Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Lisnawaty
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi tuturan dalam program The Voice Kids Indonesia (selanjutnya disebut TVKI) di mana juri memberi komentar kepada peserta belia mempertimbangkan aspek kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan realisasi kesantunan dalam membangun komentar yang memotivasi. Data penelitian berupa video TVKI ep.1-4 dan 9-11 yang diunduh melalui saluran resmi YouTube. Data berupa audio kemudian ditranskrip secara ortografis. Hasil transkripsi dianalisis dengan merujuk pada teori motivasi Maslow (1970) dan teori kesantunan Brown dan Levinson (1987) Hasil penelitian membuktikan bahwa juri-juri TVKI lebih banyak menggunakan strategi kesantunan positif saat memenuhi empat kebutuhan hidup peserta dan merepresntasi daya motivasi di komentar mereka.

This research is motivated by the situation of utterances in The Voice Kids Indonesia program (hereinafter referred for TVKI) where the judges give comments to young paticipants considering the contextual aspects. This research aims to explain the realization of politeness in building motivational comments. The research is data of TVKI s videos the episodes 1-4 and 9-11 which are taken from TVKI s official YouTube channel. The audio of TVKI s video then transcribe with orthographicly. The data were analyzed by using motivation theory by Maslow and politeness theory by Brown and Levinson. Based on the data analysis it shows that most of TVKI judges utterances are identified as positive politeness strategy utterances. Positive politeness strategies are used to gratify the four humans basic need in representing motivation in their comments"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini Ramadhanti
"Trimbos Instituut menyajikan dua iklan layanan masyarakat sebagai edukasi orang tua di Belanda yang menunjukkan bagaimana kegagalan dan keberhasilan percakapan dapat terjadi terkait alkohol dan ekstasi. Iklan A diperankan oleh ayah dan anak laki-lakinya dan iklan B diperankan oleh ibu dan anak perempuannya. Kedua iklan menunjukkan dua gambaran situasi percakapan yang mengandung maksud yang sama, yaitu melarang anaknya minum alkohol dan menggunakan ekstasi. Namun, terdapat strategi yang berbeda dalam menuturkannya. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana strategi kesantunan tindak tutur direktif dapat menjadi indikator kegagalan dan keberhasilan percakapan keluarga tentang alkohol dan ekstasi? Tujuan penelitian ini adalah membahas tindak tutur direktif yang akan diperjelas dengan kesantunan positif dan negatif serta strategi kesantunannya menurut Brown dan Levinson (1987) dan Houtkoop (2000). Melalui teori tersebut, ditemukan tokoh ayah menggunakan lebih banyak tindak tutur langsung tanpa strategi kesantunan, yaitu sebanyak 16 tuturan yang mengakibatkan adegan kegagalan percakapan berdurasi lebih lama dibanding tokoh ibu yang hanya memiliki sebanyak 4 tuturan. Sebaliknya, indikator keberhasilan percakapan melalui kesantunan positif dilakukan lebih banyak oleh tokoh ibu dibanding tokoh ayah.

