Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208057 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devika Nur Shabrina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepemimpinan pemberdayaan dan perilaku kerja inovatif pada karyawan di perusahaan digital Indonesia. Dengan semakin berkembangnya perusahaan digital di Indonesia, maka daya saing antar perusahaan digital semakin ketat. Salah satu cara penting yang dapat dilakukan oleh karyawan pada perusahaan digital di Indonesia untuk menghadapi persaingan tersebut adalah berinovasi. Pada penelitian ini terdapat 217 responden yang berasal dari beberapa perusahaan digital di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur perilaku kerja inovatif oleh Janssen 2000 yang telah diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk 2014 dan kepemimpinan pemberdayaan dari Amundsen dan Martinsen 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan pemberdayaan dan perilaku kerja inovatif pada karyawan perusahaan digital di Indonesia r= 0.56, n = 217, p < 0.01. Selain itu, hasil juga membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi dukungan otonom r=0.57, n=217, p.

This research aims to examine the relation between empowering leadership and innovative work behavior on employees in Indonesia rsquo s digital enterprises. With the increasing development of digital enterprises, the competitiveness between each company becomes more rigorous. Therefore, one of the most important things that the employees in digital enterprises can do is to innovate. There are 217 respondents from several digital enterprises in Indonesia within this research.
The method used in this research is quantitative method in which the author uses Janssens 2000 innovative work behaviour instruments and Amundsen and Martinsens 2014 empowering leadership instruments to measure the data. The analysis technique used in this research is Pearsons Product Moment.
The result shows that there is a significant relation between empowering leadership and innovative work behavior on employees in Indonesias digital enterprises r 0.56, p 0.01, autonomy support and innovative work behavior r 0.57, n 217.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Yoanita
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gaya kepemimpinan autentik dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan perusahaan digital di Indonesia. Mengingat inovasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk terus bertahan menghadapi kondisi pasar terkini. Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan sampel karyawan perusahaan digital yang telah bekerja selama minimal tiga bulan dengan atasan yang sama N = 217.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan autentik adalah Authentic Leadership Questionnaire ALQ, sedangkan perilaku kerja inovatif diukur melalui Skala Perilaku Inovatif di tempat kerja yang diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk 2014 berdasarkan Innovative Work Behavior Scale IWB Scale Janssen 2000. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan R = .47, n = 217.

Innovation was known to be a critical value for companies to survive in todays hyper competitive market. This research was carried to examine the relationship between authentic leadership and innovative work behavior upon digital companies employees in Indonesia. This is a correlational study with scientific support from digital companies employees sample who have worked for at least 3 months under a common manager N 217.
To measure the authentic leadership style, this research used Authentic Leadership Questionnaire ALQ as its research instrument. Furthermore, innovative work behavior was measured in Skala Perilaku Inovatif which is an adapted instrument by Etikariena and Muluk 2014 upon Innovative Work Behaviour Scale IWB Scale Janssen 2000. The researchs results suggested that there is a positive and significant relationship between the two variables R .47, n 217.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aprilia Roscantika
"Pada era globalisasi saat ini, perilaku kerja inovatif dianggap sebagai hal krusial karena berguna dalam pencapaian keuntungan kompetitif dan keberlangsungan organisasi jangka panjang. Sama seperti perilaku kerja inovatif yang dianggap penting bagi organisasi, hal lain yang juga penting adalah bagaimana peran pemimpin dalam memunculkan perilaku kerja inovatif pada karyawan itu sendiri. Akan tetapi dari hasil melakukan tinjauan literatur ditemukan adanya penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung dari kepemimpinan etis terhadap perilaku kerja inovatif karyawan. Adanya hasil penelitian tersebut yang bersifat inkonsisten dengan beberapa hasil penelitian-penelitian sebelumnya, membuat penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kembali hubungan antara kepemimpinan etis dan perilaku kerja inovatif pada sampel lain, khususnya karyawan di perusahaan berbasis digital. Perilaku kerja inovatif diukur dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior 2000, sedangkan kepemimpinan etis diukur dengan menggunakan alat ukur Ethical Leadership Questionnaire 2013. Sampel penelitian ini terdiri dari 217 karyawan dari perusahaan berbasis digital yang telah memiliki lama kerja dengan atasan minimal tiga bulan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan etis dan perilaku kerja inovatif pada karyawan di perusahaan berbasis digital r = 0.44, p < 0.01.

