Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gesty Ernestivita
"ABSTRAK
"
Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan AAMAI, 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aurora Wina Muthmainnah
"[ABSTRAK
Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan yang terus berkembang seiring
dengan membaiknya perkembangan ekonomi di Indonesia. Dengan pesatnya
perkembangan perekonomian dan bisnis yang terjadi, kebutuhan masyarakat akan
perlindungan terhadap resiko kerugian semakin meningkat. Namun asuransi
dalam kenyataannya seringkali tidak dipercaya oleh masyarakat karena praktik
asuransi dianggap lebih merugikan daripada menguntungkan. Hal ini diakibatkan
karena minimnya perlindungan hukum dalam melakukan perjanjian asuransi.
Tulisan ini difokuskan kepada pengaturan aspek kebebasan berkontrak,
kecermatan berkontrak serta urgensi pembuatan kontrak berbentuk akta otentik
dalam pembuatan polis asuransi. Dalam Undang-Undang, perjanjian asuransi
sedikit banyak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang sedangkan
peraturan Undang-Undang dan peraturan pendukung lainnya hanya mengatur
aspek asuransi dari segi tata usahanya saja. Penulisan ini menggunakan metode
kepustakaan serta wawancara kepada pihak-pihak terkait. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah metode
kualitatif guna mendapatkan data yang bersifat evaluatif analitis. Dasar
pembuatan polis asuransi terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
pasal 255. Otentifikasi Polis asuransi ditujukan untuk meminimalisir kerugian
yang akan muncul dan sebagai bentuk kepastian hukum bagi para pihak.
Otentifikasi polis asuransi diharapkan dapat memberikan kepastian lebih terhadap
asas kebebasan berkontrak dan unsur kecermatan berkontrak yang merupakan
salah satu aspek penting dalam melakukan perjanjian.

ABSTRACT
Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements.;Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements.;Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements., Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements.]"
2015
T43028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Septi Fauji
"ABSTRAK
"
Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan AAMAI, 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Hambali
"Gempa bumi dapat menimbulkan kerugian material yang cukup signifikan. Besar kecilnya kerugian material yang terjadi ditentukan oleh intensìtas gempa itu sendiri, kualitas struktur bangunan, kondisi geoteknik dimana bangunan berada dan nilai ekonomis dari bangunan-bangunan di daerah yang terkena gempa. Pada tahun 2000 di sebuah seminar Professor MT Zen pakar gempa bumi dan Institut Teknologi Bandung memperlihatkan kemungkinan bagaimana suatu gempa dangkal di Selat Sunda dapat menimbulkan kerugian material yang besar di propinsi Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta:
Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian jika gempa terjadi adalah dengan mengalihkan risiko kemungkinan kerugian ke perusahaan asuransi berupa penutupan asuransi kerugian atas risiko gempa bumi. Dewan Asuransi Indonesia (DAI) pada tahun 1996 telah mengeluarkan Polis Standar Gempa Bumi Indonesia dimana penutupan nsiko gempa bumi dilakukan secara tersendiri dan tidak berhubungan dengan risiko kebakaran pada umumnya. Selain itu DM juga telah mengeluarkan daftar tarip premi untuk risíko kerusakan akibat gempa bumi. Salah satu kegunaan dengan adanya daftar tarip premi ini, bahwa daftar tarip premi dimaksud dapat dijadikan acuan perusahaan asurunsi dalam penentuan tarip. DAI juga mengharapkan adanya daftar tersebut dapat menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar perusahaan asuransi serta standardisasi syarat-syarat pertanggungan. Sebelum tahun 1996 banyak perusahaan asuransi memberikan cuma - cuina penutupan risiko gempa sebagai perluasan dan penutupan risiko kebakaran sebegai dampak dari persarngan bisnis asuransi kerugian dalam memperebutkan market share yang lebih besar.
