Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Purna
"ABSTRAK
Kearifan lokal yang diwadahi Tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali mengandung nilai-nilai budaya nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, kearifan terhadap lingkungan, ketauladan. Karena itu tidak mengherankan oleh pendukungnya Tari Sanghyang telah difungsikan sebagai tari yang memiliki fungsi religiusmagis, fungsi sosial, keharmonisan terhadap lingkungan alam, serta memiliki makna moral yang sederhana baik gending maupun pakaiannya yang sangat tergantung pada alam. Rumusan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, antara lain, 1) kenapa tari Sanghyang di Banjar Jangu diberdayakan; 2) apa usaha pemberdayaan yang sudah dan yang akan dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Tujuan penulisan ini yaitu, 1) menghidupkan kembali Tari Sanghyang sebagai warisan budaya lokal; 2) membangkitkan suasana magisreligius; 3) Mempertahankan Tari Sanghyang sebagai salah satu Tari Wali yang harus tetap hidup ikut menunjang pelaksanaan upacara agama Hindu. Agar pemberdayaan Tari Sanghyang dapat optimal, dan bertaksu, maka model pemberdayaannya perlu dilakukan melaluicara structural dan kultural."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Agung Vera Indira Paramamirta
"Masyarakat Bali yang beragama Hindu menganut sistem kekeluargaan patrilineal. Kedudukan anak perempuan di Desa Duda tidak dapat bertindak dalam pewarisan, karena yang berhak bertindak dalam pewarisan hanya keturunan laki-laki sesuai awig-awig Desa Duda. Oleh karena itu anak perempuan Desa Duda merasa tidak adil atas perlakuan subordinatif tersebut, maka diperlukan perlindungan hukum bagi anak perempuan dalam pewarisan adat Bali. Skripsi ini menjelaskan pelaksanaan perlindungan hukum anak perempuan dalam pewarisan adat Bali yang menganut sistem patrilineal pada Desa Duda. Metode penelitian yang digunakan penelitian empiris, menuai hasil pelaksanaan perlindungan hukum bagi anak perempuan hanya ketika ia belum menikah sebatas hak untuk menikmati harta keluarganya. Adapun hambatan intern yakni kuatnya adat Bali yang menganut sistem kekeluargaan patrilineal. Hambatan ekstern terletak pada Pemda Bali karena pada Perda No. 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman tidak diatur mengenai jangka waktu pembaharuan awig-awig desa pakraman setiap berapa tahun sekali, mengakibatkan awig-awig Desa Duda dari tahun 1994 masih berlaku hingga sekarang, tanpa melihat keadaan masyarakat sekarang. Sehingga upaya untuk hambatan intern berupa perubahan budaya melalui edukasi secara konsisten kepada masyarakat, dengan sosialisasi ke desa terpencil mengenai Keputusan No.01.KEP/PSM-3/MDP/BALI/2010 Tentang Hasil-hasil Pasamuhan Agung III MDP yang menyepakati adanya hak waris bagi perempuan Bali. Serta upaya untuk hambatan intern dengan melakukan perubahan dalam PERDA No. 3 tahun 2001 tentang Desa Pakraman, yang berisikan secara tegas bahwa awig-awig Desa Pakraman harus dirubah setiap berapa tahun sekali. Sehingga dengan adanya peraturan demikian, maka awig-awig setiap desa terdapat perubahan menyesuaikan keadaan masyarakat setempat.

