Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Sartikasari
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan persepsi perawat terhadap kejadian insiden keselamatan pasien berdasarkan laporan adanya kejadian insiden keselamatan pasien yang terjadi di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap 81 perawat pelaksana dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel komunikasi dengan nilai-p 0,019. Dengan kata lain kurangnya komunikasi antara perawat dengan tenaga medis lainnya berpengaruh terhadap kejadian insiden keselamatan pasien. Peneliti menyarankan membuat kebijakan pengisian bukti pemberian KIE, setiap pergantian shift melakukan briefing, monitoring dan evaluasi serta membuat jalur komunikasi dengan tenaga medis lainnya agar tercipta umpan balik terkait keselamatan pasien.

This research is a quantitative research conducted on 81 implementing nurses with cross sectional study design. The results showed that there is a correlation of communication variables with p value 0,019. In other words, the lack of communication between nurses and other medical personnel influences the incidence of patient safety incidents. The researchers suggested that make policy of charging proof of giving of KIE, each shift change to do briefing, monitoring and evaluation as well as make communication line with other medical personnel to create patient safety related feedback. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S70021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Eka Amanda Handika Putri
"Penelitian ini membahas budaya keselamatan pasien di RS Grha Permata Ibu tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di RS Grha Permata Ibu, dengan menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture 2.0 dari AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RS Grha Permata Ibu memiliki budaya keselamatan pasien yang baik. Terdapat 3 dimensi budaya keselamatan dengan kategori baik (dimensi komunikasi tentang kesalahan, dimensi kerja sama tim, dan dimensi serah terima dan pertukaran informasi). Sedangkan dimensi budaya keselamatan dengan kategori sedang terdapat 7 dimensi (dimensi dukungan manajemen rumah sakit untuk keselamatan pasien, dimensi respon kesalahan, dimensi supervisor, manajer atau pemimpin klinis yang mendukung keselamatan pasien, dimensi pelaporan insiden keselamatan pasien, dimensi kepegawaian dan kecepatan kerja, dimensi keterbukaan komunikasi, dan dimensi pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi supervisor, manajer atau pemimpin klinis yang mendukung keselamatan pasien dengan asal unit pegawai. Saran perbaikan yang diperlukan yaitu penggunaan barcode yang berisikan google form pengisian pelaporan IKP, resosialisasi, monitoring, dan evaluasi budaya keselamatan pasien

This study discusses the patient safety culture at Grha Permata Ibu Hospital in 2022. The purpose of this study was to describe the patient safety culture at Grha Permata Ibu Hospital, using the Hospital Survey on Patient Safety Culture 2.0 questionnaire from AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality). This study used a quantitative research method with a cross-sectional approach with a total sample of 97 respondents. The results of the study show that Grha Permata Ibu Hospital has a good patient safety culture. There are 3 dimensions of safety culture with good categories (the dimension of communication about errors, the dimension of teamwork, and the dimension of hands-off and information exchange). While the dimensions of safety culture in the moderate category there are 7 dimensions (the dimension of hospital management support for patient safety, the dimension of response to error, the dimension of supervisors, managers or clinical leaders support for patient safety, the dimension of reporting patient safety events, the dimension of staffing and work pace, the dimension of communication openness, and the dimension of organizational learning and continuous improvement). The results also show a significant relationship between the dimension supervisors, managers, or clinical leaders support for patient safety and the origin of the employee unit. Suggestions for improvement needed are the use of a barcode that contains a google form for filling out IKP reporting, re-socialization, monitoring, and evaluating patient safety culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Yulianita
"Mutu asuhan keperawatan dapat dinilai dari pendokumentasian yang dilakukan perawat. Kualitas pendokumentasian dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan kualitas dokumentasi keperawatan di Instalasi rawat inap RSU X Depok. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 52 perawat pelaksana yang diambil dengan teknik total sampling dan 93 dokumen keperawatan yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan kuisioner valid (0,31) dan lembar observasi dokumentasi Depkes R.I.
Hasil penelitian ditemukan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kualitas dokumentasi keperawatan (p=0,008, OR=9,286). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas dokumentasi keperawatan adalah pelaksanaan supervisi. Kepala ruangan perlu meningkatkan frekuensi supervisi pada tindakan keperawatan dan pendokumentasian keperawatan. Perawat melakukan pendokumentasian segera setelah berinteraksi dengan pasien.

