Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Temy Ramadan
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Program PMT-P untuk Balita pada dua Puskesmas kecamatan di Jakarta Utara tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui masukan SDM, anggaran, sarana dan prasarana, bahan makanan tambahan , proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, dan keluaran balita sasaran yang menerima makanan tambahan, hari makan anak serta metode kuantitatif potong lintang untuk mengetahui proses pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dan keluaran balita sasaran yang menerima makanan tambahan, hari makan anak program pada kedua Puskesmas. Data penelitian didapatkan dengan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, wawancara terstruktur, dan observasi. Informan penelitian ini adalah masing-masing 1 orang TPG, 1 orang kepala Puskesmas, dan 8 orang kader pada kedua Puskesmas. Serta responden penelitian masing-masing 10 orang ibu dari sasaran program pada kedua Puskesmas. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pademangan dan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. Hasil dari penelitian di Puskesmas Kecamatan Pademangan menunjukkan TPG yang diisi oleh tenaga kesehatan lain, belum tersedia gudang penyimpanan yang baik, makanan tambahan dengan kuantitas berlebih dan kualitas kurang baik, perbedaan istilah sasaran program, perbedaan indikator, penolakan dari sasaran, hari makan anak yang tidak dipantau, dan kenaikan berat badan yang tidak terlalu bermakna. Sedangkan penelitian di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok menunjukkan anggaran yang dirasa kurang cukup, kuantitas makanan tambahan yang berlebih, perbedaan istilah sasaran, perbedaan indikator, kenaikan berat badan yang tidak terlalu bermakna, penolakan dari sasaran, dan jumlah hari makan anak yang tidak dipantau.

ABSTRACT
The focus of this study is to evaluate Supplementary Feeding Program for Baby Under 5 Years Old PMT P untuk Balita at two health centres in North Jakarta Region in 2017. This study used descriptive qualitative to describe input resources, budget, facilities, food commodities , process planning, implementation, monitoring and evaluation, and output targeted baby received supplementary food, child consumption days also cross sectional quantitative method to describe process implementation, monitoring and evaluation and output targeted baby received supplementary food, child consumption days of PMT P untuk Balita at both health centres. The data gathered with in depth interview, focus group discussion, structured interview, and observation. The informants were one nutritionist, one head of health centre, and eight health cadres kader for each health centre. The respondents were ten mothers from targets of PMT P untuk Balita for each health centre. This study conducted at Pademangan District Health Centre and Tanjung Priok District Health Centre. The results showed PMT P untuk Balita at Pademangan District Health Centre had a nutritionist position occupied by another health worker, proper storage is not available, abundant quantity and poor quality of food commodities, different terminologies for the program rsquo s targets, different program rsquo s indicators, rejections from the beneficiaries, not monitored number of child consumption days, and not visible weight gain. Meanwhile the result showed PMT P untuk Balita at Tanjung Priok District Health Centre had an inadequate budget, abundant quality of food commodities, different terminologies for the program rsquo s targets, different program rsquo s indicators, not visible weight gain, rejections from the beneficiaries, and number of consumption days is not monitored."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Rahman
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diantri Astuti
"Penyakit pada Lanjut usia umumnya penyakit degeneratif, yang penanganannya membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi, ini menjadi beban yang berat bagi pemerintah. Puskesmas Santun Lansia merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk Lansia yang meliputi promotif, kuratif, preventif, rehabilitatif. Pemeliharaan kesehatan lanjut usia seharusnya lebih mengutamakan promotif dan preventif yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Promotif dalam Program Santun Lansia di Puskesmas Kecamatan Cilincing pada tahun 2019 dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ini. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi formatif terhadap Pelaksanaan Kegiatan Promotif dalam Program Santun Lansia di Puskesmas Kecamatan Cilincing. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik purposive dan snowball sampling. Informan penelitian ini terdiri dari staf program di Puskesmas, Kader Lansia dan pendamping Lansia. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dokumen dan literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan terhadap kegiatan promotif dalam Program Santun Lansia di Puskesmas kecamatan Cilincing pada tahun 2019 telah berjalan sesuai rencana yang tertuang dalam model logika Rancangan Usulan Kegiatan pada tahun 2019 Puskesmas Santun Lansia kecamatan Cilincing dan diharapkan kegiatan promotif dalam program Santun Lansia ini tetap dipertahankan keberadaanya di masa mendatang, karena Lansia sebagai sasaran langsung (direct beneficiaries) sangat merasakan manfaatnya setelah mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini memiliki faktor-faktor pendukung yaitu; 1) Lokasi Puskesmas yang berdekatan dengan rumah para kader; 2) Jumlah Kader Lansia yang cukup; 3) Pengetahuan dan pemahaman para Kader dan Lansia terhadap kesehatan yang memadai; 4) Pelayanan Kesehatan Santun Lansia di Poli Lansia Puskesmas kecamatan Cilincing yang sudah berjalan sesuai rencana; 5) Koordinasi lintas sektor antara kecamatan, kelurahan, RW dan Kader serta Puskesmas yang terbina dengan baik. Sedangkan faktor-faktor penghambatnya yaitu; 1) Belum ada anggaran untuk transportasi para Petugas Puskesmas dan Kader untuk mengunjungi rumah para Lansia; 2) Ruangan Poli Lansia yang kurang luas; 3) Pencatatan laporan kegiatan Lansia yang masih secara manual; 4) Keterbatasan komunikasi dan mobilitas Lansia untuk datang ke Kegiatan Promotif Santun Lansia; 5) Perlunya reward agar Lansia mau hadir ke Kegiatan Promotif; 6) Keterbatasan anggaran yang menunjang kegiatan promotif Lansia.

The disease in the elderly is generally a degenerative disease, which takes a long time to handle and costs a lot of money. This becomes a heavy burden for the government. The Puskesmas Santun Lansia is a public health center that provides health services to the elderly, including promotive, curative, preventive, rehabilitative. Health care for the elderly should give priority to quality promotion and prevention. This study aims to evaluate how the process of implementing the Promotional Activities in the Santun Lansia Program at the Cilincing District Health Center in 2019 and what are the supporting and inhibiting factors in the implementation of this activity. This research is a formative evaluation research on the implementation process of Promotional Activities in the Santun Lansia program at the Cilincing District Health Center which is still running until the end of 2019. This study uses a qualitative research approach with purposive techniques and snowball sampling. The informants of this study consisted of program staff at the Puskesmas, elderly cadres and elderly assistants. The data was collected through document and literature search, observation, and in-depth interviews. The results of this study indicate that the implementation process of the promotional activities in the Santun Lansia Program at the Cilincing Subdistrict Health Center in 2019 has been going according to the plan set out in the logic model of the Proposed Activity Design in 2019 Puskesmas Santun Lansia, Cilincing district and it is hoped that promotional activities in this Santun Lansia program their existence will be maintained in the future, because the elderly as direct beneficiaries really feel the benefits after participating in this activity. The supporting factors; 1) Location of the Puskesmas near to the houses of the cadres; 2) Sufficient number of Elderly cadres; 3) Knowledge and understanding of cadres, the Elderly towards adequate health; 4) Health Services for the Elderly in Puskesmas Cilincing, which has gone according to plan; 5) Cross-sector well coordination between sub-districts, and cadres and Puskesmas. The inhibiting factors; 1) No budget for transportation of Puskesmas officers and cadres to visit the homes of the Elderly; 2) The Poli Room at Puskesmas is less spacious; 3) Manual recording of Elderly reports; 4) Limited communication and mobility for the Elderly to come to Promotional Activities; 5) The need for rewards, that the Elderly want to attend the Promotional Activities; 6) Limited budget to support promotional activities for the Elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Assyifa
"ABSTRAK
Kurang gizi merupakan salah satu permasalahan pokok dunia yaitu sebagai penyebab 50 kematian pada balita. Pelaksanaan program pemberian makanan tambahan PMT oleh pemerintah sebagai penanggulangan kurang gizi. Penelitian ini betujuan untuk mengevaluasi manfaat program PMT pada balita dengan kurang gizi terhadap status gizi balita. Penelitian cross sectional melibatkan 100 balita kurang gizi yang telah mendapatkan PMT di Kabupaten Tegal yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Status gizi akan diukur menurut BB/TB. Hasil dari penelitian yaitu status gizi balita setelah pemberian PMT; 41 normal, 39 gizi kurang dan 20 gizi buruk. Selain itu pemberian PMT yang sesuai ada 13 dan tidak sesuai 87 balita. Sedangkan lamanya balita diberikan PMT 78 balita diberikan lebih dari sama dengan 3 bulan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukan ada hubungan antara PMT dengan status gizi nilai p 0,003 dan ada hubungan antara lamanya diberi PMT dengan status gizi nilai p 0,000.