Dengan menggunakan dasar-dasar (teori probabilitas bersyarat), fungsi eksponential Possion sebagai penyederhanaan periode ulang suatu gempa merusak dan tabel-tabel yang disiapkan oleh Prof. Whitman dkk dari MIT (Massachusets Institute of Technology) sebagai penyederhanaan tingkat rata-rata kerusakan yang timbul di suatu bangunan akibat adanya sebuah gempa merusak, dan dengan data gempa merusak yang diperoleh dari Pusat Gempa Nasional Sub Bidang Analisa Geofisika Badan Meeorologi dan Geofisika, dapat ditentukan faktor frekuensi rata rata terjadinya gempa merusak dan faktor severity kerusakan rata-rata.
Kajian juga hanya dilakukan untuk wilayah 3 dan 4 menurut Peraturan Perancanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983 mengingat di wilayuh 3 dan 4 tersebut terletak kota-kota yang memiIiki gedung-gedung dengan nilai ekonomis tinngi yang berarti memiliki tingkat potensi kerugian yang tinggi pula. Expected toss yang terjadi dapat ditentukan setelah faktor frekuensi rata-rata gempa besar terjadi dan faktor kerusakan rata-rata (severIty) di suatu bangunan akibat adanya sebuah gempa diketahui, Expected Loss merupakari hasil perkaIian antara faktor frekuensi dan faktor severly. Berdasafkan hash perhitungan penulis diperoleh tarip premi untuk wilayah 3 dan 4 yang tidak terlalu berbeda dngan tarip yang dikeluarkan DAI tanpa menggunakan loading factor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wetria Fauzi
"
Abstrak
Legal basis of the formation of the Financial Services Authority (OJK) is based on the Article 34 of the Law No. 3 of 2004 on Bank Indonesia. The legislation process was then approved and endorsed the Law No. 21 of 2011 on the Financial Services Authority (OJK). Article 6 of the law gives the OJK authority to supervise both for bank and non-bank financial institution, including insurance agencies. Article 5 of the Insurance Law, OJK is given a mandate to make a regulation to expand the scope of the insurance business activities in accordance with the needs of the society. One of the businesses is investment-based insurance. Regulations made by OJK must not be contrary to the Insurance Law itself. One issue is found on the draft of the OJK regulation regarding the permissibility of general insurance conducting investment-based insurance business."
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2017
340 JHP 47:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tattys Miranti Hedyana
"Analisa biaya adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap biaya-biaya yang telah dìkeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Analisa biaya diperlukan oleh setiap perusahaan, selain untuk mengetahui perilaku biaya selama perusahaan beroperasi, juga untuk dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian usaha, dan penetapan harga jual produk. Analisa biaya dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengiin kebutuhan perusahaan. antara lain metode analisa biaya-volume-laba, metode analisa biaya diferensial. metode komparatif, metode alokasi biaya, dan lain-lain.
Dalam perusahaan asuransi jiwa, analisa biaya dapat juga dilakukan untuk menentukan asumsi biaya yang digunakan dalam penentuan tarif premi suatu produk huni serta untuk memvalidasi asumsi biaya yang digunakan dalam tarif premi produk yang sedang dipasarkan. Penentuan asumsi biaya untuk produk baru yang sesual dengan karakteristik perusahaan sangat penting dilakukan, untuk menjamin agar premi yang dikenakan memadai untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis dan untuk menutup biaya yang dikeluarkan produk tersebut. Validasi asumsi biaya juga diperlukan untuk menilai apakah asumsi tersebut masih layak atau tidak jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, mengingat asumsi blaya, seperti halnya asumsi lainnya, digunakan untuk jangka waktu yang relatif panjang.
Untuk tujuan tersebut, analisa biaya dapat dilakukan dengan menggunakan metode alokasi biaya, dimana transaksi-transaksi biaya yang secara normal dicatat berdasarkan akun dan pusat biaya. dialokasikan ke dalam bidang usaha dan/atau fungsi kerja. Dalam proses pengalokasian terdapat 4 metode alokasi yang dapat digunakan, yaitu:
1. alokas Iangsung (direct allocation)
2. alokasi berdasarkan kegiatan (activity-based allocation)
3. alokasi berdasarkan indeks (index-based allocation)
4. alokasi dengan penyesuaian (judgmental allocation).
