Ditemukan 164991 dokumen yang sesuai dengan query
Nabila Karamina Dhima
"
ABSTRAKPemilihan kata pada penulisan lirik lagu anak tentunya berbeda dengan penulisan lirik lagu untuk kalangan dewasa. Penelitian ini membandingkan gaya bahasa yang terkandung pada dua lagu anak dan lagu dewasa berbahasa Belanda dengan tema lagu yang sama. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah pencarian lagu anak dan dewasa berbahasa Belanda, analisis gaya bahasa yang terkandung, pembandingan gaya bahasa lalu ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori gaya bahasa. Dari teori tersebut ditelaah gaya bahasa yang terkandung dalam setiap baris lagu lalu dibandingkan jenis gaya bahasa yang paling sering muncul pada kedua jenis lagu. Penelitian ini mengungkapkan bahwa gaya bahasa yang paling banyak muncul pada lagu anak adalah repetisi, berupa pengulangan kata, frasa, dan struktur kalimat, serta diungkapkan secara eksplisit sehingga lebih mudah diingat dan dipahami. Pada penulisan lagu dewasa muncul gaya bahasa yang lebih beragam dengan banyak makna tersirat.
ABSTRACT The selection of words in the writing of the lyrics of children rsquo s songs is certainly different from the writing of song lyrics for adults. This research compares the figures of speech that contain in the Dutch children rsquo s songs and the Dutch adult songs with the same theme. The steps of the method that is used are the searching for Dutch children rsquo s songs and adult songs, the analysis of the containing figures of speech, the comparison of the figures of speech and the last is the conclusions taking. This research uses the theory of the figure of speech. Based on the theory the figures of speech are examined in each line of the songs then compared the figures of speech that appears often on both types os songs.This research reveals that the figure of speech that appears often in the children rsquo s songs is repetition, in the form of repetition of the words, phrases, and sentences structure, and they are expressed explicitly so that is easier to remember and understand. In the writing of adults rsquo songs appears more figures of speech with many implicit meanings."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Adinda Fathimah Azzahra
"Penelitian ini mengkaji ekspresi emosi kesedihan yang terdapat dalam lirik lagu Папа (Papa) ‘Ayah’ dan Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) ‘Jangan Jatuh Cinta’ karya Mary Gu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspresi emosi kesedihan yang disampaikan oleh Mary Gu dalam sumber data utama, yaitu teks dari lirik lagu Папа (Papa) ‘Ayah’ dan Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) ‘Jangan Jatuh Cinta’. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis untuk meneliti lirik lagu yang sudah diterjemahkan. Untuk menemukan emosi kesedihan, penelitian ini menggunakan spesifik perasaan dari kesedihan dalam Emotion Wheel yang dikemukakan oleh Geoffrey Roberts. Pencarian makna dilakukan menggunakan teori Hermeneutika yang dikemukakan oleh Schleiermacher dengan proses Interpretasi Gramatikal dan Interpretasi Psikologikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perasaan spesifik dari emosi kesedihan yang terkandung dalam lirik lagu Папа (Papa) ‘Ayah’dan Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) ‘Jangan Jatuh Cinta’ dan memiliki kaitan dengan masa lalu Mary Gu.
This research examines the emotional expression of sadness contained in the lyrics of the songs Папа (Papa) 'Father' and Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) 'Don't Fall in Love' by Mary Gu. The aim of this research is to determine the emotional expression of sadness conveyed by Mary Gu in the main data source, namely the text of the lyrics of the songs Папа (Papa) 'Father' and Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) 'Don't Fall in Love'. The method used in this research is analytical descriptive to examine translated song lyrics. To find the emotion of sadness, this research uses specific feelings of sadness in the Emotion Wheel proposed by Geoffrey Roberts. The search for meaning is carried out using the Hermeneutic theory proposed by Schleiermacher with the process of Grammatical Interpretation and Psychological Interpretation. The research results show that there are specific feelings of sadness contained in the lyrics of the songs Папа (Papa) 'Father' and Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) 'Don't Fall in Love' and are related to Mary Gu's past."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Berk`s, Marjan
Amsterdam: Uitgeverij Atlas, 2009
BLD 839.318 09 BER o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Leonardus Adi Widiarso