ABSTRACT
Malnutrition is one of the main problems of the world, that is as the cause of 50 infants death. Implementation of supplementary feeding programs PMT by the government as malnutrition prevention. This study aims to evaluate the benefits of PMT programs in infants with malnutrition to nutritional status of children under five. The cross sectional study involved 100 malnourished toddlers who had obtained PMT in Tegal Regency, selected using cluster sampling technique. Nutritional status will be measured by BB TB. The result of the research is the nutritional status of under five children after giving PMT 41 normal, 39 less nutrition and 20 malnutrition. In addition, the provision of appropriate PMT is 13 and not 87 of children under five. While the length of toddlers given PMT 78 of infants given more than equal to 3 months. Based on Chi Square test results showed there is a relationship between PMT with nutritional status p value 0,003 and there is correlation between length of given PMT with nutrient status p value 0,000."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita pneumonia balita dan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita. Studi ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2014 di 1 Puskesmas kecamatan dan 5 Puskesmas kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Ciracas. Desain Studi yang digunakan adalah desain potong lintang (cross sectional).Jumlah sampel pada studi ini adalah 556 responden. Sampel diambil secara proportional stratified random sampling. Dari studi ini diketahui balita yang menderita pneumonia sebesar 152 balita (27,3%) dan yang tidak menderita pneumonia sebanyak 404 balita (72,7%).
Hasil analisis multivariat menunjukan terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia yaitu, ASI Eksklusif OR 3,630 (95% CI: 2,266-5,818), status gizi balita OR 2,126 (95% CI: 1,191-3,777), riwayat imunisasi campak OR 2,372 (95% CI: 1,326-4,245), pengetahuan ibu OR 2,126 (95% CI: 1,197-3,777), sosial ekonomi OR 1,948 (95% CI 1,216-3,121), dan polusi rumah tangga OR 2,466 (95% CI: 1,405-4,330). Upaya intervensi terhadap perbaikan status gizi balita, promosi ASI eksklusif, status imunisasi campak, polusi dalam rumah tangga, dan peningkatan pengetahuan ibu, mempunyai peranan yang penting bagi pencegahan penyakit pneumonia pada balita.

This study aims to reveal the characteristics of pneumonia on children under five years old and factors associated with the occurrence of pneumonia on children under five years old. This study was conducted from February to March 2014 in six public health centers (Puskesmas) Ciracas sub-district, Eastern Jakarta. Cross sectional design was used in this study with the sample size of 556 respondents (mothers of children). Sample was taken by proportional stratified random sampling method.
