Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Francisca Mandawati
"ABSTRAK
Laporan ini bertujuan untuk membahas uji tuntas due diligence yang dilakukan oleh KAP SAS pada RS XXX dan alasan akuisisi ini. Proses uji tuntas yang dibahas pada laporan ini menjelaskan tipe uji tuntas apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka akuisisi rumah sakit dan khususnya dari sisi uji tuntas keuangan. Kemudian penulis akan menjelaskan uji tuntas yang dilakukan pada RS XXX. Hasil laporan ini menunjukkan motif klien mengakuisisi RS XXX untuk memperoleh kekuatan. Penulis menyarankan uji tuntas regulasi dan kualitas pada RS XXX. Proses uji tuntas keuangan yang dilakukan KAP SAS telah sesuai dengan teori, namun kurang mendalam.

ABSTRACT
This report aims to describe due diligence process on XXX Hospital by KAP SAS and the motive of this acquisition. This report analyze what types of due diligence that are needed before acquiring a hospital, and in particular financial due diligence for hospitals. Furthermore this report describe due diligence process on XXX hospital. The result of the analysis shows that the motive of the acquisition is to gaining power. Regulatory and quality due diligence are recommended to be performed on XXX Hospital. The financial due diligence that was performed are consistent with the theories, but not deeply performed."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ditia Fikri Aufa
"ABSTRAK
Penulisan laporan magang ini dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan aktivitas merger dan akuisisi dengan nominal yang besar di regional Asia Pasifik khususnya Indonesia, sehingga meningkatkan urgensi dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan setiap investasi agar tujuan investasi tercapai, salah satunya adalah melakukan proses uji tuntas. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis proses dan prinsip fundamental atas uji tuntas keuangan yang dilakukan oleh DFA Consulting terhadap PT GGG. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan secara langsung apa yang dilakukan oleh DFA Consulting selama proses uji tuntas keuangan dengan Graham (2001) dan Lehman Brown (2014). Hasil dari analisis adalah proses uji tuntas keuangan yang dilakukan DFA Consulting terhadap PT GGG yaitu Planning (Proposal, Client Acceptance Checklist, Engagement Letter, Kick-off Meeting, Data Request, Fieldwork Planning), Implementing (Prepare WP, Collecting Document, Document Sampling & Investigation, Normalization Earnings), dan Reporting sudah sesuai dengan proses yang dijabarkan oleh Graham (2001), namun terdapat beberapa proses yang dilakukan oleh DFA Consulting tidak ada pada penjabaran Graham (2001), dan sebaliknya. Selain itu, prinsip fundamental (Independensi, Kehati-hatian, Kelengkapan, Materialitas) dalam proses uji tuntas keuangan yang dilakukan DFA Consulting sudah sesuai dengan apa yang sudah dijabarkan Lehman Brown (2014).

ABSTRACT
The writing of this internship report is motivated by increases in volume and nominal of merger and acquisition activities in the Asia Pacific region, especially Indonesia, thus increasing the urgency in applying the prudence principle in making every investment so that the investment objectives can be achieved, one of which is conducting the due diligence process. This writing aims to analyze the fundamental processes and principles of financial due diligence conducted by DFA Consulting on PT GGG. Analysis was carried out by comparing directly what DFA Consulting did during the financial due diligence process with Graham (2001) and Lehman Brown (2014). The results of the analysis are the financial due diligence process conducted by DFA Consulting on PT GGG, which are Planning (Proposal, Client Acceptance Checklist, Engagement Letter, Kick-off Meeting, Data Request, Fieldwork Planning), Implementing (Prepare WP, Collecting Document, Document Sampling & Investigation, Normalization Earnings), and Reporting are in accordance with the process outlined by Graham (2001), but there are several processes carried out by DFA Consulting that are not in Graham's (2001) description, and vice versa. In addition, the fundamental principles (Independence, Prudence, Comprehensiveness, Materiality) in the financial due diligence process conducted by DFA Consulting are in line with what has been described by Lehman Brown (2014)."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Mutiara Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh skor ESG dan perubahan skor ESG terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan pasca M&A. Dalam pandangan teori pemegang saham instrumental, kinerja ESG yang tinggi dapat mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan untuk menciptakan sinergi pasca-M&A dan kinerja keuangan. Studi sebelumnya menunjukkan hasil yang bervariasi tentang pengaruh skor ESG terhadap kinerja keuangan perusahaan, itulah sebabnya topik ini masih relevan. Dengan menggunakan 75 sampel M&A di negara ASEAN-5, studi ini menyajikan bukti baru tentang manfaat keuangan ESG korporat untuk perusahaan pengakuisisi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa skor ESG tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pasca dan nilai perusahaanM&A. Kedua adalah teori penurunan utilitas marginal atau the law of diminishing marginal utility (DMU) yang memiliki pandangan bahwa dalam konteks peningkatan upaya ESG, utilitas yang diperoleh oleh pemangku kepentingan dari perusahaan yang sama akan mengalami penurunan secara bertahap. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi yang tinggi akan diberikan oleh pemangku kepentingan perusahaan dengan tingkat ESG rendah, sedangkan kontribusi yang lebih rendah akan diberikan oleh pemangku kepentingan perusahaan dengan tingkat ESG tinggi. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan dalam penelitian ini, terbukti teori DMU tidak didukung dalam kelompok sampel ESG tinggi, namun didukung dalam kelompok sampel ESG rendah.

