Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171932 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Sebastian Summakwan
"ABSTRAK
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu AKI di Indonesia tergolong masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah komplikasi dalam kehamilan dan persalinan. Banyak komplikasi yang disebabkan karena masih banyaknya ibu hamil yang jarang atau tidak teratu dalam pemeriksaan kehamilan, sehingga ibu hamil kurang mengerti tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan. Tujuan: Penelitian ini dibuat untuk menilai ada tidaknya pengaruh edukasi prenatal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil. Metode: Penelitian akan dilakukan menggunakan model penelitian eksperimental. Data didapatkan dari responden penelitian melalui kuesioner, yang akan membandingkan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan edukasi. Hasil: Setelah dianalisis menggunakan uji McNemar, didapatkan p=0.041 untuk pengaruh pengetahuan, p=0.048 untuk pengaruh sikap, serta p=0.115 untuk pengaruh perilaku. Diskusi: Bahwa ditemukan peningkatan sikap dan pengetahuan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan setelah diberi intervensi, dimana pengetahuan dan sikap semakin baik setelah edukasi. Sedangkan, untuk perilaku, tidak terdapat hubungan yang bermakna.

ABSTRACT
Background The immense number of mortality rate of mothers is still a heavy ongoing issue in Indonesia. One of the main reason of this situation is the complications during the pregnancy and labour. These complications can happen because of the lack of knowledge in the mothers regarding the signs of danger in the pregnancy and labour. Objective This research aim to evaluate the impact of prenatal education in knowledge, acts, and behaviour of mother during pregnancy. Methods This research was done using experimental research model. The researcher got the data by using questionnaire, which compare the control group and experimental group that has been given education. Results The researcher use McNemar test to evaluate the results. The results shows the p value of 0.041 for the impact of knowledge, p value of 0.048 for the changes in attitude, and finally p value of 0.115 for behavioural changes. Discussion The value shows that here are significant changes in the experimental group after given intervention regarding the changes of attitude and knowledge in comparison to the control group, where it was shown that a positive changes occurs in the experimental group. On the other hand, there is no significant differences for the experimental group regarding behavioural changes in comparison to the control group."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikrillah Yazid
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Penyebab langsung kematian ibu umumnya adalah trias pendarahan-infeksi-eklampsia yang berhubungan dengan rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil yang diakibatkan berbagai faktor. Pelayanan antenatal merupakan komponen yang diperlukan bagi upaya mempertahankan kesehatan ibu yang perlu terus dimantapkan, bahkan lebih ditingkatkan baik cakupan maupun kualitas pelayanan dalam upaya akselerasi penurunan angka kematian ibu.  Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian  mengenai kualitas pelayanan antenatal yang kali ini dihubungkan dengan pengetahuan, sikap, perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kemilan.  Penelitian ini menggunakan desain survei dengan pendekatan cross-sectiona lterhadap ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, pada Januari 2013 hingga Juli 2013, dengan menggunakan convenience sampling. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk melihat keterkaitan antar variabel.  Hasil menunjukan tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil (57,8%) belum mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, namun demikian mayoritas ibu hamil (63,3%) sudah mendapatkan kualitas pelayanan antenatal yang baik mengenai nutrisi kehamilan. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal mengenai nutrisi kehamilan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai nutrisi kehamilan.

Nowadays, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high. The direct cause of maternal death is the triage haemorrhage-infection-eclampsia. Further findings show that this direct cause are related to the low nutrition and health status which caused by many factors. Antenatal care is a component needed to sustain maternal health must be established even improved. Therefore, a research on quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy is needed.This research used survey design and cross-sectional approach toward pregnant women in Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, from January 2013 to July 2013 by using convenience sampling. Spearman’s correlation analysis is used to measurecorrelation between variables. The result shows that there is no correlation between quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy. Majority of the respondents (57.8%) do not get a good quality of antenatal care, but the majority of respondents(63,3%)have received a good quality of antenatal care about nutrition during pregnancy. Most of the respondents have good knowledge, attitude and practice about nutrition during pregnancy.

