Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cok Putri Yuda Pratiwi
"Skripsi ini membahas mengenai peran Joop Ave dalam memajukan industri kepariwisataan Indonesia masa Orde Baru pada periode 1982-1998. Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Orde Baru sebagai pilar pembangunan negara. Selama menjabat di bidang kepariwisataan, Joop Ave berusaha mengintegrasi pihak-pihak yang terkait dengan kepariwisataan. Selain itu, dalam mengembangkan industri kepariwisataan Indonesia, ia tidak hanya fokus untuk memanfaatkan kekayaan alam saja, melainkan juga berusaha mengembangkan Sumber Daya Manusia SDM serta berusaha mengembangkan kebudayaan yang menjadi potensi pariwisata Indonesia dengan menerapkan cultural tourism pariwisata budaya . Di sisi lain, perkembangan industri pariwisata memberikan dampak sosial-ekonomi yang besar terhadap masyarakat daerah wisata, terutama Bali sebagai pusat pariwisata internasional saat itu. Penelitian ini menggunakan metode sejarah berupa heuristik, kritik, dan historiografi dengan melakukan wawancara terhadap pegawai pemerintahan di Bali, penulusuran surat-surat kabar sezaman, dan berbagai literatur mengenai kepariwisataan sebagai sumber pendukung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kehadiran Joop Ave di sektor pariwisata Indonesia telah membuat sektor ini semakin maju dengan menerapkan berbagai kebijakan pariwisata Orde Baru.
This thesis discusses the role of Joop Ave in advancing the tourism industry of Indonesia during the New Order in 1982 1998. Tourism industry is one of the sectors utilized by the New Order Government as a pillar of state development. During his tenure in the field of tourism, Joop Ave attempted to integrate tourism related parties. Furthermore, in developing the Indonesian tourism industry, he not only focuses on exploiting natural resources, but also strives to develop human resources and strive to develop the culture of Indonesia 39 s tourism potential by applying cultural tourism. On the other hand, the development of the tourism industry has had a large socio economic impact on the tourism community, especially Bali as the center of international tourism at the time. This study uses historical methods of heuristics, criticism, and historiography by interviewing government officials in Bali, sourcing contemporary letters, and various literature on tourism as a source of support. Based on research that has been done, the presence of Joop Ave in Indonesia 39 s tourism sector has made this sector more advanced by applying various policies of the New Order tourism."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kotler, Philip
Jakarta: Prehallindo, 2002
338.477 285 KOT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aurora Anisha Zafira
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh gender direktur utama terhadap cash holdings dan bagaimana hal tersebut berdampak pada perusahaan di industri pariwisata di negara-negara ASEAN+3. Penelitian ini menggunakan 182 perusahaan terbuka yang terdaftar dari 2013 – 2019. Dari total 1274 pengamatan, 1111 perusahaan dipimpin oleh direktur utama laki-laki dan 163 perusahaan dipimpin oleh direktur utama perempuan. Dalam penelitian kedua masalah, peneliti menggunakan fixed-effect model sebagai model estimasi data panel. Model pertama menggunakan cash holdings sebagai variable dependen dan model kedua menggunakan ROA. Selain itu, penelitian ini menggabungkan market-to-book ratio, ukuran perusahaan, arus kas, volatilitas perusahaan, capital expenditure, leverage, pembayaran dividen, dan akuisisi perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa direktur utama perempuan industri pariwisata memegang cadangan kas lebih tinggi dibandingkan direktur utama laki-laki. Hal ini didukung oleh precautionary motive dalam memegang cadangan kas. Selain itu, penelitian menemukan bukti bahwa direktur utama perempuan dengan cadangan kas tinggi dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan industri pariwisata di negara ASEAN+3.

