Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Alya Gretiana
"Penelitian akan melihat peran mediasi psychological capital terhadap hubungan job resources dengan burnout. Alat ukur yang digunakan adalah MBI-GS 1996 , JDR Questionnaire khususnya Job Resources Questionnaire 2014 , dan PCQ 2007 . Partisipan pada penelitian ini berjumlah 158 orang pengusaha UMKM di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek mediasi penuh psychological capital antara hubungan job resources dengan burnout pada pengusaha.
Hasil ini menunjukkan bahwa untuk job resources dapat memiliki dampak terhadap penurunan burnout, melalui psychological capital dalam diri individu. Berdasarkan hasil tersebut, bukan hanya kualitas job resources yang perlu ditingkatkan, tetapi peningkatan pada aspek psychological capital menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka menurunkan gejala burnout dikalangan para pengusaha UMKM.

This thesis is a research purported to discuss the mediating effect of psychological capital in the relationship between job resources and burnout. Measurement instruments used are MBI GS 1996 , JDR Questionnaire, specifically Job Resources Questionnaire 2014 , and PCQ 2007 . Individuals participating in this research were 158 UMKM entrepreneurs located in Jabodetabek. The result showed that there is a full mediation by psychological capital in the relationship between job resources and burnout among entrepreneurs.
This result shows that for job resources to be able to lower the burnout level, there has to be psychological capital present. According to the result, the effort to put out burnout among UMKM entrepreneurs does not only depend in the increasing capacity of job resources, but also in the increasing of psychological capital aspects.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Indah Marini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran optimisme sebagai mediator antara job demands dan burnout. Penelitian ini menggunakan alat ukur Job Demands-Resources Questionnaire 2014 , Maslach Burnout Inventory - General Survey 1996 yang telah diadaptasi oleh Radityputra 2012, dan Optimisme dari Psychological Capital Questionnaire 2007. Sampel penelitian terdiri dari 156 wiraswasta pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi JABODETABEK.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak terbukti dimana Optimisme tidak berperan sebagai mediator antara job demands dan burnout. Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh tingkat optimisme yang tinggi, job demands yang cenderung rendah, serta burnout yang cenderung rendah pada responden penelitian. Selain itu, hal ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh lama usaha yang sudah cukup panjang sehingga melalui pengalaman, tantangan maupun tuntutan pekerjaan yang dialami tidak memengaruhi tingkat optimisme mereka. Sedangkan, tingkat optimisme para wiraswasta secara negatif signifikan memengaruhi burnout, dan job demands secara positif signifikan berpengaruh langsung pada burnout.

The study aimed to investigate the role of optimism as mediator between job demands and burnout. The study used measuring instruments from Job Demands Resources Questionnaire 2014, Maslach Burnout Inventory ndash General Survey 1996 that has been adapted by Radityputra 2012, and optimism from Psychological Capital Questionnaire 2007. The sample was composed 156 owner of micro, small, and medium entreprises in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.
The result shows that hyphothesis is not proven where optimism doesn rsquo t serve as mediator between job demands and burnout. It seems to be influenced by high level of optimism, low job demands, and low burnout in research respondents. Besides, it is also likely influenced by old business so that through experiences, challenges, and job demands that have been faced not affect their level of optimism. Meanwhile, level of optimism of entrepereneurs is significant and negatively affects to burnout and job demand is significant and positively affects to burnout.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Ribka Uli Feodora
"Pada masa pandemi Covid-19, kurir diduga rentan mengalami burnout. Berdasarkan teori Job Demands-Resources (JD-R), burnout disebabkan oleh berbagai macam tuntutan kerja, salah satunya tuntutan kerja emosional. Sebaliknya, modal psikologis dapat menurunkan tingkat burnout. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tuntutan kerja emosional dan burnout, serta hubungan antara modal psikologis dan burnout pada kurir. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe korelasional. Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling pada 251 partisipan kurir yang memiliki rentang usia 18-55 tahun dengan kriteria waktu bekerja minimal satu tahun dan pernah melayani pelanggan dengan sistem COD. Adapun, alat ukur yang digunakan bagian IQWiQ untuk mengukur burnout, bagian COPSOQ-II untuk mengukur tuntutan kerja emosional, dan PCQ-12 untuk mengukur modal psikologis. Hasil analisis Pearson’s Correlation menunjukkan bahwa tuntutan kerja emosional memiliki hubungan positif yang signifikan dengan burnout r(251) = 0.48, p< 0.05. Selain itu, ditemukan pula bahwa modal psikologis memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan burnout r(251) = -0.43, p< 0.05. Dengan demikian, temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi perusahaan jasa pengiriman untuk memberikan coaching dan dukungan sosial serta membantu kurir untuk mengembangkan modal psikologisnya secara mandiri.

