Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aji Prabowo
"Latar Belakang. Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia termasuk 60 besar negara dengan prevalensi penyakit ginjal kronik stadium akhir tertinggi dan menimbulkan biaya kesehatan nomor dua terbesar. Prevalensi tersebut lebih tinggi pada pekerjaan agrikultural, salah satunya adalah petani. Petani merupakan pekerjaan berisiko tinggi dengan pajanan pestisida, panas, logam berat dan zat lainnya sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi ginjal. Penelitian bertujuan mengetahui prevalensi gangguan fungsi ginjal serta faktor risiko yang berhubungan pada petani padi di Jawa Barat, Indonesia.
Metode. Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan pada Oktober 2017-Januari 2018 dengan pengambilan sampel menggunakan random cluster sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah Cystatin C dan Asetilkolinesterase AChE Eritrosit, urin rutin dan urin kadmium. Analisis data dilakukan dengan program SPSS Statistics 20.0.
Hasil. Sebanyak 100 subjek, petani padi, dianalisis untuk mendapatkan prevalensi gangguan fungsi ginjal dan faktor risiko yang berhubungan. Sebanyak 55 subjek 55 mengalami gangguan fungsi ginjal. AChE eritrosit dan kadmium urin tidak berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal. Faktor risiko individu yang berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal yaitu indeks massa tubuh abnormal dengan OR sebesar 2,51 95 CI 1,04-6,09 dan proteinuria p= 0,031 . Faktor risiko dominan gangguan fungsi ginjal pada petani padi adalah masa kerja lebih dari 10 tahun dengan OR sebesar 4,292 95 CI 1,014-18,170.
Simpulan. Prevalensi gangguan fungsi ginjal pada petani padi sebesar 55 . Faktor risiko dominan gangguan fungsi ginjal pada petani padi adalah masa kerja di atas 10 tahun. Perlu dilakukan tindakan preventif dan promotif segera untuk mencegah perburukan fungsi ginjal pada petani padi.

Background. Indonesia is the top 60 countries with a high prevalence of end stage chronic kidney disease and it accounts for the second highest national health cost. The prevalence is higher in the agricultural work population. Farmers are occupations at risk of exposure to pesticides, heat, heavy metals and other substances that can cause impaired renal function. The goal is to know the prevalence of renal function disorder and related risk factors among rice farmers in West Java.
Methods. A cross sectional study was conducted on October 2017 January 2018 using random cluster sampling method. All subject underwent interviews using questionnaires, physical examination, Erythrocyte Acetylcholinesterase AChE , urine routine and urine cadmium tests. Data analysis was performed by SPSS Statistics 20.0 for univariate, bivariate and multivariate.
Result. 100 subjects included were analyzed. Fifty five subjects 55 had kidney function disorder. The AChE and cadmium urine were not associated with kidney function disorder. Risk factors associated with kidney function disorder were abnormal body mass index with OR of 2, 51 95 CI 1.04 6.09, p 0,038 and proteinuria p 0.031 . The dominant risk factor for kidney function disorder in rice farmers was more than 10 years of working with OR of 4,292 95 CI 1.014 18,170, p 0,048.
Conclusion. The prevalence of kidney function disorder in rice farmers was 55 . The dominant risk factor for kidney function disorder among rice farmers was more than 10 years of working. The promotive and preventive action should be done immediately to prevent kidney function worsen."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wijaya
"Latar Belakang: Hiperhidrasi menyebabkan peningkatan beban volume jantung, tekanan darah, hipertrofi ventrikel kiri, edema paru, gagal jantung kongestif. Hemodialisis yang tidak adekuat menyebabkan hiperhidrasi, peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Hiperhidrasi lama menyebabkan iskemia koroner karena dilatasi jantung, hipertrofi ventrikel kiri, hipertensi, penurunan cadangan koroner. Hiperhidrasi menyebabkan vasokonstriksi sistemik berlebihan, penurunan perfusi jaringan perifer. Disfungsi endotel berperan pada vasokonstriksi yang berlebihan pada hiperhidrasi. Brain-type natriuretic peptide (BNP) merupakan parameter untuk mengukur hiperhidrasi. Asymmetrical dimethyl arginine (ADMA) merupakan inhibitor endogen, bersifat kompetitif terhadap nitric oxide synthase endotel dan digunakan sebagai parameter disfungsi endotel.
