Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Aulia Fatinah
"ABSTRACT
Stasiun bawah tanah merupakan salah satu jenis underground space yang dibangun di bawah tanah untuk mengintegrasikan sistem transportasi umum kereta dan ruang publik di sekitarnya. Pada stasiun bawah tanah, manusia melakukan wayfinding, yaitu kegiatan bernavigasi untuk mengakses ruang dan menentukan orientasinya selama berada di dalam ruang. Salah satu cara yang digunakan manusia untuk mengakses ruang stasiun bawah tanah adalah dengan mengidentifikasi elemen ruang, seperti lantai, dinding, dan langit-langit sebagai bentuk informasi visual dan mempersepsikannya secara visual. Oleh karena itu, pemilihan dan desain aplikasi material harus dipertimbangkan karena setiap material memiliki karakteristik tertentu yang memberikan efek terhadap sistem persepsi visual manusia, dan berfungsi sebagai pengetahuan visual yang dapat digunakan sebagai pedoman saat melakukan wayfinding di dalam ruang stasiun bawah tanah. Sebuah studi kasus telah dilakukan untuk menguji relevansi aplikasi material dan pemecahan isu wayfinding dalam stasiun bawah tanah Dhoby Ghaut, Singapura.

ABSTRACT
The underground station is a type of underground space that is built to integrate the public transport system and public spaces around it. At the underground station, wayfinding issue arises, which involves navigation in order to access the space and determine ones orientation inside the underground station. Passengers access an underground station by identifying spatial elements, such as floors, walls, and ceilings as a form of visual information to be perceived visually. Therefore, the selection and design of material applications should be considered because each material has certain characteristics that has different effect on the human visual perception system. It also serves as visual knowledge that can be used as a guide for passengers when performing wayfinding in underground station. A case study has been conducted to test the relevance of material applications and the solving of wayfinding problems in the Dhoby Ghaut Station, Singapore."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layla Dutha Faradiba
"Aksesibilitas bagi penyandang gangguan penglihatan tercapai ketika kebutuhan mereka terpenuhi, yang mana dalam sistem wayfinding, mereka membutuhkan desain yang mengakomodasikan mereka untuk bernavigasi secara mandiri. Dalam konteks urban, desain sistem ini pada ruang transportasi publik masih memiliki banyak aspek yang perlu diperbaiki dalam mencapai inklusivitas bagi kelompok minoritas tersebut. Sebuah survei yang melibatkan peserta disabilitas dan non-disabilitas memperlihatkan penyediaan sistem informasi pada ruang publik di Jakarta, Indonesia yang masih dinilai belum efektif sehingga kesulitan dalam bernavigasi masih banyak dirasakan oleh pengguna, termasuk individu dengan gangguan penglihatan. Tulisan ilmiah ini memaparkan studi yang berfokus pada bagaimana elemen-elemen sistem wayfinding dapat mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas ini, yang dikaji berdasarkan karakteristik perilaku mereka ketika bernavigasi dalam ruang transportasi publik. Dengan mengevaluasi sistem wayfinding pada salah satu stasiun MRT Jakarta, hasil pengamatan membuktikan bahwa aplikasi desain penyampaian informasi navigasi di Indonesia belum memenuhi kebutuhan penyandang gangguan penglihatan secara menyeluruh. Pada akhirnya, temuan ini merekomendasikan perbaikan dan pengembangan pada sistem wayfinding agar lebih memberikan kesempatan kepada penyandang gangguan penglihatan untuk bernavigasi secara mandiri dalam ruang transportasi publik.