During the Covid-19 pandemic, couriers were presumed to be susceptible to burnout. According to the Job Demands-Resources (JD-R) theory, burnout is caused by various job demands, including emotional job demands. In contrast, psychological capital can reduce burnout levels. This study aims to examine the relationship between emotional job demands and burnout, as well as the relationship between psychological capital and burnout among couriers. This research was quantitative research with a correlational design. The convenience sampling method was used to collect data from 251 couriers as participants aged 18 to 55, with experience servicing clients using the COD system and working for at least a year. Meanwhile, the measurement tools used were part of IQWiQ to measure burnout, part of the COPSOQ-II to measure emotional job demands, and PCQ- 12 to measure psychological capital. Pearson's Correlation analysis results showed that emotional job demands have a significant positive relationship with burnout r(251) = 0.48, p< 0.05. On the other hand, a significant negative relationship was discovered between psychological capital and burnout r(251) = -0.43, p< 0.05. Thus, these findings are expected to be used as evaluation materials for delivery companies to provide coaching and social support and help couriers develop psychological capital independently."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Pramuchtia
"Turnover merupakan permasalahan yang kerap kali dihadapi oleh Kantor Akuntan Publik KAP . Penelitian menyatakan bahwa niat keluar seorang akuntan publik dapat diakibatkan oleh pengalaman burnout yang merupakan hasil dari tuntutan pekerjaan yang tinggi dan rendahnya kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan terhadakuntan publik 200 akuntan di KAP dengan menggunakan model Job Demands-Resources JD-R. Model ini menyatakan bahwa tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang mengarah pada hasil negatif pada output organisasi, sedangkan sumber pekerjaan berkaitan dengan motivasi yang mengarah pada hasil positif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa job demands beban kerja dan konflik kerja-keluarga berpengaruh positif terhadap niat akuntan untuk keluar melalui burnout. Di sisi lain job resources kepuasan karir-kesempatan promosi dan iklim tim kerja memilki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan dan berpengaruh negatif terhadap niat pindah karyawan. Hasil penelitian ini memiliki dampak individual maupun organisasional yang dapat digunakan dalam mengurangi turnover.

Turnover is a problem that is often faced by Public Accounting Firm. The study states that turnover intention an accountant can be caused by an experienced of burnout results from high job demands and low job satisfaction. This study conducted on 200 accountants in Public Accounting Firm using the Job demands resources model JD R . This model states that the job demands can cause health problems that lead to a negative result in the organization 39 s output, while the job resources associated with the motivation that lead to positive results.
The results of this study indicate that the job demands workload and work family conflict have positive effect on accountants turnover intention through burnout. On the other side, the job resources career satisfaction promotion opportunities and climate work teams have positive effect on job satisfaction and negatively affect employees turnover intention. This findings have an impact individually and organizationally that can be used in reducing turnover.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Dwi Rismarinni
"Tingginya tuntutan kerja saat ini mengakibatkan mudahnya karyawan mengalami burnout yang dapat berpengaruh terhadap kinerja-tugas karyawan. Maka dari itu diperlukan pencegahan dengan menyediakan sumber daya kerja, salah satunya adalah harapan dan optimisme yang merupakan modal psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan harapan dengan kinerja-tugas. Penelitian merupakan penelitian korelasional yang melibatkan 312 partisipan yang merupakan karyawan di Indonesia yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis mediasi burnout dalam hubungan harapan dan kinerja-tugas yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (B = .05, p < .05) dan direct effect (B= 0.51, p<0.05) yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa burnout dapat memediasi hubungan antara harapan dan burnout secara parsial. Selain itu, hasil mediasi burnout dalam hubungan optimisme dan kinerja-tugas juga menunjukkan adanya indirect effect (B = .07, p < .05) dan direct effect (B = 0.42, p < .05) yang signifikan, yang artinya burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan kinerja-tugas secara parsial. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harapan dan optimisme dapat melewati burnout untuk mempengaruhi kinerja-tugas, namun juga dapat mempengaruhi kinerja-tugas secara langsung.

