Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eraria Rahmatillah
"ABSTRAK
Strategi merchandising merupakan salah satu sumber pendapatan potensial dalam industri anime di Jepang. Sebagai sebuah hobi yang memiliki pasar spesifik niche market , para penggemar anime di Indonesia menggunakan jasa penjual proksi di Facebook sebagai salah satu cara dalam mendapatkan merchandise anime yang mereka inginkan. Strategi gacha yang diterapkan perusahaan merchandise anime membuat para kolektor di Indonesia memilih untuk membeli secara kolektif. Sistem split box diterapkan penjual proksi dengan berbagai pertimbangan yang dirasa menguntungkan bagi penjual dan para pembeli yang loyal dengan karakter anime favorit mereka. Menggunakan Teori Kegunaan dan Gratifikasi, makalah ini mengkaji interaksi yang terjadi antara pembeli loyal tersebut dengan penjual proksi terkait sistem split box yang diterapkan penjual proksi.

ABSTRACT
Merchandising strategy is one of potential profit sources in Japan rsquo s anime industry. As a hobby with niche market, anime fans in Indonesia use proxy seller connection on Facebook as a way to get their desired anime merchandise. The gacha strategy used by anime merchandising company made the collectors in Indonesia choose to buy their merchandise collectively. The split box system applied by proxy sellers with lot of considerations with themselves as seller and the buyers who are loyal to their favorite anime character in mind. With Uses and Gratification Theory, this paper studies the interaction between the loyal buyers and proxy sellers around the applied split box system."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Meiyani Zakir
"Sisi lain industrialisasi adalah meningkatnya ekonomisasi masyarakat dan tidak terhindarnya proses komoditisasi (apapun jadi komoditi); yang contohnya tampak pada dunia budaya, dengan banyaknya paket bisnis 'wisata budaya''. Secara sosiologis pun terjadi transformasi makna serupa; dari benda yang tadinya sekedar bermakna "kultural," jadi lain setelah diberi pemaknaan ekonomis. Semula dimaknai "mistik" estetis, menjadi nyata karena bernilai atau 'ada harganya.' Bunga juga mengalami proses transformasi serupa. Dalam studi ini, pertautan dan transformasi komoditi bunga didekati dengan cara memahami dinamika kelompok para pelaku atau yang paling berkepentingan di bisnis bunga potong : konsumen, petani, dan pedagang.
Studi ini sebenarnya berasal dari penelitian terhadap berbagai dinamika dan pertautan kepentingan antar kelompok pedagang bunga potong; yang berkembang seiring dengan berkembangnya pariwisata dan -pada gilirannya- membawa bunga masuk ke dalam wilayah ekonomi yang makin sarat kepentingan dan persaingan. Karenanya, konflik maupun akomodasi di tingkat pedagang, bukan hanya tak terhindarkan; bahkan melekat di dalam dinamika kepentingan para pelaku terkait tersebut.
Studi dilakukan secara berseri (tidak teratur) 3 kali antara 1993 - 1998, di daerah Cipanas, Jawa Barat. Data yang didapat dan diolah, berasal dari wawancara mendalam para pedagang, petani, floris, hotel, perusahaan swasta, dan tokoh masyarakat sekitar daerah produksi. Mulanya, ada empat profit pedagang bunga; semua berasal dari daerah Cipanas. Model dan intensitas interaksi keempat kelompok pedagang tadi mengalami masyarakat sekitar daerah produksi. Mulanya, ada empat profit pedagang bunga; semua berasal dari daerah Cipanas. Model dan intensitas interaksi keempat kelompok pedagang tadi mengalami perubahan yang berarti setelah intervensi YBN ke desa. Yakni, interaksi berbagai pelaku usaha bunga potong, melahirkan tiga kelompok utama pedagang (Kelompok Tua, Bebas-Jual, dan YBN). Masalah yang dirasa pedagang serta -dan terutama- petani makin sama, bahwa ketidaksukaan mereka, lebih karena perilaku YBN (dilihat sebagai kepanjangan kekuasaan) yang tak menganggap masyarakat setempat sebagai unsur penting dalam membuat rencana program, padahal semua langkah YBN berpengaruh langsung ke masyarakat setempat. Dalam kasus ini, masuknya YBN merupakan kasus signifikan tentang sulitnya organisasi modem beradaptasi pada sistem sosial desa yang spesifik.
Tiga kelompok utama pedagang tadi punya posisi unik mengingat 'modal' dan kekuatan mereka masing-masing dalam berhubungan dengan pihak lain. Dari dinamika interaksi para pelaku usaha bunga, penelitian ini menghasilkan temuan, bahwa masing-masing kelompok -terutama dalam upaya membangun dan mempertahankan interest dan kekuatan dominasi yang mereka miliki- punya mekanisme khas saat berinteraksi. Dalam upaya memperkokoh dasar interest masing-masing, tiga kelompok pedagang tadi secara variatif, menekankan pentingnya menguasai kaum tani. Malah penguasaan dan dominasi terhadap petani mereka lakukan sistematis, karena kesadaran demi kelangsungan supply maupun kontinuitas produksi.
Kelompok pedagang Tua misalnya, lebih melakukan penguasaan pada upaya menyerang kognitif petani, dengan mereproduksi model hubungan tradisional-feodalistik; dimana petani menjadi tetap melihat dirinya sebagai sub ordinasi mereka. Pedagang baru menguasai petani justru secara langsung dan mendasar, dengan mendominasi tanah dan waktu kerja petani. YBN juga melakukan hal serupa dengan kekuatan uang, dengan cara memberi kredit bagi aneka kepentingan produksi masyarakat.
Dalam hubungan dinamika dan konflik yang terjadi antar pedagang, konsumen jelas menjadi pihak paling diuntungkan; karena supremasi mereka tak pernah disoal atau digugat. Di lain pihak, petani adalah yang paling dirugikan; karena selalu jadi kelompok yang didominasi dan dikuasai demi kelangsungan berbagai kepentingan pedagang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Pratyaksa Vidyanto
"Skripsi ini membahas tentang penokohan dari karakter Ikari Shinji dalam anime Shinseiki Evangelion. Dengan menggunakan teori tokoh utama oleh Sudjiman, penulis mengkaji anime ini dengan metode deskriptif analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter Shinji adalah tokoh utama karena hubungannya yang intens dengan karakter lain turut membantu jalannya cerita. Anime ini menunjukkan bahwa sebuah cerita dapat diceritakan melalui interaksi antara karakternya, tidak melalui narasi saja seperti anime-anime yang sudah dibuat sebelum ini. Lebih lanjut anime ini juga memperlihatkan bahwa seorang anak yang tidak memiliki kasih sayang orang tua pada masa kecilnya, maka perkembangan psikis sang anak tidak akan sempurna.

