Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Septia Renjani
"ABSTRAK
Industri barang tiruan shanzhai di RRT tumbuh dan berkembang sejak dimulainya era gaige-kaifang. Pada tahun 2001 RRT menjadi anggota WTO yang berarti Tiongkok harus mentaati semua peraturan perdagangan internasional termasuk tentang perlindungan hak cipta HaKI . Namun, ternyata hal itu tidak menghentikan perkembangan industri shanzhai, bahkan hingga saat ini produknya semakin beragam. Fenomena itu menimbulkan pertanyaan ldquo;mengapa dan bagaimana industri shanzhai dapat terus berkembang, serta bagaimana pula perannya dalam kemajuan ekonomi Tiongkok? rdquo;. Rangkaian pertanyaan itu merupakan masalah utama yang dibahas dalam makalah ini. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis, yang mencakup tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dari penelitian ini antara lain terungkap bahwa, industri shanzhai berperan penting dalam kemajuan ekonomi Tiongkok, di sisi lain industri ini dapat terus bertahan karena adanya keterkaitan dengan sejarah dan budaya Tiongkok. Perkembangannya mengarah kepada industri kreatif, namun pemasarannya yang gencar dan masif memberi dampak negatif terhadap perekonomian negara lain.

ABSTRACT
The industry of counterfeit goods shanzhai in PRC has grew and flourish since the start of the gaige kaifang era. In 2001 PRC became the member of WTO which means China have to obey the law of international trading including copyright protection. However, it did not stop the growth of the shanzhai industry. Even until now, the product that they make have become more diverse. This phenomenon brings a question on ldquo why and how the shanzhai industry keeps growing and what is its role in the Chinese economic progress rdquo . These questions are the main issues that will be discussed in this paper. This research was conducted by using historical method, which includes heuristic, critic, interpretation and historiography. From the research that have been gather so far, it has been revealed that the shanzhai industry do indeed have an important role for China rsquo s economic progress. On the other hand, the industry could continue to survive because there is a strong interconnectedness with Chinese history and culture. Its development leads strongly towards the creative industry, but due to its vigorous and massive marketing it has render a negative impact on other countries economy."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Joshua Lundu
"Bagi masyarakat Tiongkok, mianzi (面子) lebih dari sebuah konsep, mianzi berperan besar dalam segi sosial, ekonomi, bahkan politik Tiongkok. Mianzi dapat diartikan sebagai status dan kehormatan yang dimiliki setiap orang atau yang dalam konteks negara bisa diartikan sebagai kejayaan, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain. Memperoleh dan menjaga status dan kehormatan tentu merupakan tanggung jawab penting, terlebih bagi negara yang pernah melalui masa kejayaannya, seperti Tiongkok pada era huihuang shengshi. Namun, peristiwa Perang Candu membuat status dan kehormatan Tiongkok itu harus hilang bahkan membawa mereka ke dalam “era humiliasi”. Oleh karena itu, tak heran melihat para pemimpin Tiongkok terus menggagas usaha mewujudkan kebangkitan kembali kejayaan Tiongkok, salah satunya adalah gaige kaifang pada era Deng Xiaoping. Gaige kaifang ‘memaksa’ rakyat Tiongkok untuk mengembangkan usaha sendiri melalui program xiahai. Dari sini berkembanglah industri shanzhai yang identik dengan barang imitasi, namun berhasil mendorong tumbuhnya kreativitas masyarakat. Usaha mewujudkan kebangkitan kembali kejayaan Tiongkok terus dilanjutkan hingga era Xi Jinping di mana ia memformulasikan Zhongguomeng dan merilis kebijakan Made in China 2025. Made in China 2025 adalah realisasi atas strategi Tiongkok untuk mengembangkan sektor industri mereka dengan mengikuti inovasi teknologi guna dapat bersaing dengan perusahaan skala global. Dari sisi prinsip pelaksanaan kebijakan yang digunakan, industri shanzhai dan Made in China 2025 merupakan dua hal yang bertolak belakang yakni antara imitasi dan inovasi. Kontradiksi semakin terlihat dari sisi mianzi, di mana proses imitasi dan inovasi memiliki pengaruh yang berbeda dalam membentuk kehormatan suatu negara dan pandangan dari negara lain. Namun, nyatanya keduanya dapat menambah kehormatan/zengjia mianzi bagi Tiongkok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara industri shanzhai dan Made in China 2025 dan pandangannya dari sudut pandang konsep mianzi.