Pemilihan metode yang akan digunakan dalam proses pengalokasian tergantung pada struktur pencatatan biaya yang dimiliki perusahaan dan imaginasi masing-masing analis. Dalam suatu proses pengalokasian, dapat digunakan lebih dari satu metode yang berbeda untuk fungsi atau jenis bìaya yang berbeda. Dengan menggunakan metode alokasi biaya akan diperoleh hasil analisa, yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan asumsì biaya dalam penetapan tarif premi untuk procluk baru dan untuk memvalidasi asumsi biaya yang digunakan dalam tarif premi produk yang sedang dipasarkan.
Berdasarkan struktur biaya pada tarif premi, biaya diaiokasìkan berdasarkan biaya tahun pertam.a (first year) dan tahun-tahun berikutnya (renewal). Biaya-biaya tersebut didistribusikan menurut jumlah uang pertanggungan, jumlah polis, dan persentase premi. Proses pendistribusian biaya ini disesuaikan berdasarkan pengalaman dan karakteristik perusahaan, khususnya dalam penentuan persentase distribusi.
Metodologi ini dapat menghasilkan analisa biaya yang lebih akurat dan terperinci, karena biaya lebih dialokasikan berdasarkan kegiatan yang berkaitan dengan produk tersebut. Namun demikian. metode ini masih bergantung pada subyektivitas dan adjustment dan analis, sehingga basil yang diperoleh dapat bervariasi.
Dalam studi kasus dengan rnenggunakan data dan perusahaan PT Asuransi Jiwa ABC. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa asumsi yang dihasilkan berdasarkan metodologi ini mendekati asumsi yang digunakan oleh perusahaan asuransi jiwa ABC dalam tarif preminya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Mardianti Eka Rumsa Puspita
"Skripsi ini membahas dan mengevaluasi kinerja keuangan yang dicapai PT. Tugu Pratama Indonesia selama periode 1990-1995 secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilakukan dengan analisa rasio keuangan. Perangkat analisa yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan khusus untuk perusahaan asuransi kerugian yang tercantum dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28. Angka-angka untuk menghasilkan rasio tersebut diperoleh dari laporan neraca, laba rugi, dan hasil perhitungan underwriting. Rasio-rasio ini dibandingkan pergerakannya selama periode 1990-1995 untuk PT. Tugu Pratama Indonesia, kemudian dibandingkan dengan industri asuransi kerugian untuk periode 1990-1994. Secara umum analisa rasio untuk perusahaan asuransi kerugian meliputi Solvency and Profitability Ratio, Liquidity Ratio, Premium Stability Ratio, dan Technical Ratio. Solvency and Profitability Ratio menggambarkan tingkat kemampuan keuangan perusahaan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul dari penutupan risiko dan mengukur tingkat keuntungan dari usaha asuransi tersebut. Liquidity Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan apakah kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi solvent atau tidak. Premium Stability Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan menjalankan usahanya dengan stabil dalam arti apakah perusahaan beroperasi pada suatu orientasi tertentu saja atau tidak. Technical Ratio menggambarkan tingkat kecukupan cadangan yang diperlukan dalam membuat kondisi keuangan menjadi solvent. Dan analisa yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Tugu Pratama Indonesia berada dalam kondisi yang sangat solvent dan memiliki tingkat keuntungan yang baik. Tetapi perusahaan harus memperhatikan investasinya sebab menunjukkan adanya penurunan dalam hasil investasi. Tingkat pertumbuhan premi agak kurang stabil. Selain itu retensi sendiri sangat rendah, karena kebanyakan obyek pertanggungannya berisiko tinggi dan nilai pertanggungannya besar sehingga perlu mereasuransikannya kembali. Secara keseluruhan dapat dikatakan kinerja keuangannya sudah cukup baik, dengan angka yang kebanyakan berada diatas rata-rata industri. Pangsa PT. Tugu Pratama Indonesia berdasarkan premi bruto merupakan yang terbesar selama periode 1990-1994."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gde Eka Sarmaja
"ABSTRAK
Usaba asuransi merupakan j asa finansial yang memiliki asset sangat besar dalam
perekonomian global. Pengelolaan asuransi yang baik tidak saja dibutuhkan guna
meiljaga agar segala kew~1iban kepada nasabah di masa depan dapat terpenuhi tetapi juga
mengantisipasi persaingan global menghadapi era perdagangan bebas AFTA-2003 yang
tinggal sebentar lagi akan diberlakukan.
