Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahel Priskila Nauli
"Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang cenderung memiliki ketahanan emosional yang rentan atau labil. Ketahanan emosional yang negatif akan mempengaruhi kesehatan emosionalnya. Maka dari itu, kelompok anak usia sekolah beresiko mengalami penurunan kesehatan emosional. Aktivitas spiritual merupakan salah satu mekanisme koping bagi individu yang mengalami stres karena ketahanan emosionalnya yang negatif. Penelitian ini merupakan studi korelasi yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara tingkat spiritualitas dengan ketahanan emosional pada anak usia sekolah di SDN Kayuringin Jaya VI dan SDN Kayuringin Jaya VII, Bekasi Selatan. Responden sebanyak 106 orang yang diambil dari proportionate stratified. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menghasilkan data bahwa adanya hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan ketahanan emosional p = 0,026 . Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada institusi sekolah untuk dapat mengoptimalkan kegiatan spiritual di sekolah yang dapat bermanfaat untuk membentuk ketahanan emosional yang positif.

School age children are group of age who have emotional resilience which is unstable. A negative emotional resilience will influence their emotional health. Based on this theory, school age children have risk to have emotional resilience decrease. Spiritual activity is one of coping mechanism for them who have stress experienced because negative emotional resilience. This research is a correlation study to know presence or absence of relationship between spirituality level and emotional resilience of children school age in SDN Kayuringin Jaya VI and SDN Kayuringin Jaya VII, Bekasi Selatan. Respondents were 106 people taken from proportionate stratified. The results with chi square test showed there were a correlation between spirituality level and emotional resilience p 0,026 . Based on this research, researcher suggest for school institution to optimalyze spiritual activity in school which could be use for form positive emotional resilience."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astriyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S33889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasri Rina Walastri
"ABSTRAK
Status gizi memiliki hubungan timbal balik dengan kesehatan gigi dan mulut.
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi status gizi anak usia sekolah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku perawatan kebersihan
mulut dengan status gizi anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain
cross-sectional dengan 109 responden di SDN Jatisampurna X, Kota Bekasi.
Pengambilan sample menggunakan metode proportionate stratified sample
random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara perilaku perawatan kebersihan mulut dengan status gizi anak usia sekolah
(p value; 0,334). Penelitian ini merekomendasikan pihak sekolah melakukan
kerjasama dengan puskesmas terdekat untuk mengadakan kegiatan berkala terkait
kebersihan mulut seperti menggosok gigi bersama setiap hari.

ABSTRACT
Nutritional status have mutual correlation with oral and dental health. Oral and
dental health is factor influencing nutritional status in chool-aged children. This
research was aimed to identify the correlation between behaviour of oral hygiene
and nutritional status of school-aged children. This was a cross-sectional desaign
study with 109 respondents. Samples were recruited using proportionate stratified
random sampling. The result of this study showed that there is no significant
correlation between behaviour of oral hygiene with nutritional status of schoolaged
children (p value: 0,334). The author suggests to School cooperate with
health center implement a oral hygiene practice regularly such as brushing teeth
together everyday."
2016
S64535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti
"ABSTRAK
Karies pada anak usia sekolah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan kesadaran pentingnya perawatan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada
anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif. Responden penelitian berjumlah 156 anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. Pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak
usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok (p value: 0,013). Penelitian ini merekomendasikan institusi kesehatan, institusi pendidikan, dan orang tua untuk meningkatkan muatan informasi terkait kesehatan gigi dan perawatan gigi pada anak usia sekolah sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi

abstract
Caries in school-age children increases every year. One of the factors that affects the dental caries are knowledge and awareness of the importance dental health care. The aims of this study are to determine the relationship between the levels of dental health knowledge with the behavior of doing dental care. This study used descriptive correlative design. Sample of this study are 142 school age children in SDN Pondok Cina 4 Depok. Stratified random sampling is used as the sampling
techniques. The results of this study showed that there is a significant relationship between level of dental health knowledge with dental care behavior of school-age children in SDN Pondok Cina 4 Depok (p value: 0.013). The study recommends to health care institutions, educational institutions, and parents to enhance the information content related to dental health and dental care at school-age children to prevent the occurrence of dental caries."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42783
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Malahayati
"ABSTRAK
Video game semakin popular di semua kalangan, termasuk anak-anak. Bermain
video game secara berlebihan diperkirakan dapat mempengaruhi motivasi belajar
anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan
bermain video game dengan tingkat motivasi belajar pada anak usia sekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan teknik
stratified sampling. Penelitian ini dilakukan di salah satu SD di Depok dengan
jumlah sampel 106 orang. Data penelitian diujikan dengan menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan bermain video game
anak-anak di sekolah ini 65% tergolong kategori normal (waktu yang tidak
berlebihan). Di sisi lain, tingkat motivasi belajar anak-anak di sekolah ini 56%
tergolong kategori rendah. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa tidak
ada hubungan antara kebiasaan bermain video game dengan tingkat motivasi
belajar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi perawat untuk
memberikan edukasi dan konseling mengenai peningkatan motivasi belajar baik
secara langsung pada anak maupun melalui orangtua.