Accesibility for the visually impaired is achieved when their needs are met, which in the context of wayfinding system, they need design that accomodates them to navigate independently. In the urban context, the design of this system in public transportation spaces still seems to have many aspects that need to be improved in achieving inclusivity for this minority group. A survey involving disabled and nondisabled participants revealed the provision of information system in public spaces in Jakarta, Indonesia that is still considered ineffective thus difficulties in navigation are still experienced by many users, including individuals with visual impairments. This academic paper describes a study that focuses on how the elements of wayfinding system can accommodate the needs of these people with disabilities, which are analyzed based on their behavioural characteristics when navigating in public transportation spaces. By evaluating the wayfinding system in one of the Jakarta MRT stations, this study proves that design applications of navigational information system in Indonesia have not shown the inclusion of visually impaired needs in the whole scope. In the end, these findings recommend improvements and developments in the wayfinding system to be more inclusive therefore supports people with visual impairments to navigate independently in public transportation spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Kebakaran pada struktur bawah tanah, khususnya stasiun bawah tanah, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada stasiun bawah tanah telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya pada Stasiun Jungangno-Korea (198 korban jiwa) dan Baku-Azerbaijan (289 korban jiwa). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada stasiun bawah tanah, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada stasiun bawah tanah jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan. Prioritas peninjauan ini akan semakin meningkat dengan semakin pesatnya pembangunan jalur transportasi massal bawah tanah pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu usaha dalam pembangunan infrastruktur, jalur transportasi massal bawah tanah diperlukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan transportasi massal yang sering ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta - Indonesia. Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi dan pergerakan asap pada kondisi kebakaran stasiun bawah tanah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simultor V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap, jika kebakaran terjadi, dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap tersebut atau dengan meninggikan langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besarnya kapasitas pembuangan asap berpengaruh besar terhadap cepatnya visibilitas kembali normal dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Sedangkan peninggian langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi mempunyai andil yang besar terhadap minimum visibilitas yang terjadi pada saat kebakaran terjadi. Pada penelitian ini, kapasitas pembuangan asap divariasikan dengan besar 3000 m3/jam, 4000 m3/jam, 5000 m3/jam, 6000 m3/jam, dan 7000 m3/jam. Dengan variasi terhadap tinggi peron stasiun bawah tanah yang berperan sebagai ruangan tempat terjadinya kebakaran adalah 3 m dan 4 m.
Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan terhadap luas lantai tempat kebakaran terjadi untuk menentukan kapasitas pembuangan asap juga diperlukan dengan tidak melupakan peninjauan terhadap tinggi ruangan untuk menyediakan kondisi kondusif evakuasi jika kebakaran terjadi. Kemudian, peletakan fan pembuangan asap perlu mendapat peninjauan khusus untuk menekan penyebaran asap guna menyediakan kondisi kondusif evakuasi.

Fire in underground structures (e.g. Metro Subway Station), is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires in underground stations has caused many casualties, for example is Jungangno Station's Fire - Korea (198 fatalities) and Baku's Fire - Azerbaijan (289 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done. Predictions and the movement of smoke in the subway fire in this work obtained by using Fire Dynamic Simulator V5 (FDS V05). Harm caused by the movement of smoke, if a fire occurs, kept to a minimum by sucking the smoke out or by elevating the ceiling height of the room where the fire occurred.
The results of this study prove that the magnitude of smoke exhaust capacity affect the required time for a visibility to return to a normal condition with only a slight effect on the minimum visibility's value. While the elevation of the ceiling's height of the room have contributed greatly to the minimum visibility's value when the fire occurred. In this study, the capacity of the exhaust smoke varied within 3000 m3/hr, 4000 m3/hr, 5000 m3/hr, 6000 m3/hr, and 7000 m3/hr. While the variation of the underground station platform's height that acts as a room where the fire broke out is 3 m and 4 m.
Another conclusion that can be obtained from this study is that the approach to the floor's area to determine the capacity of smoke exhaust is necessary with also considering the height of the room to provide tenable condition to evacuate if a fire occurs. Then, the location of the smoke exhaust's ducting needs to get a special consideration to suppress the smoke's spread in order to provide a tenable condition for evacuation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Novianto
"Stasiun MRT merupakan salah satu tempat umum yang memiliki jumlah pengguna yang banyak sehingga aspek mengenai keselamatan penumpang wajib untuk diperhatikan. Beberapa tahun kedepan pembangunan MRT di Jakarta akan selesai dimana 5-6 stasiun yang ada akan berada di bawah tanah. Manajemen keselamatan kebakaran di bawah tanah lebih rumit daripada stasiun yang ada di permukaan ataupun melayang sebab persebaran asap searah dengan jalur evakuasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika asap yang terjadi pada kebakaran stasiun MRT ketika memanfaatkan tunnel sebagai tempat membuang asap tambahan.
