Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwantara Sandi
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, persaingan dalam segala bidang tentunya juga semakin meningkat, tidak terkecuali pada industri konsultan. Agar dapat bertahan dan terus berkembang, sebuah perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan dibanding para pesaingnya.
PT. IntraPerforma Global International atau Performa. Indonesia merupakan salah satu perusahaan konsultan Indonesia, yang merupakan change agent dari perusahaan konsultan dunia Performa International, yang memfokuskan diri pada service renewal. Hingga saat ini. Perlorma telah melakukan program service renewal untuk perusahaan-perusahaan terkemuka di seluruh penjuru dunia, khususnya Asia. Performa juga memiliki pengalaman yang mendalam di dunia bisnis di Asia dan dikenal atas pola pemikiran mereka mengenai strategi layanan.
Namun seiring dengan te1jadinya krisis ekonomi silam. dan dampaknya hingga saat ini banyak perusahaan konsultan yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan dirinya. Bahkan tak sedikit juga yang mengalami kesulitan dalam bertahan. Hal ini disebabkan karena banyak klien yang cenderung untuk melakukan efisiensi dalam berbagai bidang, dan bagi banyak perusahaan tersebut, penggunaan jasa konsultan merupakan suatu pengeluaran yang tidak bersifat urgent. Demikian pula dengan Performa Indonesia, yang juga mengalami kesulitan mencan order akibat kondisi tersebut.
Dari kondisi tersebut, maka pada karya akhir ini dilakukan suatu studi guna membantu memberikan alternatif solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh Performa Indonesia. Dan dari hasil studi tersebut didapat suatu temuan yaitu bahwa Performa memiliki karakter yang cenderung "low profile" dengan tidak "memperkenalkan diri" kepada khalayak umum, dengan kecenderungan rnemasarkan dirinya "dari mulut ke rnulut". Hal ini pada akhirnya rnengakibatkan kurangnya kernarnpuan Performa dalam memasarkan dirinya kepada konsumen.
Adapun untuk dapat survive, suatu perusahaan membutuhkan adanya suatu keunggulan kompetitif dibanding dengan para pesaingnya. Keunggulan kompetitif da(?at dicapai antara lain dengan meningkatkan efisiensi. Kompetensi inti dapat dikatakan sebagai suatu landasan utama dalam mencapai keunggulan kompetitif, yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif pada reputasi /nama baik perusahaan konsultan tersebut. Pada dasarnya kompetensi inti adalah segala sumber daya dan kemampuan yang merupakan keunggulan kompetitif perusahaan terhadap pesaing.
Sehubungan dengan kompetensi inti. studi ini mengidentifikasikan beberapa alternatif strategi untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain seperti membangun brand equity. Dalam membangun brand equity, dapat ditempuh beberapa cara antara lain dengan melakukan promosi seperti mengadakan seminar, talk-show. dan bisa juga dengan menyewa jasa perusahaan pemasaran. Brand equity dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kompentensi inti dari perusahaan konsultan ini, yaitu dapat diartikan sebagai tanggapan positif dari konsumen apabila mereka melihat atau mendengar kegiatan pemasaran perusahaan tersebut. Sehingga bila konsumen mendengar nama suatu perusahaan atau tertentu, maka dalam benaknya akan langsung terlintas suatu identifikasi yang spesifik mengenai perusahaan atau produk tersebut.
Untuk mencapai tingkat efisiensi yang baik, para perusahaan konsultan ini memiliki kecenderungan untuk bertahan sebagai perusahaan kecil dengan jumlah karyawan yang kurang dari 4 orang atau perusahaan perorangan. Outsourcing dalam hal ini juga memiliki peranan yang sangat penting. Dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas, maka suatu perusahaan konsultan juga tidak dapat menghindari strategi ini. Bilamana terjadi kekurangan tenaga ahli pada bidang tertentu, maka perusahaan konsultan tersebut, dalam hal ini Performa tidak akan segan-segan untuk meng-outsource kebutuhan itu pada pihak luar, yang pada umumnya merupakan relasi atau rekanan dari perusahaan konsultan tersebut.
Dari karya akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu bahwa bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti perusahaan konsultan, brand equity yang kuat dan etisiensi dalam berbagai bidang seperti struktur organisasi yang ramping. dan juga reputasi yang baik sangatlah penting. llal ini dapat dilihat dcngan munculnya perusahaan-perusahaan yang cenderung bersifat kecil dcngan prinsip small is beautiful, disamping juga terus meningkatkan brand image yang baik dan network yang luas .
