Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nenggih Susilowati
"ABSTRAK
Alat musik gong sebagai motif hias terdapat pada kubur kuna di Situs Sutan Nasinok Harahap, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang LAwas Utara, Provinsi Sumatera Utara. Situs Sutan Nasinok Harahap merupakan kompleks kubur kuna yang terletak pada bentang lahan yang cukup luas +/- 7 Ha. Adapun tujuannya adalah mengetahui alasan pemanfaatan motif hias gong dan memaknai pemanfaatan motif hias gong pada kubur kuna di situs itu. Metode yang diterapkan adalah penelitian kualitatif dengan kajian etnoarkeologi. kajian itu dimanfaatkan untuk memaknai lebih dalam tentang relif ogung (gong) di kompleks kubur kuna Situs Sunan Nasinok Harahap. Perbandingan dengan data-data etnografi yang ada, diharapkan dapat memberikan gambaran yang baik tentang makna relief ogung (gong) pada kompleks kubur kuna di Situs Sutan Nasinok Harahap. Hasilnya relief ogung (gong) di kompleks kubur kuna Situs Sutan Nasinok Harahap menjadi bukti perjalanan panjang pemanfaatan alat musik tersebut dari dahulu hingga kini. posisisnya pada bangunan kubur secara khusus dapat dimaknai bahwa tokoh yang dikuburkan telak melaksanakan kewajiban adat seperti horja godang semasa hidup (Siriaon/suka cita), Sipareon (penaik harkat martabat), dan bahkan saat kematian (Siluluton/ duka cita) yang dilaksanakan oleh ahli warisnya. Keberadaan relief ogung (gong) dan sejenisnya juga dapat menggambarkan bahwa tokoh yang dikuburkan adalah tokoh terhormat dan telah menjadi gelar raja adat."
Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"In the area of Padang Lawas, there are many biaros as the archaeological remains, especially along DAS Barumun and DAS Batang Pane. The existence of various remains in the region due to the availability of natural resources needed by human to his life. Various existing natural resources are exploited by people with supported by its own technology."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Khairun Nisa
"Penelitian yang dilakukan terhadap Biaro Bahal I bertujuan untuk mengetahui bentuk asli, gaya arsitektur dan kronologi relatif Biaro Bahal I sehingga dapat diketahui apakah Biaro tersebut termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Panei sehingga diharapkan lewat penelitian ini salah satu dari tiga tujuan Arkeologi yaitu rekonstruksi sejarah kebudayaan dapat terpenuhi. Pengumpulan data dilakukan lewat survei literatur dan lapangan. Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis perbandingan atau analogi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaro Bahal I memiliki gaya arsitektur sendiri yang berbeda dengan gaya arsitektur yang dikenal pada candi-candi di Jawa. Selain itu juga diketahui bahwa biaro ini berasal dari abad XIV M se-zaman dengan Candi Brahu dan Jabung yang berlokasi di Jawa Timur. Selain itu juga diketahui bahwa biaro ini merupakan tinggalan dari Kerajaan Panei yang menurut Nagarakrtagama (tahun 1365 M) merupakan negara vasal Majapahit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Bulan Purnama
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran kepemimpinan Bupati Ali Sutan Harahap pascapemekaran di Kabupaten Padang Lawas. Teori yang digunakan adalah konsep kepemimpinan, peran kepemimpinan, fungsi kepemimpinan. Pendekatan penelitian ini adalah post positivist dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian ini adalah peran kepemimpinan Bupati Ali Sutan Harahap dalam menjalani peran dilihat dari 3 tiga dimensi yaitu interpersonal role, informasional role, dan decisional role. Hanya peran informasional role yang sudah sesuai sedangkan peran interpersonal role dan decisional role belum sesuai dengan peran seorang pemimpin yang sesungguhnya. Hal tersebut dilihat dari masih banyaknya permasalahan yang dihadapi Kabupaten Padang Lawas dan belum adanya solusi yang tegas dan cepat dari pemimpinnya sendiri yaitu Bupati Ali Sutan Harahap.

This research aims to describe the leadership role of Regent Ali Sutan Harahap post expansion in Padang Lawas distric. The theory used is the concept of leadership , the role of leadership , the function of leadership. This research approach is post positivist the data collected with the literature study and in depth interviews.