This thesis explains about character analysis of Ikari Shinji from Neon Genesis Evangelion. By applying Sudjiman?s theory of main character, writer will analyze this anime with descriptive analytic method. This analysis showed that Shinji is a main character because of his intense relations with other characters. This anime showed that a story can be told with interaction of the characters, not using narration like the anime before Evangelion. Moreover, this anime also showed that a kid who didn?t had a parents love, his mental development will not perfect."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Edelweisa
"Media memiliki pengaruh besar pada era sekarang ini. Salah satu media tersebut adalah Anime yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan harapan. Salah satunya adalah dengan adanya female gaze atau sudut pandang perempuan dalam Anime Free! Iwatobi Swim Club. Konsep female gaze yang berkaitan erat dengan adanya manifestasi dan kepuasan emosional perempuan ini juga menjadi salah satu alasan bahwa dapat terjadi objektifikasi pada tokoh lakilaki dalam anime ini. Objektifikasi membuat seseorang dapat dipergunakan, dimanipulasi, dan dikontrol layaknya barang. Objektifikasi biasanya lebih umum dan sering dialami oleh perempuan atas tubuh mereka. Namun demikian, hal itu tidak menutup adanya objektifikasi pada laki-laki. Akibat dari objektifikasi tersebut, laki-laki jadi memiliki standar visual dan sikap tertentu yang tertanam dalam dirinya. Penelitian ini akan menganalisis dan membahas tentang bagaimana objektifikasi juga dapat terjadi pada tokoh laki-laki walaupun dilihat melalui konsep female gaze serta bagaimana dampak dari objektifikasi tersebut baik di dalam maupun luar media Anime Free! Iwatobi Swim Club. Melalui analisis teks dan sinematografi dengan teori female gaze, analisis dilakukan dalam rangka membuktikan adanya objektifikasi pada tokoh dalam Anime Free! Iwatobi Swim Club. Dengan demikian, anime ini menghadirkan adanya objektifikasi pada tokoh laki-laki yang dilakukan oleh perempuan sebagai pemenuhan keinginan atas kriteria ideal laki-laki.