Small is beautiful dalam hal ini adalah mempertahankai1 struktur organisasi kecil dengan jumlah karyawan sedikit (dibawah 4 orang). Prinsip ini merupakan salah satu cara dalam menjaga efisiensi, untuk bertahan. Selain itu. dengan memiliki brand image yang baik. Maka persepsi konsumen akan merek Performa juga akan menjadi positif. dan hal ini akan menjadi suatu nilai lebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, seperti perusahaan konsultan. Disamping itu, mengingat struktur organisasi yang ramping, maka kemungkinan untuk melakukan outsourcing juga sangat besar, sehingga network yang luas menjadi sangat penting guna mendapatkan tenaga ahli dimana dibutuhkan, disamping juga dapat membantu dalam "memasarkan" dirinya.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
Jakarta: Salemba Empat , 2001
658.401 2 MUL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Januar
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi proses analisis lingkungan bisnis PT ABC yang dilakukan oleh PT Advisor sebagai konsultan dalam penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan PT ABC. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan proses analisis lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal, yang dilakukan oleh PT Advisor dengan teori dalam strategi manajemen oleh Whittington, Regner, Angwin, Johnson, dan Scholes (2020) serta analisis keuangan perusahaan yang disampaikan oleh David & David (2017) dan Palepu, Healy, dan Peek (2013). Lingkup yang dibahas pada analisis eksternal meliputi analisis makro global, analisis makro Indonesia, analisis industri, dan analisis kompetitor, sedangkan pada lingkup analisis internal meliputi analisis rasio, analisis arus kas, dan analisis tren. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar analisis lingkungan bisnis eksternal dan internal PT ABC yang dilakukan oleh PT Advisor telah sejalan dengan teori. Adapun beberapa indikator yang perlu ditambahkan oleh PT Advisor pada lingkup analisis makro Indonesia adalah mengenai analisis pengaruh organisasi masyarakat, analisis isu yang diangkat oleh organisasi masyarakat, analisis jumlah paten baru, analisis jumlah inovasi baru, analisis cost and benefit penerapan operasional berkelanjutan, dan analisis peraturan perpajakan dan pelaporan, serta pada lingkup analisis industri menggunakan kerangka analisis Porter’s Five Forces. Pada lingkup analisis kompetitor menambahkan analisis fokus target konsumen kompetitor, analisis preferensi konsumen yang belum terlayani, dan analisis hambatan untuk memanfaatkan peluang strategis. Pada lingkup analisis keuangan juga perlu menambahkan analisis EPS, PER, quick ratio, debt-to-asset ratio, long-term debt-to-equity ratio, time-interest-earned, fixed asset turnover, total asset turnover, accounts receivable turnover, inventory turnover, dan pertumbuhan laba bersih. Dengan penambahan analisis ini diharapkan dapat diperoleh data dan informasi yang lebih lengkap sehingga akan menghasilkan keputusan strategi manajemen yang lebih baik.

This internship report aims to evaluate the process of analyzing the business environment of PT ABC which was carried out by PT Advisor as a consultant in the preparation of the Company's Long Term Plan of PT ABC. The evaluation was carried out by comparing the implementation of the business environment analysis process, both external and internal, carried out by PT Advisor with the theory in strategic management by Whittington, Regner, Angwin, Johnson, and Scholes (2020) as well as the company's financial analysis by David & David (2017) and Palepu, Healy, and Peek (2013). The scope discussed in the external analysis includes global macro analysis, Indonesia macro analysis, industry analysis, and competitor analysis, while the internal analysis includes ratio analysis, cash flow analysis, and trend analysis. Based on the evaluation conducted, it can be concluded that most of PT ABC's external and internal business environment analysis conducted by PT Advisor is in line with the theory. There are several indicators that need to be added by PT Advisor to the scope of Indonesia's macro analysis, cosists of the analysis of the influence of community organizations, analysis of issues raised by community organizations, analysis of the number of new patents, analysis of the number of new innovations, cost and benefit analysis of implementing sustainable operations, and analysis on taxation and reporting regulation, as well as on the scope of industry analysis using Porter's Five Forces analysis framework. In the scope of competitor analysis, it needs to add analysis of the ompetitors' focus target consumers, analysis of consumer preferences that have not been served, and analysis of obstacles to take advantage of strategic opportunities. In the scope of financial analysis, it is also necessary to add EPS, PER, quick ratio analysis, debt-to-asset ratio, long-term debt-to-equity ratio, time-interest-earned, fixed asset turnover, total asset turnover, accounts receivable turnover, inventory turnover, and net profit growth. With the addition of this analysis, it is expected that PT Advisor can resulting more complete data and information to produce better strategic management decisions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saliyastuti
"Perusahaan pelaku bisnis senantiasa dituntut untuk menghadapi dan memenangkan persaingan. Lingkungan operasi perusahaan yang semakin global, dimana batas-batas nasional bukan merupakan halangan lagi untuk melakukan inovasi atas produk, jasa dan sumber daya. Kompetisl akan semakin liberal dan aktifitas bisnis ke depan akan berlanjut dan diwarnai dengan Technological Transfer dan Competitiveness.