Masyarakat sebagai pembeli atau konsumen asuransi membutuhkan suatu
pedoman yang mudah dan sederhana untuk merriutuskan perusahaan mana yang akan
dipilih berdasarkan kinerja masa lalunya, kualitas aset yang dimiliki serta basil analisa
kondisi keuangan perusahaan tersebut. Melalui tulisan ini diharapkan diperoleh suatl;l alat
ukur yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi mengenai kondisi perusahaan asuransi jiwa
sehingga masyarakat awam memiliki pengetahuan bagaimana memilih perusahaan
asuransi yang sehat.
Analisa rasio laporan keuangan EWS (Early Warning System) dipakai dalam
menentukan perusahaan mana yang masuk dalam kategori 'sehat' atau 'perlu analisa
lanjut'. Selanjutnya hasil perhitungan rasio laporan keuangan tersebut akan diuji
validitasnya dengan menggunakan alat uji statistik multivariat, yaitu Logistic Regression
serta untuk mendapatkan rasio-rasio terpenting untuk menentukan tingkat kesehatan
perusahaan asuransi jiwa.
"
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paul Setio Kartono
"Banyak fenomena yang terjadi dalam industri asuransi jiwa pada saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998-2000. Nilai tukar mata uang asing yang naik tajam, suku bunga yang berfluktuasi, jatuhnya sektor perbankan, pengangguran meningkat. merupakan beberapa indikator krisis ekonomi yang memberi dampak yang sangat besar terhadap industri asuransi jiwa. pemerintah melalui Departemen Keuangan, kemudian mengeluarkan peratutan baru dalam pengukuran Batas Solvabilitas Minimum yaitu dengan metode RBC Peraturan baru tersebut dimaksudkan untuk lebih melindungi konsumen dan meningkatkan transparansi perusahaan asuransi jiwa.
Karya akhir ini mempunyai tujuan untuk meneliti apakah rasio RBC yang digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan asuransi jiwa berkorelasi dengan metode lain pengukuran tingkat kesehatan perusahaan asuransi jiwa. Metode pembanding yang dipilih adalah Ruin probability. Dalam beberapa literatur aktuaria seperti yang ditulis oleh Bowers, Daykin, Panjer. Wilimot dan lain-lain Ruin Probability merupakan metode pengukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa yang bersifat teoritis. Ruin probability merupakan pengembangan dan analisis stokastik pada teori risiko. Metode ini kontras dengan metode RBC yang menilai risiko berdasarkan perhitungan praktis pada perusahaan asuransi jiwa. Dengan memilih metode Ruin Probability sebagai pembanding RBC, diharapkan tulisan ini mempunyai nilai tambah.
Studi ini berdasarkan metodologi cross sectional analysis dalam mencari hubungan antara RBC dan Ruin Probability Cross sectional analysis dipilih karena peraturan mengenai RBC baru mulai diterapkan tahun 2000. Data yang digunakan adalah data keuangan tahun 2001, sedangkan analisis trend investasi menggunakan data dari tahun 1995.
Hipotesis pertama adalah RBC mempengaruhi Ruin Probability secara signifikan. pengujian dilakukan dengan uji F dan t pada model regresi linier antara RBC sebagai variabel independen dan Ruin Probability sebagai variabel dependen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa RBC tidak mempengaruhi Ruin Probability secara signifikan (tingkat signifikansi a=5%). Lemahnya korelasi antara RBC dan Ruin Probability diakibatkan oleh:
. Penerapan metode RBC yang masib barn dan pelaksanaanya bertahap, sehingga rasio RBC yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan asuransi masib terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara satu dengan yang lainnya
. Beeberapa ukuran dalam perhitungan Ruin Probability menggunakan benchmark dan beberapa indikator ekonomi yang mungkin kurang tepat dalam mencerminkan kondisi risiko yang sebenarnya.