It was found that 27.3% among respondent`s children were diagnosed with pneumonia. Result of multivariate analysis showed that there are some factors associated with the occurrence of pneumonia on children under five years old including exclusive breast-feeding with OR 3.630 (95% CI: 2.266-5.818), nutrition status OR 2.126 (95% CI: 1.191-3.777), measles immunization OR 2.372 (95% CI: 1.326-4.245), mother`s knowledge OR 2.126 (95% CI: 1.197-3.777), socio-economy OR 1.948 (95% CI 1.216-3.121), and indoor pollution OR 2.466 (95% CI: 1.405-4.330). Intervention efforts such as enhancing children`s nutritional status, promotion of exclusive breast feeding, measles immunization, mother`s knowledge, socio-economy and indoor pollution play an important role in the prevention of pneumonia on children under five years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airadiba Hadad
"Diare merupakan masalah kesehatan secara global yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan atau berujung pada kematian. Diare terjadi pada semua umur namun secara tidak proporsional memengaruhi balita. Di Indonesia, incidence rate diare terus meningkat selama sepuluh tahun sampai tahun 2010 dan kelompok umur penderita paling tinggi adalah balita. Berdasarkan data Riskesdas 2013, DKI Jakarta termasuk lima provinsi di Indonesia dengan insiden diare tertinggi. Faktor risiko diare di DKI Jakarta dapat dibilang beragam, persentase pengolahan air rendah sementara kondisi sanitasi layak tinggi. Faktor risiko diare dapat berbeda-beda antar populasi dan penting untuk mengidentifikasinya sehingga pembuatan program pengendalian penyakit bisa menargetkan faktor risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi diare pada balita di DKI Jakarta dan mengetahui hubungan sumber air minum, pengolahan air minum, fasilitas sanitasi, fasilitas cuci tangan, suplementasi vitamin A, dan pendidikan ibu sebagai faktor risiko terhadap kejadian diare pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 0-59 bulan yang tercatat dalam data Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari sampel SDKI 2017. Dari 695 sampel balita hidup, didapatkan 370 sampel yang memenuhi kriteria. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air minum, pengolahan air minum, dan pendidikan ibu merupakan faktor risiko kejadian diare balita dan terdapat hubungan yang signifikan antara tidak menerima suplementasi vitamin A dengan kejadian diare pada balita (p=0,030 OR=0,33 95% CI 0,13-0,87).

Diarrhea is a global health problem that can make bad impact on health conditions or even lead to death. All ages can experience diarrhea but it disproportionately affects children under five years old. In Indonesia, the incidence rate of diarrhea continued to increase for ten years until 2010 and diarrhea mostly affects children under five. Based on Riskesdas 2013 data, DKI Jakarta is one of the five provinces in Indonesia with the highest incidence of diarrhea. The risk factors of diarrhea in DKI Jakarta are diverse, the proportion of water treatment is low while proper sanitation is high. The risk factors for diarrhea can vary between populations and it is important to identify them so that prevention programming can be adjusted to the risks involved. This study aimed to determine the proportion of diarrhea in children under five in DKI Jakarta and to determine the relationship between drinking water source, drinking water treatment, sanitation facility, hand washing facility, vitamin A supplementation, and maternal education, as the risk factors, to diarrhea occurrence in children under 5 years old. The research design that was used in this study was a cross-sectional design, using secondary data from the 2017 IDHS. The population was all toddlers aged 0-59 months recorded in the DKI Jakarta Province data which was part of the 2017 IDHS sample. Of 695 samples of live children, 370 samples met this research’s criteria. The analysis that was performed was univariate and bivariate analysis. The result showed that drinking water source, drinking water treatment, and maternal education were the risk factors of diarrhea occurrence and there was a significant relationship between not receiving vitamin A supplementation with the occurence of diarrhea in children under 5 years old (p=0,030 OR=0,33 95% CI 0,13-0,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Fitriyanti
"ABSTRACT
Status gizi balita tetap kurus walauapun sudah mendapatkan PMT. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui Pemberian Makanan Tambahan dan faktor apa sajayang berperan terhadap perbaikan status gizi balita penerima program PMT diKota Tanjungpinang. Jenis penelitian adalah case control dengan tehnikprobability sampling. Sampel penelitian sebanyak 44 responden yang terbagimenjadi 2 kelompok yaitu 26 kasus dan 18 kontrol. Data dianalisis menggunakanuji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermaknaantara pendidikan ibu p=0,010, OR=6,66 dengan CI 95 =1,74-25,43 , danpendapatan keluarga p=0,026, OR=5,23 dengan CI 95 =1,40 ndash; 19,51 . Variabelyang tidak berhubungan PMT dapat dihabiskan balita p=1,000, OR=1,19 denganCI 95 =0,24-5,76 , yang menghabiskan PMT p=0,20, OR=2,56 dengan CI95 =0,66-9,96 , penyakit infeksi p=0,577, OR=0,58 dengan CI 95 =1,40-9,51 ,pengeluaran pangan keluarga p=0,240, OR=0,33 dengan CI 95 =0,07-1,65 ,perilaku pemberian makan p=1,00, OR=0,83 dengan CI 95 =0,23-2,89 , ASIEksklusif p=0,417, OR=2,00 dengan CI 95 =0,59-6,77 , waktu akses kepelayanan kesehatan p=0,314, OR=0,47 dengan CI 95 =0,11-1,89 , modatransportasi ke pelayanan kesehatan p=0,697, OR=0,63 dengan CI 95 =0,13-2,96 dan kelengkapan imunisasi p=0,009, OR=1,47 dengan CI 95 =0,42-5,12 dengan status gizi balita yang mendapatkan PMT di Kota Tanjungpinang tahun2017.