In general, Balinese people who are Hindus embracing patrilineal family system. Where daughters in Desa Duda cant act in inheritance, because who have the right to act in inheritance are only man (purusa) according to the awig-awig Desa Duda. Therefore Desa Dudas daughters feel unfair for that subordinate, legal protection is needed for daughters in Balinese traditional inheritance. This thesis explains how the implementation of the legal protection of daughters in Balinese traditional inheritance which embracing patrilineal system in Desa Duda. The research method used is empirical research, which get the results of the implementation of legal protection for daughters only when she isnt married as far as the right to enjoy her familys property. The internal barriers are the strong Balinese customs that embracing patrilineal family system. External barriers are located in Pemda Bali because Perda Bali No. 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman isnt regulated regarding the renewal period of awig-awig Desa Pakraman every year, resulting the awig-awig of Desa Duda from 1994 still valid until now, regardless of the current state of society. That effort for internal barriers include cultural change through consistent education to the community, with socialization to remote villages regarding Keputusan No.01.KEP/PSM-3/MDP/BALI/2010 tentang Hasil-hasil Pasamuhan Agung III MDP agreed on the existence of inheritance rights for Balinese daughters. As well as efforts for internal barriers by making changes in Perda No. 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman, which contained explicitly that the awig-awig of Desa Pakraman must be changed every year. So that with the existence of such regulations, the awig-awig of each village has a change to adjust the conditions of the local community."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
"ABSTRAK
Lahirnya suatu tradisi karena manusia secara aktif menanggapi lingkungan dimana manusia hidup. Hal ini dapat dibuktikan dari kehidupan etnik Sasak dan Bali di Lombok Utara, dimana fenomena alam mampu membuat etnik Sasak yang beragama Islam dan Budha dengan etnik Balik yang beragama Hindu menyatu melalui tradisi memarek. Tradisi ini dipusatkan di Makam Babekeq, Desa Selelos, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Tradisi memarek diwujudkan dalam bentuk kaul sebagai sikap untuk menjawab kekhawatiiran dan ketakutan hidup. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tradisi memarek meliputi, a) pengelolaan tradisi memarek yang dikelola etnik Sasak dan Bali di Desa Selelos; b) wujud toleransi yang disepakati antara etnik Sasak dan Bali di Desa Selelos; c) bagaimana sikap pemahaman hidup plural antara etnik Sasak dan Bali di Desa Selelos. Tujuan tulisan untuk memproteksi pengaruh negatif dari perkembangan kebudayaan, politik global, panatisme etnik dan agama, serta menumbuhkembangkan etos kerja antar etnik Sasak dan Bali di Desa Selelos. Teori yang digunakan dalam penelitian yaitu, teori modal sosial yang dapat diartikan sebagai perangkat nilai, norma informal yang dimiliki bersama-sama yang terlibat pada tradisi memarek. Hasil penelitian menunukkan masyarakat plural serta mampu membangun etos kerja di Desa Selelos."
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Agung Sumarheni
"Salah satu sarana untuk mempertebal keyakinan dan menghubungan diri dengan Ida sang Hyang Widi Wasa (tuhan yang maha esa) adalah dengan cara berkesenian. Tari rejang adat klasik pada umumnya mempunyai fungsi sebagai sarana upacara dalam rangkaian suatu upacara piodalan (dewa Yadnya). Karena agama hindu dalam menghubungan diri dengan tuhan lebih banyak dengan menggunakan simbul-simbul, seperti halnya dengan sarana tulisan aksara suci, upakaral banten, berkesenian (tari) dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tari rejang adat klasik di desa bebandem, kabupaten karangasem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Objek penelitian ini adalah fungsi tari rejang adat klasik dalam upacarapiodalan di pura sanggar agung desa bebandem. teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu perekam suara, dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini ditemukan ada tiga fungsi tari rejang adat klasik di pura sanggar agung desa bebandem akbupaten karangasem tersebut: (1) Pada bagian pertama (memendet) adalah sebagai penyambutan kepada para dewa dan dewi yang turun dari kahyangan ke bumi, (2) bagian kedua (rejang) sebagai simbol dewa dan dewi yang menuntun bhatara bhatari turun kedunia (3) pada bagian ketiga (memande) sebagai ucapan syukur, dan menghibur para dewa dewi dan bhatara bhatari yang telah hadir dalam upacara"
Bali: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB dan NTT , 2017