In this current era of globalization, innovative work behavior is regarded as crucial because it is useful in achieving competitive advantage and long term organizational sustainability. Just as innovative work behavior is considered important to organization, another important thing is how the leaders role in generating innovative work behavior on the employees themselves. However, results from reviewing the literature found a study showing that there is no direct influence of ethical leadership on employees innovative work behavior. The results of this study are inconsistent with some of the results of previous studies, making this research conducted with the aim to re examine the relationship between ethical leadership and innovative work behavior on other samples, especially employees in digital enterprise. Innovative work behavior was measured using Innovative Work Behavior Scale 2000, while ethical leadership was measured using Ethical Leadership Questionnaire 2013. The sample of this study consists of 217 employees of digital enterprise that have had a period of work with their leaders for at least three months. The analysis technique used in this study is Pearson correlation. The results of this study indicate that there is a positive and significant relationship between ethical leadership and innovative work behavior on employees in digital enterprise r 0.44, p 0.01."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Faiza Yumna
"Di tengah era digitalisasi dan persaingan industri global, perilaku kerja inovatif karyawan menjadi kunci dari kesuksesan perusahaan, khususnya perusahaan berbasis digital. Dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif, karyawan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama atasan. Dibutuhkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mendukung perilaku kerja inovatif karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan salah satu gaya kepemimpinan, yaitu benevolent leadership dengan perilaku kerja inovatif karyawan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional yang menggunakan alat ukur Benevolent Leadership Scale dari Cheng dkk. 2004 dan The Innovatiove Work Behavior Scale dari Janssen 2000. Pearson Product Moment dan Hierarchical Regression digunakan dalam menganalisis hasil penelitian ini.
Hasil penelitian terhadap 217 karyawan di perusahaan berbasis digital menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara benevolent leadership dan perilaku kerja inovatif r 215 = 0.48, p < 0.01 . Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan adanya hubungan antara perilaku kerja inovatif dan beberapa variabel demografis seperti usia dan lama kerja karyawan.

In the midst of digitization era and global industry competition, employees rsquo innovative work behavior is key to the success of a company, especially for digital based company. In order to implement innovative ideas, employees need support from various parties, specifically from their leaders. It takes a certain style of leadership that suitable to support employees rsquo innovative work behavior. This study aims to describe the relationship between one of the leadership styles, that is benevolent leadership, and innovative work behavior.
This study is a quantitave research with correlational design using Benevolent Leadership Scale from Cheng et al. 2004 and The Innovative Work Behavior Scale from Janssen 2000. Pearson Product Moment and Hierarchical Regression were used to analyze the result of this study.
The results carried out among 217 employees from various digital enterprises showed that there was a positive and significant correlation between benevolent leadership and innovative work behavior r 215 0.48, p 0.01 . Furthermore, this study also showed the relationship between innovative work behavior and some demographic variables, such as age and employees rsquo tenure.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Agusta Dwiastuti
"ABSTRACT
Globalisasi berdampak pada ketatnya persaingan yang terjadi antar perusahaan di dunia. Inovasi adalah hal penting bagi perusahaan untuk dilakukan. Inovasi dalam perusahaan dapat dilakukan oleh karyawan sehingga karyawan yang dapat berinovasi menjadi sumber daya penting bagi organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara sikap hypercompetitive dan perilaku kerja inovatif di antara karyawan. Pengambilan data akan dilakukan untuk karyawan tetap perusahaan yang memprioritaskan inovasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 53 orang yang telah menjadi karyawan tetap. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif di mana peserta diminta untuk mengisi Skala Perilaku Kerja Inovatif (α = .92) dan Skala Sikap Hypercompetitive (α = .74). Hasilnya menunjukkan bahwa sikap hiperkompetitif tidak berkorelasi signifikan dengan perilaku kerja inovatif (r =, 04, n = 53, p>, 05, dua sisi). Penelitian ini membahas alasan teoritis dan metodologis untuk hasil ini dan menawarkan arah penelitian di masa depan. Hasil penelitian dibahas sesuai dengan tujuan penelitian. Keterbatasan dan saran diberikan untuk studi lebih lanjut