 

Keywords:  antenatal care, knowledge, attitude, practice, pregnant woman, nutrition, pregnancy

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Wahyusari
"[ABSTRAK
Ibu hamil risiko tinggi rentan mengalami kecemasan dan depresi yang berdampak pada kelekatannya dengan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan kelekatan ibu dan janin pada ibu hamil risiko tinggi. Penelitian cross sectional ini melibatkan 108 ibu hamil risiko tinggi yang dipilih menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kelekatan ibu dan janin pada ibu hamil risiko tinggi (p=0.003). Ibu dengan dukungan sosial tinggi berpeluang 3,9 kali mempunyai kelekatan tinggi dengan janinnya dibandingkan ibu yang dukungan sosialnya rendah setelah dikontrol depresi (OR=3.9; 95% CI=1.66-8.99). Hasil penelitian ini menegaskan bahwa aspek psikososial perlu lebih diperhatikan dalam perawatan ibu hamil sehingga status sejahtera bagi ibu dan bayi dapat dicapai.

ABSTRACT
High risk pregnant women tend to experience anxiety and depression that occur prenatal attachment dismissed. This study aimed to identify the relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women. This cross sectional study involved 108 high risk pregnant women which selected by consecutive sampling. The result showed that there is relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women (p= 0,003). Pregnant women with high social support had prenatal attachment 3,9 times higher than women with low social support after controlled by depression (OR= 3,9; 95% CI=1.66-8.99). This finding confirms that the psychosocial aspects need to be considered in the antenatal care in order to achieve the wellness status for both mother and the baby.;High risk pregnant women tend to experience anxiety and depression that occur prenatal attachment dismissed. This study aimed to identify the relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women. This cross sectional study involved 108 high risk pregnant women which selected by consecutive sampling. The result showed that there is relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women (p= 0,003). Pregnant women with high social support had prenatal attachment 3,9 times higher than women with low social support after controlled by depression (OR= 3,9; 95% CI=1.66-8.99). This finding confirms that the psychosocial aspects need to be considered in the antenatal care in order to achieve the wellness status for both mother and the baby.;High risk pregnant women tend to experience anxiety and depression that occur prenatal attachment dismissed. This study aimed to identify the relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women. This cross sectional study involved 108 high risk pregnant women which selected by consecutive sampling. The result showed that there is relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women (p= 0,003). Pregnant women with high social support had prenatal attachment 3,9 times higher than women with low social support after controlled by depression (OR= 3,9; 95% CI=1.66-8.99). This finding confirms that the psychosocial aspects need to be considered in the antenatal care in order to achieve the wellness status for both mother and the baby., High risk pregnant women tend to experience anxiety and depression that occur prenatal attachment dismissed. This study aimed to identify the relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women. This cross sectional study involved 108 high risk pregnant women which selected by consecutive sampling. The result showed that there is relationship between social support and prenatal attachment among high risk pregnant women (p= 0,003). Pregnant women with high social support had prenatal attachment 3,9 times higher than women with low social support after controlled by depression (OR= 3,9; 95% CI=1.66-8.99). This finding confirms that the psychosocial aspects need to be considered in the antenatal care in order to achieve the wellness status for both mother and the baby.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Cahya Saputra
"Prevalensi risiko kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Indonesia mengalami peningkatan berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan 2013. Kondisi ini penting diperhatikan karena kurang energi kronis pada ibu hamil akan memberikan dampak yang buruk tidak hanya pada tubuh ibu namun juga janin yang dikandungnya. Proporsi risiko KEK memiliki sebaran yang berbeda-beda terkait karakteristik ibu hamil, misalnya pekerjaan, pendidikan, dan usia kehamilan. Selain itu, asupan nutrisi tentu menjadi faktor penting yang memengaruhi status nutrisi ibu hamil.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prevalensi risiko KEK pada ibu hamil di Jakarta dengan pekerjaan, pendidikan, usia kehamilan, dan asupan makronutrien. Potong lintang merupakan desain penelitiannya dengan jumlah subjek sebanyak 56 orang ibu hamil usia 20-35 tahun di Jakarta. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) digunakan untuk menilai risiko KEK (<23,5cm). Data asupan makronutrien diperoleh dengan menggunakan metode 24-hour food recall. Data pendidikan, pekerjaan, dan usia kehamilan diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi risiko KEK mencapai 10,7%. Berdasarkan uji fisher tidak menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara risiko KEK pada ibu hamil di Jakarta dengan pekerjaan, pendidikan, asupan makronutrien, asipan energy, dan usia kehamilan. Terdapat beberapa faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini antara lain usia saat hamil dan aktivitas fisik.