902 JNANA 22:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Usaha galian C pada dasarnya memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat di sekitar proyek galian tersebut. Kegiatan ini membuka lapangan kerja bagi mereka sehingga dapat menambah penghasilan untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Berbagai jenis pekerjaan tersedia seperti mengumpulkan batu, pasir, koral, ngosek (meratakan pasir dengan truk), dan sebagainya yang dapat dilakukan oleh laki-laki ataupun para wanita. Hasilnya dapat dirasakan secara langsug, karena pada saat itu juga jasa dari kerjanya dapat diterima. Di sisi lain, kegiatan galian C di desa Peringsari dan desa Sebudi membawa dampak yang sangat luas terhadap kehidupan masyarakat setempat. Positifnya sangat dirasakan dalam bentuk peningkatan ekonomi keluarga, negatifnya hancurnya lingkungan hidup di lokasi galian dan rusaknya jalan yang dilalui truk-truk pengangkut material mengakibatkan rawan kecelakaan bagi pengguna kendaraan kecil seperti mobil dan sepeda motor. Terjadinya ekspansi atau perluasan penggalian ke lahan-lahan yang masih produktif dan hilangnya nuansa pedesaan yang identik dengan ketenangan berubah menjadi kebisingan akibat lalu-lalangnya truk-truk besar pengangkut material."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Satu diantara identitas masyarakat desa adat Sidetapa yang masih dipertahankan saat ini adalah mitos-mitos kepercayaan. Mitos-mitos yang dimaksud yaitu 1). Mitos Rsi Markandeya, 2). Mitos Khayangan Batu Kerotok, 3). Mitos Parahyangan Kayuan, 4). Mitos Pura Petirtan, 5). Mitos Pura Rambut Unggahang (Tunggang), 6). Mitos Pura Munduk, 7). Mitos Pura Puseh. Fungsi dari mitos-mitos tersebut dijadikan jastifikasi untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Karena selama ini tempat yang mereka tempati adalah wilayah angker (tenget). Masyarakat desa adat Sidetapa percaya bahwa mitos tersebut bukan buatan manusia melainkan Ida Penembahan sebutan lain dari Sang Hyang Widhi. Fenomena kepercayaan ini sangat penting untuk diaji dalam rangka untuk menyandingkan dalam kehidupan global dan mederenisasi serta pemurnian ajaran keagamaan besar manusia. Penelitian ini dikaji melalui konsep mitos, teori struktur dan dialektika dari Claude levis Strauss. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis mitos-mitos kepercayaan yang ada di desa adat Sidetapa, dan tujuan untuk mengetahui fungsi dari setiap mitos dan ritualnya. "
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandiyah
"Abstrak
Kegiatan pelatihan penyusunan Rencana Program Jangka Menengah Desa (RPJMD)
dilatarbelakangi adanya sejumlah permasalahan kemiskinan dan bias gender di Desa Kubu
Karangasem. Pelatihan ini bertujuan memberikan kemudahan baik dalam teknis penulisan,
penjabaran, dan pemecahan analitis permasalahan perencanaan pembangunan yang dihadapi
Desa Kubu. Kegiatan ini membantu meringankan tugas pemerintah pusat dan daerah dalam
menghasilkan output RPJMD yang berkualitas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
prokemiskinan dan berkeadilan gender sebagai upaya komitmen semua pihak dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan. Metode
kegiatan adalah pelatihan disertai pendampingan dalam penyusunan RPJMD. Dari kegiatan itu,
pertama-tama, aparatur Desa Kubu dapat menentukan indikator kemiskinan dan melakukan
analisis alternatif pemecahan tindakan kemiskinan desa. Kedua, aparatur Desa Kubu dapat
menentukan anggaran perencanaan pembangunan untuk perempuan dan anak dan juga
mendorong pelibatan perempuan dalam perencanaan dan kegiatan. Secara keseluruhan kegiatan
ini dapat memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan untuk memudahkan penyusunan
RPJMD."
Jakarta: Pusat Pemberdayaan Masyarakat - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2018
300 JPM 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Herawati
"
ABSTRAK
Seni tari Bali merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat yang sudah diwarisi sejak dahulu. Salah satu seni tari yang sangat tua umurnya adalah tan Sanghyang Dedari. Tari Sanghyang Dedari merupakan tari tradisional yang berasal pada masa pra-Hindu dan masih hidup sampai sekarang. Tari Sanghyang Dedari sebagai tarian yang dianggap sakral sudah cukup di kenal sejak dahulu dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Tarian ini mulai beradaptasi dengan perkembangan-_perkembangan sehingga mengalami perubahan-perubahan didalamnya.
Daerah Gianyar adalah salah satu daerah yang cukup banyak mendapat perhatian serta kunjungan wisatawan. Gianyar merupakan daerah seni yang kaya akan tari-tarian dan di dukung oleh masyarakat setempat. Sehingga seni tari memiliki kaitan erat dalam kehidupan masyarakat yang telah diikat oleh nilai-nilai sosial dan kepercayaan yang telah ada.