Tujuan: Mengetahui hubungan hiperhidrasi dengan disfungsi endotel.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada pasien hemodialisis dua kali seminggu. Dengan menggunakan BNP dan ADMA sebagai parameter.
Hasil: Dari 126 subjek, proporsi hiperhidrasi (BNP>356 pg/ml) sebesar 64,3%. Median usia 52 (47-62) dengan presumtif penyebab GGK utama adalah hipertensi (38,9%), DM (28,6%), Glomerulonefritis (21,4%). Tidak terdapat hubungan signifikan antara hiperhidrasi dengan disfungsi endotel (PR=1,042, p=0,832 IK 95%=0,714-1,521). HsCRP merupakan faktor perancu utama terhadap hubungan antara hiperhidrasi dan disfungsi endotel (OR (IK95%) 1,604 (0,551-4,666), p=0,386, ΔOR 53,37%).
Simpulan: Tidak ada hubungan antara hiperhidrasi dengan disfungsi endotel (PR=1,042, p=0,832 IK95%=0,714-1,521).

Background: Hyperhydration leads to increased cardiac volume load, blood pressure, left ventricular hypertrophy, pulmonary edema, congestive heart failure. Hemodialysis that is not adequately causes hyperhydration, increased morbidity and mortality of cardiovascular disease. Prolonged hyperhydration causes coronary ischemia due to heart dilation, left ventricular hypertrophy, hypertension, decrease in coronary reserves. Hyperhydration causes excessive systemic vasoconstriction, decreased perfusion of peripheral tissues. Endothelial dysfunction plays a role in excessive vasoconstriction pada hyperhydration. Brain-type natriuretic peptide (BNP) is a parameter for measuring hyperhydration. Asymmetrical dimethyl arginine (ADMA) is an endogenous inhibitor, competitive against endothelial nitric oxide synthase and used as a parameter of endothelial dysfunction.
Purpose: Knowing the relationship of hyperhydration with endothelial dysfunction.
Method: This study is a cross-sectional study in hemodialysis patients twice a week. By using BNP and ADMA as parameters.
Result: Of the 126 subjects, hyperhydration proportion (BNP>356 pg/ml) of 64.3%. Median age 52 (47-62) with presumptive causes of primary GGK is hypertension (38.9%), DM (28.6%), Glomerulonephritis (21.4%). There is no significant association between hyperhydration and endothelial dysfunction (PR=1,042, p=0.832 CI 95%=0.714-1.521).
Conclusion: There is no relationship between hyperhydration and endothelial dysfunction (PR=1,042, p=0.832 CI 95%=0.714-1.521).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Septiani
"Penyakit ginjal kronis merupakan masalah yang cukup serius baik di dunia maupun di Indonesia. Prevalensi penderita penyakit ginjal kronis di dunia tahun 2017 mencapai 9,1 % berdasarkan populasi. Sedangkan di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,2%.  Di Jawa Tengah pada tahun 2013-2018 mengalami kenaikan prevalensi sebesar 0,12%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit ginjal kronis pada lansia di Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case control.Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah Riskesdas 2018. Sebanyak 67 responden termasuk ke dalam kelompok kasus dan 201 responden termasuk ke dalam kelompok kontrol. Berdasarkan analisis didapatkan bahwa responden yang menderita diabetes mellitus terdapat 6%, hipertensi 32,8%, dan obesitas 15,3%, memiliki perilaku merokok 44,8% , memiliki aktivitas fisik buruk 31%, memiliki tingkat pendidikan rendah 87,3%, dan berjenis kelamin perempuan 45,5%. Diabetes mellitus yang memiliki hubungan signifikan dengan OR sebesar 3,27 dengan 95%CI (1,18~9,09).  Untuk itu, penting dilaksanakannya deteksi dini mengenai Diabetes Mellitus dan Penyakit Ginjal Kronis dengan menambahkan tes dipstik urin pada program Posbindu PTM. Sedangkan, lansia yang menderita diabetes mellitus diharapkan untuk melakukan tes fungsi ginjal minimal setahun sekali. Selain itu, promosi kesehatan mengenai hidup sehat perlu ditingkatkan kembali