The Trimbos Instituut provided two public service announcements as an education for parents in the Netherlands. Those are showing how conversations can be failed and succeed regarding alcohol and ecstasy. Advertisement A is played by the father and son, whereas advertisement B is played by the mother and daughter. The two advertisements showed two depictions of situations that have the same intention, namely to prohibit their teens from drinking alcohol and using ecstasy. However, there are different ways in telling it. The question of this research is how the politeness strategy of family directive speech acts can be an indicator of fail and success in the conversations? The purpose of this study is to discuss directive speech acts which will be clarified by politeness strategies according to Brown and Levinson (1987) and Houtkoop (2000). Through this theory, it was found that the father used 16 utterances direct speech acts without politeness strategies which effected in a longer conversation failure scene compared to the mother who only had 4 utterances. On the other hand, the indicator of the success of the conversation through positive politeness is carried out more by the mother than the father."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Pratiwi
"Penelitian ini dilatarbelakangi berbagai kesalahpahaman dari masyarakat umum mengenai kebudayaan sebambangan yang merupakan salah satu prosesi adat dalam pelaksanaan pernikahan kebudayaan lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dalam proses sebambangan adat Lampung, khususnya dari sisi pragmatis kesantunan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualititatif untuk menafsirkan fenomena pragmatik kesantunan dalam sebambangan. Data penelitian diambil dari rekaman suara yang dimiliki secara pribadi. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Dari keseeluruhan data, ditemukan bahwa setiap data memiliki minimal 1 jenis strategi kesantunan. Temuan ini menegaskan bahwa kesantunan merupakan sesuatu yang penting untuk terus diterapkan selama proses sebambangan. Tanpa menerapkan prinsip-prinsip kesantunan, mungkin komunikasi akan berjalan tidak efektif dan prosesi sebambangan dapat berjalan dengan menemui kendala. Terdapat 26 jenis strategi kesantunan yang diterapkan dalam proses sebambangan yang terekam pada data. Sementara itu, hanya ada 4 strategi yang dilanggar. Pelanggaran itupun dilakukan untuk menerapkan strategi kesantunan yang lain. Fakta ini menjelaskan bahwa ada kemungkinan melanggar  strategi kesantunan sebenarnya bukanlah pelanggaran kesantunan. Oleh karena itu, memahami konteks percakapan sangatlah penting karena strategi kesantunan bisa menjadi baik untuk dilanggar pada situasi-situasi tertentu. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kesantunan dalam sebambangan bersifat fleksibel.

This research was motivated by misconceptions from the public about the  culture of sebambangan which is a part of the the implementation of cultural marriage Lampung. the intention of this research is interpreting the phenomena that occur in the process of the traditional wedding culture of Lampung, especially from the pragmatic side of politeness. For this reason, qualitative approach is applied. The data was taken from privately owned voice recordings. The data was collected using Simak Bebas Libat Cakap Technique (listening without interrupting). From the 56 data in the entire sebambangan process, it’s found that each data had at least one type of politeness strategy. These findings confirm that politeness is important in order to have an agreement in this culture. Without applying the principles of politeness, communication might run ineffectively and the sebambangan procession can face more obstacles. Therefore, everyone involved in conversations in the event always upholds the values of politeness. In this study, there are 26 types of politeness strategies applied in the development process. Meanwhile, only 4 strategies were violated in order to apply another politeness strategy. Therefore, understanding the context of the conversation is very important because polite strategies can be good to be violated in certain situations, In the end, it can be concluded that the sebambangan is flexible."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail W.C. Saptenno
"Film Mijn Beste Vriendin Anne Frank menjadi salah satu media untuk mengamati bagaimana bahasa digunakan dalam situasi yang penuh tekanan dan konflik sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang memaparkan bagaimana Hannah Goslar, tokoh utama dalam film ini, menyampaikan ilokusi direktif, seperti perintah, instruksi, dan saran dengan mempertimbangkan perbedaan usia, status sosial, dan jarak sosial dengan lawan bicaranya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan ilokusi direktif berbahasa Belanda dalam film Mijn Beste Vriendin Anne Frank. Berdasarkan analisis dalam penelitian ini, ditemukan 41 tuturan ilokusi direktif oleh Hannah Goslar, yang mencakup jenis tindak tutur meminta, memerintah, menantang, berargumentasi, memprovokasi, dan menyarankan. Dalam penelitian ini, strategi kesantunan yang paling banyak ditemukan adalah bald on record, sedangkan strategi yang tidak ditemukan sama sekali adalah off-record. Dalam situasi yang tegang dan penuh tekanan, Hannah menyampaikan perintah, instruksi, atau saran dengan strategi kesantunan yang langsung, tegas, dan tidak ambigu.