This study aims to empirically examine the influence of ESG scores and changes in ESG scores on financial performance and firm value post-M&A. From the perspective of instrumental shareholder theory, high ESG performance can garner stakeholder support to create post-M&A synergies and financial performance. Previous studies have shown varied results regarding the influence of ESG scores on firm financial performance, which is why this topic remains relevant. Utilizing a sample of 75 M&A cases in ASEAN-5 countries, this study presents new evidence on the financial benefits of corporate ESG for acquiring firms. The results of this study find that ESG scores do not have a significant influence on post-M&A financial performance and firm value. Secondly, the theory of Diminishing Marginal Utility (DMU) posits that in the context of increasing ESG efforts, the utility obtained by stakeholders from the same firm will gradually decrease. This indicates that high contributions will be given by stakeholders of firms with low ESG levels, while lower contributions will be given by stakeholders of firms with high ESG levels. Based on the regression analysis conducted in this study, the findings reveal that the DMU theory is not supported in the high ESG sample group but is supported in the low ESG sample group."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novisantia Rangga
"ABSTRAK
Laporan ini membahas mengenai proses due diligence pada PT PQR yang difokuskan pada laporan keuangan perusahaan. Proses ini dilakukan dalam rangka akuisisi oleh PT TUV Tbk dengan tujuan untuk memeriksa dan memverifikasi bahwa fakta-fakta yang diberikan oleh Perusahaan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam proses financial due diligence adalah agreed upon procedure. Proses yang dilakukan telah mengikuti standar yang berlaku dan hasilnya menyimpulkan PT PQR telah menjalankan proses pencatatannya dengan baik, namun ada beberapa hal yang kurang sesuai.

ABSTRACT
This internship report discusses the due diligence process that mainly focus on company?s financial statement. This process is conducted based on the acquisition planning of PT PQR by PT TUV Tbk with purpose to check and verify that all data provided by the company is true and reliable. In doing financial due diligence process, the consultant used agreed upon procedure as a method. The process that have been done by KAP AAJ has met the standard and conclude that PT PQR?s reporting is good; however there are several practices that have not met standard."
2013
S43946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Christin
"ABSTRAK
Laporan ini bertujuan untuk memaparkan proses financial due diligence atas PT XXX. Adapun pembahasan atas prosedur dan temuan pada proses financial due diligence ini meliputi akun-akun pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi PT XXX yang telah disepakati oleh akuntan dan pengguna laporan (agreed upon procedures). Selain itu, akan dibahas pula mengenai analisis kemampuan PT XXX dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) PT XXX. Berdasarkan temuan yang diperoleh selama proses financial due diligence dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa going concern PT XXX diragukan.

ABSTRACT
This report will describe financial due diligence process of PT XXX. The procedures and findings discussed in this financial due diligence process will cover accounts in statement of financial position and income statement of PT XXX based on agreed upon procedures between auditor and report?s users. Moreover, this report will discuss analysis of PT XXX?s going concern. Based on findings in financial due diligence process and further analysis of PT XXX, it can be concluded that PT XXX?s going concern is doubtful."
2013
S54679
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yeterina Widi Nugrahanti; Veronica Novianti Purwadi
"The purpose of this research are 1) to examine and analyze the change to acquirer’s finance performances before and after merger and acquisition which is measured by Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Average Collection Period, and Return on Equity; and 2) to examine and analyze the change to the abnormal return before and after acquisition. Sample of this research consists of 14 non financing companies listed in Indonesia Stock Exchange and research period of 2005-2008. That selected by using purposive sampling method. Technique of analyzed for examining the hypothesis is Wilcoxon Sign Test at level significant 10%. The result shows that financial ratio indifference between before and after merger and acquisition, except Debt to Equity Ratio is decreasing, and the merger and acquisition announcement did not get any response from the investors, because there were no significant changes to the abnormal return before and after the announcement. These results indicate that merger and acquisition does not provide synergy for acquiring firm and they cannot achieve economic motive"
Pusat kajian pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kristen Wira Wacana Sumba, 2012
330 JEBK 1 (2) 2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Pangestu
"Akuisisi dapat menjadi salah satu strategi bisnis ketika perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar ketika mengakuisisi perusahaan yang telah atau sedang beroperasi daripada mengembangkan sayap bisnisnya pada industri yang tidak mereka kenali dengan baik. Namun, menggabungkan dua perusahaan dapat menimbulkan perubahan struktur operasional dan finansial kedua perusahaan, termasuk accounting treatment yang perlu disesuaikan. Laporan ini bertujuan untuk menganalisis proses akuisisi untuk menentukan nilai goodwill atau gain on bargain purchase sebagai hasil dari perbedaan konsiderasi/harga (consideration) yang ditawarkan oleh acquirer dan nilai aset bersih (net asset) yang dimiliki oleh acquiring company. Analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui alasan penerimaan atau penolakan dari penawaran akuisisi termasuk manfaat dan risiko yang timbul dari integrasi kedua perusahaan.