Today’s high job demands makes employees more likely to experience burnout, which can affect employee’s task-performance. Therefore, prevention is needed by providing job resources, one of which is hope and optimism which are psychological capitals. This study aims to see whether burnout can mediate the relationship between optimism and hope with task-performance. This research is a correlational study involving 312 participants who are employees in Indonesia aged 18-40 years and have worked for at least 1 year. The instruments used to measure the research variables are In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) and Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). The results of the mediation analysis of burnout in the relationship of hope and task-performance that were carried out showed that there was a significant indirect effect (B = .05, p < .05) and direct effect (B = 0.51, p<0.05), which indicated that burnout could partially mediate the relationship between hope and task-performance. In addition, the results of the mediation of burnout in the relationship between optimism and task-performance also showed a significant indirect effect (B = .07, p < .05) and direct effect (B = 0.42, p < .05), which means that burnout can partially mediate the relationship between optimism and task-performance. Thus, it can be concluded that hope and optimism can pass through burnout to affect task-performance, but can also affect task-performance directly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Uzmarina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Information and communication technologies (ICTs) terhadap kepuasan kerja yang dimediasi oleh work family balance dan burnout para karyawan Industri Perbankan di Jabodetabek. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) yang diolah menggunakan software SPSS 22 dan smartPLS 3.3.9. Terdapat 240 yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan menganggap ICT memiliki dampak yang kuat terhadap tuntutan (demands), dibuktikan dengan adanya pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Lalu, ICT demands dan ICT resources memiliki pengaruh yang signifikan juga terhadap work-family balance. Selain itu, ditemukan bahwa hanya burnout yang memediasi secara signifikan pengaruh antara ICT khususnya ICT demands terhadap kepuasan kerja.

The purpose of this research is to determine the effect of the use of Information and communication technologies (ICTs) on job satisfaction mediated by work family balance and burnout on employees of the banking industry in Jabodetabek. This research is a quantitative study using the Structural Equation Model (SEM) method which was processed using SPSS 22 software and smartPLS 3.3.9. In addition, there were 240 who participated in this study. The result of this study shows that employees perceive ICT to have a strong impact on demands which is proved by a significant effect on burnout. Moreover, ICT demands and ICT resources have a significant effect on work-family balance. In addition, it is found that only burnout significantly mediated the effect of ICT; especially, ICT demands on job satisfaction."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Purnama
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi job burnout dalam pengaruh antara emotional labor dan supervisor support terhadap turnover intention yang terjadi pada guru sekolah swasta. Emotional labor terdiri dari tiga dimensi, yaitu surface acting, deep acting dan emotional consonance begitu juga job burnout terdiri dari 3 dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization dan personal accomplishment. Responden dalam penelitian ini berjumlah 296 guru swasta. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emotional labor berpengaruh positif terhada job burnout sementara supervisor support berpengaruh negatif terhadap job burnout. Emotional labor tidak signifikan berpengaruh terhadap turnover intention sementara supervisor support berpengaruh negatif terhadap turnover intention dan job burnout berpengaruh terhadap turnover intention. Job Burnout juga terbukti memediasi pengaruh antara emotional labor dan supervisor support terhadap turnover intention. Dukungan atasan perlu ditingkatkan agar dapat mengurangi terjadinya job burnout dan turnover intention.

This study aims to analyze the role of mediating job burnout in the influence of emotional labor and supervisor support on turnover intention that occurs in private school teachers. Emotional labor consists of three dimensions, they are surface acting, deep acting and emotional consonance as well as burnout jobs consists of three dimensions, they are emotional exhaustion, depersonalization and personal accomplishment. Respondents in this study were 296 private teachers. Data is processed by structural equation modeling (SEM).
Research finds that emotional labor has a positive effect on job burnout while supervisor support has a negative effect on job burnout. Emotional labor has no significant effect on turnover intention while supervisor support has a negative effect on turnover intention and job burnout has an effect on turnover intention. Job burnout also has a role by positively mediating emotional labor and supervisor support to turnover intention. Supervisor support needs to be improved in order to reduce the occurrence of job burnout and turnover intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Chrissendy Dian Saputra
"Tingginya persaingan antara Perusahaan Fintech mengharuskan manajemen Perusahaan mampu menjaga job performance. Job performance dapat dicapai Perusahaan melalui kepuasan kerja karyawan. Quality of work life dapat menunjang ketercapaian kinerja serta job performance karyawan, akan tetapi burnout bisa mengurangi kinerja para karyawan Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) Menganalisis pengaruhburnout terhadap job performance karyawan, (2) Menganalisis pengaruh quality of work life terhadap job performance, (3) Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap job performance, (4) Menganalisis pengaruh tidak langsung burnout terhada job performance melalui kepuasan kerja, dan (5) Menganalisis pengaruh tidak langsung quality of work life terhadap job performance melalui kepuasan kerja, Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Fintech di Indonesia dengan rancangan penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner menggunakan skala Likert. Metode analisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis SEM PLS. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Burnout memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel Job performance. (2) Quality Work of Life memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Job performance. (3) Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Job performance. (4) Pengaruh tidak langsung antara Burnout terhadap Job performance melalui Kepuasan kerja adalah signifikan. (5) Pengaruh tidak langsung antara Quality Work of Life terhadap Job performance melalui Kepuasan kerja adalah signifikan.