For Chinese people, mianzi (面子) is more than just a concept; it plays a significant role in China’s social, economic, and even political aspects. Mianzi is the status and honor that each person possesses, or in the context of a country, it can be interpreted as glory, sovereignty, and recognition from other countries. Obtaining and maintaining status and honor is undoubtedly an important responsibility, especially for a country that has experienced its own era of glory, such as China during the huihuang shengshi. However, the events of the Opium War caused China to lose its status and honor, plunging them into “century of humiliation”. Therefore, it is not surprising to see China’s leaders continuously proposing efforts to revive China's glory, one of which was the gaige kaifang during Deng Xiaoping’s era. Gaige kaifang "forced" the Chinese people to develop their own businesses through the xiahai program. From this, the shanzhai industry, which refers to imitation products industry, developed but managed to drive the growth of creativity in China society. Efforts to revive China's glory continued into the Xi Jinping’s era, where he formulated the Zhongguomeng and released the Made in China 2025 policy. Made in China 2025 is the realization of China's strategy to develop its industrial sector by embracing technological innovation to compete with global-scale companies. From the implemented policy principles, the shanzhai industry and Made in China 2025 are two contrasting things: imitation versus innovation. The contradiction becomes more apparent in terms of mianzi, where the processes of imitation and innovation have different impacts on shaping a country's honor and the perceptions of other countries. However, both can indeed add the honor/zengjia mianzi for China. The purpose of this study is to analyze the relationship between the shanzhai industry and Made in China 2025 and the views from the perspective of the mianzi concept."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Cahya Nugraha
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang peran negara dalam mengembangkan industrisemikonduktor di China pada tahun 1995-2004 beserta penyebab, perkembangandan dampaknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan datasekunder sebagai data utamanya. Dengan mengunakan teori state capitalism, exportoriented industrialization, dan geopolitical imagination, penelitian ini menemukanbeberapa temuan.Temuan pertama penelitian ini memperlihatkan bahwa kebutuhanChina untuk memenuhi pasar domestik dan berkembangnya Taiwan di sektorsemikonduktor telah mendorong China ingin membangun industrisemikonduktornya. Kedua, pemerintah China membangun industrisemikonduktornya melalui berbagai bantuan kepada perusahaan, seperti pendanaandan keringanan pajak. Ketiga, bantuan dan strategi pemerintah ini membawa hasilpositif bagi kemajuan industri semikonduktor di China. Hasilnya adalah dapatdilihat bahwa peran negara berhasil membuat perkembangan di dalam industrisemikonduktor China.Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran negaramerupakan faktor penting didalam keberhasilan perkembangan industrisemikonduktor di China.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the role of the state in developing thesemiconductor industry in China in 1995 2004 focuses on the emerging factors, themethod of development and the results of the development of this industry. Thisstudy used a qualitative method using secondary data as the main source of data.By applying the two theories of state capitalism supplemented with export orientedindustrialization, and geopolitical imagination, this thesis demonstrate threefindings. First, this research shows that there were two factors behind thedevelopment of the semiconductor industry China rsquo s need to fulfill the needs of itsdomestic market as well as the development of Taiwan rsquo s semiconductor industry.Second, the Chinese government built the semiconductor industry through a varietyof assistance to government and private companies, such as additional funding andtax breaks. Third, these forms of government assistance brought positive results forthe development of the semiconductor industry in China. The conclusion of thisresearch is that the role of the state is an important factor in the successfuldevelopment of the semiconductor industry in China."