ABSTRACT
Video games are more popular in everyone, including children. Play video games
redundantly can be affecting the children's learning motivation. The purpose of
the research is to determine the correlation between the habit of playing video
game and the level of motivation learning in school-age children. The method of
the research is a descriptive correlative with the stratified sampling technique.
The research was conducted at a primary school in Depok with total sample of
106 people. The research data was tested by using a chi square test. The result
showed that the habit of playing video game of the children in this school is 65%
in normal category (not over time). On the other side, the level of motivation
learning of the children in this school is 56% in low category. The conclusion of
this research showed that there is no a correlation between the habit of playing
video game and the level of learning motivation. The results of this research can
be used as references for nurses in giving education and counseling about
increasing learning motivating directly for school-age children or for their
parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42742
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Sari
"Berdasarkan kriteria WHO, menurut Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% anak Indonesia kurang gizi, 19,2% anak Indonesia mengalami gizi kurang dan 8,3% anak Indonesia mengalami gizi buruk. Salah satu asupan gizi yang diperlukan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kalsium. Kurangnya asupan kalsium pada anak-anak akan meningkatkan risiko rapuhnya tulang pada anak, sehingga anak tidak dapat mencapai pertumbuhan tulang secara optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak sekolah usia 10-12 tahun dan hubungannya dengan asupan kalsium dari makanan sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanganan masalah gizi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data antopometri untuk mengetahui status gizi dan wawancara survei konsumsi makanan (FFQ) untuk mengetahui asupan kalsium serta subjek penelitian yang dipilih adalah 68 anak sekolah usia 10-12 tahun di SDN X, Kampung Serang, Bekasi. Persentil status gizi dan asupan kalsium dianalisis dengan menggunakan uji Fisher untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan asupan kalsium dari makanan.
Dari penelitian di dapatkan data bahwa responden yang memiliki gizi kurang sebanyak 51,5% (BB/U), 50% (TB/U) dan 22,1% (IMT/U). Hampir seluruh responden yaitu sebanyak 67 anak memiliki asupan kalsium dari makanan yang kurang. Berdasarkan uji Fisher didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara status gizi berdasarkan indikator BB/U, TB/U dan IMT/U dengan asupan kalsium dari makanan.

Based on WHO criteria and Ministry of Health (2004), in 2003, there are about 27.5% Indonesian's children who lack of nutrition, 19.2% who suffer nutrition deficiency, and 8.3% who suffer malnutrition. One of the nutrition needed in the period of growing for children is calcium. The lack of calcium in children will increase the risk of bone fragility, so they can not reach the bone growth optimally.
The objective of this research is to know the nutrition status in 10-12 years old-students and the relation with calcium intake from food as one of the way to prevent and handle the nutrition problem.
This research uses cross sectional design. Data needed by this research are anthopometry data to know the nutrition status and also FFQ to know the calcium intake. The subjects of this research are 68 students between 10-12 years old in SDN X, Kampung Serang, Bekasi. Nutrition status percentile and calcium intake are analyzed by using Fischer test to know the relation between them.
This research gets that respondents who lack of nutrition are about 51.5% (BB/U), 50% (TB/U), and 22.1% (IMT/U). Almost all respondents about 67 children, lack of calcium intake from food. Fischer test gets that there is no meaningful relationship between nutrition status by BB/U, TB/U, and IMT/U indicator with calcium intake from food.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Defitra Nanda Sasmita
"Pendahuluan: Masalah kekurangan gizi masih menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu indikatornya adalah status gizi. Asupan vitamin A dari makanan termasuk salah satu dari masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat status gizi anak usia 10-12 tahun dan hubungannya dengan asupan vitamin A dari makanan.
Metode: Penelitian menggunakan data primer dengan desain cross-sectional di SDN 03 Taman Rahayu, Kabupaten Bekasi, pada 11-12 Januari 2011. Sampel dipilih dengan non probability-consecutive sampling pada semua anak berusia 10-12 tahun di lokasi yang memenuhi kriteria inklusi. Dilakukan pengambilan data umum, antropometri, dan wawancara konsumsi makanan menggunakan Food and Frequency Questionnaire (FFQ) 1 week recall. Status gizi didapatkan dari data antropometri dengan indikator BB/TB, BB/U, TB/U. Asupan vitamin A dari data FFQ yang diolah dengan nutrisurvey. Hubungan kedua variabel ini dianalisis dengan uji hipotesis komparatif kategorik.
Hasil: Dari 68 orang responden, 16,2% responden memiliki status gizi kurang berdasarkan indikator IMT/U, 41,2% berdasarkan TB/U, 44,1% berdasarkan BB/U. 95,6% responden mendapapatkan asupan vitamin A berlebih dari makanan, dengan asupan rata-rata 256,3% AKG. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan dari status gizi dan asupan vitamin A dari makanan pada penelitian ini.