. Dalam perhitungan RBC, beberapa sekuritas yang diterbitkan pemerintah tidak mempunyai risiko sama sekali. Dalam telaah teori dan hasil pengujian menunjukkan bahwa sekuritas pemerintah mempunyai risiko suku bunga yang tidak seharusnya diabaikan. Investasi pada beberapa instrumeb termasuk penyertaan langsung dan properti diberi angka factor yang cukup kecil dibanding dengan variansinya.
. Perhitungan nsiko akibat deviasi kewajiban pada metode RBC hanya memperhitungkan net amount at risk tanpa memperhitungkan jumlah polis yang ada. Menurut hukum bilangan besar, jumlah polis yang berbeda meskipun net amount at risk sama menghasilkan risiko yang berbeda.
Hipotesis kedua adalah apakah Ruin Probability kelompok sampe dengan RBC lebih besar dari 120% (sesuai dengan persyaratan pemerintah) secara statistic Iebih rendah daripada kelompok sampel dengan RBC lebih kecil dari 120%. Pengujian dilakukan dengan metode tes sampel independen dan uji Levene. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa Ruin Probability kelompok sampel I (RBC>120%) secara statistik tidak lebih kecil daripada kelompok sampel 2 (RBC<120%), dengan tingkat signifikansi a=5%. Hasil lain dari pengujian ini menyebutkan bahwa variansi dan kelompok sampel 1 secara statistik Lebih kecil daripada kelompok sampel 2. Hal ini membawa penelitian kepada hipotesis ketiga.
Hipotesis ketiga sama dengan hipotesis pertama tetapi data yang digunakan adalah data pada kelompok sampel I yaitu perusahaan asuransi jiwa dengan RBC>120%. Ternyata hasil pengujian mengindikasikan bahwa untuk perusahaan asuransi jiwa dengan RBC>120%, rasio RBC secara signifikan mempengaruhi besar kecilnya Ruin Probability dengan tingkat signifikansi a=5%.
Hasil temuan ini memberikan implikasi kepada beberapa pihak. Bagi masyarakat konsumen asuransi jiwa, penilaian kesehatan perusahaan asuransi tidak hanya berdasarkan atas rasio RBC, tetapi sebaiknya menilai juga aspek kualitatifnya. Kemudian bagi Regulator, adalah tantangan untuk memperbaiki atau melengkapi peraturan yang sudah ada. Selanjutnya bagi akademisi dan peneliti lain, penelitian ini masih pada tahap awal dan dapat dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran dan metode yang iebih terperinci sehingga didapat hasil yang lebih akurat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T3799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjutak, Alvina Dian P.
"Penelitian ini meneliti pengaruh regulasi kecukupan modal dan karakteristik perusahaan terhadap perubahan tingkat modal dan risiko perusahaan. Observasi dilakukan terhadap 58 perusahaan asuransi kerugian di Indonesia selama kurun waktu 2007-2011. Data yang digunakan merupakan balanced panel data yang bersumber dari data perusahaan yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Dengan menggunakan model estimasi Three-Stage Least Square (3SLS), diperoleh hasil bahwa regulasi kecukupan modal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat modal dan risiko. Karakteristik perusahaan berupa peluang pertumbuhan, volatilitas risiko, dan investasi saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat modal, sementara diversifikasi, ukuran perusahaan, dan investasi saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko. Perusahaan dengan modal rendah lebih cepat menyesuaikan modal dan risiko mereka dibandingkan perusahaan dengan modal tinggi.

This research examine the impact of Risk Based Capital (RBC) and firms? characteristics on changes of insurers? modal and risk level. 58 general insurance companies in Indonesia are observed within period of 2007-2011. By using balanced panel data of firm data and by using Three-Stage Least Squares (3SLS) estimation model, this research finds that RBC does not significantly affect modal and risk level. The firms characteristics, which are growth opportunities, risk volatility, and stock investment affect change of capital level significantly, while diversification, size, and stock investment affect change of risk level significantly. Low-capital insurers adjust capital and risk faster than insurers with high capital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>