Industri telekomunikasi merupakan salah satu sektor industri yang sangat dipengaruhi oleh perubahan ini. Menanggapi semakin tingginya tingkat deregulasi industri telekomunikasi Indonesia dan perkembangan yang berlaku pada sektor industrl Iainnya membuat pelaku bisnis dalam industri telekomunikasi harus mampu menerapkan strategi bersaing untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
PT lndosat Tbk merupakan salah satu industri telekomunikasi di Indonesia. Perubahan lingkungan industri telekomunikasi menuntut lndosat menjadi lebih dinamis dan dapat menetapkan strategi bersaing yang mampu mengantisipasi perubahan Iingkungan dengan memperhatikan keunggulan kompetitif yang dimiliki dalam hal kapabilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dalam bisnis telekomunikasl yang mempengaruhi kemampuan PT lndosat Tbk dalam menghadapi persaingan yang semakln kompetitif dan memetakan posisi persaingan PT Indosat Tbk untuk kemudian merumuskan strategi bersaing yang dapat dipilih oleh perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif. Responden penelitian adalah para pejabat di PT Indosat Tbk yang dinilai memiliki keahlian dan kompetensi sebagai expert. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan case studi kepustakaan dan penelitian lapangan melalui pengisian kuesioner.
Analisis strategi mengenai lingkungan internal dan eksternal perusahaan menggunakan aliran posisi dengan memetakan Matriks General Electric dan untuk merumuskan pilihan strategi menggunakan teknik AHP (Analytical Hierarchi Process).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik industri berada dalam posisi yang kuat (menarik) dan kemampuan perusahaan berada pada taraf sedang, maka berdasarkan hasil penelitian disarankan agar PT Indosat Tbk merurnuskan strategi bersaing dengan menggunakan strategi diferensiasi melalui pengembangan produk dan layanan jasa kepada pelanggan.

Companies are always demanded to anticipate and win competition. Companies' operation scope is getting global and national borders are no longer restrictions to make innovation of products, services and resources. Competition is liberally increasing and future business activities will continue and it is colored with Competitiveness.
Telecommunication industry is one of industrial sectors that is highly influenced by these changes. Responding highly increasing deregulation in telecommunication industry in Indonesia, and the development of the other industrial sectors, businessman in telecommunication industry must be able to apply competition strategy to anticipate changes in business world.
PT lndosat Tbk is one of the telecommunication industries in Indonesia. Changers in telecommunication industrial sector demand PT lndosat Tbk to be more dynamic and able to apply competition strategy that is able to anticipate environmental changes by utilizing competitive advantage of the company's capability and resources.
The purpose of this research is to find internal environmental factors in the telecommunication business which is influencing the ability of PT lndosat Tbk in facing increasingly competitive competition, to map PT lndosat Tbk position in the competition and then to formulate the appropriate competition strategy for the company.
Research method that is used is descriptive analysis research method. Research respondents are PT lndosat Tbk executives, which are assumed to have capability and competence as experts. Data collection techniques are library research and field research using questioner polling.
Strategy analysis about company internal and external environment uses position flow by mapping PT lndosat Tbk position on telecommunication business competition using Matrix General Electric and to formulate strategy option Analytical Hierarchy Process (AHP) is applied.
The result of the research shows that telecommunication industry attractiveness is in the strong position (attractive) and company's ability is in the medium position, therefore based on the result of research it is suggested that PT lndosat Tbk fomulate differentiation strategy by product and service development to customers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Diana Intansari
"There was a declining of pacto Convex's performance during crisis was caused by payable debt and involving prolong economic growth. All this points was the main obstacle to implement marketing strategies.
As the biggest MICE player in Indonesia, Pacto Convex must have high alertness towards the coming International MICE players which might cause to Facto Convex MICE market segment.
The purpose of this research is to acquire effectiveness of Facto Convex's marketing strategies to anticipate International MICE competition. Research Methodology used was descriptive and explanative by company strategic marketing done by Pacto and using competition strategy (by the means of generic strategy with five competition strength) and Mixed Marketing.
The research result indicates that to produce Facto Convex's MICE industry competitiveness towards International MICE industry with the coming AFTA, marketing strategy has to be implemented consistency with support of competitive strategy and marketing mix for Pacto Convex.
