Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202013 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susilo
"Salah satu produsen keratnik di Indonesia adalah PT.Y , yang tergolong PMDN. Produk yang dihasilkan adalah ubin kerainik inerk GS (naina sainaran). Khusus untuk daerah pemasaran Jakarta dan sekitarnya (Jakarta, Tangerang, Bogor, Cirebon, Serang, dan Bekasi), ubin kerainik merk GS dipasarkan oleh semi distributor PT X (sahainnya 50% diiniliki oleh pabrik FT Y ) -dan meiniliki market share sebesar 25%.
Permasalahan utama dalain pemasaran ubin keramik yang dipasarkañ oleh PT X adalah tidak tercapainya target pertumbuhan penjualan dan jatuhnya posisi persaingan. Pertuinbuhan penjualan hanya mencapai di bawah 10 %, padahal targetnya di atas 10%. Posisi persaingan yang sebeluinnya pada posisi ke 2 sekarang menjadi ke 4. Oleh karena itu, untuk inengetahui penyebab masalah dan untuk inemecahkan inasalah tersebut, penulis melakukan observasi berbagai segi dalam pemasaran ubin kerainik mi. Segisegi pemasaran yang dimaksud adalah sebagai berikut: masalah pengadaan persediaan, strategi produk, strategi distribusi, strategi harga, strategi proinosi, ramalan penjualan, dan masalah tenaga penjualan.
Dalam pengadaan persediaan, digunakan transfer price dengan sistein negosiasi berdasarkan harga pasar tetapi tidak dilaksanakan secara sempurna karena semi distributor PT X tidak diperkeñankan inemperoleh produk ubin keramik dari pemasok luar. Transfer price kepada PT X ditentukan berdasarkan harga jual kepada distributor luar di kota-kota lainnya.
Dalam strategi produk, digunakan strategi merk tunggal untuk segala jenis ubin kerainik yang diproduksi dan untuk semua segmen pasar sasaran. Dalam strategi distribusi, ubin kerainik inerk GS dijual sebagai barang industri dan barang konsuinsi. Bentuk saluran distribusi yang ada adalah secara .angsung dan tak langsung. Saluran distribusi tak langsung adalah melalui toko dan agen.
Strategi promosi dijalankan dengan cara: publisit as, Man, promosi penjualan (uielalui potongan harga, show room dan mengikuti paineran), dan terutaina personal selling.
Penentuan target penjualan adalah berdasarkan daerah geograf is dan ketatnya persaingan. Kompensasi yang diberikan kepada tenaga penjual adalah berupa: gaji pokok, uang hadir, bonus, tunjangan hari raya, dan tunjangan lainnya.
Sebagai akibat adanya inasalah dalam transfer price dan cara pembayaran antara PT X dan PT Y , maka terjadi suboptimalisasi performance. Dengan demikian per .0 dicarikan alternatif pemecahan yang dapat meniperbaiki keadaan sekarang, inisalnya dengan: memperbaiki parameter evaluasi performance, menggunakan transfer price berdasarkan biaya standar ditambah mark up keuntungan, atau bahkan kalau perlu inendirikan pabrik baru di Jakarta untuk tujuan jangka panjang, yaitu inelayani peniasaran di Indonesia bagian barat serta untuk keperluan ekspor.
Dalam strategi produk, karena terdapat penurunan mutu ubin kerainik yang diproduksi, inaka PT Y seharusnya inemikirkan segi: perawatan dan perbaikan inesin dan teknologi proses produksi untuk keperluan jangka panjang. Strategi merk yang digunakan adalah sudah cocok, yaitu menggunakan strategi corporate branding, yaitu satu inerk untuk seinua jenis ubin kerainik yang dipasarkan dan untuk seinua segmen pasar sasaran. Berdasarkan analisa sikius hidup industri produk ubin kerainik di Indonesia, industri ubin kerainik berada pada tahap pertumbuhan. Oleh karena itu strategi pemasaran yang perlu dijalankan adalah zneningkatkan target penjualan, méngidentifikasi kelemahan-keleinahan, inemperkuat hubungan distribusi dan znenetapkan harga bersaing. Dalam strategi pengubahan produk, perlu dikembangkan ubin keramik ukuran besar (50x50 cm) yang double firing untuk pasar sasaran golongan atas.
Dalam strategi distribusi,untuk memenuhi perinintaan dan konsumen yang inenginginkan membeli ubin keramik dalam keadaan terpasang, sebaiknya PT X ineinbuat jalur distnibusi khusus untuk me layan inya.
