Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89297 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triana Maulidina
"Kaset saat ini bukan hanya sekedar keberadaan wujud fisik yang juga memberi kekontrasan pada era digital, tetapi juga melibatkan orang-orang yang bermain didalamnya. Hal tersebut pula yang membuat saya mendatangi salah satu penggandaan kaset yang masih berlangsung hingga saat ini di pinggiran kota Jakarta, pemiliknya merupakan mantan pembajak kaset bernama Pak Amar. Melalui penggandaan kaset miliknya tersebut memberi sebuah gambaran yang akan menjadi pembahasan pada tulisan ini: melalui wawancara mendalam dan partisipasi terlibat, saya mendapati bahwa kaset menjadi sesuatu yang lebih dari gulungan pita maupun artefak nostalgia, kaset dalam hal ini memiliki wujud kepentingan yang lebih luas selain untuk didengarkan maupun dibeli, kepentingan yang selalu dipertahankan dan mempertahankan hubungan sosial, serta kepentingan terhadap lingkungan kota yang selalu dinamis. Kota menjadi konteks penting pada tulisan ini karena berbagai dinamikanya selalu mendorong warganya untuk terus mengikuti ritmenya. Lingkungan sosial kota dalam hal ini memberikan seperangkat informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang digunakan Pak Amar untuk menentukan strategi adaptasinya guna mempertahankan hidupnya di kota melalui penggandaan kaset miliknya.

The existence of cassettes today are not merely physical and gives contrast to the digital era, but also involves the people who play behind. It is also what makes me go to one of the cassette duplication that is still ongoing in the suburbs of Jakarta, the owner was a cassette hijacker named Pak Amar. Through his cassette duplication gives an illustration that will be discussed in this paper through depth interview and participant observation, I found cassette turns into something more than the ribbon rolls or nostalgic artifacts, the cassettes in this case have wider significants besides to be listened or purchased, such as maintains social relationships, as well as contribute to the city 39 s dynamic environment. The city becomes an important context in this paper because its dynamics always encourage its inhabitants to keep follow the rhythm. The city 39 s social environment provides a set of information, knowledge and experience used by cassette rsquo s user to determine adaptive strategy to sustain cassette in the city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Benedictus Nahot
Jakarta: Erlangga, 1979
307.76 MAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dieter Evers, Hans
Jakarta: LP3ES, 1982
307.76 DIE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atkinson, Rowland
"Urban Criminology offers an accessible analysis of our urban condition, viewed through the prism of crime, disorder and social harm. This book gathers cutting-edge treatments, research field reports and critical examinations of crime and harm in cities, from the disciplines of urban studies and criminology. The social, economic and political composition of cities and the various inequalities that mark out and drive the problem of crime in many cities today are foregrounded. Readers follow a series of thematic engagements, generating a deeper understanding of a range of key areas that include problems of violence, social and spatial divisions, housing, policing and the role of the urban economy in issues of financial crime. This book comes at a time of rising crime in many cities and complex responses by city administrations and communities. It presents a critical, political thesis - that crime in cities must be understood with reference to the varying social structures, political forces and economic opportunities of cities. These influences intersect to produce dramatic variations in victimisation and attempts at social control, often felt most strongly around class and gender divisions. To understand crime, we must better understand the life of the city. Urban Criminology seeks to present an integrated framework that brings to life these key issues and seeks to enthuse students of our urban condition - to locate the harms within it and to identify ways of reducing the risk of crime. This book is ideal reading for all students with an interest in cities, crime, community life, urban sociology and urban cultures."