It has to be noted that efforts needed to handle MICE in Indonesia professionally, so that number of events handled will increase year by year especially for Pacto Convex as an ale marketer in Indonesian culture industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yandi
"Dengan semakin meningkatnya kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh para pengusaha di Indonesia, bisnis sambungan langsung internasional (SLI) juga mengalami peningkatan pertumbuhan yang tinggi. Hal ini terlihat dari meningkatnya volume trafik percakapan dari 492,5 juta menit di tahun 1994 menjadi 644,7 juta menit serta kenaikan pertumbuhan pelanggan dari 18 % di tahun 1998 menjadi 36,5 % di tahun 1999 yang diterima INDOSAT selaku operator telekomunikasi internasional di Indonesia.
Munculnya UU telekomunikasi yang baru yaitu UU no. 36 tahun 1999, serta akan datangnya era globalisasi, akan membuat bisnis ini diselenggarakan secara kompetisi yang akan dimulai pada tahun 2004. TELKOM melihat hal ini sebagai suatu peluang yang baik untuk dapat mengembangkan bisnis portofolionya di masa mendatang. Untuk dapat memasuki bisnis yang baru diperlukan suatu strategi yang tepat, maka dari itu tujuan dari penulisan tesis ini yaitu memberikan usulan mengenai strategi bisnis apa yang akan dilakukan TELKOM memasuki bisnis SLI untuk meningkatkan pendapatan usahanya dengan melakukan analisa terhadap faktor ekstemal dan internal TELKOM.
Metoda analisa yang dipakai adalah menggunakan matrik internal, matrik eksternal, matrik internal-eksternal, matrik Boston Consulting Group (BOG), dan matrik SWOT. Hasil dari analisa tersebut akan berupa beberapa alternatif strategi, yang kemudian dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), akan didapatkan strategi mana yang paling tepat dilakukan TELKOM.
Berdasarkan hasil dari matrik QSPM diperoleh hasil bahwa alternatif strategi yang tepat adalah dengan melakukan aliansi strategis dengan perusahaan telekomunikasi lain. Untuk mendapatkan keberhasilan dari strategi ini, ada beberapa faktor panting yang harus diperhatikan yaitu pemerintah dengan regulasinya, pemasaran, SDM, Divisi RisTI serta infrastruktur yang dimiliki TELKOM.

As well as the high demands of international trading to Indonesian merchant, business in International Direct Connection (SL1) also has grown rapidly. This is shown from volume of communication traffic. In 1994, the volume of communication traffic is 492, 5 millions minutes and become 644, 7 millions minutes in 1998. Also, the level of customer that is served by INDOSAT as International telecommunication operator in Indonesia has grown from 18, 4 % in 1998 to 36, 5 % in 1999. Recently, government has issued a new policy in telecommunication, which is UU no. 36/1999. Besides that, there will be globalization era when we must compete not only with Indonesian business companies but also with internationals. TELKOM sees this globalization era as a great opportunity to develop portfolio business in future. The aim of this thesis is to give input about strategy to start this new business. The strategy has a goal to raise the income of the company by analyzing the external and internal factors to TELKOM.
Analyzing method uses internal matrix, external matrix, internal-external matrix, Boston Consulting Group (BCG) matrix, and SWOT matrix. The result of the analyzing system will be an alternative strategy, which uses QSPM and it, will get the right strategy for TELKOM.
According to the result of Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) matrix, it will sum up the best strategy for TELKOM. Based on the result of QSPM matrix, the best alternative strategy is doing strategy alliance with other telecommunication company. However, to get the best result of this strategy, there are some important factors that should be considered such as government and its policy, marketing, SDM (the source of human quality), RisTI Division, and the TELKOM infrastructure."
2000
T10331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diba
"Dalam menghadapi tingkat persaingan bisnis global, perusahaan yang sudah berskala industri seperti manufaktur cat harus mampu untuk siap berdaya saing tinggi dan meningkatkan standar kinerja perusahaannya. PT. OPQ merupakan perusahaan cat yang pada saat ini masih belum mencapai keuntungannya. Walaupun pendapatan perusahaan meningkat, namun pada hakikatnya pertumbuhan perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan beban operasional yang meningkat sehingga perusahaan mengalami kerugian dari tahun ke tahun. Setiap perusahaan pasti memiliki kesalahan atau kekurangan dalam strateginya. Salah satu strategi yang dapat mengatasi masalah iniadalah dengan pendekatan Porter’s Value Chain Analysis (VCA). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas perusahaan PT. OPQ berdasarkan penerapan VCA dalam menciptakan potensi keunggulan kompetitifnya. Penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan menggunakan instrumen penelitian wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak keunggulan pada aktivitas-aktivitas perusahaan, di antaranya seperti proses produksi dengan sistem semi- auto, area pendistribusian yang luas, layanan after-sales dan relasi yang baik dengan pemasokdalam jangka waktu yang panjang. Namun masih banyak pengembangan yang harus dilakukan dalam penciptaan keunggulannya, di antaranya adalah penerapan FIFO dan JIT pada aktivitas inbound logistics, merencanakan pengendalian biaya pemasaran dan menerapkan target costing untuk menghasilkan laba perusahaan.