The quality of nursing care can be assesed from documentation that nurses have done. The quality of documentation can be improved through the head nurse’s supervision activity. This study aimed to determine the relationship between supervision of head nurse and quality of nursing documentation in the wards of X Hospital in Depok. This study was a descriptive correlation research with cross sectional approach. A number of 52 nurses were involved using total sampling and 93 nursing documentation were taken using consecutive sampling technique. Instruments used were validated questionnaires (0,31) and documentation observation sheets by Indonesia Ministry of Health.
The research found a relationship between the implementation of supervision and quality of nursing documentation (p=0,008, OR=9,286). The most dominant factor related to the quality of nursing documentation was the implementation of supervision. Head nurse needs to increased their frequency of supervision in the nursing actions and nursing documentation. Nurse should be documented immediately after interacting with patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Harjanti
"Skripsi ini membahas tentang persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan di RS Grha Permata Ibu tahun 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu karakteristik responden (umur,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) dan indikator mutu layanan (reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles) dengan variabel dependen yaitu persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan RS Grha Permata Ibu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 110 responden yang merupakan pasien baru ataupun lama di poliklinik RS Grha Permata Ibu tahun 2012. Untuk menguji analisis univariat digunakan analisis distribusi frekuensi, sedangkan untuk menguji analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil analisis mutu pelayanan rawat jalan menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik responden dengan persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan karena p value > 0,05. Namun terdapat hubungan yang signifikan antara indikator mutu layanan dengan persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan karena p value < 0,05. Yaitu ada hubungan dengan reliability terhadap persepsi mutu pelayanan rawat jalan (p=0,000), ada hubungan dengan responsiveness terhadap persepsi mutu pelayanan rawat jalan (p=0,000), ada hubungan dengan assurance terhadap persepsi mutu pelayanan rawat jalan (p=0,000), ada hubungan dengan empathy terhadap persepsi mutu pelayanan rawat jalan (p=0,000), dan ada hubungan dengan tangibles terhadap persepsi mutu pelayanan rawat jalan (p=0,001).
This thesis discusses the patient's perception of Outpatient Service Quality at Grha Permata Ibu Hospital in 2012. The purpose of this study to determine the relationship of independent variables are characteristics ofthe respondents (age, sex, education, employment and income) and indicators of quality of service (reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles) with the dependent variable is the patient's perception of outpatient service of quality at Grha Permata Ibu Hospital. This study uses a cross sectional study design, a sample of 110 respondents (new or old patient) in Grha Permata Ibu Hospital 2012. To test for univariate analysis used frequency distribution analysis, while the bivariate analyzes to test the use of Chi squared.
The results of the analysis of outpatient service of quality showed no relationship between the characteristics of the respondents with the patient's perception of outpatient service of quality (p value > 0.05). But there is a significant relationship between indicators of service quality with the patient's perception of outpatient service of quality p value < 0.05. the relationship reliability to perception of outpatient service of quality (p = 0.000), the relationship responsiveness to perception of outpatient service of quality (p = 0.000), the relationship assurance to perception of outpatient service of quality (p = 0.000), the relationship empathy to perception of outpatient service of quality (p = 0.000), and the relationship tangibles to perception of outpatient service of quality (p = 0.001).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sari Kusumawati
"Budaya keselamatan memiliki peran penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Masih ditemui masalah terkait budaya keselamatan pasien dan sikap pelaporan insiden keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien dapat berhubungan dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan cluster sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 400 perawat di tiga rumah sakit umum daerah di tiga kabupaten Derah Istimewa Yogyakarta.
Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien p=0,005 . Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi sikap pelaporan secara berurutan yaitu jabatan, budaya keselamatan pasien, level kompetensi, masa kerja, dan usia perawat R2=0,892.
Kesimpulan adalah bahwa budaya keselamatan pasien memiliki peran penting terkait sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien, upaya untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dapat memperbaiki sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.
Rekomendasi yang diberikan yaitu perbaikan pengaturan staf di rumah sakit, penyelenggaraan pelatihan atau diskusi rutin sebagai tindak lanjut dari pelaporan insiden, menghilangkan budaya menyalahkan terkait pelaporan insiden, memberikan apresiasi kepada perawat yang bersedia melaporkan insiden, menumbuhkan budaya saling mendukung antar perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.

