan gastrointestinal, mengurangi perbaikan fungsional dan memperpanjang lama rawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional yang melibatkan 106 responden. Analisis data menggunakan Mann Withney, Chi-Square dan regresi logistik prediktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mengalami malnutrisi ringan (86,8%).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara stroke berulang (p=0,012), DM (p=0,037), penggunaan NGT (p=0,037), depresi (p=0,016) dan dukungan keluarga (p=0,001), dimana dukungan keluarga merupakan faktor yang paling berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke (OR=8,699). Namun tidak terdapat hubungan antara usia (p=0,733), jenis kelamin (p=1,000) dan penerimaan penyakit (p=0,136) dengan malnutrisi pada pasien stroke. Perawat dianjurkan melakukan pengkajian faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke untuk mencegah komplikasi malnutrisi.

Malnutrition is often found in stroke patients. Malnutrition may cause complications such as pneumonia, gastrointestinal bleeding, reduce functional improvement and prolong the length of stay. This study aimed to determine the factors associated with malnutrition in stroke patients. This research is a quantitative research with descriptive analytic design using a Cross Sectional approach involving 106 respondents. Data analysis used Mann Whitney, Chi-Square and predictive logistic regression.
The results showed that the majority of patients experienced mild malnutrition (86.8%). The results showed that there was a relationship among recurrent strokes (p = 0.012), DM (p = 0.037), NGT (p = 0.037), depression (p = 0.016) and family support (p = 0.001), where family support was the most factor associated with malnutrition in stroke patients (OR = 8,699). But there was no relationship between age (p = 0.733), sex (p = 1,000) and acceptance of illness (p = 0.136) with malnutrition in stroke patients. Nurses might be recommend to assess malnutrition factors in stroke patients to prevent complications of malnutrition. Nurses might be recommend to assess factors related to malnutrition and motivate families to provide support to stroke patients to prevent complications of malnutrition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Hidayati
"ABSTRAK
Perawatan di rumah sakit bagi pasien hemodialisis dapat terjadi satu hingga beberapa
kali dalam setahun. Berbagai faktor dapat berhubungan dengan rawat berulang dalam
satu tahun pada pasien hemodialisis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap berulang pada pasien
hemodialisis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
retrospektif dengan desain Cross Sectional. Data penelitian bersumber dari data
sekunder 41 responden, yang didapat dengan metode total sampling. Analisis hasil
penelitian menggunakan Chi-Square dengan α=0,05, didapatkan hubungan yang
bermakna antara rawat berulang dengan pendidikan (p=0,043), kelebihan cairan
(p=0,032) , tekanan darah (p=0,048) dan adekuasi dialisis (p=0,025). Pada penelitian
ini disimpulkan bahwa adekuasi dialisis merupakan prediktor utama rawat berulang
pada pasien hemodialisis

ABSTRACT
Hospitalisation of haemodialysis patient can occur several times in a year. There are
many factors that may relate to the rehospitalisation of haemodialysis patient in the
similiar year. The purpose of this research was to identify the factors associated with
the rehospitalization of haemodialysis patients in Jakarta Port Hospital. This research
was a retrospective study using a cross sectional design. The data were based on a
secondary data of 41 respondents, derived from a total sampling method. The
analysis of the data using a Chi-Square at α = 0,05 found a significant relationship
between rehospitalisation and education (p=0,043), fluid excess (p=0,032), blood
pressure (p=0,048) and dialysis adequacy (p=0,025). This research concluded that
dialysis adequacy was the main predictor of rehospitalization of the hemodialysis
patient."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Swastiara
"ABSTRAK
Gangguan tidur khususnya insomnia banyak terjadi pada pasien hemodialisis. Berbagai faktor diduga menjadi penyebab insomnia pada pasien hemodialisis, diantaranya faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan insomnia pada pasien hemodialisis. Penelitian menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan sampel 50 responden di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Hasil penelitian menunjukan bahwa insomnia dialami oleh 54% responden dan ditemukan hubungan insomnia dengan umur (p=0,012), sesak napas (p=0,035), pruritus (p=0,002), sakit kepala (p=0,015), stress (p=0,000), jadwal hemodialisis (p=0,042), lama hemodialisis (p=0,012), dan quick of blood (p=0,011). Penelitian ini menyimpulkan bahwa insomnia berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Pengkajian masalah insomnia pada pasien hemodialisis harus dilakukan secara akurat agar dapat menjadi dasar untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang efektif bagi pasien
hemodialisis yang mengalami gangguan tidur.

ABSTRACT
Insomnia is the most common sleep disorder in hemodialysis patients. Various factors are predicted to be the cause of insomnia, which are biological, psychological, and dialysis factors. The purpose of this study was to identify factors associated with insomnia on hemodialysis patients. This study used cross-sectional study design, with 50 respondents in Jakarta Islamic Hospital Pondok Kopi. The result showed that insomnia was experienced by 54% respondents and there were relationship between insomnia and age (p=0.012), physical complaints [(included dyspnea (p=0.035), pruritus (p=0.002), and headache (p=0.015)], stress (p=0.000), hemodialysis schedule
(p=0.042), dialysis vintage (p=0.012), and quick of blood (p=0.011). The study concluded that insomnia associated with biological, psychological, and dialysis factors. The assessment of insomnia should be done accurately in order to make an effective nursing care plan in hemodialysis patients who experience sleep disorder."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Andria Amanda
"ABSTRAK
Diare telah menjadi salah satu penyebab meningkatnya kesakitan dan kematian pada anak. Diare biasanya disebabkan oleh infeksi. Sindrom Malabsorpsi dan beberapa enteropatogen bisa menyebabkan diare. Studi ini dilaksanakan untuk mencari prevalensi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi pada pasien anak dengan diare dan mencari asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi. Studi ini menggunakan studi potong lintang dengan menggunakan data sekunder. Jenis studi ini dipilih untuk mengetahui asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi. Data yang dibutuhkan akan diperoleh dari profil analisis tinja dan rekam medis pasien anak yang dirawat di RSCM. Penelitian ini menemukan prevalensi malabsorpsi laktosa di pasien anak dengan diare sebanyak 18,2 . Prevalensi malnutrisi di pasien anak dengan diare sebanyak 38 . Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat asosiasi malabsorpsi laktosa dengan status nutrisi p>0.05 . Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi dengan sampel yang lebih besar.

ABSTRACT
Diarrhea remains as a leading cause of childhood morbidity and mortality in Indonesia. Diarrhea in children is usually caused by infection . However, numerous disorders could also result in diarrhea. It includes a malabsorption syndrome and various enteropathies. The study that we conduct is aimed to determine the prevalence of lactose malabsorption and malnutrition in pediatric patients with diarrhea and the association between lactose malabsorption. and malnutrition. The research design used for this study is a cross sectional using secondary data. This study is chosen to know the association between lactose malabsorption and malnutrition. The data in this study will be obtained from stool analysis profile and the medical record of pediatric patients that are treated in Cipto Mangunkusumo Hospital RSCM . This study found that the prevalence of lactose malabsorption in pediatric patients with diarrhea is 18.2 . This study also found that the prevalence of malnutrition is 38 .Moreover, the result of the study revealed that there is no association between lactose malabsorption and nutritional status P 0.05 . A further study is required to explored the association between lactose malabsorption and nutritional status with larger sample size "
2016
S70361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>