In facing the level of global business competition, companies that are already on an industrial scale, such as paint manufacturers, must be able to prepare to be highly competitive and improve their company performance standards. PT. OPQ is a paint company that is currently not yet profitable. This is due to increased operating expenses, which have caused the company's revenue growth to decline. Every company must have deficiencies in its strategy. Strategy that can overcome this problem is Porter's Value Chain Analysis (VCA) approach. This research was conducted to evaluate the activities of PT. OPQ based on VCA approach in creating a potential competitive advantage. This study used a qualitative approach with a case study method, using interviews and observational research instruments. The results of the research show that there are many advantages to the company's activities. Among them are having a production process with a semi-autonomous system, a large distribution area, after-sales service, and good relationships with suppliers over the long term. However, there is still a lot of development that needs to be done in order to create its advantages, including the application of FIFO, JIT, planning marketing cost control, and implementing target costing to generate company profits."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novisyal Djohansjah
"Kemajuan teknologi telekomunikasi ternyata mampu mengubah wajah dunia yang luas dan jauh menjadi lebih dekat dan terukur. Hal itu mengakibatkan hubungan komunikasi ibarat menjadi tanpa batas. Sementara perubahan yang begitu cepat dalam dekade terakhir ini, khususnya di bidang telekomunikasi di Indonesia, telah merubah model penyelenggaraan telekomunikasi, antara Iain dengan beralihnya fungsi telekomunikasi dari utilitas menjadi komoditi perdagangan; meningkatnya peran swasta sebagai-investor prasarana dan penyelenggara jasa telekomunikasi; transformasi struktur pasar telekomunikasi dari monopoli ke persaingan, dan diakuinya bahwa telekornunikasi merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam proses peningkatan dan daya saing ekonomi suatu bangsa.
Meskipun demikian, sampai dengan tahun 1997, Indonesia masih menempati tingkat terendah dalam hal penetrasi jaringan telepon, baik telepon tetap maupun telepon bergerak dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Rendahnya penetrasi tersebut justru mengindikasikan bahwa masih terdapat potensi pasar yang masih dapat diraih oleh para penyelenggara jasa telekomunikasi yang sudah lebih dulu beroperasi maupun investor yang tertarik di bidang yang sama. Oleh karena itu, investasi pada pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih sangat menarik dari perspektif bisnis jangka panjang.
Penelitian yang menggunakan metode deskriptif ini dilakukan suatu analisis terhadap Iingkungan PT indosat baik itu lingkungan internal maupun eksternal, sehingga didapat suatu rumusan strategi orsaing yang digunakan perusahaan.
Dari eksplorasi faktor internal dan eksternal tersebut disusun matrik GE yang merupakan gabungan dari matrik daya tarik industri dan kekuatan bisnis yang dimiliki Indosat. Hasil analisis menunjukkan Indosat memiiiki kekuatan bisnis moderat (rata-rata) dan daya tarik industri yang tinggi.
Untuk posisi seperti itu formulasi strategi Indosat adalah Strategi pertumbuhan (Growth Strategy) melalui integrasi horizontal. Strategi ini adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membuka jaringan di Iokasi yang Iain dan meningkaikan jenis produk serta jasa. Untuk perusahaan yang berada dalam grow attractive industry seperti industri telekomunikasi ini maka strategi yang diterapkan bertujuan untuk pengembangan pasar dan peningkatan profit.
Perusahaan dengan growth strategy dapat memperluas pasar, fasilitas produksi dan teknologi melalui pengembangan internal dan eksternal meialui akuisisi atau aliansi dengan perusahaan Iain daiam Industri yang sama (Rangkuti, 2003: 34).
Berdasarkan hasil penelitian dalam rangka aliansi strategis, PT Indosat Tbk memiliki beragam piliharl produk yang menekankan pada diferensiasi fitur/karakteristik seperti Layanan Selular (Matrix, Mentari dan IM3), SLI (001 dan 008) dan Multimedia (lM2). Untuk mencapai target strategik yaitu pasar yang luas mencakup SLI, Seluiar, lnternet, Multimedia dan Data yang meliputi pelanggan ritel, korporat dan wholesale. Indosat melakukan aliansi dengan perusahaan dari industri sejenis maupun tidak sejenis dengan menawarkan dan melakukan produk inovatif seperti Layanan email Blackberry, Multimedia, TV Kabel dan jaringan perbankan.