2016
S66429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Renanti Yunti
"Industri film Korea Selatan telah berkembang pesat sejak 1990-an setelah melewati sejarah panjang dalam ketidakstabilan politik dan ekonomi, serta korupsi pemerintah. Chaebol yang dikenal sebagai kelompok konglomerat besar di Korea diharapkan dapat berperan dalam mengembangkan perekonomian bangsa sebagai prioritas tertinggi. Penelitian ini mengangkat peran Chaebol pada sisi lain, yakni dunia perfilman di Korea tahun 1990-an. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analisis dengan menggunakan studi pustaka, dari buku, jurnal, situs-situs internet, dan lainnya. Penelitian ini memaparkan bahwa keterlibatan chaebol sebagai pemain lama dalam bisnis berhasil menjadi agent yang memainkan peran besar dalam membangkitkan industri film Korea Selatan. Chaebol memperkenalkan inovasi baru dengan menggunakan metode bisnis modern terintegrasi secara vertikal yang digunakan oleh Hollywood. Melalui integrasi vertikal, chaebol sebagai investor utama terlibat dalam seluruh proses film termasuk pembiayaan, pra-produksi, produksi, pascaproduksi, distribusi, penayangan, hingga pemasaran. Implikasi sistem integrasi vertikal dalam mewujudkan pertumbuhan industri film Korea dilakukan dengan dukungan modal dari chaebol yang berpartisipasi dalam industri film.

South Korea's film industry has proliferated since the 1990s after a long history of political and economic instability and government corruption. Chaebol, which is known as a family-owned large conglomerate in Korea, is expected to play a role in developing the nation's economy as the highest priority. This study explores the role of chaebol on the other side, namely in the film industry in Korea in the 1990s. This study uses a descriptive-analytical research method using literature studies, from books, journals, internet sites, and others. This study explains that the involvement of chaebol as incumbents in the business has succeeded in becoming agents who play a big role in revitalizing the South Korean film industry. Chaebol introduces innovations using the modern vertically integrated business methods used by Hollywood. Through vertical integration, chaebol, the main investors, are involved in the entire film process, including financing, pre-production, production, post-production, distribution, screening, and marketing. The implication of the vertical integration system in realizing the growth of the Korean film industry is carried out with capital support from chaebol who participate in the film industry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Aulia Rahmadhiani
"Tugas Karya Akhir (TKA) ini akan membahas mengenai perkembangan praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok melalui tinjauan literatur. Penulis melihat bahwa praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok terus mengalami perkembangan, khususnya setelah Tiongkok hadir sebagai negara dengan laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cepat sejak pembukaan ekonominya pada tahun 1978. Sejak bergabungnya Tiongkok ke World Trade Organization (WTO) pada tahun 2001 yang menandai terintegrasinya Tiongkok secara penuh ke tatanan ekonomi internasional, kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok terfokus pada dampak internasional yang diberikan atas perilaku Tiongkok di tatanan internasional. Dalam meninjau perkembangan literatur mengenai praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok melalui metode analisis taksonomi, penulis melakukan tinjauan atas literatur yang membahas mengenai 1) motivasi praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok; 2) karakteristik nasionalisme ekonomi Tiongkok; dan 3) dampak praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok di lingkungan internal dan eksternal. Tinjauan literatur yang penulis lakukan kemudian memunculkan beberapa temuan, yakni 1) praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok dikaji berdasarkan keberadaan tujuan nasional Tiongkok sebagai pedoman perilaku Tiongkok dalam merumuskan kebijakan; 2) akademisi melihat Tiongkok sebagai negara yang menerapkan nasionalisme ekonomi secara adaptif; 3) terdapat tantangan dalam kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok yang berada pada keterbatasan konteks historis; dan 4) adanya peningkatan tren kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok berdasarkan dampak praktik terhadap lingkungan eksternal pada abad ke-21.

