Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soeprijanto
Surabaya: ITS Press, 2013
584.92 SOE l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anandiza Yoga Pratama
"Pada penelitian ini dibuat komposit menggunakan polipropilena sebagai matriks dan serat sorghum sebagai penguat. Namun, polipropilena dan serat sorghum memiliki permasalahan yaitu sifat permukaan antara keduanya berbeda. Untuk memperbaiki sifat permukaan serat sorghum, perlu dilakukan modifikasi permukaan dengan perlakuan kimiawi seperti alkalinisasi, pemutihan dan hidrolisis asam. Proses alkalinisasi dilakukan menggunakan larutan NaOH 10% selama 2 jam. Proses pemutihan dilakukan dengan larutan NaClO2 1,7% selama 4 jam dan proses hidrolisis asam dilakukan dengan larutan H2SO4 25% selama 1 jam. Kemudian dilakukan proses hot melt mixing untuk dilakukan pencampuran antara PP dan serat sorghum. Pengaruh komposisi serat dan modifikasi serat sorghum menjadi fokus pada penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kristalinitas, kompatibilitas dan kuat tarik komposit berpenguat serat perlakuan pemutihan lebih baik dibandingkan komposit berpenguat serat tanpa perlakuan. Sedangkan penambahan komposisi 5% & 10% serat perlakuan hidrolisis asam mengalami penurunan kekuatan tarik dibandingkan kuat tarik PP.

In this research composites was made using polypropylene as matrix and sorghum fibers as reinforcement. However, polypropylene and sorghum fiber has a problem that have different surface properties. To improve the surface properties of the sorghum fiber, surface modification needs to be done by chemical treatment such as alkalinization, bleaching and acid hydrolysis. alkalinization process is done by 10% NaOH solution for 2 hours. The bleaching process is done by 1,7% NaClO2 solution for 4 hours and the process of acid hydrolysis carried out by 25% H2SO4 solution for 1 hour. Then do the hot melt mixing process to do the mixing between the PP and fiber sorghum. The influence of fiber composition and modification of sorghum fiber on manufacture of PP/sorghum composites to be focused on this research.
The results showed that the crystallinity, compatibility and tensile strength of composite reinforced by bleaching treatment fiber is better than the composite reinforced by untreated fiber. While, the addition of the composition by 5% and 10% fiber to acid hydrolysis treatment decreased the tensile strength than tensile strength of PP.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tika Iriana
"ABSTRAK
Diabetes melitus DM masih menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan karena kejadiannya terus meningkat, baik di Indonesia maupun dunia. Makanan selingan adalah makanan dengan porsi kecil yang dapat mengendalikan kadar gula darah antarwaktu makan besar. Terdapat serealia yakni sorgum memiliki pengaruh positif terhadap DM karena memiliki indeks glikemik dan energi yang rendah, sifat antioksidan yang stabil, dan tinggi kandungan tanin. Namun, tanin dalam sorgum menyebabkan rasa dan daya terimanya rendah. Tujuan penelitian ini adalah membuat makanan selingan untuk diabetesi dan mengetahui daya terima cookies berbahan dasar tepung sorgum. Penelitian dengan desain eksperimental dilakukan dengan membuat tiga formulasi yang terdiri atas satu cookies kontrol 100:0 dan dua cookies formulasi 90:10 80:20 . Uji hedonik dilakukan pada 30 panelis dewasa >25 tahun yakni karyawan FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan cookies formulasi yang paling disukai adalah cookies 750 80:20 . Penelitian ini membuktikan adanya perbedaan signifikan terhadap tekstur pada ketiga cookies dan terdapat perbedaan signifikan terhadap tekstur, rasa, dan aftertaste antara cookies kontrol dan cookies terpilih.

ABSTRACT
Diabetes melitus DM is a problem and hasn rsquo t be solved because the prevalence increased, both in Indonesia and the world. Snack can control blood sugar levels between meals. There is one of cereal called sorghum that has a positive effect on DM because its low glycemic index and energy, stable antioxidant, and high tannin content. However, tannins in sorghum cause bad taste and low acceptance. The objective of this study is to make snack for diabetics and measure the acceptance of sorghum cookies. This study has two formulation cookies 90 10 80 20 and control 100 0 . Hedonic test was conducted on 30 adult panelists 25 years . The result shows cookies 750 80 20 is most selected. This study indicates significant differences in texture on all cookies and significant differences in texture, taste, and aftertaste between control and selected cookies."