Pada strategi harga, berdasarkan hasil analisa elastisitas harga ubin keramik, makapenlu strategi premium price untuk segmeñ pasar golongan atas dan strategi harga rendah untuk segmen pasar golongan menengah dengan mempertiinbangkan analisa struktur biaya, analisa struktur persaingan dan analisa sikius hidup produk. Dalam sikius hidup harga, untuk setiap produk dengan corak dan warna baru umumnya meiniliki harga tinggi dan dengan berjalannya waktu inaka harga tersebut menurun. Pada tahap pertumbuhan, harga dipertahankan dan pada tahap selanjutnya kembali menurun."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalada Paramatatya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi (1) bagaimana ragam hias keramik tempel yang ada pada keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman di Cirebon; (2) apakah terdapat persamaan dan perbedaan dari corak ragam keramik tempel dari kedua keraton tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua keraton memiliki keramik yang sama, yaitu keramik dari Belanda maupun keramik dari Cina. Perbedaan keramik di antara kedua keraton yaitu bahwa jumlah keramik Belanda lebih banyak di Kasepuhan dibandingkan di Kanoman, sedangkan keramik Cina lebih banyak di Kanoman. Jenis ragam hias yang terbanyak di Kasepuhan adalah Pemandangan alam dan Jesuit ware, sedangkan di Kanoman didominasi oleh Flora dan Fauna. Warna keramik yang paling banyak di Kasepuhan adalah Biru-putih Eropa, sedangkan di Kanoman adalah warna-warna lebih cerah, Bentuk keramik paling banyak di Kasepuhan adalah bentuk tegel, sedangkan di keraton Kanoman adalah piring dan tutup cepuk.

This study is to identify how the decorative patterns of ceramics and tiles in both palace of Kasepuhan and Kanoman, and also similarities and differences of decorative patterns in both palaces. The results show that both ceramics that were found in both palaces are from the Dutch and Chinese ceramics. The differences between both palaces are that amounts of Dutch ceramics were higher in Kasepuhan than Kanoman, while Chinese Ceramics were higher in Kanoman than Kasepuhan. Decorative type that were most found in Kasepuhan is a landscape, and followed by Jesuit ware. In Kanoman, the most ceramics that were found is flora, and followed by fauna. The dominant color in Kasepuhan is Blue and white Europe and for Kanoman is polycrom. The form of ceramics for Kasepuhan is tile and Kanoman are plates and popple."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahyunir Dahlan
"The effect of Fe substitution on AI of garnet ceramic with chemical formula Y3Fe5_5XAl5 O12, where x (synthesis) of 0, 0.05, 0.15, and 0.25, has been investigated. Sample in this study were synthesized using wet oxydation method, Hot Kerosene Drying (HKD). All constituents were used in liquid form from YCI3.6H2O, AIC13, and Fe2O3 and HCI, which were reagents with purity better than 99%. Thermal 'analysis (DTA) was used to investigate calcination and sintering temperature. The resultant powders were calcined at 1250°C and sintered 1350°C and 1400°C. The X-ray diffractogram, which were obtained at room temperature, were refined using crystallographic software package GSAS. The samples contain at least 85% garnet phase with the remaining Fe2O3 impurity phase. In those garnet phases, 0 atom slightly shift. As a concentration increases theoretical densities decreases. For increasing x (synthesis) above, the theoretical densities and unit cell volume, respectively are of 5.148 grlcm3, 4.951 grlcm3, 4.946 grlcm3, 4.918 grlcm3 and 1.890x10-21 cm3, 1.885x10' 1 cm3, 1.874x10-2i cm3, 1.856x10-21 cm3 for the sample sintered at 1350°C. Similarly, at 1400°C, the theoretical densities and unit cell volume, respectively, are of 5.136 grlcm3, 5.100 grlcm3, 5.021 grlcm3, and 1.891x10-21 cm3 1.885 x10-21 cm3 1.875x10-21 cm3 without x (synthesis) of 0.25 . The formula of resultant garnets, respectively, are of Y3Fe4.88O12, Y3Fe3.77A11.23012, Y3Fe3.61A11,39012, and Y3Fe3.25Al1.7512 for the samples sintered at 1350°C. Similarly, at 1400°C, The formula of resultant garnets, respectively, are of Y3Fe4.33O12, Y3Fe4.51A10.89O12, Y3Fe3A12O12. Based on macroscopic measurements, the average bulk density and porosity respectively, are of 3.458 grlcm3 and 27.32%, which confirms the X-ray diffraction (microscopic) measurement.

