Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Sutyasmi
"ABSTRAK
Batik tidak hanya dibuat dari kain, tetapi juga bisa dari kulit untuk melengkap fasionable. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh finishing kulit dengan metode pada kulit samak kombinasi kromalum dan samak namati. Kulit pikel disamak kombinasi dengan krom-alum dan yang lain disamak dengan samak nabati dengan variasi minyak 2%, 4%, dan 6%. Dari masing-masing kulit tersamak dilakukan pembatikan dengan batik tulis dan batik cap sesuai motif yang diinginkan, sesudah dibatik, kulit kemudian dilorod lilinnya dan selanjutnya kulit diberi cat dasar dan coletan warna sesuai keinginan, kemudian difinish dengan binder dan lak agar penampilan kulit lebih baik dan warna tidak luntur. Kulit kemudian diplate atau diseterika agar lilin/malam yang masih menempel pada kulit terangkat. Selanjutnya kulit diuji fisis yaitu ketahanan gosok cat kering dan basah, kekuatan rekat cat tutup, kekuatan retak cat tutup, kekuatan tarik dan kemuluran. Selain itu, kulit juga diuji morfologi kulit."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Kasim
"Tubuna penelitian ini adalah until menghasilkan kulit tersamak yang memiliki kekuatan tarik tinggi. Kulit berkekuatan tarik tinggi diharap dapat digunakan untuk produk-produk yang miming membutuhkan hal demikian superti tali koper dan tali haluan kuda. Penelitian ini dilakukan dengan merode penyamakan kombinasi antara laurean gambir pH 8, gambir sulfitasi, KA(SO4)2 dan Al2(SO4)3. Penyamakan kombinasi dari 5 bahan tersebut diperoleh 3 kombinasi yang kekuatan kulit tersamaknya bsangat tinggi dan melebihi yang dipersyaratkan oleh SNI 253-2009-A yaitu 75 kg/cm². Kombinasi dimaksud adalah kombinasi larutan gambir dengan KAI(SO4)2; kombinasi KAI(SO4)2 dengan larutan gambir sulfitasi dan kombinasi Al2(SO4)3 dengan larutan gambir pH 8. Nilai kekuatan tarik yang didapat berkisar antara 856,72 kg/cm² sampai 1124,70 kg². Sebagai pembanding kekuatan tarik kulit kambing tersamak kombinasi antara bahan penyamak krom dengan gambir adalah 449,17 kg/cm²"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sutyasmi
"The purpose of this study was to determine the effect of the use of mimosa, to manufacture environmentally
friendly leather for jacket by using the C-RFP system (C=Conditioning, R=Rapid, F=Fass (drum), P=Powder), on
physical, organoleptic, and morphology properties of leather. It was also to obtain a formula for vegetable tanning
with C-RFP system. Pickled skins are conditioned (pre-tanning) using Sodotan TSN and Sodotan APR, and then
Sodotan TSN was chosen due to it meets the requirements of SNI leather for jacket (SNI 4593:2011). Then, pickled
skins were tanned with mimosa and applied C-RFP system or rapid tanning without water added. Mimosa, used
in this research, were 15%, 20%, and 25% and fatliquor were 12.5%, 15%, and 17.5%. Furthermore, The leather
were finished into an environmentally friendly leather for jackets, and then tested for physical and organoleptic
properties based on the SNI 4593:2011 as well as leather morphology (SEM). The physical test result shows that
for mimosa 15%, 20% and 25%, and for fatliquor 15% and 17.5% are fullfill the SNI.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan mimosa terhadap pembuatan kulit jaket
ramah lingkungan menggunakan sistem C-RFP (C=Conditioning, R=Rapid, F=Fass (drum), P=Powder), ditinjau
dari sifat fisis, organoleptis, dan morfologi kulit. Selain itu juga memperoleh resep untuk penyamakan kulit nabati
dengan sistem C-RFP. Kulit pikel dikondisikan (pre-tanning) menggunakan Sodotan TSN dan Sodotan APR untuk
selanjutnya dipilih Sodotan TSN karena diperoleh hasil kulit jaket ramah lingkungan yang memenuhi persyaratan
SNI kulit jaket (SNI 4593:2011). Kulit pikel selanjutnya disamak menggunakan mimosa dengan sistem C-RFP/
samak cepat yaitu penyamakan tanpa air. Mimosa yang digunakan adalah 15%, 20%, dan 25% dan minyak yang
digunakan adalah sebesar 12,5%, 15%, dan 17,5%. Kulit kemudian difinish menjadi kulit jaket ramah lingkungan,
dan selanjutnya kulit diuji fisis, organoleptis sesuai dengan SNI 4593:2011 dan uji morfologi kulit (SEM). Hasil uji
fisis kulit yang memenuhi SNI adalah penggunaan mimosa 15%, 20%, dan 25%, serta penggunaan minyak 15%
dan 17,5%.