London: Routledge, 2019
364 ATK u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: MIT Press and Harvard University, 1963
301.36 HIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Primadhini
"Amerika Serikat, jika seseorang mendengar atau membaca kata tersebut pastilah terbayang sebuah negara besar, super power dengan segala keluhannya mengenai terorisme. Sebenarnya diluar semua itu, Amerika merupakan sebuah negara yang unik untuk diamati. Amerika Serikat merupakan sebuah negara besar dengan wilayah yang sangat luas serta kebudayaan yang beragam, sehingga ia mempunyai istilah multi cultural , yang berarti banyak budaya. Budaya yang sangat beragam inilah yang justru mendorong Amerika untuk cepat berkembang, baik dalam pola hidup bermasyarakatnya ataupun kola-kotanya. Awalnya Amerika terbagi alas tiga wilayah besar, yaitu New England, Mid Atlantic dan South. Ketiga wilayah ini terbagi dan memiliki budaya serta pola hidup yang berbeda-beda didalamnya Meskipun pada mulanya semua kota-kota di ketiga wilayah ini masih menggunakan pola hidup rural atau pedesaan, dimana mereka masih bercocok tanam dan belum ada industri-industri besar. Hingga kemudian pola hidup rural tergeser akibat adanya revolusi pertanian, dengan segala kemodernan alai pertanian pada rnasa itu, juga berkembangnya jaringan transportasi dan komunikasi. Tumbuhnya industri-industri besar yang menggantikan industri rumahan serta gelombang imigrasi dari negara-negara Eropa yang datang terus menerus. Semua hal itulah yang akhirnya sedikit demi sedikit demi sedikit mengikis pola hidup rural di Amerika dan berganti dengan urbanism (urbanisme). Akibat dari urbanisme ini, pembagian wilayah di Amerika mulai berubah menjadi North East, Western dan Southern."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Eryando
"Parkour adalah sebuah metode untuk mencapai dari titik A ke titik B seefisien mungkin. Dengan menggunakan elemen-elemen ruang kota, parkour merupakan salah satu kegiatan yang membebaskan pelakunya dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini bekerja dengan cara mengubah arti sebuah objek spasial untuk digunakan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelakunya. Kemampuan parkour untuk menginterpretasikan sebuah ruang kota dipengaruhi oleh sikap playful dari pelakunya. Ruang kota dan elemen-elemennya secara alami mendukung kegiatan subversif seperti parkour dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang ada di dalam sebuah kota. Secara tidak langsung perilaku parkour dapat menjadi sebuah perilaku yang transformatif terhadap ruang kota dan dapat menjadi sebuah kritik dari ruang kota.

Parkour is essentially a way to move from point A to point B in the most efficient way possible. By using elements available in an urban space, parkour is an activity that frees the doer from their daily life. Parkour happens by changing the meaning of a spatial object into something that is used towards the goal of the doer. Parkour rsquo s ability to interpret a city space is affected by the doer rsquo s playful attitude. City space and its elements naturally supports this subversive activity such as parkour with its ambiguity and randomness that is always present in a city. Parkour rsquo s behavior could indirectly transform a city space and could also acts as a critic of a city space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Cholil Mansyur
Surabaya: Usaha Nasional, [T.th.]
307.76 MUH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Raganata
"[ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan gerakan protes sebuah komunitas atas suatu kebijakan korporasi. Studi kasus yang diambil adalah protes krlmania atas kebijakan yang diterapkan oleh PT. KAI seperti kenaikan tarif KRL Jabodetabek dan penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM).Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagamana bentuk pola protes dan dinamika gerakan yang dibangun serta dampaknya terhadap kebijakan PT. KAI mengenai KRL Jabodetabek setelah protes tersebut. Penelitian bersifat deskriptif dengan penggunaan metode kualitatif. Teori urban social movement (Manuel Castells), privatisasi dibidang transportasi, serta pelayanan publik akan menjadi kerangka yang digunakan untuk menganalisis pola gerakan dan respon yang diambil oleh PT. KAI. Penelitian ini menunjukan bahwa protes krlmania berdampak pada respon PT. KAI dan pemerintah dengan menunda kenaikan tarif serta mengeluarkan perarturan terkait untuk penerapan SPM. Terdapat pula faktor privatisasi dari pemerintah dalam pelaksanaan kebijakanya serta tata kelola perkeretapian yang buruk sehingga menyebabkan munculnya protes tersebut.