Telah dilakukan penelitian terhadap keramik garnet dengan rumus kimia Y3Fes-5 AI5xO12. Nilai sintesis x adalah 0; 0,05; 0,15 dan 0,25. Sintesa dilakukan dengan metoda oksidasi basah, yaitu Hot Kerosene Drying (HKD). Bahan dasar yang digunakan adalah YCI3.6H20, AICI3, Fe203, dan HCl dengan kemurnian diatas ± 99%. Setelah sintesa dilakukan analisa termal (DTA) untuk mengetahui temperatur kalsinasi dan temperatur sintering: Sampel dikalsinasi pada pada temperatur 1250°C dan disintering pada temperatur 1350°C dan 1400°C. Analisa difraksi dilakukan pada masing-masing sampel dan diolah dengan perangkat lunak GSAS. Didapatkan persentase garnet yang terbentuk diatas 85% untuk seluruh sampel, dengan fasa pengotor adalah Fe203. Posisi atom-atom penyusun garnet hasil sampel yang disintesa menunjukkan tidak ada perubahan, kecuali pada atom 0 ada sedikit pergeseran posisi atom. Densitas teoritis menurun dengan semakin tingginya konsentrasi Al pada garnet. Dari harga nominal x diatas didapatkan densitas teoritis dan volume per unit selnya berturut-turut: 5,148 gr/cm3, 4,951 gr/cm3, 4,946 grlcm3, 4,918 gr/cm3 dan 1,890x10-1 cm3, 1,885x10-21 cm3, 1,874x10-1 cm'', 1,856x10'21 cm3 untuk temperatur sintering 1350°C serta 5,136 Tice, 5,100 grlcm3, 5,021 grlcm3, dan 1,891x10-21 cm3, 1,885 x10'21 cm3, 1,875x10-1 cm3 untuk temperatur 1400°C (tanpa nilai sintesis x=0,25). Sedangkan rumus kimia garnet yang terbentuk berturut-turut adalah Y3Fe4,88012, Y3Fe3.77A11.23012, Y3Fe3.61A1i.39012, Y3Fe3.25A11.75012 untuk temperatur sintering 1350°C dan Y3Fe4888012, Y3Fe4.51AI0.89012, Y3Fe3A12O12 untuk temperatur sintering 1400°C. Dihitung pula secara makroskopik densitas bulk dan porositas, dengan harga rata-rata 3,458 grlcm3 untuk densitas bulk serta 27,32% untuk porositas."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Perdamean
"Telah dilakukan pembuatan keramik porselin dengan menggunakan bahan baku lokal dengan komposisi: 35% feldspar, 35% kaolin dan 30% silika (berat) serta ditambahkan 0 - 40% Al203 (dari berat total). Proses pembentukan dilakukan dengan menggiling bahan baku menggunakan ball mill hingga lolos ayakan 200 mesh, dicetak tekan sebesar 200 kg/cm2 dan selanjutnya disinter pada suhu: 1300, 1350, 1400, 1450, dan 1500°C. Identifikasi fasa yang terbentuk diamati dengan menggunakan XRD. Sifat fisis dan mekanik yang diamati antara lain: porositas, densitas, koefisien ekspansi termal, kekuatan dielektrik, resistivitas, kekuatan patah dan kekerasan.
Hasil identifikasi fasa dari keramik dengan menggunakan XRD menunjukan bahwa suhu sintering 1300°C terdiri dari mullite sebagai fasa dominan, quartz dan corundum sebagai fasa minor. Pada suhu 1400°C, fasa dominan adalah mullite dan fasa minor adalah corundum. Sedangkan keramik yang disinter pada suhu 1500°C hanya terbentuk fasa mullite.
Hasil pengukuran menunjukan bahwa porositas keramik lebih kecil dari 0,65%, densitas dengan interval 2,34 -- 2,56 g/cm3, dan koefisien ekspansi termal (4,13 - 5,92) x 10 -8 °C -1. Kekuatan patah, kekerasan dan kekuatan dielektrik dari keramik berkisar antara: 76,7 -- 96,7 MPa, 399 - 873 kg/mm2 (Hv) dan 6,64 - 8,95 kV/mm. Resistivitas yang diperoleh pada suhu pengukuran 250 °C dan suhu sintering 1400°C adalah sebagai berikut: 1,85 x 10 8 Ώ-cm pada 0% Al203; 9,98 x 10 8 Ώ-cm pada 10% Al203; 12,3 x 10 8 Ώ-cm pada 20% Al203; 6,64 x 10 8 Ώ-cm pada 30% Al203; dan 4,95 x 10 8 Ώ-cm pada 40% Al203. Ternyata pengaruh penambahan Al203 dan suhu sintering cenderung menghasilkan resistivitas semakin rendah.