"Khasanah lagu pop anak-anak di era 1980 dan 1990-an mencatat munculnya seorang pencipta lagu bernama Papa T. Bob. Karya ciptanya yang terjual ratusan ribu kaset bahkan ada yang lebih dari satu juta menunjukkan bahwa karya-karyanya itu didengarkan secara luas oleh anak-anak. Ditinjau dari perspektif komunikasi, ini berarti lagu sebagai pesan komunikasi diterima oleh sejumlah besar komunikan. Mengingat adanya perbedaan wawasan antara penulis lagu dengan anak-anak, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian bertolak dari permasalahan bagaimana sebenarnya penafsiran anak-anak terhadap lagu yang didengarkannya itu serta bagaimanakah penafsiran tersebut jika dibandingkan dengan apa yang dimaksud oleh Papa T. Bob. Secara teoretis, penafsiran komunikan terhadap isi pesan dapat dijelaskan melalui proses pemaknaan tanda, yang disebut proses semiosis. Hasil penafsiran yang muncul dalam proses tersebut, selanjutnya dapat diperbandingkan dengan apa yang dimaksud oleh komunikator. Perbandingan antara keduanya dapat dijelaskan dengan sebuah model komunikasi Willbur Schramm. Adapun lagu yang menjadi objek penelitian ada lima, yakni Semut-Semut Kecit, Si Kodok, Semua Mencium, Suzan Punya Cita-Cita dan Si Komo Lewat ToLt. Data mengenai sudut pandang komunikan berupa penafsiran terhadap lagu diperoleh melalui focus group discussion (FGD). Sedangkan data mengenai sudut pandang komunikator mengenai cerita dan pesan yang dimaksud dalam lagu diperoleh melalui wawancara terbuka. Mari proses semiosis yang muncul dalam FGD dapat dilihat makna lagu bagi komunikan. Selanjutnya makna lagu bagi komunikan tersebut diperbandingkan dengan sudut pandang komunikator. Analisis perbandingan di samping menunjukkan terjadinya kesamaan dan perbedaan sudut pandang antara komunikan dengan komunikator, juga menunjukkan adanya pesan komunikasi yang ditangkap komunikan lebih dari sekedar yang dimaksudkan oleh komunikator."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4182
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Jonge, Freek de
Amsterdam: Rainbow Pocketboeken, 1995
BLD 839.3 JON o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dina Novita Tuasuun
"Pada majalah anak Kristen AMI Anak Manis Indonesia, 1987 mdash;2010 , terdapat komik ldquo;Si Opa rdquo; yang banyak mengacu kepada teks sastra hikmat Perjanjian Lama, terutama Amsal. Sastra hikmat ini memuat nilai-nilai universal mengenai makna hidup manusia. Salah satu tema pokoknya mengenai kontras antara orang berhikmat dan orang bodoh. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud membahas: 1 bagaimana kitab Amsal sebagai bagian sastra hikmat dalam Perjanjian Lama disampaikan kepada pembaca anak-anak Indonesia dalam Majalah AMI, terutama dalam komik humor ldquo;Si Opa rdquo; 1999-2009 ?; 2 bagaimana tema kontras antara orang berhikmat dan orang bodoh dalam Kitab Amsal direpresentasikan ke dalam komik humor ldquo;Si Opa rdquo; di majalah AMI?; 3 bagaimana komik humor ldquo;Si Opa rdquo; di majalah AMI mengonstruksi pemahaman akan identitas ras dan gender dalam strategi visual dan narasinya? Melalui metode pendekatan tekstual yang mengkaji aspek visual dan verbal komik ldquo;Si Opa rdquo;, hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan hikmat yang universal dalam kitab Amsal menjadi bergeser, bahkan berubah, karena adanya representasi yang bias ras dan bias gender. Kehadiran tokoh-tokoh stereotipikal dalam komik ini mengandung muatan humor yang dominan, tetapi sekaligus berpotensi mensosialisasikan pemahaman yang mensubordinasikan ras kulit hitam dan perempuan. Dengan demikian penelitian ini dapat menjadi kajian interdisipliner mengenai bacaan anak berdasarkan teks Alkitab.
In a Christian children magazine titled AMI Anak Manis Indonesia ndash Sweet Children of Indonesia, 1987 to 2010 there was a humorous comic ldquo Si Opa rdquo . The comic mostly referred to the Proverbs as Old Testament wisdom literature in the Bible that consists of universal values about the meaning of life and one of the main themes is the contrast between the wise and the fool. Therefore, this research aimed to examine 1 how the book of Proverbs presented to the children in Indonesia as readers in the humorous comic ldquo Si Opa rdquo 1999 2009 2 how the contrast of the wise and the fool in Proverbs is represented in ldquo Si Opa rdquo comic 3 how was ldquo Si Opa rdquo comic construct a racial and gender identity. Through the textual approach that analyzes visual and verbal aspects, this research found that the universal wisdom message in ldquo Si Opa rdquo shifts, and even changes, due to certain representations that are laden with racial and gender bias. The stereotypical characters in the comic do give humorous effects, but such characters at the same time convey viewpoint that subjugates women and people with darker skin. Therefore this thesis could contribute to interdisciplinary research of children 39 s literature based on Biblical texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49516
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fediana Adinda Putri
"Penelitian ini membahas tentang majas yang terdapat pada lagu Regulus dan Parting karya ONEWE. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah ketertarikan penulis dalam meneliti penggunaan majas yang terdapat dalam sebuah lagu Korea. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan majas pada lagu Regulus dan Parting karya Onewe. Penelitian ini dirancang untuk menjawab satu rumusan masalah, yakni apa saja jenis-jenis majas pada lagu Regulus dan Parting karya Onewe. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Teori majas digunakan untuk mengidentifikasi majas yang digunakan dalam kedua lagu. Sumber data dalam penelitian ini adalah lirik lagu Regulus dan Parting karya Onewe dan penelitian ini menghasilkan data berupa jenis-jenis majas yang terdapat pada lirik lagu Regulus dan Parting karya Onewe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat majas retoris, majas kiasan, dan majas menurut struktur kalimat pada lagu Parting dan terdapat majas retoris dan majas kiasan pada lagu Regulus.