Film Mijn Beste Vriendin Anne Frank serves as a compelling medium for understanding how language is used in situations fraught with pressure and social conflict. This research employs a qualitative method with a descriptive approach, exploring how Hannah Goslar, the main character in this film, conveys directive illocutionary acts, such as commands, instructions, and advice, while considering differences of ages, social statuses, and social distances of her interlocutors. Based on the analysis in this research, 41 directive illocutionary acts by Hannah Goslar were identified, including speech acts such as requesting, commanding, challenging, arguing, provoking, and suggesting. In this research, the most frequently used politeness strategy is bald on record, while the off-record strategy is not found at all. In certain citations, Hannah conveys commands, instructions, or advice with a politeness strategy that is open, direct, and unambiguous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Kurnia
"Raja Willem-Alexander dari kerajaan Belanda melakukan tiga kunjungan kenegaraan pada tahun 2022 ke Austria, Swedia, dan Yunani. Pada kunjungan tersebut dilakukan jamuan kenegaraan, dan terdapat pidato kenegaraan sebagai bentuk komunikasi formal dalam rangkaian acaranya. Dalam pembukaan pidato tersebut, ditemukan adanya penggunaan strategi kesantunan berbahasa. Penelitian ini membahas bagaimana penggunaan strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negatif, serta strategi kesantunan mana yang paling dominan digunakan oleh Raja Willem-Alexander dalam pembukaan pidato pada jamuan kenegaraan saat kunjungan kenegaraan tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Raja Willem-Alexander paling banyak menggunakan strategi kesantunan positif dari pada kesantunan negatif. Strategi kesantunan positif yang digunakan seperti menggunakan bahasa yang sama dengan pendengar, memuji dengan metafora, mengakui kepemilikkan atau pencapaian pendengar, serta menunjukkan optimisme hubungan dengan pendengar. Hal ini menunjukkan bahwa Raja Willem-Alexander lebih memilih memenuhi kebutuhan pendengar untuk merasa dihargai, dibutuhkan, dan diakui (kesantunan positif), ketimbang untuk mengutamakan atau memberi kebebasan pendengar (kesantunan negatif).

King Willem-Alexander of the Kingdom of the Netherlands made three state visits in 2022 to Austria, Sweden and Greece. During these visits, state banquets were held, and there was a state speech as a form of formal communication in the series of events. In the opening of the speech, the use of language politeness strategies was found. This research discusses how the use of positive politeness strategies, negative politeness strategies, and which politeness strategies are most dominantly used by King Willem-Alexander in the opening speech at the state banquet during the state visit in 2022. This research uses descriptive qualitative method. The results showed that King Willem-Alexander used more positive politeness strategies than negative politeness. He used positive politeness strategies such as using the same language as the listener, praising with metaphors, recognizing the listener's ownership or achievement, and showing optimism in the relationship with the listener. This shows that King Willem-Alexander prefers to fulfill the listener's need to feel valued, needed, and recognized (positive politeness), rather than to prioritize or give the listener freedom (negative politeness)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Suci Liony Sumaryana
"Belanda mendapatkan peringkat pertama warganet tersopan di dunia versi Microsoft, meski tak semua postingannya bersifat positif. Postingan negatif ataupun ujaran kebencian dilakukan dengan cara yang dianggap santun. Penelitian ini akan membahas bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar pada media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar di media sosial khususnya dalam YouTube pada saluran NOS Jeugdjournaal dan saluran De Telegraaf dalam menanggapi pemerintah mengenai kebijakan terbarunya yaitu terkait Avondklok. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketidaksantunan oleh Culpeper. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima strategi ketidaksantunan berbahasa, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positief Impoliteness, dan e) Withhold Politeness, dengan hasil yang didominasi oleh bentuk Bald On Record Impoliteness dan yang paling jarang digunakan adalah bentuk Withhold Politeness. Ketidaksantunan berbahasa terjadi karena didorong oleh beberapa faktor seperti mengungkapkan ketidaksetujuan, kemarahan dan juga kekesalan. 