This study investigates the impact of female CEOs on cash holdings and how female CEO holds high cash holdings impact financial performance in hospitality and tourism industry in ASEAN+3 countries. This study uses 182 listed firms from 2013 – 2019 with a total of 1274 observations from 1111 male-led firms and 163-female led firms. To examine the two issues, there are two models estimated using the panel data fixed-effect technique, where the first one uses cash holdings as the dependent variable, and the second uses ROA as the dependent variable. Additionally, this study incorporates market-to-book ratio, firm size, cash flow, cash flow volatility, capital expenditure, net working capital, leverage, dividend payout, and acquisition with regards that female CEOs hold high cash holdings are risk-averse. The result indicates that female CEOs in hospitality and tourism industry hold more their counterparts due to precautionary motive of cash holdings. Meanwhile, the result indicates that risk averse female CEOs enhance hospitality and tourism financial performance. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Melati Suksma Wardhani
"ABSTRAK
Informasi bersifat esensial dalam industri pariwisata. Distribusi informasi melalui medium yang kredibel dapat membangun reputasi dan membentuk citra positif atas sebuah destinasi pariwisata. Seiring dengan berkembangnya ilmu hubungan masyarakat PR , beberapa teknik telah diterapkan oleh praktisi dalam rangka membangun reputasi tersebut, yaitu melalui strategi nation branding. Makalah ini membahas teknik yang seringkali digunakan oleh praktisi PR dalam industri pariwisata, yaitu strategi nation branding. Dalam pembentukan nation brand, penting bagi negara untuk terlebih dahulu mengetahui persepsi yang dimiliki masyarakat baik dalam negeri mau pun luar terhadap negara tersebut. Selain itu pembentukan nation branding juga harus didukung dengan kegiatan promosi. Studi banding antara Romania dan Selandia Baru menemukan bahwa distribusi informasi dengan menggunakan media interaktif merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kredibilitas informasi.

ABSTRACT
Information is essential in tourism industry. Distribution of information through a credible medium is important to build destination rsquo s reputation and image. Along with the development of public relations study, various techniques has been implemented by the practitioners to build tourism destination rsquo s reputation, one of which is nation branding strategy. This article describes techniques that often used by PR practitioners in tourism industry, the nation branding strategy. In creating one rsquo s own nation brand, it is important for a country to understand the target audience rsquo s current perception towards the country. Promotion strategy is also needed to support nation branding whereas through this comparative study the usage of interactive media is proved to be the most effective and credible way to distribute tourism related information to the target audience. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Ludfiyanti
"Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata terus tumbuh dan telah menjadi salah satu sektor ekonomi dunia terbesar. Hal ini juga terjadi di Indonesia, wisatawan domestik dan internasional meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2017, pariwisata adalah penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia. Ditambah lagi, pada 2019 pariwisata direncanakan sebagai industri utama Indonesia. Sejalan dengan niat untuk membangun dan mengembangkan industri pariwisata, pemerintah telah menjadikan beberapa lokasi wisata Zona Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. KEK Pariwisata bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi regional dan nasional melalui potensi pariwisata regional tersebut. Diharapkan melalui strategi tersebut dapat mempercepat pengembangan destinasi wisata di Indonesia, kemudian menjadikan Indonesia sebagai negara dengan industri pariwisata yang sangat kompetitif di antara negara-negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk merancang prioritas perbaikan faktor layanan dengan mengevaluasi dimensi dan kriteria pada Tourism Destination Competitiveness (TDC) pada 2 lokasi kawasan wisata: Tanjung Lesung dan Mandalika, menggunakan Delphi, Importance-Performance Analysis (IPA), dan DEMATEL dalam 2 perspektif (ahli dan wisatawan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi yang memberikan pengaruh paling besar adalah Agreeable Environment, dan dimensi yang paling dipengaruhi oleh dimensi lain adalah Affordability. Persamaan kriteria yang harus diperbaiki pada kedua kawasan wisata dan prioritasnya adalah ketersediaan pusat layanan informasi wisatawan, kebersihan lingkungan, dan jumlah & jenis layanan kuliner. Melalui analisis prioritas perbaikan melalui penggabungan metode IPA dan DEMATEL, manajemen kawasan wisata dapat melakukan analisis kemungkinan program perbaikan yang sesuai.