Untuk mempertahankan aliansi strategi, beberapa alternatif strategi yang dapat ditawarkan lndosat kepada perusahaan partner agar dapat rneningkatkan jaringan antara Iain: Perluasan jaringan seluler melaiui kerjasama dengan investor asing daiam rangka pemasangan BTS baru, Inovasi Teknoiogi yang mengarah pada Iayanan komunikasi data, Meningkatkan Brand image, Menjaga kualitas produk dan Fokus pada suatu segmen pasar tertentu.

Telecommunication technology advancement is proven to be able to change the wide and distance global dimension to be nearer and more measurable. lt makes communication is seems to be borderless. Meanwhile, fast changes in the last decade, especially in telecommunication sector in Indonesia, has changed telecommunication implementation model such as the change in telecommunication function from utility to trade commodity; the increasing private sector as infrastructure investor and telecommunication service provider; structure transformation of telecommunication market from monopoly to competition, and the acknowledgment that telecommunication is one of important and strategic factors in the increasing process and economic competitiveness of a nation.
However until the year of 1997, Indonesia is still in the lowest rank in telephone network penetration both fixed telephone and mobile telephone compared to other ASEAN countries. The low penetration in fact indicates that there is an open market prospect that is still achievable by telecommunication providers who have been operating the business for long time or investors who are interested in the same business sector. Therefore, investment in telecommunication infrastructure development in Indonesia is still very attractive in the view of long term business perspective.
The research using descriptive method is conducted by an analysis to the PT. lndosat Tbk environment both internal and external environment in order to extract competition strategy formula that is used by company.
Matrix GE is designed from the internal and external exploration factor that is a combination of industrial attractiveness Matrix and business potential of lndosat. The analysis result shows that lndosat has moderate business potential (average) and high industry attractiveness.
For such position lndosat strategy formulation is Growth Strategy with horizontal integration. This strategy is an activity to expand the company by opening network in other-location and varying products and services. For such company that is in growing attractive industry, so the strategy that is applied is aimed to develop market and to Increase prolit. Company with growth strategy can expand market, production and technology infrastructure with intemal and external development using acquisition or merger with other company of the same industry (Rangkuti, 2003:34).
Based on research in strategic alliance, PT. lndosat Tbk has various product options that are specializing in the feature differentiation/characteristic such as Cellular Service (Matrix, Mentari, and IM3), International Direct Line/SLl (001, 008) and Multimedia (IM2). To achieve strategic target namely broad market including SLI, Cellular, internet, Multimedia, and Data that include retail customer, corporate and wholesale, lnmost makes partnership with companies both of the same and different business by offering and conducting product innovation such as E-mail Service Blackberry, Multimedia, Cable TV and banking network. To maintain the strategic alliance, some strategic altematives that are able to be offered by lndosat to other company partner in order to broaden network among others; cellular network development in cooperation with foreign investor in new BTS installment, technology innovation that is directed to data communication serviw, increase brand image, maintain product quality and to focus on certain market segment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo A. Prasodjo
"ABSTRAK
Konsumsi agregat terhadap minyak kelapa sawit terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk dan kenaikan pendapatan per kapita Pertumbuhan iridustri ¡ni di Indonesia secara historikal menunjukkan potensi yang besar untuk dapat berkembang pesat, apalagi pada saat ¡ni Indonesia menjadi negara nomor dua terbesar penghasil minyak kelapa sawit di dunia di bawah Malaysia. Walaupun terjadi krisis ekonomi yang dibarengi dengan krisis sosia! di Indonesia, perdagangan minyak kelapa sawit masih tetap mcrupakan salah satu penyumbang devisa dan sektor non migas bagi Indonesia, Hal ini menarik minat penulis untuk menganalisis dan mengkaji lebih lanjut posisi pasar sekaligus potensi pasar minyak kelapa sawit Indonesia agar mampu memperbaiki kìnerjanya dibandingkan negara produsen minyak kelapa sawit terbesar.
Kajian lebih lanjut diterapkan pada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebagai kasus pembanding. Perusahaan ini adalah perusahaan agnibisnis publik milik kelompok Astra yang menguasai 199.780 hektar lahan perkebunan per 31 Desember 1999 dimana sekitar 90°/o-nya adalah perkebunan kelapa sawit. Sebagai perusahaan perkebunan, AALI telah berpengalaman seLama Iebih dan 12 tahun dan telah berhasil membuktikan diii sebagai salah sam perusahaan yang profitable bagi kelompok Astra.