The Netherlands got the first ranking of the most polite netizens in the world according to Microsoft's version, although not all of their posts were positive. Negative posts or hate comments are done in a manner that is considered polite. This study will discuss the forms of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media. The purpose of this study is to describe the form of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media, especially on YouTube on the NOS Jeugdjournaal channel and the De Telegraaf channel in response to the government regarding the latest policy related to Avondklok. The theory used in this study is the theory of impoliteness by Culpeper. The results of this study indicate that there are five strategies of language impoliteness, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positive Impoliteness, and e) Withhold Politeness, with results dominated by the form of Bald On Record Impoliteness. and the least used is the form of Withhold Politeness. Language impoliteness occurs because it is driven by several factors such as expressing disapproval, anger and also annoyance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Widiastuti
"Dalam berbahasa tidak cukup hanya mematuhi kaidah, tetapi juga menerapkan kesantunan berbahasa yang digunakan untuk menjalin hubungan antara penutur dan petutur. Masyarakat memiliki tokoh yang dijadikan panutan, seperti pendakwah. Pendakwah menyampaikan materi dakwah di berbagai media, seperti stasiun televisi. Penelitian ini membahas strategi kesantunan yang digunakan pendakwah dalam dialog acara dakwah di stasiun televisi. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah mengungkapkan strategi kesantunan yang digunakan pendakwah dalam dialog acara dakwah di stasiun televisi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diambil dari dua acara dakwah Mamah Dedeh di stasiun televisi. Hasil penelitian menunjukkan strategi kesantunan positif yang sering digunakan pendakwah dalam dialog acara dakwah di stasiun televisi.

This research focuses on the politeness strategy in the dialogue of dakwah on television. The purpose is to reveal the politeness strategy used by a pendakwah in the dialogue of dakwah on television. A qualitative method is used for this research. The data were collected from the recording of two dakwah programs on television. The result shows that positive politeness strategy is frequently used by a pendakwah in the dialogue of dakwah on television."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hirdan Radityatama Putra Laisa
"Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan strategi kesantunan tuturan direktif pada film Kimi no Na wa. Film tersebut adalah film animasi yang ditayangkan perdana pada tahun 2016. Film itu menceritakan tentang kisah kedua karakter, Mitsuha dan Taki, yang bertukar tubuh.  Penelitian ini menelaah strategi kesantunan tuturan direktif yang dituturkan oleh mereka dengan menerapkan teori strategi kesantunan Brown dan Levinson. Terdapat 30 tuturan yang ditemukan dalam film. Dari tuturan-tuturan tersebut, ditemukan bahwa terdapat kecenderungan bagi kedua penutur untuk menggunakan strategi tidak langsung (off record) jika petutur memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka. Sebaliknya, kedua penutur cenderung menggunakan strategi langsung ketika menuturkan tuturan direktif terhadap petutur yang memiliki kedudukan yang sama atau lebih rendah dari mereka. Pengecualian-pengecualian dapat ditemukan sepanjang film tersebut. Mitsuha menuturkan dua tuturan direktif kepada adik perempuannya dengan menggunakan strategi off record. Kedua penutur juga beberapa kali menuturkan strategi menjaga muka terhadap teman-teman dekat mereka. Penggunaan strategi bald on record kepada petutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi juga ditemukan beberapa kali pada film. Faktor-faktor selain kedudukan terlihat mempengaruhi penggunaan strategi kesantunan saat menuturkan tuturan direktif.