The prevalence of chronic energy deficiency (CED) on pregnant women in Indonesia have increased based on data Riskesdas 2007 and 2013. This condition is important to note because chronic energy deficiency in pregnant women will have a negative effect for both mother and fetus. The proportion of CED has different based on occupation, education, and gestational age of pregnant women. In addition, nutrition is certainly an important factor affecting the nutritional status of pregnant women.
This study was conducted to determine the relationship between the prevalence of CED in pregnant women in Jakarta and occupation, education, pregnancy / trimester of pregnancy, and macronutrient intake. Is a cross-sectional study design with a number of subjects as much as 56 pregnant women aged 20-35 years in Jakarta.Measurement mid upper arm circumference (MuAC) is used to assess the risk of CED (<23.5 cm). Macronutrient intake data is obtained by using a 24-hour food recall. Data of education, occupation, and trimester of pregnancy obtained using a questionnaire.
These results indicate that the prevalence of CED reached 10.7%. Based fisher test showed no significant association between the risk of CED in pregnant women in Jakarta and her occupation, education, macronutrient intake, energy intake, and trimester of pregnanc. There are several factors which are not examined in this study include age and physical activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rishka Purniawati
"Saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan berbagai mikronutrien salah satunya adalah seng. Asupan seng yang adekuat selama kehamilan berperan dalam kesehatan janin. Namun, defisiensi seng sebagai akibat dari asupan yang tidak adekuat atau bioavailabilitas seng yang rendah masih menjadi masalah bagi negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara asupan seng dalam diet dengan kadar seng serum ibu hamil trimester satu dalam rangka menurunkan angka defisiensi seng di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah subjek penelitian adalah 62 ibu hamil trimester satu dipilih melalui simple random sampling.
Dari penelitian ini diperoleh nilai media asupan seng pada ibu hamil trimester satu adalah 2.26 (0.3-51.8) mg/hari. Sebanyak 90.3% subjek penelitian tidak memenuhi asupan seng sesuai rekomendasi AKG. Nilai median kadar seng serum ibu hamil trimester satu dalam penelitian ini adalah 61.29 (39.0-102.0) ug/dL.
Terdapat korelasi negatif lemah dan bermakna secara statistik antara kadar seng serum dan asupan seng dalam diet ibu hamil trimester satu (r = -0.266, p = 0.037). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar seng serum perlu dipertahankan dalam interval normal, antara lain dengan kecukupan asupannya dari makanan dan suplementasi, khususnya selama masa kehamilan