In recent years, the tourism industry continues to grow and has become one of the largest sectors of the world economy. This also happened in Indonesia, domestic and international tourist increasing significantly from year to year. In 2017, tourism is the second largest contributor of foreign exchange in Indonesia. Moreover, in 2019 it will be planned as the main industry of Indonesia. In line with the intention to build and develop the tourism industry, the government already made some destinations to become Tourism Special Economic Zone (SEZ). Tourism SEZ aims to accelerate regional and national economic development through that regional tourism potential. It is hoped that through those strategies it can accelerate the development of tourist destinations in Indonesia, then make Indonesia as a country with a highly competitive tourism industry among other countries. This study aims to analyze service factors improvement priority by evaluating Tourism Destination Competitiveness (TDC) dimensions and criteria in 2 destinations: Tanjung Lesung and Mandalika, using Delphi, Importance-Performance Analysis (IPA), and DEMATEL within 2 perspectives (experts and tourists). The results of this study indicate that the dimension that have the greatest influence is Agreeable Environment, and the dimension most influenced by other dimensions is Affordability. Some criteria that must be improved in those Tourism SEZ and the priority are the availability of tourist information service centers, environmental cleanliness, and the number & types of culinary services. Through priority improvement analysis by applying IPA and DEMATEL method, tourism area management can analyze the possibility of appropriate improvement programs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Fadilla Airlangga
"Perkembangan teknologi digital di dunia pariwisata menghadirkan cara baru dalam memasarkan dan mencari informasi mengenai suatu tempat wisata. Hadirnya electronic word of mouth (e-WoM), dapat digunakan pengunjung untuk memberikan ulasan melalui pendapat mereka ketika berkunjung ketempat wisata yang bersifat negatif maupun positif dan dinilai sebagai salah satu metode promosi yang efektif yang tidak membutuhkan biaya yang besar. Pulau Belitung sebagai salah satu destinasi wisata yang sempat viral karena menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi mampu memperkenalkan keindahan alamnya dan menjadi salah satu destinasi yang terkenal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh electronic word of mouth dari wisata yang ada di Pulau Belitung terhadap Visit Intention calon wisatawan. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik purposive sampling melalui survey secara online. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara e-WoM dengan minat berkunjung pada wisata Pulau Belitung namun tingkat pengaruhnya tidak terlalu besar.

The development of digital technology in tourism industry presents a new way of marketing and finding information about a tourist place. The existence of electronic word of mouth (e-WoM), can be used by visitors to provide reviews through their opinions when visiting tourist attractions that are negative or positive and is considered as one of the effective promotional methods that does not require large costs. Belitung Island as one of the tourist destinations that had gone viral for being a shooting location for the film Laskar Pelangi was able to introduce its natural beauty and become one of the famous destinations. This study aims to analyze the effect of electronic word of mouth from tourism on Belitung Island on the Visit Intention of potential tourists. This study uses quantitative research with purposive sampling technique through online surveys. Data processing is done by using a simple regression analysis method. The results of this study indicate that there is a significant influence between e-WoM and interest in visiting Belitung Island tourism but the level of influence is not too large."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Metami Ramban
"ABSTRAK
Di Indonesia, perkembangan sektor pariwsata diikuti oleh perkembangan penggunaan internet terutama penggunaan di bidang ekonomi. Hal ini menyebabkan banyaknya bermunculan online marketplace sebagai tempat transaksi jual beli paket perjalanan wisata.Kemungkinan pembeli untuk mencari paket perjalanan di berbagai online marketplace tidak dapat dielakan.Penting bagi pengelola online marketplace untuk menjaga pembeli untuk tetap menggunakan online marketplace sebagai salah satu alternatif untuk mencari paket perjalanan. Atas kebutuhan tersebut maka diperlukannya faktor-faktor yang mempengaruhi switching intention, complaining behaviour, dan negative word of mouth.Model penelitian dibangun menggunakan expectancy disconfirmation theory (EDT), model kesuksesan SI, serta variabel angerdan regret. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan penglohan data menggunakan metode PLS-SEM melalui SMARTPLS 3.2.7. Berdasarkan hasil survei dari 81 responden ditemukan bahwa information quality disconfirmation dan system quality disconfirmation berpengaruh terhadap switching intention, complaining behaviour, dan negative WOM.