"
Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
530 KKP 32:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tancous, Jean J.
Jakarta: Bhratara Karya Aksara , 1981
675 TAN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingginya tingkat pencemaran yang berasal dari limbah buangan industri tekstil telah mendorong pabrik tekstil terutama pabrik batik untuk menggunakan zat wama alami. Penggunaan pewama alami menguntungkan bagi produsen wama alami I-:arena biayanya murah sedangkan untuk konsumen ada rasa kebanggaan tersendiri memakai kain ( pakaian ) yang diberi wama alami.
Hasil pewamaan alami perlu memiliki kualitas dalam hal wama, tidak lunmr, dan sifat iisik yang memenuhi syarat sebagai bahan pakaian atau bahan keperluan rumah tangga.
Pada kondisi operasi suhu 82 "C dan tekanan 1 atm, kain katun dengan ukuran 4x40 cm dipanaskan dalam larutan pewama kunyit ( Curcuma Ionga )
dengan variasi kandungan berat kunyit ( 10, 20, 30, 40, 50 g dalam 600 mL air ), variasi walml perendaman ( 30 menjt dan 60 menit ] Serta variasi dengan clan tanpa penggunaan alumunium sulfat ( alum atau A12(SO4)3 ) sebanyak 0.28 g sebagaj bahan pengawet wama ( mordan ). Setelah diberi wama dengan variasi diatas, lcain diuji sifat
Hasilnya yaitu kuat tarik dan kemampuan kain menahan tarikan tersebut ( elongasi ) dan kemuclian dianalisis perubahan sifat fisika dan kimia dari kain tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penarnbahan kandungan berat kunyit dalam larutan pewarna serta semakin lamanya percndaman menurunkan kuat tank kain katun dan juga menaikkan elongasi ( perpanjangan ) kain_ Hasil Iainnya adalah kuat tarik kain katun berwama tanpa mordan lebih tinggi daripada kain yang menggunakan mordan Dengan demjkian elongasi kain wama tanpa mordan menjadi lebih pendek dibandingkan elongasi kain wama dengan mordan. Pewarnaan optimum diperoleh pada variasi kandmagan kunyit 30 g dengan waktu perendaman 30 dan 60 menit."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aisha Rizal
"Peningkatan konsumsi terhadap bahan baku untuk menghasilkan barang yang padat polusi dalam proses produksi dan siklus hidupnya menyebabkan permasalahan lingkungan. Sektor industri yang mampu mempercepat proses produksi, menyerap tenaga kerja secara massal, menyumbang besar terhadap perekonomian nasional dan lokal, perlu ditinjau layaknya perkembangan ini dari aspek lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi di area yang padat industri seperti Kota Pekalongan. Sumber daya air di Kota Pekalongan yang meliputi sungai ataupun air tanah mengindikasikan bahwa terjadi pencemaran air akibat kegiatan Industri Batik. Walaupun pencemaran terjadi, Industri Batik dikategorikan sebagai kegiatan usaha dengan risiko rendah. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalis secara deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, upaya penyederhanaan proses perizinan dengan mengkategorikan perizinan berdasarkan tingkat risko suatu usaha tidak mencerminkan risiko dari industri batik.

Increased consumption of raw materials to produce goods that highly pollutes in its production process and life cycle causes environmental problems. The industrial sector, which is able to accelerate production process, absorb labor massively, and contribute greatly to the national and local economy, needs to be reviewed its development from an environmental perspective. Environmental pollution occurs in densely industry-populated areas such as Pekalongan City. The water resources in Pekalongan City which include rivers or ground water indicate that there is water pollution due to the activities of the Batik Industry. Although pollution occurs, the Batik Industry is categorized as a low-risk business activity. This research is a normative juridical research using legislation approach and literature study. The data obtained were then processed and analyzed descriptively analytically. The results of this study indicate that the effort to simplify the licensing process by categorizing permits based on the level of risk of a business does not reflect the true risks of the batik industry."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Dicky Januarizky
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kerugian gesek dari salah satu bahan tekstil lokal, yaitu taslan, yang digunakan sebagai material untuk textile ducting. Eksperimen kerugian gesek ini dilakukan dengan memasang beberapa pressure tap pada dinding duct untuk mengukur besarnya jatuh tekanan antara taptap tersebut. Dari eksperimen ini, nilai faktor gesek (f) dari textile duct berbahan taslan untuk suatu bilangan Reynolds dapat ditentukan sehingga kerugian geseknya dapat dihitung. Hasil dari penelitian ini memberikan informasi yang lebih lengkap tentang karakteristik-karakteristik dari bahan tekstil dalam negeri dalam rangka pengembangan penggunaan tekstil lokal untuk material textile ducting.