ABSTRACT
Globalization has an impact on the intense competition between companies in the world. Innovation is an important thing for companies to do. Innovation within the company can be done by employees so that employees who can innovate become important resources for the organization. This study aims to examine the relationship between hypercompetitive attitudes and innovative work behavior among employees. Data retrieval will be done for permanent employees of companies that prioritize innovation. The number of participants in this study were 53 people who have become permanent employees. This research is a quantitative study in which participants are asked to fill in the Innovative Work Behavior Scale (α = .92) and the Hypercompetitive Attitude Scale (α = .74). The results show that hypercompetitive attitude does not significantly correlate with innovative work behavior (r =, 04, n = 53, p>, 05, two sides). This study discusses theoretical and methodological reasons for these results and offers future research directions. Research results are discussed in accordance with the objectives of the study. Limitations and advice are given for further study."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vallya Sharina Dachyar
"Era disrupsi adalah suatu fenomena dimana inovasi memiliki potensi untuk mengacaukan atau bahkan mematikan suatu bisnis. Perusahaan harus berani melakukan self-disruption yang mana memiliki potensi untuk bertahan mengahadapi kompetitor. Perusahaan kedepannya harus mempersiapkan seluruh karyawan dengan menumbuhkan perilaku kerja inovatif, untuk mengantisipasi tantangan di era disruptif dengan menghasilkan inovasi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Karyawan yang inovatif merupakan sumber daya manusia yang penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tingkat perilaku kerja inovatif yang dimiliki karyawan dapat dipengaruhi dan ditingkatkan oleh leader-member exchange LMX, pemberdayaan psikologis, dan keterikatan karyawan.
Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Data penelitian ini diperoleh dari 226 karyawan ConsuCo yang telah bekerja minimal selama satu tahun di perusahaan secara offline.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LMX memiliki pengaruh langsung yang bersifat positif terhadap perilaku kerja inovatif, sedangkan pemberdayaan psikologis ditemukan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku kerja inovatif. Selain itu, keterikatan karyawan memiliki pengaruh positif terhadap perilaku kerja inovatif. Lebih lanjut, LMX dan pemberdayaan psikologis ditemukan memiliki pengaruh terhadap perilaku kerja inovatif melalui keterikatan karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterikatan karyawan memiliki peran sebagai mediator antara LMX mediasi parsial dan pemberdayaan psikologis mediasi penuh terhadap perilaku kerja inovatif.

Disruption era is a phenomenon where innovation has the potential to disrupt or even kill a business. Companies must dare to do self disruption which has the potential to survive facing competitors. In the future, companies must prepare all employees by fostering innovative work behaviors, to anticipate challenges in the disruptive era by generating innovations that can provide a competitive advantage for the company. Innovative employees are an important human resource in maintaining the viability of the company. The level of employee 39s innovative work behavior can be influenced and enhanced by leader member exchange LMX, psychological empowerment, and employee engagement.
This research used Structural Equation Modeling SEM method. This research data is obtained from 226 ConsuCo employees who have been working for at least a year in the company through offline.
The results of this study indicate that LMX has a positive direct effect on innovative work behavior, whereas psychological empowerment is found to have no direct effect on innovative work behavior. In addition, employee engagement has a positive effect on innovative work behavior. Furthermore, LMX and psychological empowerment are found to have an effect on innovative work behavior through employee engagement. It shows that employee engagement has a role as mediator between LMX partial mediation and psychological empowerment full mediation on innovative work behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Maria Hatta
"[ABSTRAKbr
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara identitas organisasi dan perilaku kerja inovatif pada perusahaan X. Penelitian ini didasarkan pada pesatnya perkembangan dari industri kreatif. Pendekatan yang sesuai dalam menghadapi hal tersebut adalah pendekatan inovatif yang dapat memicu diterapkannya perilaku kerja inovatif dalam organisasi. Salah satu hal yang dapat memiliki hubungan dengan perilaku kerja inovatif adalah identitas organisasi. Identitas organisasi sendiri memiliki peranan penting dalam memandu perilaku kayawan yang diharapkan muncul. Terdapat total 401 karyawan perusahaan X yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Perusahaan X merupakan perusahaan yang memiliki nilai inovatif dan bergerak dalam bidang industri kreatif dengan sub-kelompok penerbitan dan percetakan. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000) dan Organizational Identity Scale (Etikariena, 2015). Dengan menggunakan teknik analisis pearson product moment correlation, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara identitas organisasi dan perilaku kerja inovatif (r= .063, p> .05).
;This research was conducted to see the relationship between organizational identity and innovative work behavior in X Company. It was based on the rapid development of creative industry. One of the approaches to deal with that condition is innovation, which can leads innovative work behavior in organization. One of the factors that can have a correlation with innovative work behavior is organizational identity. Organizational identity itself has a significant role to guide employee’s behaviors. There were 401 employees of X Company that has participated in this research. X Company is an organization that has innovative value and runs in creative industry area, specifically printing and publishing sub-sector. There were two instruments used in this research, innovative work behavior scale (Janssen, 2000) and organizational identity scale (Etikariena, 2015). Using pearson product moment correlation to analyze the data, the result shows us that there were no significant correlation found among organizational identity and innovative work behavior (r= .063, p> .05).
, This research was conducted to see the relationship between organizational identity and innovative work behavior in X Company. It was based on the rapid development of creative industry. One of the approaches to deal with that condition is innovation, which can leads innovative work behavior in organization. One of the factors that can have a correlation with innovative work behavior is organizational identity. Organizational identity itself has a significant role to guide employee’s behaviors. There were 401 employees of X Company that has participated in this research. X Company is an organization that has innovative value and runs in creative industry area, specifically printing and publishing sub-sector. There were two instruments used in this research, innovative work behavior scale (Janssen, 2000) and organizational identity scale (Etikariena, 2015). Using pearson product moment correlation to analyze the data, the result shows us that there were no significant correlation found among organizational identity and innovative work behavior (r= .063, p> .05).
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidir Arifin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kepercayaan terhadap organisasi dan perilaku kerja inovatif pada konteks industri kreatif di Indonesia. Dengan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, industri kreatif perlu untuk dikembangkan. Salah satu hal yang sangat penting bagi industri kreatif adalah inovasi yang dilakukan oleh karyawannya. Sampel pada penelitian ini adalah karyawan PT. X yang merupakan salah satu perusahaan yang termasuk ke dalam sub-sektor industri kreatif di Indonesia. Terdapat 395 responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale dari Janssen (2000) dan Organizational Trust Inventory dari Cummings dan Bromiley (1995b). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, dan One Way Anova.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan terhadap organisasi danperilaku kerja inovatif pada PT. X (r = .060). Namun, pada penelitian ini ditemukan perbedaan mean yang signifikan antara faktor-faktor demografis dari perilaku kerja inovatif yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, level jabatan, dan departemen.