Porcelain ceramic with the composition of 35 wt.% feldspar, 35 wt.% kaolin and 30 wt.% quartz and also 0 -- 40 wt.% AI203 as additive have been produced by using local raw materials. The raw materials were ball milled, screened trough 200 mesh, pressed for about 200 kg/cm2 and then sintered at temperature of 1300, 1350, 1400, 1450, and 1500°C. The phase identification was analyzed by using of XRD.
The physical and mechanical properties such as porosity, density, coefficient of thermal expansion, dielectric strength, resistivity, bending strength and hardness were measured.
The XRD result indicates that the ceramic, which is sintered at temperature 1300°C, consists of mullite as dominant phase, quartz and corundum as minor phase. The 1400°C sintered ceramic consist of mullite as dominant phase and corundum as minor phase. The ceramic, which is sintered at temperature 1500oC, consists of the mullite phase.
The experimental results show that the porosity of the ceramics is less than 0.65%, the density is in the range of 2.34 - 2.56 glcm3 and the coefficient of thermal expansion is (4.13 - 5.92) x 10 -6 °C-1. The bending strength, hardness and dielectric strength of the ceramic are in the range of 76.7 --96.7 MPa, 399 - 873 kgflmm2 (Hv) and 6.64 - 8.95 kVlmm respectively. The resistivity for measuring temperature at 250°C and sintering temperature at 1400°C are: 1.85 x 10 8 Ώ-cm, 9.98 x 10 8 Ώ-cm, 12.3 x 10 8 Ώ-cm, 6.64 x 10 8 Ώ-cm, and 4.95 x 10 8 Ώ-cm for 0%, 10%, 20%, 30%, and 40% of Al203 addition respectively. In conclusion, the addition of Al203 and sintering temperature tend to decrease resistivity value of the ceramic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Small Soekardie ceramic industries is located in the center of Betek ceramic Penanggungan village of Malang city government, it is one of ceramic center in Malang City, based on Lukman research in 2005 the resulth of SPC is an indicator of process cabability index Cp, the value of Cp at that center area of the vallue of process capability index cp registration is 0.000000801848 so an improvement step of prodsuction process must be done, to increase quality of ceramic product...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Soegijono
"ABSTRAK
Alloy Co-Cr yang dilapisi keramik telah banyak digunakan pada berbagai bidang. Tetapi penelitian mengenai komposisi kimia untuk memperoleh ikatan keramik-metal yang baik masih perlu dilakukan, khususnya mengenai elemen-elemen tambahan yang mungkin dapat memperbaiki ikatan tersebut. Dalam karya tulis ini dipaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh Tungsten dan Aluminium pada ikatan keramik-metal alloy Co-Cr. Diteliti pula pengaruh oksidasi anal dan pengkasaran permukaan metal sebelum dilapisi keramik. Untuk penelitian ini dilakukan uji coba tarik pasangan keramik-metal, dilatometri diferensial, serta ESCA dan mikrosonde, untuk mengidentifikasi elemen-elemen pada interface keramik-metal. Untuk mempelajari kinetika perpindahan ion-ion dari keramik ke metal atau sebaliknya, dilakukan percobaan difusi unsur radioaktif.
Hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian yang sama pada alloy standar CDS 2. Ternyata alloy yang diteliti tidak sebaik alloy CDS 2, sedangkan yang hasilnya mendekati alloy CDS 2 adalah G5. Tungsten dapat memperbaiki ikatan keramik-metal sampai batas maksimum tertentu kadar Tungsten. Sedangkan Aluminium tidak berpengaruh terhadap ikatan keramik-metal.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fastiviani Chandra Dewi
"This is research about color measurements of ceramic glaze with measure the reflectance of glaze ceramic sample that used spectrophotometer UV-VIS and color different calculation, to get quantitative color standard in the ceramic product and to look for the color matching method in each batch of ceramic glaze product that compared with product standard. Ceramic sample used four base colors, these are Blue 4571, Green AV-I500, Yellow DKC-9, and Red 270066, that make variable between the percentage of two base colors in the glaze ceramic composition that applied on the ceramic body and ceramic engobe. Illuminant used Illuminant CIE A, observer standard is CIE 1931 (2°), in the wavelength range 400 - 700nm, with spectrophotometer UV-VIS. The spectrophotometer data (R vs X) result is converted in the tristimulus value (X,Y,Z), chromaticity value (x,y,z) and CIE L*a*b* data with the color different calculation formula, then we can conclude the quantitative color standard and make the plot in color map of chromaticity diagram and the plot in color area of CIE L*a*b*. Color matching method made by measuring sample in each batch of ceramic glaze product and compared by color standard that used the total color different calculation with condition AE < 0.5. The research results will implement in the big ceramic industry to improve the ceramic product and ceramic quality development.