ABSTRACT
In Indonesia, the development of the pariwsata sector is followed by the development of internet usage especially in the economic use. This causes the number of emerging online marketplace as a place of sale and purchase transactions travel tour packages. The possibility of buyers to find travel packages in various online marketplace is inevitable. It is important for online marketplace managers to keep buyers to keep using online marketplace as an alternative to finding travel packages. Based on that requirement, the factors that influence switching intention, complaining behavior, and negative word of mouth are needed. The research model was built using expectancy disconfirmation theory (EDT), SI success model, and anger and regret variables. The method used is survei and data was processed using PLS-SEM method through SMARTPLS. Based on survei results from 81 respondents,it was found that information quality disconfirmation and system quality disconfirmation affect switching intention, complaining behavior, and negative WOM"
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana Purwaningsih
"Pengembangan desa wisata memiliki multiple effects mengangkat potensi ekonomi lainnya yang turut terguncang sejak pandemi COVID-19. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) di desa wisata sebenarnya sudah dilakukan sebelum pandemi. Namun, inisiatifnya sering bersifat sporadis dan tidak terhubung satu sama lain, sehingga menghambat desa wisata mencapai seluruh potensinya. E-collaboration dibutuhkan untuk membangun kapasitas adaptasi di desa wisata saat menghadapi disrupsi seperti pandemi atau adanya perubahan lingkungan bisnis yang sangat dinamis ke depannya. Penyusunan kerangka kerja e-collaboration untuk desa wisata kategori maju ini didasari dua buah teori: Dynamic Capability dan Resources Based-View theory. Kerangka kerja e-collaboration yang dibangun menekankan faktor kapabilitas yang didukung oleh dua teori tersebut. Faktor kapabilitas dikumpulkan melalui tiga sumber data yaitu: studi literatur, pendapat pakar, serta observasi di Desa Karangrejo, Wanurejo, dan Candirejo, Kabupaten Magelang. Setelah melalui proses sinkronisasi dan integrasi faktor dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Bagian lain kerangka kerja e- collaboration desa wisata adalah aktor yang dikelompokkan dengan pendekatan Pentahelix. Dua bagian lain kerangka kerja adalah proses bisnis dan tahapan e- collaboration. Semua dimensi tersebut kemudian disusun dalam sebuah kerangka kerja e-collaboration desa wisata dengan kategori maju yang dibantu dengan perangkat lunak pengolah citra. Proses validasi kerangka kerja menggunakan tujuh kriteria yaitu: Simplicity, Coverage and Completeness, Compliance to standards, Dynamics & flexibility, Capabilities & relevance, Usefulness, dan Trustworthiness. Hasil pengujian dan masukan pakar digunakan untuk merevisi kembali kerangka kerja. Selanjutnya adalah menyusun rencana strategis e-collaboration untuk desa wisata kategori maju, yang dilanjutkan dengan menyusun strategi SI/TI. Hasil kerangka kerja e-collaboration merupakan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan tentang bagaimana mengatasi hambatan kolaborasi secara digital dan memformalkan upaya kolaboratif tersebut. Kerangka kerja e-collaboration menjadi panduan bagi aktor di desa wisata ketika menghadapi tantangan dalam berkolaborasi secara digital di berbagai tahap siklus hidup bisnis, serta bagaimana mengatasi tantangan kolaborasi tersebut