ABSTRACT
This thesis describes community protest movement on a corporate policy.The study case in this thessis is krlmania protest onPT. KAI policy such as KRL Jabodetabek tariff increase and implementation of Minimum Service Standard.This thesis examine how protest pattern and the effect of protest to PT. KAI policy in KRL Jabodetabek. This research is a descriptive research using qualitative methods. Theory of urban social movement(Manuel Castells), privatization in transportation and public service becomes the framework to analyze the process. This thesis identifies that there are krlmania have effected to PT. KAI and government responds to suspend tariff increase and make new regulation for implementation of minimum service standard. There is also another protest factor like privatization from government and poor railway governance., This thesis describes community protest movement on a corporate
policy.The study case in this thessis is krlmania protest onPT. KAI policy such as
KRL Jabodetabek tariff increase and implementation of Minimum Service
Standard.This thesis examine how protest pattern and the effect of protest to PT. KAI policy in KRL Jabodetabek. This research is a descriptive research using qualitative methods. Theory of urban social movement(Manuel Castells), privatization in transportation and public service becomes the framework to analyze the process. This thesis identifies that there are krlmania have effected to PT. KAI and government responds to suspend tariff increase and make new
regulation for implementation of minimum service standard. There is also another protest factor like privatization from government and poor railway governance.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Kristiyantoro
"ABSTRAK
Telah menjadi sebuah keniscayaan bahwa pertumbuhan kota dari tahun ketahun akan selalu menghadirkan drama pertentangan antara proses pemadatan permukiman dengan tuntutan akan kehidupan yang nyaman di kota. Hal tersebut bukan hanya dirasakan dalam skala umum wilayah kota secara keseluruhan saja, namun sudah menyentuh pada tataran mikro dari sebuah sistem kota yaitu skala neighborhood. Kondisi dualisme permasalahan tersebut semakin diperburuk dengan banyaknya anggapan mengenai karakter masyarakat kota yang individualistik dan kurang peduli terhadap kondisi lingkungan bermukimnya. Sehingga solusi-solusi yang dihadirkan untuk penanganannya-pun juga akan sulit dilakukan secara bersama. Namun sepertinya anggapan tersebut tidak dapat dijadikan untuk memukulratakan karakteristik masyarakat kota secara keseluruhan.Penelitian kualitatif-fenomenologi yang dilakukan pada masyarakat skala neighborhood di wilayah RW 16, Baktijaya, Kota Depok menunjukan pembelajaran unik yang berbeda. Komposisi penduduk yang heterogen yang berasal dari berbagai suku bangsa, tidak menghalangi semangat untuk membentuk struktur masyarakat yang baru dengan landasan kesadaran berkomunitas spasial dan rasa senasib sepenanggungan sebagai kaum migran di kota. Dengan landasan tersebut, masyarakat RW 16 yang pada awalnya sangat labil, bertransformasi menjadi masyarakat yang memiliki modal sosial yang kuat dan mampu merespon secara kolektif permasalahan yang ada di lingkungan bermukimnya, salah satunya adalah masalah kegersangan. Keterbatasan lahan akibat tingginya intensitas pembangunan, tidak menghalangi tekad masyarakat untuk menghilangkan kegersangan dengan aksi kolektifnya. Ruang-ruang sisa antara bangunan dan jalan, diubah secara kolektif menjadi koridor ldquo;gang hijau rdquo; yang menciptakan nuansa kesegaran. Adanya kompetisi hijau dalam berbagai tingkatan juga seolah menjadi ruang ekspresi masyarakat untuk mengaktualisasikan ide-ide kreatifnya dalam penghijauan. Dengan keunikan fenomena perwujudan setting tata perumahan padat bernuansa hijau secara kolektif tersebut, kini RW 16, Baktijaya, menjadi sebuah referensi yang sangat menarik untuk solusi mengatasi kegersangan di wilayah perkotaan.

ABSTRACT
Conflict between increasing residential density to demand for comfortable life in a growing city is inevitable. This is not only witnessed on a city scale, but can also be observed at a neighborhood scale. Conflicting issues are increasingly aggravated by perception toward urban society character which is considered individualistic and ignorance to their residential environment. Collective efforts to resolve the problems are challenging. However, such conception cannot be stigmatized as urban society character. A Qualitative Phenomenology research in a neighborhood located in RW 16, Baktijaya, Kota Depok presented a unique lessons learnt. The society rsquo s diverse origins engaged them to create a new structure emphasized by spatial awareness and collective supports as urban migrant. This transformed them to be a community with a robust social capital which can collectively respond to environmental problems such as aridity of their residential. Collective efforts generated creativity to use spaces between buildings and roads and turn them to green corridor refreshing the residential nuance. Various green competitions allowed the community to express and translate their creative idea. Collective efforts to convert aridity to green corridor in RW 16, Baktijaya can be referred as an interesting solution to resolve aridity in urban area. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>