2017
S67621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Polin Hasintongan
" ABSTRAK
Skripsi ini membahas potensi serat alam, yaitu sorghum bicolor sebagai penguat komposit berbasis polimer untuk mengatasi keterbatasan sifat degredable plastik dan sifatnya yang merupakan energi tidak terbarukan. Pengoptimalan ikatan antarmuka antara polimer dengan mikrofiber selulosa dari sorghum, menggunakan perlakuan kimia terhadap serat sorghum. Alkalinisasi dilakukan sebagai perlakuan awal menggunakan NaOH 10% untuk memberai lapisan pengotor pada serat, dilanjutkan asetilasi CH3COOH dan (CH3CO)2O sebagai perlakuan inti dengan variasi yaitu konsentrasi CH3COOH, penggunaan katalis pada (CH3CO)2O, dan penambahan perlakuan H2SO4 terhadap salah satu sampel untuk mengetahui kristalinitas serat yang yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan antara lain FTIR (senyawaan), XRD (kristalinitas), SEM (morfologi), dan STA (perilaku termal). Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan asetilasi ditambahkan 2 tetes katalis dan dilanjutkan hidrolisis asam merupakan perlakuan paling efektif untuk menghasilkan mikrofiber selulosa dengan kristalinitas paling tinggi yaitu 82,61%.

ABSTRACT
This thesis discusses the potential of natural fibre, namely sorghum bicolor as polymer-based composite reinforcement to overcome the tough nature of plastic waste decomposed by nature and its derived resources from non-renewable energy. Optimizing interface bonding between polymer and microfiber cellulose, performed by chemical treatments on sorghum. Alkalinization conducted as pretreatment with NaOH 10%, followed by acetylation CH3COOH and (CH3CO)2O as main treatment with variation of CH3COOH?s molarity, the use of catalyst in (CH3CO)2O, and additional treatment H2SO4 to one of samples to find out the crystallinity of fibre produced. Test performed include FTIR (compound), XRD (crystallinity), SEM (morphology), and STA (thermal behavior). From the result?s test showed that treatment with addition 2 drops of catalyst added acid hydrolysis is the most effective treatment to get highest crystallinity of microfiber cellulose of 82,61%."
2016
S63056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Larasati
"ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman non-plastik, kebutuhan akan teknologi ramah lingkungan menjadi perhatian penting. Inovasi berkelanjutan terus mengalami perkembangan, khususnya dengan meningkatnya pemanfaatan nanoselulosa yang berasal dari serat alami. Shorgum adalah tanaman yang secara fisiologis menarik karena ketahanannya terhadap lingkungan yang panas dan kering. Meskipun demikian, belum ada penelitian mengenai isolasi nanoselulosa dari biomasanya dalam literatur. Hal inilah yang mendorong penelitian nanoselulosa yang berasal dari shorgum kali ini melalui metode perlakuan kimia, fibrilasi mekanik, dan pembuatan nanopaper biomasa sorgum. Penelitian ini telah dilakukan dengan penekanan terhadap sifat mekanik nanopaper sorgum yang dihasilkan dari berbagai bagian (daun, selubung, batang) dan tahap pematangan (vegetative, mid-grain, late-grain), serta pengaruh berbagai perlakuan mekanis (ball milling, homeginisation). Hasil uji menunjukan bahwa pada daun cenderung lebih kaku sedangkan pada batangnya memiliki nilai tarik lebih besar. Namun, tidak ada perbedaan signifikan pada sifat mekanis pada bagian tanaman dengan perbedaan tahap pematangan. Selain itu, milling menyebabkan nanopaper menjadi lebih kaku dibandingkan dengan homogenisation. Penelitian dengan jenis shorgum bervariasi dan perlakuan kimia ramah lingkungan disarankan untuk diteliti lebih lanjut.