Media has a significant influence in today's era. One of the mediums is Anime, which can be used to convey messages and aspirations. Such as through the Female gaze in the Anime Free! Iwatobi Swim Club. The concept of female gaze, closely related to the manifestation and emotional satisfaction of women, is also one of the reasons objectification can occur towards male characters in this anime. Objectification is the way someone looks at another subject as usable, manipulable, and controllable like an object. Objectification is more commonly and frequently experienced by women regarding their bodies. However, men are not excluded from this. As a result of such objectification, men develop specific visual standards and attitudes ingrained within them. This research will analyze and discuss how objectification can also happen to male characters through the lens of female gaze. Moreover, what are the impacts of such objectification both within and beyond the Free! Iwatobi Swim Club AnimeAnime. Through textual and cinematographic analysis using the theory of female gaze, this study aims to demonstrate the presence of objectification towards characters in Anime Free! Iwatobi Swim Club. Moreover, this anime presents objectification towards male characters carried out by women as a fulfillment of the criteria for an idealized male."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marielle Nabila Putri Setiawan Latief
"Jepang terkenal luas dengan layanan terpuji yang dapat ditemukan di setiap bisnis, terlepas dari apakah pelanggannya adalah tamu lokal atau tamu asing. Layanan khusus ini disebut ‘Omotenashi’, istilah yang berasal dari kata ‘motte’ yang berarti memegang dan ‘nashi’ yang berarti tidak ada, diringkas menjadi memberikan layanan terbaik tetapi 'tidak menerima' sebagai balasannya. Anime Isekai Shokudou bercerita tentang restoran ajaib dengan pintu yang terbuka ke dunia lain. Restoran tersebut menyediakan makanan untuk manusia dan makhluk di dunia lain setiap hari Sabtu saat pintu dibuka, dengan omotenashi sebagai layanannya. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis representasi omotenashi dalam anime Isekai Shokudou dengan menggunakan teori Abdulellah Al-alsheikh tentang 3 elemen yang dimiliki omotenashi yaitu Shitsurai yaitu lingkungan fisik omotenashi dilakukan, Furumai berarti kegiatan omotenashi tersebut, dan Shikake adalah reaksi atau timbal balik pelanggan. Penelitian ini akan menggunakan analisis metode kualitatif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya omotenashi yang ditampilkan di anime Isekai Shokudou sesuai dengan 3 elemen omotenashi, dan ditampilkan di keseluruhan anime.

Japan is widely known for commendable service that can be found in every kind of business, regardless if the customer is a local guest or a foreign guest. This special kind service is called ‘Omotenashi’ a term that derives from the word ‘motte’ meaning to hold and ‘nashi’ that mean none, summarized as to give the best of service but ‘take none’ in return. Isekai Shokudou anime tells about a magical restaurant with a door that opens to another world. The restaurant provide foods for people and creatures on the other world every Saturdays when the door opens, with omotenashi as its service. In this paper, the author will analyze the representation of omotenashi in the anime Isekai Shokudou by using Abdulellah Al-alsheikh's theory about the 3 elements that omotenashi has, namely Shitsurai which is the physical environment the omotenashi is carried out, Furumai means the omotenashi activity itself, and Shikake being the customer's reaction or feedback. This research will be using a qualitative method analysis. Results and conclusions of this study is the Omotenashi culture that is shown in the anime Isekai Shokudou corresponds to the 3 elements of Omotenashi, and it is shown in the entirety of the anime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kuncoro Adhi Prasetyo
"Jurnal ilmiah ini akan membahas mengenai perilaku manusia yang tak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Penulis akan membahas pengaruh dari lingkungan, dalam hal ini media, sesuai dengan teori psikologi behaviorisme John Watson. Objek yang mempengaruhi manusia yang dibahas di jurnal ilmiah ini adalah anime. Anime adalah film animasi yang disukai oleh berbagai kalangan mulai dari anak - anak hingga orang dewasa. Lebih spesifiknya penulis akan membahas mengenai anime olahraga. Penulis akan membahas pengaruh anime olahraga ini terhadap mahasiswa penggemar anime di program studi Jepang FIB UI tahun ajaran 2013 - 2014. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan merupakan penelitian terbuka dengan menyebarkan angket survey untuk menghimpun data deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan anime berjenis cerita olahraga terhadap para mahasiswa program studi Jepang FIB UI tahun ajaran 2013 - 2014.