The results of this study are leadership role Regent Ali Sutan Harahap in the lead role of the views from 3 three dimensions interpersonal roles, informational roles, and decisional role. Only the informational role that is appropriate role while the role interpersonal role and decisional role is not in accordance with the role of a real leader. This can be seen from the number of problems facing the Padang Lawas and yet their hard and fast solutions of its own leaders, namely Regent Ali Sutan Harahap.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Human statue in the ancient graves at Tanah Batakis a symbol of ancestor. Stance is associated with cult and repellent function of disaster. Making a simple style human statues or often called "primitive" describes the continuity of culture or tradition of megalithic. Simple style of the displayed image illustrates the high art of making statues associated with the objectives related to the old region of Batak ethnic. The exstence of the human statues that can be also be viewed as a from of local wisdom in maintaining the original elements of Batak society."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukawati Susetyo
"Penelitian ini menelisik seni bangun dan seni arca Padang Lawas. Di samping mempunyai kemiripan dengan masa Jawa Tengah (abad ke-8-10 M) dan Jawa Timur (abad ke 13-15 M), juga mempunyai corak yang khas. Beberapa gaya seni bangun dari masa Jawa Tengah dan Jawa Timur itu berkenaan dengan denah, bentuk biaro, perbingkaian, kala-makara, penggunaan bahan, bentuk arca penjaga berupa figur manusia dan singa. Adapun gaya seni bangun yang merupakan ciri khas dari kepurbakalaan Padang Lawas berupa biaro tanpa objek yang dipuja, penataan biaro induk dan perwara, arca penjaga berbentuk buaya dan gajah, dan penempatan arca penjaga berbentuk manusia di samping makara.
Gaya seni pahat dari masa Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dijumpai pada kepurbakalaan Padang Lawas, misalnya figur prajurit yang dipahatkan di dalam mulut makara dan pahatan untaian bunga berbentuk guirlande Meskipun bentuk makara Padang Lawas mirip dengan yang ditemukan di Prambanan, namun gaya pemahatannyapun mempunyai corak yang khas. Adapun corak khusus seni pahat yang ditemukan di Padang Lawas yaitu pahatan arca penjaga dan singa yang mempunyai bentuk tubuh berbeda dengan pahatan di Jawa.
Bentuk penjaga wanita mungkin disesuaikan dengan figur setempat. Mengenai latar keagamaan kepurbakalaan Padang Lawas, berdasarkan studi ikonografi terhadap arca dan relief yang menggambarkan wajah-wajah menyeramkan serta prasasti singkat bertuliskan mantra-mantra aliran Tantris, jelas membuktikan bahwa masyarakat pendukung biaro di Padang Lawas adalah pemeluk agama Buddha aliran Vajrayana. Suatu hal yang menarik adalah terdapatnya temuan berupa arca Ganeśa dan Yoni yang ditemukan pada Biaro Bahal 2 dan Tandihat 1 pada waktu dilakukan pembersihan situs. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua jenis temuan itu merupakan indikasi kuat terdapatnya agama Hindu aliran Śaiwa yang dianut di Padang Lawas. Diduga pada zaman dahulu terdapat komunitas penganut agama Hindu Śiwa di sana. Arca Ganeśa dan Yoni tersebut merupakan temuan lepas maka bisa saja dipindahkan pada saat benda tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Di samping kedua temuan itu, ada termuan lain yang sempat ?dicurigai?sebagai indikasi adanya agama Hindu Śiwa, yaitu lapik arca berhias naga, dan arca memegang trisula, namun terbukti bahwa kedua artefak tersebut tidak ada hubungannya dengan agama Hindu Śiwa, jadi latar keagamaan kepurbakalaan di Padang Lawas adalah Buddha aliran Vajrayana.

This research is to explore the art of build and the art of sculpture in Padang Lawas, besides have some similarities with the period of Central Java (8th-10th Century) and East Java (13th -15th century), also have its own distinctive styles. There are styles of Central Java and East Java with respect to plans, forms of biaro, frames, kala-makara, use of materials, the shape of the guard statues of human figures and lion. The art styles, that characteristics of the archeological Padang Lawas, are the shape and arrangement of the main and perwara temple or biaro, statues of a crocodile and elephant-shaped guard, and the placement of human-shaped statues guard beside the makara.
Sculptural art style of the Central Java and East Java that found in Padang Lawas, such as a carved figure of a soldier in the mouth of makara and decoration of garlands flowers shaped. Although Padang Lawas?s makara forms are similar to those found in Prambanan, yet stylish designs have its own typical of carving.