This final paper will discuss the development of Chinese economic nationalism practice through a literature review. The author sees that the practice of Chinese economic nationalism is developing continuously, especially after China emerged as a country with a fast paced development and steady economic growth since its economic opening in Deng Xiaoping’s regime in 1978. Since China joined the World Trade Organization (WTO) in 2001 which marked China’s full integration into the international economic order, the study of Chinese economic nationalism practice focuses on the international impact China has in the international order. This literature review aims to understand the development of Chinese economic nationalism practice through a taxonomic analysis model, by selecting the literature that discusses 1) the motivation behind the Chinese economic nationalism practice; 2) the characteristics of Chinese economic nationalism; and 3) the impact of China’s economic nationalism practices on both internal and external environment. Finally, the literature review contributes to several findings, namely 1) the Chinese economic nationalism practice was studies based on the existence of China’s national goals as a guideline for China’s behavior and policies formulation; 2) researchers see China as a country that implements economic nationalism adaptively; 3) there are challenges in studying the Chinese economic nationalism practices mainly due to the limited historical context of China domestic economic development; and 4) there is an increasing trend in the Chinese economic nationalism practice study, which based on the practice’s impact on the external economic environment in the 21st century."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jillisa Alamanda Basarah
"ABSTRAK
Perkembangan dunia entertainment Korea Selatan Hallyu yang berkembang dengan pesat secara global telah terbukti secara statistik meningkatkan tingkat kedatangan turis mancanegara. Sejumlah teori dan jurnal membahas pentingnya industri pariwisata terutama yang didukung oleh perkembangan pop culture atau budaya populer dalam pembangunan ekonomi disejumlah negara. Dalam karya tulis ini, penulis mengulas kembali teori dari jurnal terdahulu dan menguji korelasi antara tren Hallyu dan industri pariwisata, serta pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan.

ABSTRACT
The development of South Korean entertainment world Hallyu , which grows rapidly globally has been proven statistically to increase the level of foreign tourist arrivals. A number of theories and journals discuss the importance of the tourism industry mainly supported by the development of pop culture to economic development in several countries. In this paper, the authors review the theory from the aforementioned journals and tested the correlation between the trend of Hallyu and tourism industry, as well as its influence on the economic development of South Korea. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rina Maskayanti
"ABSTRAK
Ekonomi kreatif merupakan fenomena baru dalam perekonomian yang menekankan pada ide, kreativitas, keterampilan, dan bakat yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Ekonomi kreatif diimplementasikan dalam bentuk industri kreatif yang terdiri dari 14 subsektor. Salah satunya, yaitu fesyen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjelaskan hubungan variabel keluasan jaringan sosial, status sosial ekonomi, dan peran triple helix dalam perkembangan usaha industri kreatif fesyen di Kota Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif di antara variabel-variabel penelitian. Secara sosiologi, ide-ide dan kreativitas kelompok berkolaborasi untuk menghasilkan suatu produk kreatif yang mempunyai nilai tambah, sehingga mempunyai daya saing.

ABSTRACT
Creative economy is a new phenomenon in the economy which emphasizes on ideas, creativity, skills, and talents of human resources. Creative economy implemented in creative industry are composed of 14 sub-sectors, one of them is fashion. This study used a quantitative approach to describe relationship between social network, socioeconomic status, dan the role of triple helix in the development of creative industry fashion in Bandung. The result of this study indicate that there is a positive relationship between research variables. In Sociology, the ideas and creativity of group collaborate to produce creative products which have added value, thus having competitiveness"
[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, ], 2014
S56229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Toman Martua, auhtor