Batasan dalam penelitian ini adalah sistem tunnel telah memiliki sistem ventilasi yang baik sehingga saat ada asap di tunnel segera bisa di buang ke permukaan dengan sistem ventilasi yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi dengan menggunakan FDS v.5 dan ekperimen menggunakan model stasiun dengan skala 1 :25. Variasi dilakukan pada penggunaan ventilasi blower dan jumlah fan samping yang digunakan. Diharapkan dengan adanya pembuangan asap kedalam tunnel membuat kondisi didalam stasiun bisa lebih baik.

MRT station is one of the public facility that has a lot of users, therefore aspects of passenger safety are required to be considered. In the next few years, Jakarta’s MRT construction will be finished. There will be 5-6 stations located underground. Fire safety management in the underground station is more complicated than the existing stations on the surface, because the spread of smoke drift in the same direction as the evacuation route. The purpose of this research is to learn about smoke dynamics that occur in fires at MRT station when utilizing the tunnel as a place to dispose smoke.
Limitation in this study is the tunnel system already has a good ventilation system so that when there is smoke in the tunnel, it can be disposed to the surface with the existing ventilation system immediately. The method used in this research is simulated using FDS v.5 and experimented using the model of the station with a scale of 1: 25. Variations are performed by using blower ventilation and the amount of side fan that is used. Hopefully, disposing smoke into the tunnel make the conditions inside the station better.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan akses merupakan aspek utama dalam pertimbangan desain. Pola pembangunan perkotaan membutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya pemanfaatan ruang bawah tanah. Dalam desain stasiun kereta bawah tanah, menyediakan akses untuk cahaya alami tidak hanya meningkatkan kesehatan ruang bawah tanah, tetapi juga menyediakan kemungkinan untuk memperpanjang batas waktu evakuasi pada kondisi darurat. Studi ini mempelajari dinamika asap kebakaran dengan menggunakan model skala laboratorium dan model numerik untuk memprediksi pergerakan asap kebakaran stasiun bawah tanah. Uji kebakaran dilakukan pada model stasiun kereta bawah tanah tipikal skala 1:25, sedangkan "eksperimen numerik" dilakukan dengan menggunakan Fire Dynamic Simulator versi 5. Dua skenario kebakaran umum pada studi ini merupakan model stasiun dengan sistem ventilasi paksa dan sistem gabungan yang merupakan gabungan antara sistem ventilasi paksa dan efek ventilasi natural (efek cerobong asap) sebagai manajemen asap hasil kebakaran. Pengaruh lokasi kebakaran pada distribusi penyebaran asap diukur secara simultan pada model stasiun. Studi ini dapat menunjukkan adanya keserupaan hasil antara model numerik dan eksperimental pada daerah tertentu. Sistem ventilasi gabungan terbukti lebih edektif dalam menyediakan kondisi lingkungan yang kondusif pada saat kebakaran terjadi. Selanjutnya, atrium dengan bukaan pada langit - langit dan terhubung dengan lingkungan terbuka dapat memberikan bantuan penyediaan cahaya alami pada stasiun.