ABSTRACT
As the anti-plastic era evolves, the imperative for environmentally friendly technology continues to grow. The development of sustainable innovations has been steadily progressing, especially with the rising utilisation of nanocellulose derived from natural fibres. Sorghum is a cereal crop that is physiologically appealing for its resistance to hot and arid environmental conditions, yet there are no widely known reported cases involving the isolation of nanocellulose from its biomass within literature. This has prompted the investigation of sorghum-derived nanocellulose in this project, produced by chemical pre-treatment, mechanical fibrillation and nanopaper fabrication of sorghum biomass. Studies were performed with an emphasis on the mechanical properties of sorghum nanopaper produced from different sections (leaf, sheath, stem) and maturation stages (vegetative, mid-grain, late-grain), as well as the influence of different mechanical treatments (ball milling, homogenisation). Overall, the results revealed that the leaf tends to be stiffer while the stem has a slightly greater tensile index. On the other hand, there are no significant discrepancies in mechanical properties between the different maturation stages. Moreover, milling seems to cause the nanopaper to become stiffer compared to homogenisation. Performing studies on different sorghum varieties and exploring sustainable chemical pre-treatments are suggested to further the research.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Meningkatnya kebutuhan dan konsumsi energi setiap tahun merupakan
salah satu masalah bangsa Indonesia yang harus diperhatikan. Keberadaan energi
alternatif pun sangat diperlukan. Asam levulinat merupakan salah satu senyawa
yang dapat dijadikan landasan sebagai zat aditif produksi energi alternatif, yaitu
biodiesel. Kebutuhan global asam levulinat yang diprediksi akan mencapai
3.077,75 ton/tahun mendasari pertimbangan dalam didirikannya pabrik asam
levulinat di Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan perancangan unit
praperlakuan, hidrolisis, dan separasi pada pabrik asam levulinat dengan
menggunakan sorgum sebagai bahan baku utamanya. Tanaman sorgum dipilih
karena kandungan selulosa yang cukup tinggi (31,42%), serta kandungan lignin
yang relatif kecil (7,57%). Berdasarkan simulasi dan analisis dari softwarre
SuperPro Designer 9.0, diperoleh, kapasitas produksi minimum sebesar 7,69
ton/hari akan menghasilkan nilai IRR dan Payback Period berturut – turut sebesar
14,61% dan 4,96 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa pabrik asam levulinat
berbasis sorgum dapat dikembangkan di Indonesia., The increament of needs and consumption of energy are one of the biggest
issues in Indonesia. For this reason, the existence of alternative energy is needed.
Levulinic acid is one of a chemical platform used for the synthesis variety of
materials, such as fuel additives in biodiesel. The global levulinic acid demand
market is predicted to reach 3.077 tons in 2016, that underlie a consideration of
the establishment of levulinic acid plant in Indonesia. The objectives of this study
was to develop pretreatment, hydrolysis, and separation unit simulation design
using Sorghum bicolor as the raw material. Sorghum bicolor is chosen inasmuch
as the high amount of cellulose (31,42%) and low amount of lignin (7,37%)
contained in the plant. Based on the analysis and simulation from SuperPro
Designer 9.0 software, the minimum production capacity of 7,69 tons per day
obtains IRR and Payback Period value of 14,61% and 4,96 years respectively. In
conclusion, levulinic acid plant is feasible to be built in Indonesia.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando
"Selulosa kristalin merupakan material penguat alami dengan sifat mekanik dan termal yang baik serta terdapat melimpah pada tumbuhan. Salah satu metode isolasi serat selulosa adalah metode kimiawi. Metode kimiawi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi alkalinisasi menggunakan larutan NaOH 10% selama 2 jam dengan suhu 70oC, metode pemutihan menggunakan larutan NaClO2 1,7% dalam kondisi asam dengan variasi waktu 3, 4, 5 jam dan temperatur 50, 70 dan 90oC dan metode hidrolisis asam menggunakan larutan H2SO4 25% selama 1 jam pada suhu ruangan.