The special styles of carving found in Padang Lawas are carved lion statue guards and having different body shapes from Java?s. Forms of female guard maybe adjusted to local figures. Regarding the religious background of archeological Padang Lawas, based on studies of the statues and reliefs iconography, depicting scary faces and a brief Tantric?s inscription spells, clearly proves that the people of Padang Lawas biaro worshipers were followers of the Vajrayana school of Buddhism. The interesting things are the presence of findings such as Ganesha and Yoni statues found at Biaro Tandihat, Bahal 2 and 1 when the sites were cleaning out. It is inevitable that these two types of findings are strong indication of the presence of the Hindu Shaivas flow were adopted in Padang Lawas. Presumably there were community of ancient Hindu Shiva there, Yoni and statues of Ganesha could have moved when the object were no longer used. In addition to these two findings, there are others which could be assumed as indication of the Hindu Shiva, which are the dragon decorated pedestal and the holding trident statue, however these had proved that the two artifacts are not related to the Hindu Shiva, so the religious background of archeological in Padang Lawas is Vajrayana Buddhism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27955
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Dewi Purnamasari
"Tata Kelola Teknologi Informasi merupakan bagian yang harus dikelola secara baik dikarenakan sangat penting untuk organisasi dalam mencapai tujuan dan strateginya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang Lawas Utara dengan kerangka kerja COBIT 2019. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi ketercapaian tingkat kapabilitas pada proses Tata Kelola di tempat studi kasus.Penelitian ini mengumpulkan data secara kualitatif yaitu melakukan wawancara dengan semi-terbuka bersama tiga responden yaitu Ketua Bidang Layanan E-Governance dan LPSE, Ketua Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Kasubbag Keuangan, data ini merupakan data primer. Kemudian melakukan analisis dokumen untuk data sekundernya. Penelitian ini melakukan Pengolahan data dengan secara kuantitatif menggunakan kuesioner yang dibagikan dan dibuat berdasarkan aktivitas pada proses panduan kerangka kerja COBIT 2019 dan dilakukan validasi terhadap hasil tingkat kapabilitas dengan kodefikasi hasil wawancara maupun analisis dokumen organisasi. Dalam menganalisa adopsi teknologi COBIT 2019 dilakukan untuk menilai tingkat kapabilitas saat ini di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang Lawas Utara. Hasil dari penelitian ini adalah menginformasikan bahwa tingkat kapabilitas berada pada level 1 yaitu Performed. Sehingga rekomendasi terhadap penelitian ini adalah perancangan aktivitas yang disarankan dari panduan kerangka kerja COBIT 2019. Perlu adanya budaya transparansi, dokumentasi, dan prioritas dalam pengelolaan layanan TIK dan E-Governance sehingga dapat digunakan sebagai komunikasi ke pihak pemangku kepentingan dalam meninjau terselenggarakannya harapan sesuai dengan tujuan orgnisasi.

Information Technology Governance is a part that must be managed properly because it is very important for the organization in achieving its goals and strategies. This study aims to measure the level of capability of Information Technology Governance at the Communication and Information Office of North Padang Lawas Regency with the COBIT 2019 framework. This is done to find out information on the achievement of the capability level in the Governance process in the case study site. This study collects qualitative data. Namely conducting semi-open interviews with three respondents, namely the Head of the E-Governance and LPSE Services Division, the Head of the Information and Communication Technology Division, and the Head of the Finance Subdivision, this data is primary data. Then do document analysis for secondary data. This study carried out data processing quantitatively using questionnaires that were distributed and made based on activities in the COBIT 2019 framework guide process and validated the results of the capability level with the codification of interview results and analysis of organizational documents. In analyzing the adoption of COBIT 2019 technology, it was carried out to assess the current level of capability at the Communication and Information Office of North Padang Lawas Regency. The result of this research is to inform that the capability level is at level 1, namely Performed. So the recommendation for this research is the design of activities suggested from the COBIT 2019 framework guidelines. There needs to be a culture of transparency, documentation, and priorities in the management of ICT and E-Governance services so that they can be used as communication to stakeholders in reviewing the implementation of expectations in accordance with the objectives organization."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Relief art style that can be interpreted as a redudancy to a certain style, at certain times and places can be used as an indication for the presence of outside influences that affect a work relief. In addition, by comparing the art style can be a relative dating to the building of the temple, in this case is a temple in Simanghambat, North Sumatera."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>