Chronic kidney disease is a serious problem both in the world and in Indonesia. The prevalence of chronic kidney disease sufferers in the world in 2017 reached 9.1% based on population. While in Indonesia in 2013 it was 0.2%. In Central Java in 2013-2018 there was an increase in prevalence of 0.12%. This study aims to determine the risk factors for chronic kidney disease in the elderly in Central Java. The method used in this study is nested case control. The data source used in this study is Riskesdas 2018. A total of 67 respondents belong to the case group and 201 respondents belong to the control group. Based on the analysis, it was found that 6% of respondents who suffer from diabetes mellitus, 32.8% hypertension, and 15.3% obesity, have smoking behavior 44.8%, have poor physical activity 31%, have a low level of education 87.3%, and 45.5% female. Diabetes mellitus had a significant relationship with the OR of 3.27 with 95% CI (1.18~9.09). For this reason, it is important to carry out early detection of Diabetes Mellitus and Chronic Kidney Disease by adding a urine dipstick test to the PTM Posbindu program. Meanwhile, the elderly who suffer from diabetes mellitus are advised to have a kidney function test at least once a year. In addition, health promotion regarding healthy living needs to be improved again."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruni Cahya Irfannadhira
"Salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tingkat kesehatan seseorang adalah lingkungan fisik. Sungai Citarum yang merupakan bagian dari lingkungan telah ditetapkan sebagai sungai paling tercemar di dunia, namun masih banyak dijadikan sumber air bagi daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk mengeleminasi toksin dari tubuh manusia, sehingga salah satu permasalahan kesehatan yang diketahui dapat muncul akibat lingkungan tercemar adalah penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proporsi penurunan fungsi ginjal dan meneliti hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal yang mencakup wilayah, lama tinggal, dan radius tempat tinggal sekitar sungai terpolusi terhadap penurunan fungsi ginjal menggunakan desain potong lintang. Data yang dianalisis merupakan data sekunder yang didapatkan dari INDOHUN. Data tersebut berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode wawancara terpimpin pada masyarakat usia produktif (usia 15-64 tahun) yang tinggal di DAS Citarum. Seluruh data sekunder diinklusi dalam penelitian ini (n=168) yang kemudian disajikan dalam bentuk kategorik. Data kemudian diolah menggunakan SPSS for mac 20.0 dengan uji chi-squared. Hasil menunjukkan proporsi penurunan fungsi ginjal pada penduduk usia produktif adalah 2,4%. Hasil uji fisher exact Test yang dilakukan karena data tidak memenuhi syarat chisquared menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara wilayah tempat tinggal dengan fungsi ginjal (p=1,000), lama tinggal di DAS Citarum sebagai sungai tercemar dengan fungsi ginjal (p=1,000), maupun radius tempat tinggal ke sungai dengan air tercemar dengan fungsi ginjal (p=0,365). Sebagai kesimpulan, belum ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan tempat tinggal dengan penurunan fungsi ginjal masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jumlah subjek yang lebih besar dengan desain studi berbeda untuk mengetahui hubungan etiologis dari pencemaran air Sungai Citarum terhadap kesehatan masyarakat.