This study reviews the use of politeness strategies of directive utterances in Kimi no Na wa movie. The movie is an animated movie released in 2016. It tells a story between two main characters, Mitsuha and Taki, which experince body swap. The study observes politeness strategies of directive utterances delivered by them by employing politeness strategies of Brown and Levinson. There are, in total, 30 utterances found. From those utterances, it is revealed that there is a tendency for both speakers to use less direct (off record) strategy if the addressee has higher hierarchical position than them. Conversely, the speakers tend to use direct (bald on record) strategy in delivering directive utterances towards addresees in the same or lower position than them. Exceptions, however, are found throughout the movie. Mitsuha uttered two directives towards her younger sister using off record strategy. Moreover, both speakers occasionally used face-saving strategies towards their close friends. The use of bald on record strategy towards addresees in higher position is also found several times in the movie. Factors other than hierarchical position apparently affect politeness strategies used in delivering directive utterances.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Novita Manik
"Pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, serta Teknologi mengadakan acara Indonesian International Student Mobility (IISMA) yang menyediakan kesempatan pertukaran pelajar buat mahasiswa terpilih dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. terdapat lebih berasal 30 mitra kerja IISMA salah satunya merupakan universitas di Belanda. Belanda dipilih karena kualitas pendidikannya dianggap lebih baik dan budaya Belanda yang tidak sama dengan Indonesia untuk dieksplorasi. Penelitian ini membahas faktor motivasi mahasiswa Universitas Indonesia yang lulus pada program IISMA memilih Belanda menjadi negara tujuannya. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan dengan teknik pengumpulan data yaitu kuesioner yang berasal dari seluruh mahasiswa Universitas Indonesia yang lulus program IISMA ke Belanda sejumlah 12 orang. Penelitian ini menemukan ada tiga faktor motivasi mahasiswa UI yang memilih program IISMA ke Belanda yaitu faktor kebudayaan serta sosial, faktor prospek kerja dan pengembangan diri, serta faktor kualitas pendidikan di Belanda. Faktor terbesar yang menjadi motivasi mereka ialah faktor prospek kerja serta pengembangan diriPada tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, serta Teknologi mengadakan acara Indonesian International Student Mobility (IISMA) yang menyediakan kesempatan pertukaran pelajar buat mahasiswa terpilih dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. terdapat lebih berasal 30 mitra kerja IISMA salah satunya merupakan universitas di Belanda. Belanda dipilih karena kualitas pendidikannya dianggap lebih baik dan budaya Belanda yang tidak sama dengan Indonesia untuk dieksplorasi. Penelitian ini membahas faktor motivasi mahasiswa Universitas Indonesia yang lulus pada program IISMA memilih Belanda menjadi negara tujuannya. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan dengan teknik pengumpulan data yaitu kuesioner yang berasal dari seluruh mahasiswa Universitas Indonesia yang lulus program IISMA ke Belanda sejumlah 12 orang. Penelitian ini menemukan ada tiga faktor motivasi mahasiswa UI yang memilih program IISMA ke Belanda yaitu faktor kebudayaan serta sosial, faktor prospek kerja dan pengembangan diri, serta faktor kualitas pendidikan di Belanda. Faktor terbesar yang menjadi motivasi mereka ialah faktor prospek kerja serta pengembangan diri.

In 2021, the Ministry of Education, Research, and the Technology Republic of Indonesia established the Indonesian International Student Mobility (IISMA), which affords an opportunity to exchange for all chosen university students in all universities in Indonesia. There are more than thirty universities as a partner for IISMA, and one of them is the Netherlands because of the high quality of education and distinctive cultures to be explored. This research discusses the motivation of Universitas Indonesia students for the IISMA program to choose the Netherlands as a destination country. The research used quantitative methods with data collection strategies within the form of a questionnaire from all Universitas Indonesia students for IISMA in the Netherlands with a total of 12 students. This study found that three factors motivate them to choose the IISMA program to the Netherlands: cultures and society in the Netherlands, professional prospect and self-improvement, and high-quality of education in the Netherlands. The biggest aspect of all is career prospects and self- improvement"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Seto Herdian
"Skripsi ini mengkaji motivasi lima orang awam Katolik yang terlibat di komunitas Legio Maria. Legio Maria adalah salah satu komunitas awam di Gereja Katolik yang menjalankan misi kerasulan. Kerasulan mencakup segala usaha pembinaan iman umat yang dilakukan dengan berbagai bentuk pelayanan. Kerasulan awam menjadi penting untuk membantu imam dalam melaksanakan karya pastoral. Kenyataannya, banyak umat awam yang tidak berminat untuk terlibat merasul. Di sisi lain, masih ada beberapa umat awam yang tetap tertarik bergabung dengan komunitas awam, seperti Legio Maria. Melihat hal tersebut, skripsi ini mendeskripsikan pengalaman hidup anggota Legio Maria yang memunculkan motivasi merasul. Melalui refleksi terhadap pengalaman hidup, anggota Legio Maria memberikan makna atas keterlibatannya merasul.

This thesis examines the motivation of five Catholic lay people in the Legion of Mary. Legion of Mary is one of the lay communitas in the Catholic Church that have apostolic mission. Apostolate include all people of faith formation efforts undertaken by various forms of service. Lay apostolate becomes important to assist the priests in carrying out pastoral works. In the fact, many lay people who are not interested in engaging the lay apostolate communitas. However, there are still some lay people are still interested in joining the lay communitas, such as the Legion of Mary. Based on that reality, this thesis describes the life experiences of five members the Legion of Mary that motivate the members to proselytize. Through reflection, members of the Legion of Mary provide meaning of their involvement in the Legion of Mary."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>