Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maxwell, John C.
New York: Center Street, 2013
158 MAX s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
King, Vex
London: Bluebird, 2022
155.2 KIN g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suharsono
"Penelitian ini berangkat dari fenomena tindakan pelanggaran yang
seakan-akan dianggap sebagai tindakan yang ?wajar". Berbagai tindakan
pelanggaran ada kesan tidak dinilai sebagai tindakan yang buruk, tercela, tidak pantas, tidak terpuji dan melanggar moral. Dari sisi pelaku, mereika tidak merasa malu dan bersalah dengan tindakan pelanggaran yang dilakukan.
Rasa malu dan bersalah adalah emosi moral, emosi kesadaran diri, dan
emosi sosial. Kedua emosi malu dan bersalah berkaitan erat dengan sistem niiai dan norma yang hidup, diyakini, ditekankan, dan diidealkan dalam suatu kelompok sosiai tertentu. Proses munculnya kedua emosi malu dan bersalah
terjadi dalam konteks sosial dan berawal ketika individu terlibat dalam suatu episode. Dalam episode tersebut, Individu melakukan proses appraisal terhadap
kepentingan personal yang hendak diwujudkan. Proses appraisal berkaitan denganupaya individu mendapatkan makna personal, yakni menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosiol culturalnya
Subyek yang terlibat dalam peneiitian ini adalah 10 dosen Fakultas
Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan berlatarbelakang etnis Jawa. Latar belangkang etnis Jawa sengaja diambil karena jumlah mereka yang paling besar dibandingkan etnis lain yang ada di Indonesia. Orang-orang Jawa
tersebar dan mendiami di berbagai wilayah Indonesia, yakni dari Sabang sampai Merauke. Sebagai suku yang besar dan tinggal di berbagai wilayah, muncul gejala bahwa kebudayaan Jawa dijadikan acuan perilaku sebagian besar masyarakat
Indonesia, seperti "ewuh-pakewuh", "sungkan?, tidak berani bertenisterang dalam berbicara, dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan metodc fenomenologi, yakni berangkat dari
pengalaman langsung yang pernah dialami subyek berkaitan dengan berbagai episode yang dinilai dan dievaluasi memicu malu dan bersalah. Pengalaman-ecngalaman personal malu dan bersalah diperoleh melalui wawancara terbuka dan mendalam. Tujuan wawancara adalah memperoleh gambaran mengenai episode
malu dan bersalah Episode yang dinilai memicu rasa malu dan bersalah dianalisis untuk mengidentifikasi tema episode. Tema episode adalah ini kejadian yang dinilai dan dievaluasi memicu rasa malu dan bersalah. Rasa malu dan bersalah
yang dialami dideskripsikan melalui pengalaman fenomenologis atau perasaan subyektif kecenderungan tindakan, respons fisik, dan karateristik audience.
Interpretasi dilakukan untuk mengidentifikasi standar diri ideal dan standar moral perilaku yang diyakini. Interpretasi dilakukan dengan berdasarkan pada sistem nilai dan norma budaya Jawa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua emosi malu dan bersalah
masih tetap dialami oleh individu-individu yang berlatarbelangkang etnis Jawa (khususnya beberapa dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini). Kedua emosi malu dan bersalah
masih tetap berfungsi dan memainkan peran penting dalam kehidupan individu.
Episode yang dinilai dan dievaluasi penuh dengan muatan emosi malu dan
bersalah adalah suatu episode yang didalamnya individu berkepentingan menjaga dan mempertahankan suasana rukun dan saling menghormati. Jadi emosi malu dan bersalah dialami ketika dalam suatu interaksi sosial, seseorang gagal menampilkan diri dan melakukan suatu tindakan yang tidak mengekspresikan
"prinsip rukun" dan ?prinsip hormat". Rukun adalah suatu situasi yang menuntut setiap individu bersikap dan bertindak sedemikian rupa schingga tidak sampai menimbulkan konflik. Homat adalah suatu tuntutan agar setiap individu dalam
berbicara dan membawa diri selalu menunjukkan sikap hormat dan menghargai orang lain, sesuai dengan derajad dan kedudukannya.
Pungsi dan peran panting yang dimainkan oleh emosi malu dan bersalah
adalah membantu individu mempertahankan standar diri ideal dan membantu dalam memberikan perhatian penuh terhadap standar moral perilaku Standar diri ideal dan standar moral perilaku yang diyakini adalah berorientasi pada status dan peran, mengedepankan tugas dan kewajiban. Ukuran keberhasilan dalam
menampilkan standar diri ideal dan melakukan tindakan sesuai dengan standar moral perilaku yang diyakini adalah terciptanya suasana kehidupan sosial yang selaras dan harmoni Jadi keselarasan sosial yang tercipta mengarah ke upaya mencegah konflik terbuka. Dengan kata lain, orientasi tindakan bukan kearah
prinsip-prinsip atau nilai-nilai moral, seperti; kejujuran, keadilan, kebenaran, dan lain sebagainya. Ini berarti, suatu tindakan itu meskipun disadari melanggar nilai moral, apabila mampu diatur sedemikian rupa sehingga tidak memicu konflik atau
keselaran masih terjaga, maka individu yang bersangkutan tidak akan merasa malu atau bersalah Dengan kata lain, tindakan pelanggaran tidak akan memicu rasa malu dan bersalah apabila orang lain juga melakukan tindakan yang sama."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In recent years, psychology of religion has experienced a remarkable comeback, research is expanding rapidly, benefiting from a genial scientific infrastructure. An important issue in psychology over a century ago, only a few decades later it vanished almost completely. Its unexpected international reemergence since the seventies has been facilitated by the work of visionaries with the energy and stamina to revive an entire branch of psychology.