There is an increasing need in micronutrient including zinc as adequate zinc intake plays role in fetal health. Nevertheless, zinc deficiency as a result of insufficient intake or low bioavailability is a problem in developing countries including Indonesia. This research observe the association between zinc intake and the serum level of zinc in first trimester pregnancy with the goal to reduce zinc deficiency in Indonesia. There are 62 subjects of first trimester pregnant women and this study is done using cross-sectional design with simple random sampling.
It is found that the median of zinc intake in first trimester pregnant women is 2,26 (0,3-51,8) mg/day. This research found that 90,3% of subjects did not fulfill the recommended dietary allowances for zinc intake. The median serum level of zinc in first trimester pregnant women is 61,29 (39,0-102,0) ug/dL. There is weak inverse correlation that is significant statistically between zinc serum level and zinc intake in first trimester pregnant women (p = 0,037, r = -0,266). It is concluded that zinc serum level must be maintained in the normal interval, such as an adequate intake and supplementation, especially during pregnancy
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Cyko Prasetyo
"Asam folat adalah salah satu mikronutrien yang dibutuhkan pada masa kehamilan, khususnya pada trimester awal. Berdasarkan Riskesdas, kebutuhan asupan asam folat pada ibu trimester awal adalah 600 mcg. Pada ibu hamil defisiensi folat sering terjadi sehingga memberikan banyak efek pada masa kehamilan, seperti berat badan lahir rendah, kejadian defek tabung neural, dan lain-lain. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara asupan asam folat dengan kadar folat dalam darah.
Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan 62 sampel yang berasal dari data sekunder sebuah penelitian primer dengan subjek wanita hamil trimester pertama di rumah sakit yang berlokasi di Jakarta. Data asupan asam folat didapatkan dari FFQ, sedangkan untuk kadar folat darah sewaktu didapatkan melalui pengukuran dengan FBP. Pengolahan data yang digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 20 Mac OSX dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Spearman's.
Pada penelitian ditemukan angka asupan folat yang rendah 25,8% dengan median 23,75 (nilai maksimum 32,4 dan minimum 17,3), namun kadar folat serum dalam darah normal bahkan berlebih pada subjek dengan median 19,34 (nilai minimum 11,67 dan maksimum 34,6). Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tidak ditemukan adanya korelasi antara asupan asam folat dengan kadar folat dalam darah dengan nilai (p=0,201) dan nilai r yang rendah (r=0,165).

Folic acid is one of the micronutrients needed during the term of pregnancy, especially in the first smester. Based on Riskesdas, folic acid total intake in the first term pregnancy is 600 mcg. In pregnant women folate deficiency often occurs that gives a lot of effect on pregnancy, such as low birth weight is low, the incidence of neural tube defects, and others. The aim of this study was to determine whether there is a correlation between the intake of folic acid and folate levels in the blood.
The study used cross sectional design using 62 samples derived from secondary data from a primary research with the subject of the first trimester pregnant women in hospitals are located in Jakarta. The measurement used for folic acid intake by using food frequency questionnare (FFQ) and FBL used for measuring folate serum in the blood . Processing of the data used by using SPSS software version 20 Mac OSX using the Kolmogorov-Smirnov test and Spearman's test.
The study found that low folate intake figure of 25.8% with a median of 23.75 (32.4 maximum value and minimum 17.3) and the median of folate serum level is 19,34 (a minimum value of 11, 67 and a maximum of 34.6). Based on research that has been done there is no correlation between folate intake and folate serum level in the first trimester of pregnancy with values (p = 0.201) and a lower value of r (r = 0.165).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Yulam Sari
"Gangguan perkembangan pervasif (GPP) merupakan kelompok gangguan yang ditandai dengan terlambatnya perkembangan keterampilan fungsional dalam sosialisasi, komunikasi, bahasa dan fungsi motorik.Prevalensi GPP dari tahun ke tahun semakin meningkat.Berbagai faktor diduga berkaitan dengan kejadian GPP termasuk faktor kehamilan ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor kehamilan dengan GPP. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan melibatkan 52 anak dengan GPP (44 laki-laki, 8 perempuan) dan 156 anak tanpa GPP sebagai kontrol (132 laki-laki, 24 perempuan) dengan umur rata-rata kelompok kasus dan kontrol 7,3 tahun, untuk menganalisis enam faktor kehamilan ibu yang mungkin berpengaruh terhadap kejadian GPP. Data diperoleh dari wawancara terhadap ibu kandung masing-masing anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ibu merokok saat hamil berhubungan secara bermakna dengan GPP (OR = 6,417; 95% CI 1,140-36,12; p = 0,035). Demikian pula dengan riwayat infeksi (OR = 4,250; CI 3,319-5,443; p = 0.004) dan riwayat depresi ketika hamil (OR = 4,508; 95% CI 2,015-10,084; p = 0,001). Riwayat ibu sebagai perokok pasif, kebiasaan meminum alkohol, dan konsumsi obat-obatan selama hamil tidak berhubungan secara bermakna dengan GPP.
Disimpulkan bahwa kebiasaan ibu merokok, riwayat infeksi, dan riwayat depresi saat hamil merupakan faktor risiko penting Gangguan Perkembangan Pervasif.