The purpose of this research is to find out the friction loss characteristic of a local fabric, namely taslan, used as material for textile ducting. This friction loss experiment is conducted by putting several flush mounted pressure taps on the duct to measure the pressure drop between the taps. As the result of this experiment, the friction factor value (f) of taslan textile duct for certain Reynolds number can be determined, thus the friction loss can be calculated. These results give further information about the characteristics of certain local fabrics in order to promote the use of local fabric as textile ducting material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50754
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LIPI, 1983
338.476 LEM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Pewamaan serat dengan menggunakan pewama aiami cukup sederhana. Berbagai infonnasi tentang pewama alami dan cara penggunaannya sudah banyak tersedia dan cukup mudah untuk ditemukan. Oleh karena ltu masyarakat dapat dengan mudah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, meski
penggunaan pewama a!ami sudah cukup dikenal oleh masyarakat, inforrnasi secara ilmiah tentang pengaruh penggunaan pewama alami sebagai pewarna kain terhadap sifat fisika dan kimia kain atau serat masih sedikit sekali. Pada kondisi operasi temperatur 80 O'C dan tekanan I atm. kain sutera dengan ukuran 4 x 40 em dipanaskan dalam larutan pewama kulit akar pohon mengkudu (Morinda Citrifolia) dengan variasi kandungan berat (1; 3; 5; 10; 15; 20) g daiam 300 mL air, variasi waktu perendaman (30 menit dan 60 rnenit) serta variasi dengan dan tanpa penggunaan kalsium karbonat (kapur atau CaCO:;) sebanyak 0.26 g scbagai bahan jembatan kimia dan pengarah warna. SeteJah diberi wama, kaln diltii kekuatan tarik, ketuaan wama, dan ketahanan luntur wama terhadap pencucian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil optimum diperoleh pada pewamaan menggunakan mordan dengan variasi berat 10 g/300 rnl air pada waktu perendaman 30 menit yang memilik.i penunman kekuat.an tarik yaitu &.96% (dalam batas toleransi SNI 08-434\l-1996 yaitu lrurang dari 10%), wama dengan keecrahan (L*) sebesar 73,92; arab merah (a*) sebcsar 27,33; arab lcuning (b*) sebesar 32.25; dan ketahanan luntur
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pewarna alami sudah lama dikenal orang tetapi pembahasan ilmiah secara ilmiah
belum banyak diperoleh. Di bawah ini akan diuraikan pembahasan pewarna alami Bixa
orellana dari sudut pandang fisika dan kimia yang terjadi pada kain.
Bixa orellana terdiri dari senyawa utama bbcin dan norbirin. Dalam penelitian ini
tidak dilakukan pemisahan walaupun masing-masing senyawa tersebut menghasilkan
warna yang berbeda. Pada kondisi operasi 32 °C dan tekanan 1 atm kain sutera Thailand
dengan ukuran 4 x 40 cm dipanaskan dalam larutan pewama bixin (Bixa orellana) dengan
variasi berat 1 g, 3 g, 5 g, 10 g, 15 g dan 20 g, variasi waktu pencelupan 30 dan 60 menit,
Serta variasi penggunaan alum (AI2(SO4)3) sebanyak 0.28 g sebagai bahan pengikat
wama.
Pembahan sifat Esika ditandai oleh perubahan kekuatan tarik dan warna kain.
Perubahan sifat kimia ditandai oleh perubahan tahan luntur wama terhadap pencucian dan
dari ikatan ion (pewarnaan tanpa mordant) menjadi ikatan kovalen (pewarnaan dengan
mordant). Hasil penelitian menunjukkan bahwa basil nilai optimum yang diperoleh
adalah pada pewarnaan menggunakan mordant dengan kandungan berat pewarna dalam
larutan 15 g dengan waktu pencelupan 60 menit. Sutera putih (standar) memiliki kekuatan
tarik sebesar 54.699 kg/75 cm2 mengalami perubahan sifat fisika, yaitu kekuatan tarik
menjadi 39.65 kg, warna dalam paramater L*(Iightness) sebesar 79-77 (skala 0-100),
a*(merah) sebesar 20.13, b*(kuning) sebesar 68.31 (skala -100-100) serta ketahanan
luntur warna 4 (balk). Secara umum, dengan pertimbangan kelayakan jual dan pakai,
hasil uji sifat fisika (kuat tarik, ketuaan warna) dan sifat kimia (ketahanan luntur warna)
kain sutera hasil pewarnaan dengan Bira orellana masih memenuhi nilai jual dan pakai."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>