Safety, health, comfort and accessibility are major important aspects in building design consideration. Trends in urban development requires better understanding on the importance of underground space utilisation. In a subway station design, providing access for natural light not only improve the health of underground space, but also has the possibility to extent the evacuation time during emergency evacuation. This paper models scaled fire tests and numerical modelling to predict smoke movement in subway station's fire. Fire test was carried out in a 1:25 scale of typical subway station, while numerical modelling was performed with the NIST Fire Dynamic Simulator V5. Two main scenarios was selected, i.e. a forced ventilation system and a hybrid system combining the forced ventilation and the natural ventilation effect (the chimney effect). The effect of fire locations on the distribution of smoke spread was measured simultaneously along the station model. This study found a good agreement between the results of numerical study and the scaled experimental works in certain regions. The hybrid ventilation system effectively removed smoke across the station space, hence provided longer time for evacuation time. Furthermore, the open atria installed through the platform level may provide natural light to station levels."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parissien, Steven
London: Phaidon Press, 1997
385.312 PAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sonni Joko Utomo
"Pengembangan infrastruktur transportasi di Jakarta terlihat sangat baik. Hal ini ditandai dengan dibangunnya MRT Jakarta pada tahun 2013. Proyek ini terdiri dari struktur bawah tanah dan struktur layang. Pada pelaksanaanya terjadi banyak klaim pada konstruksi stasiun bawah tanah yang bernilai puluhan milyar rupiah serta penambahan waktu. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko apa saja yang mempengaruhi kinerja waktu dan biaya serta tindakan perbaikannya pada konstruksi stasiun bawah tanah. Hasil penelitian ini berupa analisis tingkat risiko serta tindakan perbaikannya. Penelitian ini berimplikasi positif untuk perbaikan pada proyek konstruksi stasiun bawah tanah pada fase selanjutnya.

The development of transportation infrastructure in Jakarta looks very good. This was marked by the construction of the Jakarta MRT in 2013. This project consists of an underground structure and an elevated structure. In its implementation, there were many claims on the construction of underground stations worth tens of billions of rupiah and additional time. For this reason, this study aims to identify any risk factors that affect time and cost performance as well as corrective actions in underground station construction. The results of this study are an analysis of the level of risk and corrective actions. This research has positive implications for improvements to the underground station construction project in the next phase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaid Ghifari Razdiq
"Mulai beroperasinya sistem Mass Rapid Transit (MRT) menambah opsi lain sistem transportasi umum bagi masyarakat di Jakarta dan sekitarnnya. Pengguna transportasi umum yang memiliki mobilitas cepat membutuhkan identifikasi spasial secara efektif. Terlebih lagi dengan adanya stasiun bawah tanah, faktor identifikasi spasial yang
bersumber dari luar akan terminimalisir dan faktor identifikasi hanya didasarkan pada ruang tertutup. Oleh karena itu dibutuhkan identitas yang mudah direkognisi dari tiap stasiun MRT bawah tanah untuk dapat teridentifikasikan oleh pengguna MRT. Identitas tersebut dicerminkan melalui elemen interior. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peran dari elemen interior sebagai identitas spasial serta mengetahui sudah sampai sejauh mana identitas yang terjadi pada stasiun MRT bawah tanah (Bundaran HI). Metode penelitian dilakukan dengan kajian literatur, observasi lapangan, dan wawancara. Kajian literatur mencakupi teori mengenai elemen interior dan identitas. Metode observasi yang dilakukan ialah dengan menggunakan London Underground Station Design Idiom (2015) sebagai batasan analisa dalam melihat identitas dalam desain elemen interior stasiun bawah tanah. Analisa dilakukan dengan mengaitkan elemen interior stasiun Bundaran HI dengan teori identitas yang melingkupi sifat kontinuitas, berbeda, dan rekognisi.