Penelitian yang dilakukan mempakan suatu penelitian integratif dengan melakukan kajian benchmarking strategis pada usaha perkebunan kelapa sawit secara nasional dan kajian perusahaan. Langkah ini dilaksanakan mengingat bahwa penerapan kebijakan perusahaan selain banyak dipengaruhi oLeb faktor internal perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal baik dan peraturan pemerintah, kebijakan perdagangan internasional, maupun kompetisi dan perusahaan sejenis dalam peer group-nya. Untuk kajian faktor internal digunakan pendekatan value chain untuk menganalisis efisiensi dan setiap proses produksi sehingga diidentifikasi biaya terendah (cost-efficient) dari data internal selama lima lahun terakhir, yang mana hal ini disesuaikan dengan salah satu visi dan misi AALI yaitu ?to be the lowest cost of CPO producer? Sedangkan unluk kajian Faktor eksternal, digunakan ?Analisis Lingkungan Makro? dan ?Analisis Lingkungan Kompetitor. Untuk ?Analisis lingkungan Makro? ditinjau dari Pertimbangan Ekonomi, Politik, Sosial, dan Teknoiogi, dan untuk ?Analisis Lìngkungan Kompetitil? ditinjau menggunakan pendekatan matriks BCG dan matriks perbandingan (Comparatlve Matrix) dengan membandingkan AALI dengan kompetitor domestik dan Malaysia.
Dari analisis tersebut, terlihat bahwa AALI mempunyai posisi dominan dalam hal pertumbuhan industri yang diukur dari pertambahan luas areal perkebunan dibandingkan dengan peer group-nya. Pertumbuhan luas areal perkebunan kelapa sawit AALI selama lima tahun belakangan (1995-1999) rata-rata mencapai 10,1% (diatas pertumbuhan rata-rata industn 10,0%) diiringi pertumbuhan rata-rata Laba Bersih pada periode yang sama tercatat mencapai 62,8% per tahun.
Melalui analisis BCG Matrix dimana AALI memposisikan diri di kuadran Stars sekaligus memberikan gambaran bahwa AALI memiliki prospek yang cukup baik untuk future investment dan market development. Namun bila ditinjau dari analisis Comparative Matrix) yang memuat mitra benchmarking dengan kompetitor dan perusahaan perkebunan Malaysia, dapat disimpulkan bahwa AALL harus menggenjot kinerja produktivìtasnya lebib tinggi lagi. Dibandingkan peer group dan Malaysia (diwakili oleh KL Kepong Bhd., Kumpulan Guthrie Bhd, dan Golden Hope Bhd.), AALI termasuk rendah produktivitas CPO-nya terutama dilihat dari yield per mature hectare tahun 1999 saja (AAL1: 2,42 ton/mature hectare vs. KL Kepong: 3,88 ton/mature hectare vs. Kumpulan Guthnie: 4,00 ton/mature hectare vs. Golden Hope: 4,70 ton pen mature hectare). Walaupun dilihat dari tingkat rendemen CPO, AALI Iebih tinggi daripada mitra benchmarking dan Malaysia produksi sehingga diidentifikasi biaya terendah (cost-efficient) dari data iniernal selama lima tahun terakhir, yang mana hal ini disesuaikan dengan salah satu visi dan misi AALI yaitu ?To be the lowest cost of CPO producer?. Sedangkan untuk kajian faktor eksternal, digunakan ?Analisis Lingkungan Makro? dan ?Analisis Lingkungan Kompetitor. Untuk ?Analisis Lingkungan Makro? ditinjau dari Pertimbangan Ekonomi, Politik, Sosial, dan Teknologi, dan untuk ?Analisis Lìngkungan Kompetitif? ditinjau menggunakan pendekatan matriks BCG dan matriks perbandingan (Comparatlve Matrix) dengan membandingkan AALI dengan kompetitor domestik dan Malaysia.
(AALI: 22,29% vs. KL Kepong: 19,14% vs. Kumpulan Guthrie: 19,61%% vs. Golden Hope: 20,80%). Hal ¡ni dimungkinkan karena mesin-mesin pengolah CPO yang dimiliki AALI relatif lebih barn daripada perusahaan perkebunan Malaysia sehingga tingkat ekstraksi dan TBS menjadi CPO lebih tinggi.
