Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silfilistianingsih
"Konstanta Planck merupakan sebuah konstanta dasar yang digunakan untuk menghitung energi foton. Penghitungan Konstanta Planck dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya ialah menggunakan LED. Sistem pengukuran yang hendak dibuat ialah sistem pengukuran konstanta Planck dengan menggunakan LED, yang kemudian pengendalian dilakukan secara automasi dengan bantuan LabVIEW dan arduino nano. Pengukuran dilakukan dengan melakukan kalibrasi I dan V terhadap nilai ADC yang dihasilkan dari sistem pengukuran.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil nilai Vd dan Vr yang kemudian didapatkan grafik karakteristik I dan V untuk mengetahui tegangan treshold masing ndash; masing LED. Setelah mengetahui tegangan treshold masing ndash;masing LED, kemudian mencari nilai konstanta Planck untuk tiap LED yang digunakan. LED yang digunakan dalam penelitian ini ialah LED Infra Merah, LED Merah, LED Jingga, LED Kuning, LED Hijau, serta LED Biru. Hasil konstanta Planck penelitian sebesar 7.28361 1.70635 x 10-34 Js dengan kesalahan literaturnya sebesar 9.93351.

Planck Planck constant is a basic constant used to calculate photon energy. Calculation of Planck constant can be done with various methods, one of them is using LED. The measurement system to be made is a Planck constant measurement system using LED, which then control is done by automation with the help of LabVIEW and arduino nano. Measurements are made by performing calibration I and V against the ADC values generated from the measurement system.
Data retrieval is done by taking the values of Vd and Vr which then obtained graphs of characteristics I and Vto know treshold voltage each LED. After knowing the treshold voltage each LED, Planck constant value can be searched for each LED been used. LEDs used in this study are Infra Red LED, Red LED, Orange LED, Yellow LED, Green LED, and Blue LED. The result of Planck 39 s research constant is 7.28361 1.70635 x 10 34 Js with literature error of 9.93351.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2001
R 681.2 SUR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yunan Nasikhin
"Konsumsi listrik sektor rumah tangga (residential) tahun 2014 sebesar 84,1 TWh (42% terhadap total konsumsi semua sektor), dengan pola konsumsi tiap tahun yang kurang lebih sama maka diproyeksikan pada tahun 2024 akan mencapai 464,2 TWh. Hasil studi Ditjen EBTKE ESDM, BPPT, JICA menyebutkan konsumsi energi listrik residential (R1: 450VA-900VA) khususnya untuk lampu pencahayaan sekitar 26% dan studi JICA sebelumnya pada sektor residential (R1-R2: 450VA-4.400VA) sekitar 5-14%. Sedangkan jenis lampu yang banyak digunakan sektor residential di Indonesia adalah Compact Flourecent Lamp (CFL) swabalast (50,3%), pijar (25%), Tube Lamp atau TL (24,4%) dan lainnya 0,35% dengan durasi pemakaian lampu rata-rata 9-16 jam perhari (sesuai hasil survei dan kajian BRESL). Berdasarkan referensi dari US Department of Energy, teknologi pencahayaan yang memiliki efisiensi tinggi dengan tingkat efikasi sekitar 131 lm/W dan umur pemakaian 30.000 - 75.000 jam atau lebih adalah lampu light emitting diode.
Penggunaan lampu LED memerlukan biaya awal (first cost) yang sedikit lebih besar dibandingkan jenis lampu lain, namun efisiensi yang lebih tinggi dan umur pakai yang lebih lama (akan mengurangi biaya penggantian lampu) sehingga bisa diyakinkan bahwa pencahayaan dengan lampu LED memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi. Penggunaan lampu LED untuk menggantikan CFL akan memberikan keuntungan ekonomis yang didapat dari penghematan setiap tahun sehingga akan menutupi biaya pembelian awal. Penerapan penggunaan lampu LED khususnya pada konsumen residential yang masih memperoleh subsidi akan didapat penghematan yang cukup besar sampai tahun 2024 dengan potensi penghematan energi antara 396-3.314 GWh dan penghematan subsidi listrik sekitar 0,34-2,83 triliun pertahun.