Dalam penelitian ini diteliti pengukuran warna glasir keramik dengan mengukur reflektansi sample keramik berglasir menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan perhitungan perbedaan warna, untuk mendapatkan standar warna secara kuantitatif pada produk keramik dan mencari metode colour matching pada setiap batch produk glasir keramik dibandingkan dengan standar produk yang sudah ditetapkan. Pembuatan sample keramik menggunakan empat warna dasar, yaitu Biru 4571, Hijau AV-1500, Kuning DKC-9, dan Merah 270066, yang divariabelkan berdasarkan persentase pencampuran diantara dua warna dasar di dalam suatu komposisi glasir keramik, yang diaplikasikan di atas permukaan badan keramik dan engobe keramik. Illuminant yang digunakan adalah illuminant CIE A, dengan standar observer CIE 1931 (2"). pada daerah panjang gelombang 400 - 700 nm, dengan spektrofotometer UV-VIS. Data spektrolotometri ( R vs X ) yang didapat, dikonversikan ke dalam nilai tristimulus (X,Y,Z) . nilai kromatisitas (x,y,z), dan data CIE L*a*b* dengan menggunakan rumus perhitungan warna, kemudian ditentukan standar warna secara kuantitatif dan dibuat plot pets warna dalam diagram kromatisitas dan posisinya claim ruang warna CIE L*a*b*. Metode colour Matching ditentukan dengan mengukur sample setiap hatch glasir keramik dan dibandingkan dengan standar warna menggunakan perhitungan total perbedaan wama dengan syarat matching jika E < 0.5. Hasil penelitian ini akan diimpelentasikan dalam industri- industri besar keramik untuk lebih meningkatkan pengembangan produk dan kualitas keramik."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harjanto
"Pengembangan material-material baru diharapkan dapat memenuhi tuntutan dari perkembangan teknologi yang ada. Material tipe komposit yang merupakan campuran dari dua atau lebih elemen bahan secara makro menjadi salah satu alternatif yang sedang dikembangkan saat ini. Salah satunya adalah penggunaan komposit sebagai sensor mekanik. Komposit yang ditinjau memiliki elemen CaF2 sebagai matriks dan elemen SiC sebagai penguat. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh dari penambahan SiC sebanyak 0%, 10%, 15%, 20%, dan 25% ke dalam komposit tersebut terhadap berbagai aspek yang diperlukan selaku sebagai sensor mekanik yaitu densitas, kekuatan tekan, kekerasan, dan resistivitas listrik.
Komposit ini dibuat dengan menggunakan metode metalurgi serbuk dimana elemen-elemen pembentuknya pada awalnya berupa serbuk dengan ukuran 2 pm. Masing-masing elemen ditimbang lalu dicampur dengan proses mixing sesuai dengan komposisinya. Setelah itu ditimbang kembali untuk mendapatkan berat sejumlah satu sampel dimana cuplikan tersebut akan dikompaksi pada temperatur ruang dengan tekanan kompaksi yang telah ditentukan. Sampel mentah hasil kompaksi kemudian disinter pada temperatur dan waktu tahan tertentu hingga didapatkan sampel akhir. Dan sampel setelah sinter ini diuji densitas, kekuatan tekan, kekerasan, dan resistivitas listrik serta foto struktur mikro.
Hasil dari penelitian ini adalah untuk densitas dimana nilainya semakin rendah seiring dengan kenaikan jumlah SiC. Sedangkan untuk kekuatan tekan terjadi kenaikan pada penambahan 10% dan 15% SiC, lalu untuk komposisi berikutnya terjadi penurunan nilai kekuatan mekanis. Pada uji kekerasan, kekerasan meningkat pada komposisi 10% dan 15% lalu menurun hingga lebih rendah dari spesimen CaF2 murni (0% SiC) pada 20% dan 25%. Dan terakhir untuk nilai resistivitas listrik penambahan SiC menurun secara drastis dibanding spesimen CaF2 murni (0% SiC) lalu mengalami peningkatan nilai seiring dengan meningkatnya jumlah SiC ke dalam komposit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 27
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Merkuriana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>