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan bukti empiris tentang dampak dari kegiatan CSR-operasi dan non-operasi terkait dengan pengukuran kinerja tertentu industri penerbangan yaitu tingkat okupansi penumpang dan kenaikan jumlah penumpang. Selain itu, penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi apakah model bisnis maskapai memiliki efek moderat dalam mempengaruhi hubungan antara kegiatan CSR dan kinerja maskapai. Penelitian ini menemukan, pertama, kegiatan CSR yang berhubungan dengan operasi negatif memiliki dampak negatif pada kedua maskapai tingkat okupansi penumpang dan kenaikan jumlah penumpang. Kedua, keterlibatan maskapai dalam kegiatan CSR yang berhubungan dengan operasi positif dapat mempengaruhi tingkat okupansi penumpang serta memberikan hasil penumpang tambahan jika kegiatan tersebut telah melebihi harapan pelanggan mengenai kinerja operasional maskapai untuk pelanggan. Ketiga, studi ini menemukan trade-off antara tingkat okupansi penumpang dan kenaikan jumlah penumpang untuk maskapai yang memiliki keterlibatan dalam kegiatan CSR non-operasi yang berhubungan dengan positif. Akhirnya, penelitian ini mengidentifikasi efek moderasi dari model bisnis maskapai pada hubungan antara kegiatan CSR-non-operasi yang berhubungan positif dengan kinerja maskapai

ABSTRACT
This study is conducted to find empirical evidences about the impacts of op-eration-related and non-operation-related CSR activities on airline industry‟s specific performance measurement namely passenger load factor and passenger yield. In addition, the study tries to identify whether the airline‟s business model has a moderating effect in influencing the association between CSR activities and airline‟s performance. The study employs 263 observations of airlines in 46 countries from 2009-2012. Data are mainly collected from airlines‟ annual reports and/or sustainability reports, while CSR value is derived from self-checklist items which are developed from KLD STATS database. This study finds, first, the negative operation-related CSR activities have a negative impact on both airline‟s passenger load factor and passenger yield. Second, airlines‟ involvement in the positive operation-related CSR activities may influence passenger load factor as well as providing additional passenger yield if such activities have exceeded customers‟ expectation regarding the airline‟s operational performance for the customer. Third, the study finds a trade-off between passenger load factor and passenger yield for airlines that have engagement in the positive non-operation-related CSR activities. Finally, the study identifies a moderating effect of airline‟s business model on the relationship between positive non-operation-related CSR activities and the airline‟s performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayyid Ridha
"ABSTRAK
Tesis ini menjelaskan tentang perkembangan industri tekstil di PT Sri Rejeki Isman Tbk; Sritex dan dampaknya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di Sukoharjo 1979-1994. Penelitian sosial historis ini berfokus pada pengembangan industri dan yang mempengaruhi masyarakat Sukoharjo. Industri Tekstil adalah jenis industri yang merekrut tenaga kerja besar dan itulah alasan terbesar mengapa Sritex mempengaruhi aspek kehidupan orang-orang. Pada awalnya, Sritex menghadapi kendala dalam mencapai kesuksesan mereka. Tetapi pada akhirnya, Sritex menjadi salah satu pabrik integrasi terbesar di Asia Tenggara. Dalam tesis ini, peneliti menggunakan metode historis dengan mengumpulkan beberapa sumber literatur dan berita kontemporer. Peneliti mencoba menyelesaikan penelitian terakhir P.T Sritex secara kronologis, dari awal hingga efeknya.

ABSTRACT
This thesis describes the development of the textile industry at PT Sri Rejeki Isman Tbk; Sritex and its impact on social and economic life in Sukoharjo 1979-1994. This historical social research focuses on industrial development and which affects the people of Sukoharjo. The Textile Industry is the type of industry that recruits a large workforce and that is the biggest reason why Sritex affects aspects of people's lives. In the beginning, Sritex faced obstacles in achieving their success. But in the end, Sritex became one of the largest integration factories in Southeast Asia. In this thesis, the researcher uses the historical method by gathering several sources of contemporary literature and news. Researchers tried to complete the last research P. Sritex chronologically, from the beginning to the effect."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Nuraini
"Skripsi ini membahas tentang perkembangan bank syariah pertama di Indonesia. Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan historis, meneliti perkembangan Bank Muamalat sejak proses didirikan hingga bank ini bertahan selama dua
dekade. Penelitian ini menunjukkan perkembangan Bank Muamalat Indonesia dari masa ke masa, terutama ketika menghadapi krisis ekonomi di Indonesia maupun di dunia. Hasil penelitian ini menunjukkan daya tahan Bank Muamalat sebagai bank yang menggunakan prinsip syariah dalam menghadapi badai krisis yang menerpa perekonomian maupun perbankan nasional.

This thesis discusses the development of the first Islamic bank in Indonesia. This study using a historical approach, examining the development of Bank Muamalat
since the bank was established until two decades. This study shows the development of Bank Muamalat Indonesia from time to time, especially when faced with the economic crisis in Indonesia and the world. The results of this
study demonstrate the durability of Bank Muamalat as bank use Islamic principles in the face of the storm that hit the economy crisis and national banks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>