Safety culture has important role in realizing a safe nursing service for patients. Problems related to patient safety culture and patient safety incident reporting are still encountered. The safety culture of the patient may relate to the nurse 39 s attitude in incident reporting. This study aims to determine the relationship of patient safety culture with the attitude of the nurses in reporting patient 39 s safety incidents. Cross sectional study using cluster sampling was conducted by filling a questionnaire involving 400 nurses at three regional public hospitals in three districts in the province of Yogyakarta special region.
The result shows that there is a significant correlation between patient safety culture and nurse attitude in reporting patient 39 s safety incident p 0,005 . Linier regression result shows consecutively that their position, patient safety culture, level of competence, year of service and age affect their attitude in reporting an accident R2 0,892.
The conclusion is that the patient safety culture has an important role in the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident, efforts to strengthen the patient 39 s safety culture could improve the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident.
Recommendations include improvements in hospital staffing, regular training or regular discussions as a follow up to incident reporting, eliminating a culture of incident reporting error, giving appreciation to nurses willing to report incidents, fostering a mutually supportive culture among nurses in reporting patient safety incidents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Lestari
"Kemampuan rumah sakit untuk bertahan dan menjalankan fungsinya sebagai penyedia pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam menghadapi tantangan dan situasi pandemi Covid-19, kemampuan bertahan dalam kondisi ketidakpastian membuat rumah sakit harus membuat perencanaan kontingensi. Penelitian ini bertujuan merancang perencanaan kontingensi Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan design kasus melalui wawancara mendalam, telaah dokumen observasi dan decision making group. Hasil gambaran umum kesiapsiagaan RS GPI dalam menghadapi era pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa secara umum rumah sakit memiliki tingkat kesiapsiagaan yang adekuat untuk berespon terhadap Covid-19. Komponen yang memiliki performa kurang baik adalah komponen komunikasi yang cepat dan keterlibatan masyarakat, Komponen Kesehatan kerja, kesehatan mental, dan dukungan psikososial; komponen kesinambungan layanan dukungan penting dan identifikasi dan diagnosis cepat. Rumah sakit belum memiliki program kesehatan mental karyawan yang komprehensif terutama bagi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. Kesiapsiagaan dan respon rumah sakit terhadap pandemi tentunya harus dapat dipertahankan, ditingkatkan, dan dievaluasi sehingga disusunlah rencana kontingensi dalam menghadapi pandemi Covid-19 untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis operasionalnya. Rencana kontingensi ini terdiri dari pra pandemi Covid-19, pandemi Covid-19 terkendali dan pandemi Covid-19 tidak terkendali. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang perencanaan kontingensi secara lebih komprehensif berdasarkan komponen kesiapsiagaan.