Introduction: Nutrient deficiency still being a major problem in developing country like Indonesia. One of the indicator is nutrient status. Vitamin A intake from food is one of those problem. This study aimed to see the nutrient status of 10-12 y.o children and its relationship with vitamin A intake from food.
Methods: This study use primary data with cross-sectional design in SDN 03 Taman Rahayu, Kabupaten Bekasi on January 11th-12th 2011. Sample choosed with non probability-consecutive sampling to all children aged 10-12 y.o in location which fulfill the inclusion criteria.From the responden, we input the general data, antropometri, and food consumption interview by using Food and Frequency Questionnaire (FFQ) 1 week recall. From antropometri data we got responden nutrient status with indicator BMI/Age, Height/Age, and Weight/Age. From FFQ data we got vitamin A intake from food. Relationship between both variable analyzed by hypothetical comparative categoric test.
Result: From 68 responden, 16.2% were in poor nutrient status based on BMI/Age, 41.2% on Height/Age, 44.1% on Weight/Age. 95.6% responden were in excess vitamin A intake from food, with the average intake 256.3% RDA. No significant relationship between nutrient status and vitaminn A intake from food in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Mardhiah
"ABSTRAK
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan di Indonesia. Rendahnya cakupan personal hygiene, yaitu kebiasaan cuci tangan dan makanan yang tidak higienis menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diare pada anak sekolah dasar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terbukti efektif menghilangkan bakteri di tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar dengan kejadian diare di SDN 01 Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan besar sampel 105 siswa kelas 4,5, dan 6. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Variabel confounding dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi, tempat membeli jajanan, frekuensi jajan, kontaminasi E. coli pada jajanan, kebiasaan membawa bekal, sumber air minum, dan kebersihan jamban di rumah. Uji kontaminasi E. coli menunjukkan hasil negatif pada jajanan es, ketoprak, dan soto. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yang tidak biasa cuci tangan pakai sabun berisiko untuk diare 1,21 kali dibandingkan anak yang biasa cuci tangan pakai sabun, setelah dikontrol variabel frekuensi jajan dan kebiasaan membawa bekal. Perlu dilakukan pengendalian risiko kontaminasi makanan di sekolah dengan penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di sekolah untuk anak dan pedagang di kantin.

ABSTRACT
Diarrheal disease is still an unresolved public health problem in Indonesia. The Less implementation of personal hygiene, handwashing habits and unhygienic foods are risk factors for diarrhea suffered by children in in primary school. Hand washing with soap and flowing water proves to effectively remove bacteria in the hands. This study aims to explain the relationship of handwashing with soap in primary school children with the incidence diarrhea in SDN 01 Ciputat, South Tangerang. Design of this study is cross sectional with 105 sample of students grade 4,5, and 6. Data collection was conducted in March April 2018. The results showed no significant relationship between handwashing with soap and incidence diarrhea. The confounding variables used in this study are gender, nutritional status, place to buy snack, frequency of snack, E. coli contamination on snack, habit of bringing food supplies, drinking water source, and toilet clean at home. The E. coli contamination test showed negative results on ice cube, ketoprak, and soto. The results of the analysis showed that children who are not always wash their hands with soap at risk for diarrhea 1.21 times than children who always wash their hands, after controlled by variable frequency of snacks and the habit of bringing food supplies. It is necessary to control and reduce the risk of food contamination in schools with providing of handwashing facilities with soap for children and seller in the canteen."
2018
T50709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahma Firdhania
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat di Indonesia khususnya kota DKI Jakarta telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah gaya hidup dengan peningkatan aktivitas sedentari yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dan remaja, seperti bermain gadget dan menonton televisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas sedentari dengan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah dan remaja di wilayah Jakarta Barat.
Desain penelitian menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 107 responden, yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire ASAQ dan kuesioner kecerdasan emosional EQ.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak-anak memiliki tingkat aktivitas sedentari yang tinggi > 5 jam/hari. Aktivitas bermain handphone atau gadget merupakan aktivitas dengan rata-rata terbanyak yakni 152 menit/hari. Hasil uji statistik membuktikkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas sedentari dengan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah dan remaja di wilayah Jakarta Barat, dimana p value 0,000.

Technological developments nowadays have increased in Indonesia, especially the city of DKI Jakarta has influenced various aspects of life, one of which is the lifestyle with the increase in sedentary activity conducted by school age children and adolescents, such as playing gadgets and watching television.
This study aims to determine the relation between sedentary activity with emotional intelligence in school age children and adolescents in the area of West Jakarta. This research used cross sectional study with a sample 107 respondents.
The method used in research is consecutive technique. The research instrument used 2 questionnaires namely Adolescent Sedentary Activity Questionnaire ASAQ questionnaire and emotional intelligence questionnaire EQ. The majority of children have high sedentary activity levels 5 hours day. Activity playing mobile or gadget is the activity with the highest average that is 152 minutes day.
The results of this research proved that there is a relationship between the sedentary activity with emotional intelligence in school age children and adolescents in West Jakarta, where p value 0,000.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>