Acquisition are often made as part of a company’s growth strategy where it is preferable to take over an existing company than to expand on its own. However, an acquisition or takeover may have significant changes in the operational and financial structures of both acquirer and acquiring companies including its accounting treatment. The purpose of this report is to analyse the takeover information including acquisition analysis to determine if there has been any goodwill or gain on bargain purchase as the result of the difference between consideration
transferred and the fair value of net assets acquired and any subsequent adjustment to the initial accounting for business combination. It is also noteworthy to understand the reasons for acceptance or rejection of the offer including the benefit and the risks arising from the integration of the combined group.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Tedjakusuma
"Akuisisi internal tampaknya makin diminati para investor akhir-akhir ini Berbagai pendapat yang kontroversial banyak dibicarakan oleh masyarakat luas. Di satu pihak banyak yang tidak setuju dilakukannya akuisisi internal, di lain pihak banyak yang berpendapat bahwa akuisisi internal merupakan suatu hal yang wajar. Bila dikelompokkan ada tiga masalah yang perlu ditinjau kembali, yang pertama apakah pemegang saham minoritas dirugikan akibat praktek akuisisi tersebut, yang kedua dan ketiga ialah maalah pajak dan insider trading.
Salah satu akuisisi internal yang terjadi pada tahun 1993 ialah pembelian PT AP oleh PT VE dengan harga RP 5.606.250.000 atau Rp 2.156.250 per lembar sahamnya. Sedangkan pembiayaan akuisisi dilakukan dengan mengeluarkan right issue oleh PT VE sejumlah Rp 27.000.000.000. Selain digunakan untuk pembiayaan akuisisi, dana yang diperoleh dipergunakan untuk meningkatkan modal kerja pula.
Analisa penilaian perusahaan target yang dilakukan pada karya tulis ini lebih ditekankan pada analisa kuantitatif dibandingkan dengan analisa kualitatif. Analisa dilakukan atas dasar empat belas metode valuasi yaitu Capitalization of Earning, Capitalization of Excess Earning, Capitalized of Cash Flow, Operating Cash Flow, Net Adjusted Book Value, Net Tangible Assets, Liquidation Value, Replacement Cost, Capitalization of Revenue, Profit Margin / Capitalization Rate, dan yang terakhir Discounted Cash Flow. Namun penilaian lebih ditekankan pada metode DCF. Tujuan dari menerapkan berbagai pendekatan mi agar penilaian dapat ditinjau dari pendekatan yang berbeda-beda, tidak hanya stu atau dua sisi.
DCF ialah salah satu metode pendekatan yang menilai perusahaan melalui proyeksi cash flow dan nilai residu perusahaan. Sedangkan faktor diskonto yang dipergunakan ialah dengan rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) yang terdiri dari biaya hutang dan biaya modal sendiri / ekuitas. Dalam mencari biaya ekuitas, penulisan inimenggunakan pertimbangan empat metode yaitu Return On Equity (ROE), Return On Cash Earning (ROCE), Divkkn Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio(PER).
Dari hasil perhituñgan yang dilakukan, estimasi harga perusahaan target dengan rata-rata tertimbang beberapa metode di atas ialah berkisar antara Rp4.5000.000.000 dan Rp 5.000.000.000. Dan bila ditinjau dari nilai pembelian aktualnya, metode Operating Cash Flow dan Discounted Cash Flow paling mendekati nilai aktual.
Di samping membahas secara kuantitatif, analisa kualitatif pun dilakukan dengan meninjau industri dan internal perusahaan. Perusahaan pengakuisisi, yaitu PT VE merupakan perusahaan yang bergerak dengan kabel sebagai hasil produksinya, sedangkan PT AP selaku perusahaan yang diakuisisi merupakan perusahaan yang bergerak pada bahan baku produk kabel (aluminium wire rod). Akuisisi yang terjadi ml merupakan integrasi vertikal dalam rangka memperlancar pasokan serta dapat mengontrol harga baku.
Prospek PT AP sangat tergantung pada masa depan PT VE, sedangkan prospek PT VE sendiri tampak sangat baik dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan kelistrikan dan telekomunikasi di Indonesia. Namun bila dilihat dari prospek PT AP sendiri tampak tidak ada indikasi sebaik prospek PT VE, malah dapat dikatakan pesimis dengan menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan. Indikasi ini yang tampaknya menjadikan tujuan akuisisi semula agak rancu.
Sebenarnya dalam menganalisa suatu kasus akuisisi, tidak cukup bila hanyadiperoleh data yang bersifat kuantitatif, berbagai data dan informasi secara makro juga dibutuhkan agar data yang dipergunakan sebagai masukan penilaian dan analisa dapat mencerminkan kondisi masa depan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmadi Gusanto
"Studi ini mempelajari nilai akuisisi PT Pertamina Gas oleh Perusahaan Gas Negara Tbk. Nilai akuisisi diperoleh dari valuasi setelah memperhitungkan ekspetasi nilai sinergi dari perusahaan gabungan. Valuasi adalah prosess menentukan nilai wajar dari suatu asset atau perusahaan. Valuasi dapat dilakukan dengan analisis fundamental yang terdiri dari pendekatan top-down dan bottom-up. Studi ini menggunakan pendekatan top-down dengan melakukan analisis makroeokonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan kepada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan target. Nilai sinergi diperoleh dari kenaikan arus kas setelah penggabungan perusahaan. Sinergi dapat diklasifikasikan menjadi sinergi operasional dan sinergi keuanganl. Metodologi valuasi menggunakan discounted cash flow dengan free cash flow to firm. Studi ini menggunakan data sekunder yang bersifat publik. Hasil studi menunjukkan bahwa akusisi yang dilakukan menghasilkan sinergi untuk perusahaan gabungan, dan Perusahaan Gas Negara membayar akuisisi secara wajar. Oleh karena itu, manajemen perusahaan diharapkan untuk secara cermat memperhatikan proses penggabungan perusahaan supaya dapat mewujudkan ekspetasi nilai sinergi secara penuh untuk kesejahteraan masyarakat.