The intense competition among Fintech companies requires management to maintain job performance. Job performance can be achieved through employee job satisfaction. Quality of work life can support the achievement of performance and employee performance, but burnout can reduce the performance of company employees. This study aims to analyze (1) the influence of burnout on employee job performance, (2) the influence of quality of work life on job performance, (3) the influence of job satisfaction on job performance, (4) the indirect influence of burnout on job performance through job satisfaction, and (5) the indirect influence of quality of work life on job performance through job satisfaction. This research was conducted at Fintech companies in Indonesia using a quantitative research design. Data were collected through questionnaires employing the Likert scale. The quantitative analysis method used was SEM PLS analysis. The results showed that (1) burnout has a negative and significant influence on job performance, (2) quality work of life has a positive and significant influence on job performance, (3) job satisfaction has a positive and significant influence on job performance, (4) the indirect influence of burnout on job performance through job satisfaction is significant, and (5) the indirect influence of quality work of life on job performance through job satisfaction is significant."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafyra Citra Anandi
"Pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia memunculkan ketertarikan untuk bekerja di industri ini. Namun, kondisi kerja di perusahaan rintisan yang memiliki ritme cepat, tuntutan kerja yang tinggi, dan belum stabil menimbulkan konsekuensi seperti niat untuk berhenti kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran burnout pada hubungan ketidakamanan kerja dengan niat berhenti kerja pada karyawan perusahaan rintisan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan partisipan diminta untuk mengisi Job Insecurity Scale (JIS), Indonesian Quality of Worklife Questionnaire (IQWiQ) dan Turnover Intention Scale (TIS).
Pengambilan data dilakukan kepada 151 partisipan yang merupakan karyawan perusahaan rintisan yang telah bekerja selama enam bulan di perusahaan rintisan yang berusia di bawah lima tahun. Analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung yang signifikan (ab=0,17, p<0,05) dan efek langsung yang tidak signifikan (c′=0,13,𝑝>0,05), maka burnout dapat memberikan efek mediasi penuh pada hubungan ketidakamanan kerja dengan burnout pada karyawan perusahaan rintisan.

A growing number of startup companies in Indonesia have attracted people to work in this industry. However, the work environment (fast rhythm, high pressure, and unstable conditions) have created high consequences, namely turnover intention. This research aims to examine burnout as mediator on relationship between job insecurity and turnover intention among startup employees. This quantitative research has participants fulfil a questionnaire about Job Insecurity Scale (JIS), Indonesian Quality of Worklife Questionnaire (IQWiQ) and Turnover Intention Scale (TIS).
Data has been collected from 151 participants who have been working for 6 months in startup company which established within 5 years. Based on mediation analysis, the result show there are significant indirect effect of burnout (ab=0,17, p<0,05) and insignificant direct effect burnout (c=0,13, p>0,05) on the relationship of job insecurity and turnover intention. Therefore, burnout has full mediation effect on relationship between job insecurity and turnover intention among startup employee.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vike Mawadathan Thoyibah
"Fleksibilitas kerja dan job burnout menjadi salah satu alasan mengapa karyawan memilih untuk mengundurkan diri dari tempat kerja yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya turnover di perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis, dan membuktikan pengaruh fleksibilitas kerja dan kejenuhan kerja terhadap kepuasan karyawan serta hubungannya dengan turnover pada perusahaan startup. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan melalui survei elektronik melibatkan 176 karyawan startup yang mendapatkan fleksibilitas kerja dari perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Kemudian, job burnout berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan berpengaruh positif terhadap turnover intention. Selain itu, kepuasan kerja dapat memediasi fleksibilitas kerja dan job burnout terhadap turnover intention.

Job flexibility and job burnout are one of the reasons why employees choose to resign from the workplace which ultimately causes turnover in the company. This study aims to test, analyze, and prove the effect of job flexibility and job burnout on employee satisfaction and its relationship with turnover in startup companies. This study method applied quantitative research design. The data were collected through electronic survey involved 176 startup employees who get job flexibility from the company. The results showed that job flexibility has a positive effect on job satisfaction and a negative effect on turnover intention. Then, job burnout has a negative effect on job satisfaction and a positive effect on turnover intention. In addition, job satisfaction can mediate job flexibility and job burnout on turnover intention."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>