Berdasarkan analisis Iingkungan makro, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja AALI di masa datang terutama datang dan faktor ekonomi dan politik. Faktor ekonomi ditentukan antara lain oleh krisis ekonomi yang menyulitkan aktivitas ekspor CPO akibat dañ minimnya dukungan trade financing dan perbankan nasional serta tidak adanya jaminan keamanan pengiriman barang. Belum lagi baru-baru ini ditemukan kasus CPO dan Indonesia yang tercemar bahan bakar solar di pasar internasional yang secara umum akan menurunkan tingkat kepercayaan importir atas kualitas CPO Indonesia. Disamping itu kentalnya keputusan politik yang anti konglomerasi, dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. lO7fKpts/II/1999 tentang pembatasan penguasaan lahan perkebunan, telah menempatkan AALI pada posisi yang kurang menguntungkan untuk perkembangan produksinya di masa mendatang termasuk pengurusan penguasaan lahan melalui sertifikat HGU."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Rahayu
"Keinginan strategik pihak manajemen PT Asuransi Jasa Indonesia untuk menyeimbangkan portofolio segmen ritel terhadap portofolio segmen korporasi melatarbelakangi penelitian ini. Penulis memfokuskan penelitian pada manajemen hubungan pelanggan kunci dengan mengambil studi kasus pada Cabang XYZ dan pelanggan yang dipilih pada cabang tersebut adalah PT. Seribu Bunga Multifnance.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis strategi manajemen hubungan pelanggan kunci dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai strategi pemasaran PT Asuransi Jasa Indonesia untuk bisnis asuransi kendaraan bermotor. Kemudian dilanjutkan dengan analisis pengembangan strategi pemasaran berbasis sistem informasi pemasaran pada unsur-unsur pengembangan inforrnasi yang dimiliki oleh PT Asuransi Jasa Indonesia. Dengan demikian dapat dijadikan arahan dan petunjuk dalam pengembangan strategi manajemen hubungan pelanggan kunci. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan lapangan melalui daftar kuesioner pertanyaan tertutup, dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Faktor pengaruh daya tarik pelanggan, PT. Seribu Bunga Multi-finance terhadap perusahaan PT. Asuransi Jasa Indonesia. Indikator yang paling berpengaruh berasal dari indikator kekuatan keuangan dan indikator eksistensi perusahaan memberikan kontribusi yang lebih kecil. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator citra pasar, indikator eksklusifitas pasokan dan indikator pertumbuhan permintaan, indikator volume penjualan dan indikator potensi penjualan merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Faktor status hubungan PT. Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggan PT. Seribu Bunga Multifinance dikelompokkan kedalam tujuh indikator, dimana yang paling berpengaruh adaiah indikator tingkat persaingan kualitas disusul dengan indikator citra produk. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator tren pembelian pelanggan, indikator umur hubungan dan indikator tingkat persaingan harga, indikator pangsa pembelian pelanggan dan indikator pangsa relatif terhadap passing merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian.
Kondisi posisi pengaruh faktor daya tank pelanggan dalam hal ini PT. Seribu Bunga Multifinance menunjukkan rendah cenderung sedang (rata-rata tertimbang: 1,7678). Sedangkan kondisi posisi pada faktor status hubungan PT Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggannya, PT. Seribu Bunga Multifinance secara umum sedang cenderung rendah (rata-rata tertimbang: 2,3981). Hal tersebut menggambarkan posisi manajemen hubungan pelanggan kunci PT. Seribu Bunga Multifinance dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor terdapat pada sel ke VIII. Perusahaan memberikan kontribusi yang lebih kecil. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator citra pasar, indikator eksklusifitas pasokan dan indikator pertumbuhan permintaan, indikator volume penjualan dan indikator potensi penjualan merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Faktor status hubungan PT. Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggan PT. Seribu Bunga Multifinance dikelompokkan kedalam tujuh indikator, dimana yang paling berpengaruh adalah indikator tingkat persaingan kualitas disusul dengan indikator citra produk. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator tren pembelian pelanggan, indikator umur hubungan dan indikator tingkat persaingan harga, indikator pangsa pembelian pelanggan dan indikator pangsa relatif terhadap pesaing merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Kondisi posisi pengaruh faktor daya tarik pelanggan dalam hal ini PT. Seribu Bunga Multifinance menunjukkan rendah cenderung sedang (rata-rata tertimbang: 1 ,7678). Sedangkan kondisi posisi pada faktor status hubungan PT Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggannya, PT. Seribu Bunga Multifinance secara urnum sedang cenderung rendah (rata-rata tertimbang: 2,3981). Hal tersebut menggambarkan posisi manajemen hubungan pelanggan kunci PT. Seribu Bunga Multifinance dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor terdapat pada sel ke VIII."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>