ABSTRACT
Nutritional status of infants are remain thin even though they have gotSupplementary Feeding Program. This study aims to determine theSupplementary Feeding Program and factors that play a role to improve thenutritional status of children under five years who receiving SupplementaryFeeding Program in Tanjungpinang. A case control method, with a probabilitysampling technique, was carried out in this study. As many as 44 respondentswere divided into 2 groups 26 cases group and 18 control group . The data wereanalyzed by using Chi square test. The study revealed two findings. First, therewere significant correlation of Mother education level p 0,010, OR 6,66 with CI95 1,74 25,43 , and family income p 0,026, OR 5,23 with CI 95 1,40 19,51 . Second, there were no correlation of supplementary feeding can be spent p 1,000, OR 1,19 with CI 95 0,24 5,76 , who spent the supplementaryfeeding p 0,20, OR 2,56 with n CI 95 0,66 9,96 , infectious disease p 0,577, OR 0,58 with CI 95 1,40 19,51 , family food expenditure p 0,240,OR 0,33 with CI 95 0,07 1,65 , feeding behavior p 1,00, OR 0,83 with CI95 0,23 2,89 , exclusive breast feeding p 0,417, OR 2,00 with CI 95 0,59 6,77 , time of access to health services p 0,314, OR 0,47 with CI 95 0,11 1,89 , means of transportation to health services p 0,697, OR 0,63 with CI95 0,13 2,96 and complete immunization p 0,009, OR 1,47 with CI95 0,42 5,12 with nutritional status of children under five who gainsupplementary feeding program in Tanjungpinang City 2017."
2017
S68036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah
"ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Suku Dinas Keseahatan Kota Administrasi Jakarta Utara, bertujuan untuk mengetahui fungsi dan peran apoteker dalam bidang pemerintahan. Susunan organisasi apoteker bertugas pada seksi Sumber Daya Kesehatan khususnya pada subseksi Farmasi Makanan dan Minuman FMM . Subseksi FMM mempunyai tugas untuk memberikan rekomendasi kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu BPM-PTSP untuk izin usaha seperti produksi Pangan Industri Rumah Tangga PIRT , toko obat, apotek, Usaha Mikro Obat Tradisional serta melakukan bimbingan, pengawasan, dan pengendalian perizinan usaha tersebut. Selama proses PIRT subseksi Farmasi Makanan dan Minuman berperan sebagai penyelenggara Penyuluhan Keamanan Pangan PKP dan penerbit sertifikat PKP. Tugas khusus yang berjudul Tata Cara Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Melalui Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tata cara sertifikasi produksi PIRT melalui BPM-PTSP.

ABSTRACT
This pharmacy profession rsquo s internship program intends to know what is the function and role of pharmacies especially in government domain, which held at Health Agency of North Jakarta. In organizational structure, the pharmacies has a duty at Health resources mainly at subsection food and beverage pharmacy. This subsection give a recommendation to Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu BPM PTSP . Its recommendation gets business license such as production of food industry household, drugstore, pharmacy, Usaha Micro Traditional Medicine as well as a guidance, supervision and controlling. In PIRT process, subsection food and beverage pharmacy acts as principal at counseling food safety and issuer of counseling food safety certificate. This assignment, that has a title Procedures for Certification of Food Production of Household Industry Through BPM PTSP, intends to know and perceive the procedures for certification of food industry household production through BPM PTSP."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Irwan Agus Timur
"Pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia dan Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan jumlah balita penderita pneumonia terbanyak. Puskesmas Bogor Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki kasus pneumonia pada balita yang cukup banyak di tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara.