Electricity consumption of the household sector (residential) in 2014 amounted to 84,1 TWh (42% of the total consumption of all sectors), the consumption patterns of each year approximately the same then in 2014 is projected to reach 464,2 TWh. The study by DGEBTKE, BPPT, JICA mention the electrical energy consumption in residential (R1: 450VA-900VA) especially for lighting about 26% and the previous JICA study on the residential sector (R1-R2: 450-4.400VA) of about 5-14%. Types of lamps are widely used in the residential sector of Indonesia is the Compact Flourecent Lamp (CFL) (50.3%), Incandescent (25%), Tube lamp (TL) (24.4%) and another 0.35% with average light usage duration of 9-16 hours per day (according to survey and study of BRESL). By reference to the US Department of Energy, lighting technology which has high efficiency with efficacy levels about 131 lm/W and a service life between 30.000 - 75.000 hours or more is a light emitting diode lamp.
The use of LED lights require an initial cost (first cost) that is slightly larger than the other lamp types, but higher efficiency and longer service life (reducing the cost of replacement bulbs) so that it can be assured that the lighting with LED lights have a higher gain value. The use of LED lights to replace the CFL will provide economic benefits derived from savings each year so that it will cover the cost of the initial purchase. Application of the use of LED lights especially on residential consumers are still obtain the subsidy will get considerable savings until 2024 with the annual potential energy savings between 396 - 3314 GWh and annual electricity subsidy savings of about 0.34 - 2.83 trillion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhornchai Harakotr
"ABSTRAK
Light-Emitting Diode (LED) lights allow specific wavelengths to be selected. These may be associated with microgreen growth, nitrate accumulation, and synthesis of bioactive compounds. The objective of this study was to assess the effect of LED irradiance on the yield, antioxidant production, and antioxidant capacity of microgreens from five traditional vegetables: rat-tailed radish (Raphanus sativus Linn var. caudatus Ale.), water convolvulus (Ipomoea aguatica Forsk), red holy basil (Ocimum sanctum L.), dill (Anethum graveolens L.), and lemon basil (O. africanum Lour). Samples were grown on a peat substrate in a controlled environment ( 8-12 days from sowing to harvesting, 25+2 ºC and 16-h photoperiod, 0.05% CO2 concentration, and 60+2% RHs). Light irradiance levels of 330, 220, and 110 µmol.m-2. s-1 photosynthetically active flux density (PPFD) were compared, with fluorescence lighting as control. The different species showed different responses to irradiance levels. Irradiance at 330 µmol.m-2.s-1 PPFD was found to be optimal for growth and accumulation of bioactive compounds by water convolvulus, red holy basil, dill, and lemon basil microgreens, producing the greatest dry weight, total phenolic and flavonoid content, and ABTS and DPPH free radical scavenging. Rat-tailed radish microgreen was not significantly responsive to the irradiance level. We recommend the use of LED lighting to enhance productivity and promote higher production of bioactive compounds in indigenous vegetable microgreen cultivation."
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Amri
"ABSTRACT
This thesis is designed to get the instrumentation with high sensitivity.
Generally, this thesis presents several noteworthy characteristics. First, Colpitts
oscillator is used as measurement instrumentation for temperature and humidity
with frequency output varying which correlate with those parameters. Second,
AT-Tiny2313-20PU is employed as frequency counter interfaced to a computer
through an RS-232 port. Third, LabVIEW is employed as the software
development environment to communicate from computer to external hardware
for automatically uploading and processing data. The increasing sensitivity gotten
is from (29,9exp-3,45E-2T) C/0C to (-9,73E4/T)Hz/0C and from (1,83E-9) F/%RH to
(-48,3E2)Hz/%RH for temperature and humidity respectively."