Pervasive developmental disorder (PDD) is a group of developmental disorders that is characterized by delays in the development of functional skills in socialization, communication, language and motor function. Prevalence of PDD is increasing every year. Various factors are suspected to have correlation with PDD including maternal pregnancy factors.
This study aims to determine the relationship between pregnancy factors with PDD. This study used case -control design involving 52 children with PDD (44 males and 8 females) and 156 children without PDD as controls (132 men and 24 women) with an average age of cases and controls 7.3 years , to analyze the correlation between six maternal pregnancy factors that may affect the incidence of PDD. Data were obtained from interviews with the biological mother of each child.
The results showed that maternal smoking habits during pregnancy significantly correlate with PDD (OR = 6.417; 95% CI 1.140 - 36.12; p = 0.035). As well as a history of infection (OR = 4.250; CI 3.319 -5.443; p = 0.004) and a history of depression during pregnancy (OR = 4.508; 95% CI 2.015 -10.084; p = 0.001). Meanwhile, maternal history of passive smoking, alcohol drinking habits, and consumption of drugs during pregnancy was not significantly associated with PDD.
In conclusion, maternal smoking, history of infection and a history of depression during pregnancy have an important role as risk factors ofPervasive Development Disorders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nadya Rizkita
"Vitamin A diketahui dapat memodulasi sel T regulator (Treg) sehingga IL-10 mengalami penurunan Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian vitamin A dosis rendah dalam meregulasi respons imun sitokin anti-inflamasi (IL-10) pada ibu hamil sehingga terjadi penurunan jumlah telur per gram tinja (TPG) infeksi A.lumbricoides.
Penelitian ini menggunakan data sekunder ibu hamil yang terinfeksi A. lumbricoides di Kalibaru, Jakarta Utara. Terdapat dua kelompok data, vitamin A (18 ibu hamil) dan plasebo (21 ibu hamil). Semua pemeriksaan tinja dan IL-10 dalam serum dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Diagnosis askariasis dengan pemeriksaan tinja menggunakan metode Kato-Katz, dan pemeriksaan IL-10 dalam serum dengan metode ELISA. Sebelum intervensi, rerata konsentrasi IL-10 pada kelompok vitamin A 48,1± 34,2 pg/mL dan plasebo 37,6 ± 26,1 pg/mL.
Setelah intervensi, terdapat perbedaan bermakna (p=0.006) antara rerata perubahan konsentrasi IL-10 pada kelompok vitamin A (-2,5±38,88 pg/mL) dengan plasebo (-1,7±27,18 pg/mL). Selain itu, perubahan rerata perubahan TPG pada kelompok vitamin A berbeda bermakna (p=0,000) dengan kelompok plasebo. Perubahan IL-10 tersebut berdampak terjadi perubahan TPG A. lumbricoides pada kelompok vitamin A. Untuk mengurangi intensitas infeksi A. lumbricoides pada ibu hamil diperlukan vitamin A untuk menurunkan IL-10.