Dalam perkembangannya tari Sanghyang Dedari mengalami perubahan_-perubahan dalam fungsi, busana, rias muka, dan iringan hingga munculnya seka sebagai organisasi tari Sanghyang Dedari. Semula tari Sanghyang Dedari berfungsi sebagai pelaksana upacara (tari wali) untuk mengusir wabah penyakit yang melanda desa. Sejak meningkatnya wisatawan yang datang, fungsi tari tidak hanya sebagai tari upacara tetapi telah bergeser menjadi tari untuk hiburan wisatawan (tari balih-_balihan). Perubahan juga diikuti dalam busana, tata rias, dan iringan tan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Perkembangan tari Sanghyang Dedari sebagai penunjang panwisata telah membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat. Peningkatan pertunjukan tan Sanghyang Dedari untuk wisatawan akan menambah pendapatan ekonomi bagi seniman dan daerah. Tari Sanghyang Dedari sebagai bagian dari kebudayaan Bali yang bersifat dinamis tidak terlepas dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebagai tari upacara tari Sanghyang Dedari mempunyai kaitan dalam upacara-upacara keagamaan seperti, upacara Dewa Yadya dan Bhuta Yadya.. Tari Sanghyang Dedari merupakan seni tari tradisional yang memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi, sehingga seni tari ini menjadi salah satu potensi budaya dalam mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan di Gianyar pada khususnya dan Bali umumnya.
"
1998
S12728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I. N. Sujaya
"Pada Februari hingga Maret 2008 terjadi kejadian luar biasa muntah berak (diare) di Kabupaten Karangasem Bali. Tercatat sekitar 600 orang mengalami muntaber dan 5 orang meninggal dunia. Ini merupakan kejadian KLB muntaber pertama kali di Bali serta belum diketahui patogen penyebab diare tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifiaksi penyebab diare di Karangasem serta kemungkinan rantai penularannya. Penelusuran penyebab KLB dilakukan dengan
menganalisis sampel air yang diambil dari sumber air umum, cubang/sumur penduduk, bahan makanan, serta rectal swab penderita dengan kombinasi tek-nik pemupukan kuman dan PCR spesifik dengan target gen pembentuk toksin pada Escherichia coli. Dengan melakukan kultur pada sampel makanan diperoleh bahwa 11 dari 21 sampel makanan positif mengandung E. coli. Dari sampel yang positif E. coli, 2 sampel yang diambil di rumah penderita muntaber ter-deteksi gen pembentuk shiga like toxin tipe I dan II pada E. coli. Deteksi gen pengkode shiga like toxin tipe I juga terdeteksi pada penderita dan beberapa sampel air dari cubang penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa E. coli pembentuk shiga ike toxin tipe I merupakan penyebab KLB di Karangasem. Lebih lan-jut diperoleh bahwa pita shiga like toxin tipe I dan tipe II. E. coli strain Karangasem berbeda dengan strain EHEC sehingga strain Karangasem ini kemungkinan merupakan strain E. coli patogen baru yang terjadi akibat perubahan genetik pada E. coli pembentuk shiga like toxin yang ditemukan di Bali."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
613 KESMAS 4:4 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Suardana
"Kejadian depresi dan bunuh diri pada lansia di Karangasem cukup tinggi. Penanganan depresi pada lansia cukup sulit karena kurangnya informasi dari hasil studi yang berhubungan dengan depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi, dukungan sosial dan status kesehatan dengan kejadian depresi pada Lansia di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem Bali. Penelitian ini merupakan studi crossectional dengan sampel 163 orang.
Hasil penelitian menemukan variabel yang sangat berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia adalah riwayat depresi (p=0,00;OR=32,49), penyakit kronis (p=0,000, OR= 28,17), dukungan sosial (p=0,000, OR= 28,04) dan pendidikan lansia (0,005, OR= 5,85). Penanganan perlu dilakukan secara komprehensif dengan menciptakan regulasi, peningkatan kemampuan perawat, meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat maupun melakukan therapi komunitas, sehingga depresi pada lansia bisa dicegah dan dikurangi.

Incidence of depression and suicide in the elderly people in Karangasem is quite high. Treatment for depression in the elderly is quite difficult due to lack of information from the study associated with depression in the elderly. This study aims to determine the sociodemographic factors, social support and health status with the incidence of depression in the elderly people at the district of Karangasem, Bali's Karangasem Regency. This design of this study crossectional with 163 sample .
The study found that variables highly correlated with a histories of depression (p=0,00,OR=32,49), incidence of chronic disease (p = 0.000, OR = 28,17), social support (p = 0.000, OR = 28,04) and level of education p=(0.005, OR = 5,85). Handling should be done comprehensively by creating regulations, increased ability nurses, increasing the participation of families and communities as well as doing therapy community, so that the depression in the elderly can be prevented and reduced.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>