The start of the operation of the Mass Rapid Transit (MRT) system adds another option to the public transportation system for people in Jakarta and its surroundings. Public transport users who have fast mobility need effective spatial identification. Moreover, with the existence of an underground station, the spatial identification factor that
sourced from outside will be minimized and the identification factor is only based on the enclosed space. Therefore, an easy-to-recognize identity is needed for each underground MRT station to be identified by MRT users. This identity is reflected through the interior elements. This thesis aims to determine the role of interior elements as spatial identity and to find out to what extent the identity has occurred at the underground MRT station (Bundaran HI). The research method was carried out by reviewing literature, field observations, and interviews. The literature review covers the theory of interior elements and identity. The observation method used is the London Underground Station Design Idiom (2015) as a limitation of the analysis in seeing the identity in the design of the interior elements of the underground station. The analysis is carried out by linking the interior elements of the HI Roundabout station with the theory of identity which covers the nature of continuity, difference, and recognition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Liani
"Ruang publik yang disediakan dalam kota diharapkan dapat menunjang kebutuhan masyarakat dalam kehidupan berkota. Namun pada kenyataannya banyak ruang publik kota yang dikategorikan gendered sebagai ruang maskulin. Ketidakseimbangan antara ruang maskulin dan ruang feminin ini mempengaruhi keterlibatan perempuan dalam mengakses ruang publik kota. Teori Performance Dimensions oleh Kevin Lynch dari bukunya yang berjudul ‘A Theory of Good City Form’ menjelaskan bagaimana aspek fit, akses dan kontrol menjadi kriteria penting untuk membangun kualitas ruang kota yang baik. Di Indonesia, budaya patriarki yang berkembang mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam melihat gender, sehingga ekspresi diri gender di ruang publik pun terbatas. Padahal ruang publik seharusnya dapat menunjang kebutuhan dasar semua gender seperti interaksi, informasi, dan transportasi dengan baik. Kualitas ruang yang baik seperti keamanan, kenyamanan, dan kesenangan juga menjadi aspek penting yang perlu ditawarkan oleh ruang publik dalam kota. Makalah ini akan membahas performa ruang publik dalam memenuhi kebutuhan gender dan bagaimana kota tersebut memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.

Public facilities within the city area are expected to meet the needs of citizens in daily urban life. However, many public facilities are considered gendered as masculine space. This spatial imbalance between masculine space and feminine space affects women's involvement in the use of public facilities inside the city. Kevin Lynch's "Performance Dimensions theory in ‘A Theory of Good City Form’ explains how Fit, Access and Control become critical for achieving good spatial qualities inside the city. In Indonesia, patriarchal culture that develops inside the society influences the impression on the way we see gender, which can limit their presence in public spaces. However, public spaces should be accessible by all genders to meet their basic needs such as interaction, information, and commuting inside the city. Spatial qualities such as safety, comfort, and pleasure also need to be provided in public spaces within the city. This paper will look at the performativity of public spaces to fulfill gender’s needs and how the city provides their basic needs as part of its community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Nur Achmad Hasani
"Transportasi massal haruslah dapat menjamin kesehatan dan keselamatan penggunanya dari berbagai kemungkinan termasuk dari bahaya kebakaran. Terlebih lagi untuk jenis transportasi yang berkerja di bawah tanah seperti sistem transportasi massal kereta api bawah tanah. Terowongan jalur kereta merupakan ruangan kosong dan cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk menampung asap terutama bila kebakaran terjadi di daerah platform. Studi eksperimental dan numeric dilakukan untuk mengetahui karakteristik dinamika pergerakan asap kebakaran dalam stasiun metro bawah tanah saat memindahkan asap tersebut menuju jalur kereta. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan model eksperimen dan numeric dengan skala 1:25 tipikal stasiun bawah tanah dengan perbandingan menggunakan ventilasi mekanik.. Hasil pengukuran menunjukkan nilai visibilitas, distribusi temperatur, dan penyebaran fraksi massa jelaga yang baik. Hal ini menyediakan kemungkinan evakuasi yang baik dikarenakan mengurangi jumlah asap yang bergerak searah dengan arah evakuasi.
Mass transportation have to ensure the safety of its user from every risk including the danger of fire. Moreover, a kind of that runs in the underground such as, mass rapid transit underground station. The train’s tunnel is a space that realtively empty and big enough that could be used as a medium to contain the smoke fire caused by fire in platform. Experimental and numerical study was conducted to analyze the dynamic of the smoke’s movement when removing it from the platform to the train’s tunnel. This experiment was conducted by using 1 : 25 typical model of underground station.with the comparation of the mechanic ventilation. The measurement shows good result of optical density, visibility, temperature distribution, and mass fraction distribution. This provides the possibility of good evacuation because reducing the amount of smoke that moves in the same direction as the evacuatin."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>