The ability of hospitals to survive and carry out their functions as providers of health services to the community in facing the challenges and situations of the Covid-19 pandemic, the ability to survive in conditions of uncertainty makes hospitals have to make contingency plans. This study aims to design a contingency plan for the Grha Permata Ibu Depok Hospital in dealing with the Covid-19 Pandemic. This study uses a qualitative approach with case design through in-depth interviews, review of observation documents and DMG. The results of the general description of the preparedness of the GPI Hospital in the face of the Covid-19 pandemic era show that in general hospitals have an adequate level of preparedness to respond to Covid-19. Components that have poor performance are components of rapid communication and community involvement, components of occupational health, mental health, and psychosocial support; critical support service continuity components and rapid identification and diagnosis. The hospital does not yet have a comprehensive employee mental health program, especially for health workers dealing with Covid-19. Hospital preparedness and response to the pandemic must of course be maintained, improved, and evaluated so that a contingency plan is drawn up in the face of the Covid-19 pandemic to maintain the continuity of its operational business. This contingency plan consists of pre-covid-19 pandemic, controlled Covid-19 pandemic and uncontrolled Covid-19 pandemic. Further research is needed on more comprehensive contingency planning based on the components of preparedness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Sagita
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien oleh dokter dan Komite Mutu Keselamatan Pasien Manajemen Risiko KMKPMR di RS Permata Depok tahun2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien di RS Permata Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan case study dengan metode wawancara mendalam, telaah data sekunder dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja, pengetahuan tentang pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien, kerja rangkap, komunikasi,pengambilan keputusan dan penghargaan berhubungan dengan faktor pencatatan insiden keselamatan pasien oleh dokter, sedangkan pengalaman kerja, komunikasidan penghargaan berhubungan dengan faktor pelaporan insiden keselamatan pasienoleh KMKPMR.

The aim of this research is to identify the supporting and inhibiting factors relating to the recording and reporting the incidence of patients safety at Permata Depok Hospital in 2017. Type of research is qualitative using case studies with in depthinterview, secondary data review and document review.
The results of this studyare work experience, knowledge, work load, communication, decision making andreward related to the factors of recording the incidence of patients safety by the doctors, while work experience, communication and reward are related the factorsof reporting the incidence of patient rsquo s safety by The Hospital Committee of Patient Safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Sagita
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien oleh dokter dan Komite Mutu Keselamatan Pasien Manajemen Risiko (KMKPMR) di RS Permata Depok tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien di RS Permata Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan case study dengan metode wawancara mendalam, telaah data sekunder dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja, pengetahuan tentang pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien, kerja rangkap, komunikasi, pengambilan keputusan dan penghargaan berhubungan dengan faktor pencatatan insiden keselamatan pasien oleh dokter, sedangkan pengalaman kerja, komunikasi dan penghargaan berhubungan dengan faktor pelaporan insiden keselamatan pasien oleh KMKPMR.

The aim of this research is to identify the supporting and inhibiting factors relating to the recording and reporting the incidence of patient's safety at Permata Depok Hospital in 2017. Type of research is qualitative using case studies with in-depth interview, secondary data review and document review.
The results of this study are work experience, knowledge, work load, communication, decision making and reward related to the factors of recording the incidence of patient's safety by the doctors, while work experience, communication and reward are related the factors of reporting the incidence of patient's safety by The Hospital Committee of Patient Safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Sri Mulyana
"Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, dan seterusnya. Sejak dideklarasikannya pelaksanaan Patient Safety di Rumah Sakit X pada tahun 2009 hingga tahun 2011, tercatat Insiden Keselamatan Pasien (IKP) sebanyak 171 kasus, dimana IKP paling banyak yaitu sekitar 60% terjadi di pelayanan rawat inap. Melalui penelitian ini, dianalisis penyebab terjadinya IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X. Studi dilakukan terhadap 100 perawat pelaksana dengan menggunakan desain cross sectional untuk melihat bentuk hubungan antara variabel individu, kompleksitas pengobatan, kerjama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar Prosedur Operasional, dan kenyamanan tempat kerja terhadap kejadian IKP.
Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik individu, yang terdiri dari usia, masa kerja, dan kompetensi; dan variabel kerja sama yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian IKP dengan nilai P value masing-masing sebesar 0.028, 0.010, 0.028, dan 0.012. Dengan kata lain variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian IKP adalah variabel karakteristik individu sehingga hasil studi ini bisa menjadi pertimbangan bagi Bagian SDM, Komite Keperawatan dan Bagian Keperawatan Rumah Sakit X dalam melakukan seleksi dan pengembangan SDM Keperawatan dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien.