Terdapat beberapa variasi rangkaian perlakuan kimia yang bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan kimia terhadap serat selulosa yang dihasilkan. Pengaruh yang diamati antara lain rendahnya kadar pengotor, indeks kristalinitas, morfologi serat dan temperatur degradasi. Serat yang belum diberi perlakuan memiliki kadar pengotor berupa lignin, hemiselulosa dan zat lilin yang relatif tinggi, indeks kristalinitas sebesar 41,25%, morfologi serat yang kasar dan menyatu, dan temperatur degradasi 290°C. Hasil yang paling optimum ditunjukkan oleh serat dengan perlakuan kimia alkalinisasi dilanjutkan pemutihan dan hidrolisis asam dengan kadar pengotor rendah, indeks kristalinitas sebesar 80,25%, morfologi serat yang terurai dan temperatur degradasi sekitar 310°C.

Crystalline cellulose is a natural reinforcing materials with a proper mechanical and thermal properties and abundantly found in plants structure. One of the common method of cellulose isolation is chemical method. The chemical methods that are conducted in this research are alkalinization using NaOH 10% wt. for 4 hours at 70oC, bleaching using NaClO2 1,7% wt in acidic condition with variation of time 3,4, and 5 hours and variation of temperature 50, 70, and 90oC and acid hydrolysis using H2SO4 25% wt. for 1 hour and at room temperature.
There are several variation of step of chemical methods that are conducted in this research to observate the effect of each chemical method on isolating cellulose. The parameters that are observed are the amount of impurities constituent, crystallinity index, fiber morphology and degradation temperature. Untreated fiber containing high amount of impurities such as lignin, hemicellulose, and wax, crystallinity index as high as 41.25%, ravel fiber morphology and degradation temperature as high as 290°C. The optimum result is obtained by alkalinization, bleaching and acid hydrolysis which has the lowest amount of impurities constituent, high crystallinity as high as 80.25%, unravel fiber morphology, and high degradation temperature as high as 310°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fajar Anugerah
"Penelitian akan karakterisasi dan pemanfaatan fibril selulosa sebagai material baru telah banyak menarik perhatian. Pemberaian selulosa dari serat alam terdapat permasalahan bagaimana menghilangkan daerah amorf seperti lignin, dan hemiselulosa yang mempunyai ikatan yang sangat kuat satu sama lain antar dinding sel yang menyelimutinya melalui jaringan kedua ikatannya. Metode yang digunakanuntuk mensintesis fiber selolosa adalah dengan perlakuan kimiawi, seperti proses pemutihan menggunakan larutan natrium hipoklorit (NaClO), dan katalis MnO2 (KMnO4). Serat tanaman sorghum manis (Sorghum Sp.) merupakan jenis tanaman yang sangatlah melimpah ketersediannya sehingga mudah di temukan di Indonesia. Jenis tanaman ini memiliki sifat mekanik yang baik yaitu kekuatan tarik, elongasi, serta modulus young nya. Selain itu, densitas dari serat sorghum juga sangat rendah. Kristalinitas serat sorghum optimum sebesar 74,10% diperoleh dengan perlakuan 1 jam NaOH 2%, 15 menit pendepositan MnO2 dengan KMnO4 0,01 N dan dilanjutkan oksidasi dengan NaClO 5% selama 5 jam dengan mikrofibril berdiameter hingga 10 μm.

Research will be characterization and utilization of cellulose fibrils as new material has attracted attention. Pemberaian cellulose from natural fibers there are problems on how to remove amorphous regions such as lignin and hemicellulose which has a very strong bond with each other between the cell walls that enveloped the two bond over a network. The method synthesizes digunakanuntuk selolosa fiber is the chemical treatment, such as bleaching process using a solution of sodium hypochlorite (NaClO), and the catalyst MnO2 (KMnO4). Fiber plant sweet sorghum (Sorghum Sp.) Is a plant species that is abundant availability so easy to find in Indonesia. These plants have excellent mechanical properties, namely tensile strength, elongation, and Young's modulus of her. In addition, the density of fiber sorghum is also very low. Sorghum optimum fiber crystallinity of 74.10% was obtained by treatment with 2% NaOH 1 hour, 15 minutes deposit of MnO2 by KMnO4 0.01 N and followed oxidation with NaClO 5% for 5 hours with microfibril diameter of up to 10 μm"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>