This study analyzes figures of speech in the songs Regulus and Parting by Onewe. The background of this study is the interest of the writer in studying the use of figures of speech in Korean songs. This study is meant to explain the figures of speech in the songs Regulus and Parting by Onewe. This study is written to answer one question; what kinds of figures of speech are used in the songs Regulus and Parting by Onewe. Qualitative study with a descriptive analytical approach is used in this study. The theory of figures of speech is used in this study to identify figures of speech in both songs. Sources of data in this study are the lyrics in the songs Regulus and Parting by Onewe and this study produces datas which is the figures of speech in the songs Regulus and Parting by Onewe. Based on the result of the study, there are rethorical and figurative figures of speech, and figures of speech based on sentence structures in Parting, and rethorical and figurative figures of speech in Regulus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Munthe, Jillena Oseta G.
"Lagu adalah bahasa jiwa. Tanpa sadar, kita mendengarkan lagu-lagu yang beredar tanpa berpikir terlebih dahulu tentang dampaknya kepada kita dan orang-orang di sekitar kita, treutama anak-anak. Terlebih dari itu, di era globalisasi ini, ada banyak lagu berbahasa Indonesia yang menggunakan campur kode dan alih kode diliriknya. Ada tiga faktor utama yang menjadi bahan penyemangat di dalam penelitian ini. Pertama, untuk menggarisbawahi perbedaan di antara campur kode dan alih kode. Kedua, untuk menunjukkan fenomena campur kode dan alih kode di lingkungan anak-anak. Terakhir, untuk memberitahu masyarakat luas apa yang anak-anak rasakan tentang fenomena tersebut dan dampaknya untuk mereka. Teori-teori Whardaugh dan Holmes adalah aspek yang penting di dalam penelitian ini. Pada umumnya, campur kode dan alih kode pada lirik-lirik lagu Indonesia adalah baik adanya, tetapi orangtua seharusnya peduli kepada anak-anaknya di dalam memilih lagu-lagu yang tepat untuk anak-anak mereka.
Songs are the language of our souls. Unconsciously, we listen to the songs without thinking first about the impacts to us and the people around us, especially children. Moreover, in this globalization era, there are many Indonesian songs that use code mixing and code switching in their lyrics. There are three major factors that become an encouragement in doing this research. The first is to highlight the differences between code mixing and code switching. The second is to show the code mixing and code switching phenomenon in childhood environment. The last ones, are to let people know what children feel about that phenomenon and the impacts to them. Whardhaugh's and Holmes' theories are the important parts in this research. In general, code mixing and code switching in Indonesian songs' lyrics are fine, but the parents should care for their children in choosing the right songs for them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Porter, Alyene
New York: Abingdon Press, 1950
813.54 POR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Cazelya Aryaninda Margo Putri
"Pada penelitian ini, penulis menganalisis dua lagu Jerman, yaitu “Vincent” oleh Sarah Connor dan “Queere Tiere” oleh Sookee. Kedua lagu ini dipilih karena dianggap sebagai platform untuk merepresentasikan komunitas homoseksual, yang dapat dibuktikan dari performativitas gender pada kedua lirik lagu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif untuk menganalisis makna kedua lirik lagu. Selain itu, penulis menggunakan Queer theory oleh Judith Butler (1990), didukung dengan konsep gender performativity untuk menjabarkan performativitas gender yang ditampilkan pada kedua lirik lagu tersebut dan menunjukan bagaimana performativitas pada kedua lagu tersebut dapat dikatakan sebagai performativitas homoseksual. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua lagu tersebut menunjukkan adanya gender performativity dan performativitas yang ditampilkan pada kedua lirik tersebut membentuk identitas gender seorang homoseksual.
In this research, writers analyzed two German songs "Vincent" by Sarah Connor and "Queere Tiere" by Sookee. These two songs were chosen because they are considered as platforms to represent the homosexual community, which can be proven from the gender performativity in both song lyrics. In this research, the author uses descriptive analysis method to analyze the meaning of both song lyrics. In addition, writers use Queer theory by Judith Butler (1990), supported by the concept of gender performativity to describe the gender performativity displayed in both song lyrics and show how the performativity in both songs can be said to be homosexual performativity. From this research, it can be concluded that both songs show the existence of gender performativity and the performativity displayed in both lyrics forms the gender identity of a homosexual."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library