In Psychology of religion : autobiographical accounts, a number of these pioneers account for their development in this area, depicting the diverse contexts of their work, the difficulties they had to deal with, and the increasing contemporary possibilities for their field. Critical about their discipline and sometimes about themselves, they offer a unique assessment of the subject and show the way to further research and development. "
New York: Springer, 2012
e20396313
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Durvasula, Ramani
"Healing and thriving after or even during a narcissistic relationship can be challenging, but it is possible. It's Not You shows that the first step is to stop trying to change the narcissistic person, stop blaming yourself, and start giving yourself permission to foster your autonomy and sense of self outside of this relationship"
New York: Penguin Life, 2024
155.2 DUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sarah Sabillah
"Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) merupakan kondisi klinis terjadinya perburukan gagal jantung secara tiba-tiba yang terjadi pada pasien dengan riwayat gagal jantung kronik. Kondisi gagal jantung dapat dilakukan pemeriksaan ekokardiografi untuk menilai kontraktilitas jantung, fungsi katup, pembesaran jantung, dan nilai fraksi ejeksi. Gagal jantung dengan penurunan nilai ejeksi fraksi EF <40% dan jantung mengalami disfungsi sistolik pada ventrikel kiri. Penurunan pemompaan darah oleh ventrikel kiri akan menyebabkan perubahan hemodinamik kapiler sehingga mendorong kebocoran dari kompartemen vaskular ke interstitium serta retensi air dan garam oleh sehingga menghasilkan akumulasi cairan di ekstremitas atau edema tungkai. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi edema tungkai adalah dengan ankle pumping exercise yang terdiri dari gerakan plantar fleksi dan dorsofleksi. Intervensi ini dilakukan selama 5 hari dengan frekuensi 10x/jam dengan interval 4 detik pada masing-masing gerakan, kemudian dievaluasi setelah 6 jam dengan metode pitting edema, Hasil intervensi menunjukkan adanya perubahan derajat tungkai dari +2/+2 menjadi 0/0 (tidak ada edema). Hasil karya ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu intervensi alternatif untuk mengurangi edema tungkai.

Acute decompensated heart failure (ADHF) is a clinical condition of sudden worsening of heart failure that occurs in patients with a history of chronic heart failure. In conditions of heart failure, echocardiography can be performed to assess heart contractility, valve function, heart enlargement and ejection fraction values. Heart failure with a decrease in ejection fraction EF <40% and the heart experiences systolic dysfunction in the left ventricle. Decreased blood pumping by the left ventricle will cause changes in capillary hemodynamics, thereby encouraging leakage from the vascular compartment into the interstitium as well as water and salt retention thereby resulting in fluid accumulation in the extremities or leg edema. The intervention carried out to overcome leg edema is ankle pumping exercise which consists of plantar flexion and dorsiflexion movements. This intervention was carried out for 5 days with a frequency of 10x/hour with an interval of 4 seconds for each movement, then evaluated after 6 hours using the pitting edema method. The results of the intervention showed a change in leg grade from +2/+2 to 0/0 (no there is edema). It is hoped that the results of this scientific work will become an alternative intervention to reduce leg edema.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kapriana Tanty Natalia
"Gagal jantung fraksi ejeksi rendah merupakan salah satu permasalahan kardiovaskular yang memiliki prognosis buruk dan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Permasalahan yang dihadapi pasien gagal jantung fraksi ejeksi rendah diantaranya adalah gangguan tidur dan stres. Perawatan diri merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kualitas hidup, mengurangi angka rehospitalisasi dan menurunkan angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur dengan perawatan diri pada pasien gagal jantung fraksi ejeksi rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional melibatkan 110 responden yang direkrut menggunakan flyer rekrutmen responden sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Instrumen untuk mengukur tingkat stres, kualitas tidur dan perawatan diri digunakan dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, berkisar pada usia 59 tahun, memiliki pendidikan tinggi, penghasilan berkisar 3,5 juta rupiah, menderita gagal jantung 3 tahun atau lebih, dan memiliki komorbid. Sebagian besar responden memiliki tingkat stres rendah, kualitas tidur buruk dan perawatan diri adekuat. Tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dengan perawatan diri. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan perawatan diri dengan variabel kovariatnya adalah pendidikan. Namun, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengeksplor variabel lain yang memengaruhi perawatan diri pasien gagal jantung fraksi ejeksi rendah. 

Heart Failure reduced Ejection Fraction (HFrEF) is a cardiovascular problem that has a poor prognosis and can affect the patient's quality of life. Issues of patients with heart failure reduced ejection fraction include sleep disorder and stress. Self-care is a key to improved quality of life, reduced rehospitalitation rates, and reduced deaths. This study aimed to identify the correlation between stress levels and sleep quality with self-care in heart failure reduced ejection fraction. This study is quantitative research used a cross-sectional design involved 110 respondents who were recruited using a respondent recriutment flyer in accordance with the inclusion criteria that have been set. Stress level, sleep quality and slf-care were used in this study. Data analysis used descriptive analysis, chi-square test and logistic regression. The result showed that the majority of respondents were male, aged 59 years, had higher education, had an income of around 3.5 million rupiahs, had suffered from heart heart failure for 3 years or more, had NYHA functional calss II, and had comorbidities. Most respondent had low stress levels, poor sleep quality and adequate self-care. There was a significant relationship between sleep quality and self-care with the covariate variable being education. However, future research is needed to explore other variables that affect the self-care of patients with heart failure reduced ejection fraction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowling, J.K., 1965-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
158 ROW h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hyatt, Carole
Taibei shi: Tian Xia Wen Hua, 1993
SIN 153.8 HYA z
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>