Vitamin A has been known for modulating T regulator cells so that it may decrease interleukin 10 (IL-10). The aim of this study was to know the effect of low doses vitamin A supplementation on regulating immune responses of antiinflamation cytokines (IL-10) in pregnant women to decrease Ascaris lumbricoides egg in each gram of stool (EPG).
This study used secondary data from pregnant women infected by A.lumbricoides in Kalibaru, North Jakarta. There were 2 groups, one given vitamin A supplementation (18 pregnant women) and the other one with placebo (21 pregnant women). All of the stool and IL-10 serum samples were examined at before and after intervention. Diagnosis of ascariasis was established by stool sample examination using Kato-Katz method and levels of IL-10 by ELISA. Before intervention, mean of IL-10 level in vitamin A group was 48.1± 34.2 pg/mL and placebo 37.6 ± 26.1 pg/mL.
After intervention, there was significant differentiation (p=0.006) between alteraion of mean IL-10 level in vitamin A (2.5±38.88 pg/mL) and placebo (1.7±27.18 pg/mL). In addition, alteration mean of EPG was significant differentiation (p=0.000). Alteration of mean IL-10 level affected on alteration A. lumbricoides EPG especially in vitamin A group. This study showed that IL-10 may play a role of decreasing A. lumbricoides egg per gram of stool in pregnant women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah
"Kehamilan pada trimester III menimbulkan ketidaknyamanan akibat terjadinya perubahan pada fisik dan psikologis. Persiapan persalinan dapat dipelajari pada kelas prenatal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan antara ibu yang mengikuti kelas dan ibu yang tidak mengikuti kelas prenatal selama kehamilan terhadap kesiapan menghadapi persalinan. Desain penelitian yang diguanakan cross sectional dengan non probability sampling pada 108 responden 54 responden ibu trimester III yang mengikuti kelas prenatal dan 54 ibu yang tidak mengikuti kelas prenatal. Perbandingan yang bermakna antara ibu yang mengikuti kelas prenatal dan yang tidak mengikuti kelas prenatal (p=0,000) dengan nilai OR 6,175. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi rumah sakit dalam mengembangkan kelas prenatal.

The third trimester pregnancy is a physiological process that makes causes discomfort to physical and psychological changes. Childbirth preparation can be learned in prenatal class. This study aimed to determine the comparison between mothers who are taking prenatal class and mothers who are not taking prenatal class during their pregnancy. This study used cross sectional design with non-probability sampling on 108 respondents, 54 respondents are undergoing the third trimester prenatal class and 54 women are not attending prenatal class. This study found a meaningful comparison between mothers who are taking prenatal class and who are not, (p =0,000 ) OR 6,175. The results of this study can be used as a consideration of hospitals in developing prenatal class."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laeli Nur Maeni
"Masih banyaknya persalinan di rumah merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian maternal di Indonesia. Antenatal care merupakan sarana kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan secara rutin. Melalui antenatal care tenaga kesehatan dapat memotivasi ibu hamil untuk mempersiapkan persalinannya dengan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Komponen antenatal yang lengkap dapat memotivasi ibu hamil untuk kembali memanfaatkan pelayanan tersebut untuk persalinan.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran antenatal care dapat mempengaruhi ibu untuk memilih melahirkan di fasilitas kesehatan. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 dengan mengukur konten-konten ANC yang diterima ibu.
Hasil penelitian menunjukkan ada asosiasi positif antara pemanfaatan antenatal care yang adekuat dengan persalinan di fasilitas kesehatan. Ibu dengan ANC adekuat berpeluang 6,6 kali untuk bersalin di fasilitas kesehatan (OR adjusted = 6,6, 95% CI: 4,8 - 9,1). Sedangkan ibu dengan ANC inadekuat berpeluang 2,8 kali lebih besar untuk bersalin di fasilitas kesehatan dibandingkan ibu yang tidak ANC (OR adjusted = 2,8, 95% CI: 1,9 - 4,0).

The progress in reducing maternal mortality has been slow in Indonesia. Maternal mortality could be reduced if all women had a skilled institutional delivery. Antenatal care (ANC) is the first and regular contact between pregnant woman and health professionals. The adequate antenatal care may play an indirect role by motivating (encouraging) women to have a skilled institutional delivery.
The objective of this study is to investigate the role of antenatal care in motivating women to have a skilled institutional delivery. This cross sectional study measures the adequacy of antenatal care using Indonesian Demographic and Health Survey 2012.
This study shows a positive association between adequate ANC and skilled institutional delivery. Women with adequate ANC were significantly more likely to deliver in health facility rather than women with no ANC (OR adjusted = 6,6, 95% CI: 4,8 - 9,1). Meanwhile, women with inadequate ANC were also significantly more likely to deliver in health facility rather than women with no ANC (OR adjusted = 2,8, 95% CI: 1,9 - 4,0).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>