One of the factors that play a role in determining a person's health level is the physical environment. The Citarum River, which is part of the environment, has been designated as the most polluted river in the world, but is still widely used as a source of water for West Java and DKI Jakarta. Kidneys are organs that are responsible for eliminating toxins from the human body, so one of the health problems that are known to arise due to polluted environments is decreased kidney function. This study aims to see the proportion of decreased kidney function and to examine the relationship between environmental factors of residence including area, length of stay, and the radius of residence around polluted rivers to decreased kidney function using a cross-sectional design. The data analyzed is secondary data obtained from INDOHUN. The data is the result of filling out a questionnaire using the guided interview method for people of productive age (aged 15-64 years) who live in the Citarum watershed. All secondary data were included in this study (n=168) which were then presented in categorical form. The data were then processed using SPSS for mac 20.0 with the chi-squared test. The results showed that the proportion of decreased kidney function in the productive age population was 2.4%. The results of the fisher exact test which was carried out because the data did not meet the chi-squared requirements showed that there was no statistically significant relationship between the area of residence and kidney function (p = 1,000), the length of stay in the Citarum watershed as a polluted river with kidney function (p = 1,000), as well as the radius of residence to the river with polluted water with kidney function (p = 0.365). In conclusion, there has not been found a significant relationship between environmental factors and decreased kidney function of productive age communities in the Citarum watershed. Future studies can use a larger number of subjects with different study designs to determine the etiological relationship of Citarum River water pollution to public health."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evalina Romauli
"Gagal Ginjal Kronik pada anak saat ini berkembang pesat kasusnya terutama daerah perkotaan. Klien dengan GGK stadium akhir memerlukan terapi pengganti ginjal salah satunya hemodialisis. Komplikasi umum dari GGK adalah kelebihan volume cairan yang berkembang menjadi edema perifer atau anasarka, edema paru, dan hipertensi. Oleh karena terapi hemodialisis perlu disertai pembatasan cairan dan rendah garam. Pembatasan cairan dan garam ini bertujuan mencegah komplikasi akibat penambahan beban ginjal.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan menganalisis efektivitas intervensi pemantauan ketat pembatasan cairan dan garam untuk mengurangi gejala serta mencegah komplikasi pada pasien gagal ginjal kronik. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus.
Hasil analisis menunjukkan pemantauan pembatasan cairan dan garam yang ketat terbukti menurunkan tanda dan gejala kelebihan volume cairan diantara dua waktu dialysis ditandai berkurangnya edema dan tidak muncul komplikasi Rekomendasi dari analisis ini adalah penting untuk perawat memonitoring dan mengedukasi anak dan keluarga dengan GGK untuk melakukan restriksi cairan dan diet rendah garam untuk menghindari masalah kelebihan volume cairan diantara waktu dialisis.

CKD in children now is a major health problem especially in urban city because of the increase of morbidity.. Children with CKD in end stage or End Stage Renal Disease ERSD needs renal replacement therapy RRT to help maintenance kidney function, and one of the RRT therapy is hemodyalisis. Moreover, although HD helping so much, the risk of complications still high, like lung oedem, anasarka or peripheral oedem,and hypertension. Dietary and fluid restrictions in CKD purposely needed to reduce the risk of complications.
This Final Scientific Work of Ners aims to analyze the interventions of the effectiveness fluid restriction and dietary as thight as much to reduce the risk fluid excess volume complication of CKD in children. The methodology used is the case study method and the existing research analisis.