Penelitian menggunakan desain studi case control dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara dengan sampel sebanyak 94 responden terdiri dari 47 orang kasus dan 47 orang kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara berat lahir balita OR=5,51 ; CI=1,96-15,48 ; status gizi sebelum sakit OR=5,06; CI=2,10-12,20 ; riwayat imunisasi OR= 4,24; 1,50-11,98 ; pendidikan ibu OR=4,76; CI=1,58-14,32; tingkat ekonomi/penghasilan keluarga OR=9,44 ; CI= 3,57-24,93 ; kepadatan hunian OR=18,97; CI=5,80-62,03 , dan tingkat kelembaban ruang tidur balita OR=5,02; CI=1,31-19,21 terhadap kejadian pneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Bogor Utara. Variabel yang diprediksi paling dominan mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita adalah kepadatan hunian ruang tidur balita OR=12,90; CI=3,26-50,98 . Saran, luas kamar tidur minimal 8 m2 tidak digunakan untuk lebih dari 2 orang, kecuali anak di bawah 5 tahun.

Pneumonia has become one of the highest mortality contributors in the world and West Java province ranks the first as the largest number of pneumonia that suffered children under five years. Puskesmas Bogor Utara health center is one of the areas that have quite a lot cases of pneumonia in children under five in 2016. This study aimed to determine the risk factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in the In The Working Area Of Puskesmas Bogor Utara Community Health Center.
This study uses a case control study design with retrospect approach. The population in this study are all of children aged 12 month until 59 months who lived in the working area of Bogor Utara health center with using 94 respondents consisted of 47 cases and 47 people control.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between history of low birth weight OR 5,51 CI 1,96 15,48 nutritional status before illness OR 5,06 CI 2,10 12,20 , immunization history OR 4,24 1,50 11,98 , knowledge of mothers OR 4,76 CI 1,58 14,32 , a variable degree of Economics family income OR 9,44 CI 3,57 24,93 , housing crowdedness OR 18,97 CI 5,80 62,03 and humidity levels OR 5,02 CI 1,31 19,21 with the incidence of pneumonia among children under five in the region of Bogor Utara health center. The variable that predicted the most dominant cause of pneumonia is the housing crowdedness OR 12,90 CI 3,26 50,98 .Suggestion, minimum bedroom space is 8m2 and should not be used for more than two people, except children under 5 years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Nabila
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan Periode Bulan Maret Tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker di Puskesmas sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi pada khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Puskesmas serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka perkembangan praktek kefarmasian di Puskesmas. Praktek kerja profesi dilakukan selama satu bulan dengan tugas khusus yaitu penyuluhan kesehatan ldquo;Penanganan Pertama Saat Demam rdquo; dengan media leaflet di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Kata kunci: Praktek kerja, Puskesmas, Apoteker, Penyuluhan kesehatan, Demam, Leaflet

ABSTRACT
The aims of apothecary profession internship program at Community Health Center Puskesmas Setiabudi South Jakarta On March 2017 are to understand the duties and responsibilities clinical pharmacists in accordance with the provisions and ethics in particular the pharmaceutical and healthcare service in general, have insight, knowledge, skill and experience the practical for doing pharmaceutical care in Puskesmas and having an example about pharmaceutical care and learning strategy and activities can be implemented in pharmaceutical care to the Puskesmas. The apothecary profession internship program conducted during one month in a special assignment that is given entitled the health counseling First Aid when Fever with media leaflet at Community Health Center in Setiabudi, South Jakarta. Keywords Intership, Community Health Center, Apothecary, health counseling, fever, leaflet"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>