This scientific journal will discuss the human behavior which could not be separated from the influence of the surrounding environment. The author will discuss the influence of the environment, in this case the media, according to the theory of psychological behaviorism from John B. Watson. The object that affects humans which will be discussed in this scientific journals is anime. Anime is the animated films favored by various groups ranging from childrens to adults. More specifically, the author will discuss the anime of sports. The author will discuss the influence of sport anime towards the students of Japanese studies of FIB UI academic year of 2013 - 2014 whom are the fans of anime. This study uses qualitative data and is an open research by distributing a questionnaire survey to gather descriptive data. The purpose of this study is to acknowledge the effect that arises from anime based on sports stories towards the students of Japan FIB UI academic year 2013-2014."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Claudia Yuvita
"Penelitlan ini bertujuan untuk menlngkatkan pengenalan terhadap karakteristik Visual Merchandising yang terdiri dari display, presentasi produk, tata letak (layout), lighting dan penggunaan material signage. Oleh karena itu nilai tambah yang diperoleh melalui Vsual Merchandising diakumulasikan pada masing-masing karakteristik Visual Merchandising untuk mengetahui nilai tambah yang menjadi prioritas konsumen, khususnya target market. Dengan demikian, konsep Visual Merchandising dapat diimptementasikan dengan leblh efektif. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan keberadaan dan peran Visual Merchandising dalam strategi komunikasi pemasaran pada departemen store khususnya Matahahi Department Store."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Maria Christa
"Penelitian ini membahas bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional yang memiliki kekuatan untuk menentukan perilaku konsumen dan produsen terhadap merek fesyen Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang telah diterima secara luas oleh dunia. Banyak ahli menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang eksotis dan eksklusif. Selain itu, bahasa Inggris juga dipercaya sebagai bahasa yang sempurna untuk digunakan untuk berbisnis, khususnya sebagai merek, karena bahasa Inggris dapat memberikan kebanggaan tersendiri dan kesan internasional. Oleh karena itu, banyak perancang busana lokal berpikir bahwa menggunakan bahasa Inggris sebagai identitas dari produk mereka merupakan sebuah cara untuk berkompetisi dengan merek-merek fesyen asing. Bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa yang memiliki peranan besar dalam pemberian sebuah merek, khususnya untuk menentukan perilaku konsumen dan produsen. Konsumen menganggap bahasa Inggris sebagai bahasa yang lebih menarik dan menambahkan kesan mahal pada sebuah produk. Produsen mendapatkan keuntungan dari perilaku konsumen tersebut dengan memasang kisaran harga produk yang tinggi untuk menambah laba.

This research examines English, as the lingua franca which has a power to determine both consumers and producers' behavior toward Indonesian fashion brands which use the English language. English is a language which has been accepted widely and globally by the world. Many experts point out that the English language is an exotic and exclusive language. Moreover, English is also believed to be the perfect language to use for business purposes, especially as a brand name, since it gives more prestige and global impression. Therefore, many local designers think that using English as the identities of their products is a way to compete the international fashion brands. It is argued that the English language has a huge role in branding, especially in determining consumers' and producers' behavior. Consumers find the English language as a more attractive language, and it gives prestigious and sophisticated impression to the products. Meanwhile, producers get the advantage of consumers' behavior toward local fashion brands which use English by setting a higher range of price and gaining more profit, compared to the local fashion brands which use Indonesian."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Clara Gratia
"Sebagai Jaringan Sosial Online (OSN) yang paling populer (Kreutz, 2009), Facebook memungkinkan penyelidikan proses sosial yang sebelumnya sulit untuk dianalisa (seperti pertemanan). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara extroversion, depresi, dan kepercayaan diri pada penggunaan Facebook. Studi ini merupakan bagian dari survei yang lebih luas untuk mata kuliah psikologi S1 tahun kedua, Psikologi Sosial dan Organisasi. Survei disebarkan selama seminggu melalui media sosial, email, dan pesan personal. 852 partisipan, diambil dari sampel komunitas, direkrut melalui penyebaran survei online (Mage = 28,94, SD = 13,98). Sampel terdiri dari 545 perempuan, 289 laki-laki, 15 nonbiner, dan 3 other-identifying. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara extroversion dan kepercayaan diri terhadap penggunaan Facebook, dan korelasi negatif yang signifikan antara depresi terhadap penggunaan Facebook. Maka, tingkat extroversion dan kepercayaan diri yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan penggunaan Facebook. Sementara itu, tingkat depresi yang lebih tinggi berhubungan dengan pengurangan penggunaan Facebook

As the most popular Online Social Network (OSN) (Kreutz, 2009), Facebook allows the examination of social processes that were previously hard to analyze (such as making friends). This study aims to examine the correlation between extraversion, depression, and self-esteem on Facebook use. It is part of a wider survey for a second-year undergraduate psychology course, Social and Organizational Psychology. The survey was distributed for a week through social media, email, and personal messages. 852 participants, drawn from community samples, were recruited through an online survey dissemination (Mage = 28.94, SD = 13.98). The sample consists of 545 female, 289 male, 15 non-binary, and 3 other-identifying. The results indicate a positive correlation between extraversion and self-esteem on Facebook use, and a significant negative correlation between depression on Facebook use. Thus, higher levels of extraversion and self-esteem are linked with greater Facebook use. Meanwhile, higher levels of depression are linked with reduced Facebook use."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>