The results showed that daily fluid restriction and diet monitoring is effective to reduce the risk of fluid excess inter dialisis time in children. It rsquo s important for nurses to monitor and educate patient about restriction to prevent fluid excess of CKD in children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy Nurhadi
"Angka kejadian penyakit ginjal kronik semakin meningkat dengan tingkat kematian pertahun yang cukup tinggi yang menjadi masalah kesehatan serius di dunia karena mengalami peningkatan insidensi, berdampak pada morbiditas dan mortalitas serta sosial ekonomi dunia termasuk di Indonesia dengan mayoritas penduduk usia produktif angkatan kerja pada industri manufaktur. Oleh karena itu diperlukan deteksi dini penurunan fungsi ginjal dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder MCU PJK3 tahun 2022 dengan total data penelitian sebanyak 2.304 data. kemudian dilakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan. data-data tersebutmencakup jenis kelamin, usia, sulit BAK, ISK, penyakit ginjal, BSK, inkontinensia urin, hipertensi, diabetes, klas alkohol, klas merokok, klas olahraga, klas TD, klas IMT, klas GDP, lemak, urinalisa, sindrom metabolik, jenis manufaktur, lama kerja, suhu panas, suhu dingin, beban kerja tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan, duduk lama >4 jam terus menerus, posisi tubuh tidak ergonomis, eLFG. Hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi penurunan fungsi ginjal (Laju Filtrasi Glomerolus /LFG <90 ml /menit /1,73 m2) sebesar 33,8% dari total pekerja industri manufaktur di Jawa Barat pada tahun 2022. Penurunan eLFG dipengaruhi faktor risiko individu, klinis dan pekerjaan. Kesimpulannya faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian penurunan fungsi ginjal pada pekerja industri manufaktur di Jawa Barat pada tahun 2022 adalah jenis kelamin laki-laki, usia lebih dari 40 tahun, kondisi hipertensi derajat I dan II, kondisi obesitas dan lama masa kerja lebih dari 19 tahun, dengan faktor berpengaruh yang paling dominan adalah jenis kelamin laki-laki.

The incidence of chronic kidney disease is increasing with a fairly high annual death rate which is a serious health problem in the world because it has increase incidence, has an impact on morbidity and mortality as well as a serious socio-economic world including in Indonesia with the majority of the working age population in the manufacturing industry. Therefore an early detection of decreased kidney function and factors that influence it become necessity. This research is an analytical quantitative research with a cross sectional design using secondary data of MCU in PJK3 in 2022 with total 2.304 data. The data includes gender, age, UTI, renal disease, bladder stone,, incontinentia urine, hypertention, DM, alcohol class, smoking class, exercise class, BP class, BMI class, fasting glucose class, lipid, urinalysis, metabolic syndrome, manufacture type, working periodes, heat temperature, cold temperature, workload not matched the time and ammount of work, prolong seating >4 hours continuously, un ergonomic body position, eGFR. The result of the study suggest there was a decrease in kidney function (Glomerolar Filtration Rate /GFR <90 ml /minute /1,73 m2) of 33,8% of the total manufacturing industry workers in West Java in 2022. The decreased of eGFR are influenced by individual, clinical and occupational risk factors. The conclusion, risk factor that influence the incidence of renal impairment in manufacture industry workers in West Java in 2022 are male, age over 40 years old, condition of hypertention grade I and II, obesity and periodes of work of more than 19 years, with the most dominant influence factor is male gender."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megasari Yanuar Wisudawati
"Pembatasan cairan merupakan masalah yang belum optimal dilakukan oleh pasien penyakit ginjal kronik. Rasa haus sering muncul pada pasien yang harus melakukan pembatasan cairan. Studi kasus ini mendeskripsikan proses berkumur dengan mouthwash mint pada pasien penyakit ginjal kronik untuk mengurangi rasa haus akibat pembatasan cairan. Hasil yang didapatkan setelah penggunaan mouthwash mint pada pasien bahwa skala haus pasien berkurang dari skala 5 menjadi skala 3. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa mouthwash mint pada pasien penyakit ginjal kronik penting dilakukan sebagai manajemen rasa haus. Karya ilmiah ini merekomendasikan perawat untuk mengajarkan takaran yang tepat dalam penggunaan mouthwash mint non alcohol kepada pasien penyakit ginjal kronik untuk mengurangi rasa haus.

Fluid restriction is a problem that has not been optimally performed by patients with chronic kidney disease. Thirst distress usually appears in patient with fluid restriction. This case study describes the process of gargling with mint mouthwash in chronic kidney disease patients to reduce thirst due to fluid restriction. The evaluation of using mint mouthwash in patients showed that the patient's thirst scale reduced from 5 to 3. The results of this study showed that mint mouthwash in patients with chronic kidney disease is important as thirst management. This paper recommend nurses to educate chronic kidney disease patients for using right dose in the use of non alcoholic mint mouthwash to reduce thirst.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Swastiara
"ABSTRAK
Gangguan tidur khususnya insomnia banyak terjadi pada pasien hemodialisis.