The development of a tourist village has multiple effects in lifting other economic potentials that have also been shaken since the COVID-19 pandemic. The use of Information Technology (IT) in tourist villages had actually been carried out before the pandemic. However, the initiatives are often sporadic and disconnected from each other, thus preventing village tourism from reaching its full potential. E-collaboration is needed to build adaptive capacity in tourism villages when facing disruptions such as a pandemic or a very dynamic change in the business environment going forward. The preparation of an e-collaboration framework for an advanced tourism village is based on two theories: Dynamic Capability and Resources Based-View theory. The e- collaboration framework that is built emphasizes the capability factor which is supported by these two theories. Capability factors were collected through three data sources, namely: literature studies, expert opinions, and observations in the Karangrejo, Wanurejo, and Candirejo tourist villages, Magelang Regency. After going through the synchronization and integration processes, the factors were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). Another part of the tourism village e-collaboration framework is the actors grouped with the Pentahelix approach. The other two parts of the framework are business processes and e-collaboration stages. All these dimensions are then arranged in a tourism village e-collaboration framework with advanced categories assisted by image processing software. The framework validation process uses seven criteria, namely: Simplicity, Coverage and Completeness, Compliance to standards, Dynamics & flexibility, Capabilities & relevance, Usefulness, and Trustworthiness. Test results and expert input are used to revise the framework. Next is to develop an e-collaboration strategic plan for an advanced category tourism village, followed by developing an IS/IT strategy. The results of the e-collaboration framework are recommendations to stakeholders on how to digitally overcome barriers to collaboration and formalize these collaborative efforts. The e-collaboration framework serves as a guide for actors in tourism villages when facing challenges in collaborating digitally at various stages of the business life cycle, and how to overcome these collaboration challenges."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Rusdianto Berto
"Disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi struktur kesenjangan informasi beserta celah-celah struktur dan dinamika peran tertius di dalam jaringan informasi pariwisata selam pada Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo. Pengumpulan data dilakukan melalui desain exploratory sequential mix-methods terhadap 20 (dua puluh) pemangku kepentingan industri pariwisata selam dan 62 (enam puluh dua) pemandu selam lokal. Berdasarkan hasil koding tematik dan analisis jaringan menggunakan lensa teori celah struktur, studi ini menemukan beberapa temuan menarik. Pertama, informasi-informasi sosiokultural lebih mendominasi struktur kesenjangan informasi pariwisata selam daripada informasi-informasi teknis kepariwisataan itu sendiri. Kedua, terdapat beberapa aktor yang mampu memainkan peran keperantaraan informasi melalui strategi tertius gaudens dan tertius iungens, sehingga dapat mengokupasi posisi-posisi yang signifikan di dalam celah-celah struktur jaringan informasi pariwisata selam, terutama dalam hal diskursus informasi sosiokultural. Ketiga, dari temuan beberapa tertius sebelumnya, salah seorang di antaranya begitu kompeten dalam memainkan peran dan strategi bertransformasi menjadi tertius contingens dengan piawai memainkan peran dan strategi dualitas tertius gaudens dan tertius iungens, baik secara bergantian maupun bersamaan, sebagai bentuk mekanisme adaptasinya terhadap kondisi gejolak jaringan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi konsep strategi keperantaraan informasi tertius contingens tersebut.