Patient safety is a system to make patient care become safer. The systems include risk assessment, identifying and managing the risks associated with patient, and so on. Since the patient safety program has been declared in "X" Hospital in 2009 until 2011, there are 171 cases recorded as a number of the patient safety incident (PSI), most cases about 60% occur in inpatient unit. Through this study, determinants of PSI in inpatient unit X Hospital are analyzed. Study is applied to 100 nursing staffs by cross sectional study design in order to observe the correlation between variable of individual characteristic, medication complexity, teamwork, interruption, communication, standard of procedure operational, and work place comfortable to PSI.
Result shows that there is a significant correlation between variable of individual characteristic (include age, working time, and levels of competence) and teamwork to PSI, with the P value: 0.028, 0.010, 0.028, and 0.012. In other word, the most significant variable to PSI is individual characteristic variable so it could be a consideration to recruit and do improvement based on patient safety by Human Resources, Nursing Committee and Nursing Unit of X Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Oktarini
"Penelitian mengenai efektivitas favipiravir pada COVID-19 di beberapa negara memberikan hasil yang beragam. Studi populasi Indonesia masih terbatas pada derajat sedang dan berat. Evaluasi efektivitas dan keamanan favipiravir pada tingkat keparahan ringan dan sedang diperlukan dalam melengkapi pedoman terapi dengan bukti yang sesuai. Penelitian dilakukan secara kohor retrospektif menggunakan rekam medis pasien COVID-19 derajat ringan dan sedang yang dirawat di RS Grha Permata Ibu Depok pada Juli 2020 hingga 2021. Efektivitas dinilai berdasarkan perbaikan klinis saat keluar rumah sakit, hasil PCR akhir, status oksigenasi, dan durasi rawat. 192 rekam medis pasien rawat inap COVID-19 dibagi dalam kelompok favipiravir (n=96) dan non-favipiravir (n=96). Favipiravir memberikan perbaikan klinis yang lebih baik dengan effect size yang kecil (p=0,038; RR=1,19; 95% CI=1,02-1,39). Namun setelah dikontrol variabel usia, jumlah komorbid, dan oksigenasi awal, pemberian favipiravir meningkat menjadi 2,55 kali lebih efektif daripada non-favipiravir. Favipiravir juga memberikan pengaruh signifikan pada hasil PCR akhir serta durasi rawat inap (p=0,009 ; 0,002) namun tidak memberikan perbedaan dalam status oksigenasi (p=0,097). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi kejadian yang tidak diinginkan (KTD) selama pemberian favipiravir (30%) dan non-favipiravir (23%) (p=0,33). Pemberian favipiravir secara signifikan terkait dengan peningkatan perbaikan klinis pasien COVID-19. KTD yang muncul selama terapi relatif aman.

Research on the effectiveness of favipiravir against COVID-19 has yielded mixed results in several countries. Study in Indonesian population was still limited in moderate to severe COVID-19. Assess the efficacy and safety of favipiravir at mild to moderate severity is necessary to complement therapy guidelines with appropriate evidence. The study was conducted in a retrospective cohort using medical records of COVID-19 hospitalized patients at Grha Permata Ibu Hospital Depok from July 2020 to 2021. Efficacy was assessed using clinical improvement at discharge, final PCR results, oxygenation status, and lenght of stay. Medical records of 192 COVID-19 hospitalized patients were divided into favipiravir (n=96) and non-favipiravir (n=96) groups. Favipiravir provided better clinical improvement with small effect size (p=0.038; RR=1.19; 95% CI=1.02-1.39). However, after controlling age, number of comorbidities, and initial oxygenation variables, favipiravir 2.55 times more potent than non-favipiravir. Favipiravir also had a significant effect on final PCR results and length of stay (p=0.009;0.002), but has no difference in oxygenation status (p=0.097). There was no difference in the adverse drug reactions during treatment with antiviruses (p=0.33). Favipiravir administration was significantly associated with enhanced clinical improvement in COVID-19 patients. Side effects that occur during treatment are relatively safe."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>