Berbagai faktor diduga menjadi penyebab insomnia pada pasien hemodialisis,
diantaranya faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan insomnia pada pasien
hemodialisis. Penelitian menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan
sampel 50 responden di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa insomnia dialami oleh 54% responden dan ditemukan hubungan
insomnia dengan umur (p=0,012), sesak napas (p=0,035), pruritus (p=0,002), sakit
kepala (p=0,015), stress (p=0,000), jadwal hemodialisis (p=0,042), lama hemodialisis
(p=0,012), dan quick of blood (p=0,011). Penelitian ini menyimpulkan bahwa
insomnia berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Pengkajian
masalah insomnia pada pasien hemodialisis harus dilakukan secara akurat agar dapat
menjadi dasar untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang efektif bagi pasien
hemodialisis yang mengalami gangguan tidur.

ABSTRACT
Insomnia is the most common sleep disorder in hemodialysis patients. Various factors
are predicted to be the cause of insomnia, which are biological, psychological, and
dialysis factors. The purpose of this study was to identify factors associated with
insomnia on hemodialysis patients. This study used cross-sectional study design, with
50 respondents in Jakarta Islamic Hospital Pondok Kopi. The result showed that
insomnia was experienced by 54% respondents and there were relationship between
insomnia and age (p=0.012), physical complaints [(included dyspnea (p=0.035),
pruritus (p=0.002), and headache (p=0.015)], stress (p=0.000), hemodialysis schedule
(p=0.042), dialysis vintage (p=0.012), and quick of blood (p=0.011). The study
concluded that insomnia associated with biological, psychological, and dialysis
factors. The assessment of insomnia should be done accurately in order to make an
effective nursing care plan in hemodialysis patients who experience sleep disorder"
2015
S65712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Toha
"Pasien yang menderita Gagal Ginjal Terminal harus mendapatkan TerapiPengganti Ginjal berupa transplantasi ginjal, hemodialisis atau peritoneal dialisis.Diperkirakan pasien gagal ginjal terminal di Indonesia yang membutuhkan cucidarah atau dialisis sekitar 150.000 orang. Namun yang sudah mendapatkan terapidialisis baru sekitar 100.000 orang. Pelayanan CAPD di Klinik Khusus Ginjal Ny.R.A. Habibie sudah dimulai sejak tahun 2010 namun jumlah pasien CAPD masihsedikit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Strategi Pemasaran PelayananContinuous Ambulatory Peritoneal Dialysis di Klinik Khusus Ginjal Ny. R. A.Habibie Batam Tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah analitikdeskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Alat yang digunakandalam penelitian ini berupa lembaran kuesioner, cek list indikasi dankontraindikasi CAPD, Lembar pertanyaan untuk informan CAPD, LembarPedoman Analisis Situasi. Tahapan analisis yang digunakan adalah strategi FredR.David yang kemudian dilanjutkan dengan Segmenting, Targeting danPositioning, lalu menentukan bauran pemasaran Product, Promotion, Price,Place, People, Physical evidence, Process, Customer Service . Strategi Pemasaranyang layak dan sesuai dengan analisis situasi adalah : Market Penetration danProduct Development. Pemasaran produk pelayanan di Klinik Khusus Ginjal Ny.R. A. Habibie Batam dapat berupa periklanan melalui berbagai media seperti talkshow di radio, talk show di stasiun televisi di kota Batam, dan leaflet; penyebaranleaflet di ruangan pelayanan Ilmu Penyakit Dalam; promosi penjualan, danpembinaan dokter puskesmas. Selain itu bisa dilakukan promosi secara online.Dan dokter di Klinik Khusus Ginjal Ny.R.A. Habibie Batam dan di Rumah SakitBudi Kemuliaan Batam diberangkatkan ke Bandung untuk mengikuti pelatihanoperasi pemasangan catheter tenckhoff metode Bandung.