This dissertation aims to explore the structure of information gaps along with the structural holes and dynamics of tertius roles in the dive tourism information network in Komodo National Park, Labuan Bajo. The data are gathered by exploratory sequential mix-methods design of 20 (twenty) dive tourism industry stakeholders and 62 (sixty-two) local dive guides. Based on the results of thematic coding and network analysis using the lens of structural holes theory, this study found several interesting findings. First, sociocultural information dominates the structure of diving tourism information gaps rather than the tourism technical information itself. Second, there are several actors capable of playing the roles of information brokerage through the tertius gaudens and tertius iungens strategies, so they can occupy a significant position in the structural holes of dive tourism information network, especially in the case of sociocultural information discourse. Third, from the findings of several tertius before, one of them was so competent in playing tertius duality strategies, both serially or simultaneously, as a form of adaptation mechanism to the network churn conditions, thus causing her to transform into a tertius contingens. Further studies are needed to explore the information brokerage concept of tertius contingens strategy. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
D2777
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Achmad Harja Kusuma
"Dalam dunia pariwisata tourism, Teknologi Informasi sudah menjadi kebutuhan primer di dalam menjalankan bisnis karena memberikan kemudahan layanan serta solusi bisnis, keamanan dan juga kenyamanan dalam mengakses informasi. Begitu pula dengan perusahaan biro perjalan wisata travel agent membutuhkan sistem informasi yang dapat mengakomodir kebutuhan operasional mereka. Salah satunya Excellence Management Limited XML, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan perangkat lunak yang telah mengembangkan aplikasi travel agent information system TAIS sebagai sistem informasi travel agent dengan nama PowerSuite, dimana implementasi nya dijalankan oleh Applied Business Service Limited ABS yang berbasis di Jakarta. Namun, dalam perkembangannya terdapat beberapa permasalahan antara lain jumlah aktual pengguna yang cenderung turun, beberapa klien besar yang berhenti menggunakan PowerSuite. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perspektif teknologi, perspektif organisasi, serta pengalaman pengguna terhadap niat menggunakan PowerSuite secara berkelanjutan menggunakan pendekatan teori expectation-confirmation model ECM dan unified theory of acceptance and use of technology UTAUT.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey research. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuesioner baik offline maupun online, sedangkan untuk analisis data menggunakan pendekatan partial least squares PLS-SEM terhadap 106 responden dari karyawan Dwidaya Travel, KCBJ, Annisa Travel, Suita Tour serta Kings Tour yang pernah menggunakan PowerSuite. Pengolahan data dilakukan menggunakan SmartPLS v.3.2.6.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor perspektif organisasi dan teknologi memiliki pengaruh positif terhadap niat menggunakan PowerSuite secara berkelanjutan. Sehingga faktor-faktor yang berpengaruh adalah technical support, training, user interface, perceived usefulness dan user satisfaction yang akhirnya akan memengaruhi keinginan karyawan biro perjalanan wisata untuk menggunakan PowerSuite secara berkelanjutan continuance usage intention.

In the tourism, Information Technology has become primer needs to drive a business as well because it give easiness of service, business solution, security and also comfortability in accessing information. Also for the travel agent which need information system to accommodate their operational need. One of them is Excellence Management Limited XML, a company with expertised in software engineering which develop Travel Agent Information System TAIS that well known as PowerSuite, for the implementation it run by Applied Business Service Limited ABS which located in Jakarta. However, in the development process, it have some problems which are the actual user trend to decrease, and there are some travel agents which have big users decide to stop using PowerSuite. Therefore, this research is purpose to determine the influence of technology perspective, organization perspective, and user experience to continued usage intention by using theory of expectation confirmation model ECM , and unified theory of acceptance and use of technolofy UTAUT.
The approach used in this research using quantitative. The method of this research is using survey research. Data collection used quetsionairre offline and online, and the approaches of data analysis using partial least square PLS SEM which gathered to 106 respondens which work at Dwidaya Travel, KCBJ, Annisa Travel, Suita Tour and Kings Tour that have used PowerSuite. SmartPLS v.3.2.6 used for data processing.
The conclusion of this research which are the organizational perspective dan technology factor have positif influence to continuance usage intention of PowerSuite. Therefore, the factors which have influences are technical support, training, user interface, perceived usefulness, and user satisfaction which finally influence to PowerSuite continuance usage intention of travel agent employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf;
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>