This study was conducted to examine the relationship between organizational trust and innovative work behavior in the context of creative industry.With a considerable contribution to the Indonesian economy, creative industries need to be developed. One thing that is very important for the creative industry are innovations made by employees. Samples in this study are employees of PT. X which is one of the companies that belong to the sub-sectors of the creative industries in Indonesia. There were 395 respondents in this study.
This research is a quantitative research that using measuring devices Innovative Work Behavior Scale from Janssen (2000) and Organizational Trust Inventory from Cummings and Bromiley (1995b). The analysis technique used in this study is the Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, and One Way Anova.
Results from this study indicate that there is no significant relationship between organizational trust and innovative behavior at work in PT. X (r = .060). However, this study found significant differences in the mean between demographic factors of the innovative work behavior that is gender, education level, job level and department.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Howell, Jon P.
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 2001
158.7 HOW u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Kis Riandini
"Digitalisasi meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan dan menguasai teknologi digital. Pekerja yang mampu menggunakan kompetensi digital untuk menyelesaikan pekerjaannya dan dapat mengakses data pekerjaan dimana pun dan kapan pun disebut sebagai digital workers. Digital workers memainkan peran penting dalam memberikan inovasi bagi perusahaan sebagai bentuk respon perusahaan terhadap perkembangan digital dan usaha untuk mengimbangi persaingan. Kecenderungan digital workers untuk menyumbangkan inovasi-inovasi bagi perusahaan berhubungan dengan komitmen yang dimilikinya terhadap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komponen Komitmen Organisasi dengan Perilaku Kerja Inovatif pada digital workers. Komitmen Organisasi yang terbagi menjadi tiga komponen, yaitu Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan, dan Komitmen Normatif diukur menggunakan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1990) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Aulia (2021). Perilaku Kerja Inovatif diukur menggunakan Innovative Work Behavior Scale yang dikembangkan oleh Janssen (2000) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Mertha (2017). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui media sosial. Data penelitian ini berasal dari 215 digital workers yang bekerja secara full-time. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif secara signifikan antara Komitmen Afektif dan Komitmen Normatif dengan Perilaku Kerja Inovatif, tetapi tidak ditemukan hubungan negatif antara Komitmen Berkelanjutan dengan Perilaku Kerja Inovatif pada digital workers.

Digitalization has increased the need for human resources who are able to operate and master digital technology. Workers who are able to use digital competencies to complete their work and can access job data anywhere and anytime are called digital workers. Digital workers play an important role in providing innovation for companies as a form of company response to digital developments and efforts to keep pace with competition. The tendency of digital workers to contribute innovations to the company is related to their commitment to the company. This study aims to determine the relationship between components of Organizational Commitment and Innovative Work Behavior on digital workers. Organizational Commitment is divided into three components, namely Affective Commitment, Continuance Commitment, and Normative Commitment measured using the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) developed by Allen and Meyer (1990) which was adapted by Aulia (2021). Innovative Work Behavior was measured using the Innovative Work Behavior Scale developed by Janssen (2000) which was adapted by Mertha (2017). Data collection was done by distributing online questionnaires through social media. This research data comes from 215 digital workers who work full-time. The results showed that there was a significant positive relationship between Affective Commitment and Normative Commitment with Innovative Work Behavior, but there was no negative relationship between Continuance Commitment and Innovative Work Behavior on digital workers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>