Name Bertha TohaStudy Programe Magister of Hospital Administration StudiesThesis Title Marketing Strategy of Continuous Ambulatory PeritonealDialysis Service at Mrs R.A. Habibie Special KidneyClinic Batam Year 2016Patients who suffer from Kidney Failure Terminal should get kidney replacementtherapy in the form of kidney transplantation, hemodialysis or peritoneal dialysis.It is estimated that patients with terminal renal failure in Indonesia who needdialysis or dialysis of approximately 150,000 people. But that is already gettingdialysis therapy about 100,000 people. CAPD Services at Mrs. R.A. HabibieSpecial Kidney Clinic began in 2010 but the number of CAPD patients is stillsmall. The purpose of this study to analyze the Marketing Strategy of ContinuousAmbulatory Peritoneal Dialysis Services at Mrs. R.A. Habibie Special KidneyClinic Batam Year 2016. The design study is an analytic descriptive withquantitative and qualitative approaches. The tools used in this study aquestionnaire sheet, check list CAPD indications and contraindications, andquestionnaires for informants CAPD, Guidelines Situation Analysis Sheets. Stagesof analysis is Fred R.David strategy followed by Segmenting, Targeting andPositioning, and then determine the marketing mix Product, Promotion, Price,Place, People, Physical Evidence, Process, Customer Service . Marketingstrategies are feasible and in accordance with the analysis of the situation is Market Penetration and Product Development. Product marketing services inMrs. R.A. Habibie Special Kidney Clinic Batam may include advertising throughvarious media such as radio talk shows, talk shows on television stations in thecity of Batam, and leaflet for distributing leaflets in internist pollyclinic serviceroom sales promotion, and training doctors clinic. In addition it can be doneonline promotions. Mrs. R.A. Habibie Special Kidney Clinic Batam and BudiKemuliaan Hospital Batam send to Bandung to attend training catheter fixingoperation Tenckhoff Bandung method."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Reyna Ardisa Gunawan
"

Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang dapat menimbulkan beban mortalitas dan morbiditas yang substansial. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan jumlah pasien PGK tertinggi di Indonesia, dengan prevalensi yang lebih tinggi dari nasional, yaitu 0,48%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ginjal kronis pada penduduk usia ≥35 tahun di Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder dari Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah seluruh penduduk usia ≥35 tahun di Provinsi Jawa Barat. Terdapat sebanyak 32.044 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian penyakit ginjal kronis pada penduduk usia ≥35 tahun di Provinsi Jawa Barat adalah 0,6%. Faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ginjal kronis adalah usia ≥60 tahun (nilai p=0,001; POR=1,662; 95% CI: 1,23-2,25), jenis kelamin laki-laki (nilai p=0,013; POR=1,431; 95% CI: 1,08-1,89), diabetes (nilai p=0,000; POR=3,770; 95% CI: 2,39-5,96), penyakit jantung  (nilai p=0,000; POR=2,725; 95% CI: 1,60-4,63), dan aktivitas fisik (nilai p=0,015; POR=1,521; 95% CI: 1,08-2,14).


Chronic kidney disease is a global health problem that can cause a substantial burden of mortality and morbidity. The 2018 Riskesdas results show that West Java Province is one of the provinces with the highest number of CKD patients in Indonesia, with a higher prevalence than the national one, which is 0.48%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of chronic kidney disease in people ages ≥35 years in West Java Province. The research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from the 2018 Riskesdas. The sample for this study was all residents ages ≥35 years in West Java Province. There were 32.044 samples that met the inclusion and exclusion criteria of the study. The results showed that the prevalence of chronic kidney disease in people ages ≥35 years in West Java Province was 0.6%. Factors associated with the incidence of chronic kidney disease were age ≥60 years (p-value=0.001; POR=1.662; 95% CI: 1.23-2.25), male gender (p-value=0.013; POR =1.431; 95% CI: 1.08-1.89), diabetes (p-value=0.000; POR=3.770; 95% CI: 2.39-5.96), heart disease (p-value=0.000; POR=2.725; 95% CI: 1.60-4.63), and physical activity (p-value=0.015; POR=1.521; 95% CI: 1.08-2.14).

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>