2008
T21550
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brillian Emilham
"Eksperiman pangukuran sangat penting dalam samua bagian keinsinyuran, karana tidak mudah dilakukan untuk memperolah eksperimentasi yang akurat dalam suatu penelitian maupun pengembangan dari produk terapan. Salah satu pangukuran yang cukup penting adalah pangukuran aliran fluida pada berbagai penarapannya. Pangukuran aliran fluida banyak digunakan pada saktor perdagangan maupun industri yang bertujuan mandapatkan data-data penting untuk dianalisa. Alat-alat ukur yang digunakan dalam melakukan suatu pengukuran aliran khususnya pengukuran aliran fluida, terdiri dari bermacam-macam janis, sesuai dengan klasifikasi dan penggunaannya. Pembagian macam-macam jenis alat ini juga berdasarkan pada penunjukkan bentuk output keluaran data pengukuran. Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada pengukuran aliran diantaranya adalah tingkat ketelitian (accuracy), jenis fluida yang digunakan, penurunan tekanan yang disebabkan olah konstruksi alat ukur dan pengkalibrasian.
Instalasi pengujian alat ukur kecepatan aliran tak mampu mampat yang dibuat sebagai bahan tugas akhir ini, bertujuan sabagai satan satu cara untuk mangatahui masing-masing karakteristik serta prinsip pemakaian dan unjuk kerja dari beberapa macam alat ukur kecepatan aliran pada fluida tak mampu mampat (incomprasibia). Pengujian yang dilakukan adalah dangan menghitung Iaju aliran pada masing-masing alat ukur yang kemudian dibandingkan terhadap salah satu alat ukur yang dipakai sabagai acuan. Untuk dapat mendefinisikan daerah operasi dari Howrate range suatu alat ukur tersabut sensitif atau tidak terhadap parameter-parameter fluida tak mampu mampat, dalam pangujian ini digunakan suatu variabel pengujian Iaju aliran (kapasitas) alat ukur terhadap perubahan Bilangan Reynolds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gusniani Danumihardja
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Doebelin, Ernest O.
Jakarta: Erlangga, 1987
681.2 DOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rully Syahputra
"Teknologi sistem pencahayaan menjadi kebutuhan pokok manusia seiring dengan perkembangan teknologi penerangan seperti lampu yang digunakan pada kegiatan sehari-hari ataupun pada ruangan-ruangan. Dalam perkembangan teknologi penerangan yang membuat konsumsi energi meningkat sehingga diperlukan penghematan dan mengoptimalkan penggunaan energi. Penghematan dan pengoptimalan penggunaan energi yang mudah untuk dilakukan adalah pemilihan lampu yang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, lampu yang dibuat harus memiliki bentuk konfigurasi susunan LED yang tepat untuk memperoleh pola distribusi cahaya yang paling baik. Pengujian terhadap tingkat iluminasi dari beberapa titik dilakukan untuk melihat bagaimana pola distribusi cahaya yang terjadi pada bidang kerja ketika terdapat perbedaan bentuk konfigurasi.
Dari hasil pengujian diperoleh data yang menunjukkan bahwa konfigurasi bentuk melingkar memiliki pola distribusi cahaya yang menyebar mengikuti bidang kerja. Distribusi cahaya pada lampu LED E Customize lebih baik karena lebih menyebar atau merata pada rentang sudut 0° hingga 180° sampai 189 lebih terang dibanding dengan lampu LED D yang memiliki jenis sumber yang sama. Titik Iluminasi tertinggi dari masing-masing lampu LED didapatkan pada titik tengah pengukuran sudut 90°.

Lighting system technology becomes the basic needs of human beings in line with the development of lighting technology such as lights used in everyday activities or in rooms. In the development of lighting technology that makes energy consumption increased so that required saving and optimize energy usage. Saving and optimizing energy usage is easy to do which the selection of lights that can work effectively and efficiently. Therefore, the lamp that is created must have the right LED frame configuration to obtain the best light distribution pattern. Tests on the illumination level of several points are conducted to see how the pattern of light distribution occurs in the work plane when there is a different form of configuration.
The result of this research shows that the configuration of a circular shape has a pattern of distribution of light that spread following the work field. Light distribution on LED E Customize lamps is better because it is more diffuse or evenly distributed in the range of angles 0° to 180° for 189 brighter compared to LED D lights that have the same source type. The highest illumination point of each LED lamp is obtained at the midpoint of the measurement angle 90°.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doebelin, Ernest O.
New York: McGraw-Hill, 1990
681.2 DOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>