This research examines the acquisition value of PT Pertamina Gas by Perusahaan Gas Negara Tbk. Acquisition value is derived from valuation after considering expected synergy value from the combined company. Valuation is the process of determining the fair value of an asset or a company. Valuation can be conducted with fundamental analysis which can be divided into top-down approach and bottom-up approach. This research uses top-down approach by performing macroeconomic, industry, and company analysis for both acquiring and target companies. Synergy value is derived from the incremental cash flow after combining two entities. Synergy can be classified into operating and financial synergies. Valuation methodology uses discounted cash flow with free cash flow to firm. This research relies on secondary resources which are publicly available. The results indicate that the acquisition creates synergy value for the combined company, and Perusahaan Gas Negara did not overpay the acquisition. Therefore, the company management is expected to closely monitor the integration process in order to fully realize the expected synergy value for benefitting the society.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Wirata
"Skripsi ini membahas atas seberapa besar perubahan yang dapat ditimbulkan oleh merger dan akuisisi terhadap performa keuangan perusahaan publik yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange untuk periode 2005 2012. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Total Asset Turnover TATO Return On Assets ROA Return On Equity ROE dan Operating Profit Margin OPM. Satu satunya rasio yang mengalami perubahan secara signifikan adalah Quick Ratio yang mana mengalami perubahan yang signifikan pada saat membandingkan rasio dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan merger dan akuisisi dan juga pada saat membandingkan rasio pada saat dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi Penelitian ini menyimpulkan bahwa kegiatan merger dan akuisisi tidak memberikan perbedaan yang berarti bagi TATO ROA ROE dan OPM namun memberikan perbedaan yang signifikan untuk Quick Ratio

This thesis discusses on how big changes can be brought about by mergers and acquisitions on the financial performance of public companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2005-2012. This study found that there was no significant difference in the Total Asset Turnover TATO Return on Assets ROA Return on Equity ROE and Operating Profit Margin OPM The only ratio that changes significantly is the Quick Ratio which underwent a significant change when comparing the ratio of the two years before and one year after the merger and acquisition and also when comparing the ratio during the two years before and two years after merger and acquisitions. The study concluded that the merger and acquisition activity does not give a significant difference for the TATO ROA ROE and OPM however a significant difference to the Quick Ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>