Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renienda Vitria Lestari
"In the increasingly sophisticated digital era today, it is necessary to have a legal protection for a work of creation namely copyright. But as the development of the world, it actually raises a new issue in the modern society because the term of a copyrighted creation is too long, so it leaves the impression that those rules are to curb the creativity of the community to create a new creation. With the issue, a legal expert from Harvard University, Lawrence Lessig initiated a movement called ldquo Free Culture rdquo , in which users can use some or all of the rights of the creators, not to rule out all the provisions of the Copyright Law. This thesis aims to find out whether the existence of the movement eliminates any legal protection provided by the Copyright Law and whether Indonesia has adopted the principles of Free Culture Movement.

Di era digital yang makin canggih saat ini, tentu diperlukan adanya suatu perlindungan hukum dalam suatu karya ciptaan yaitu hak cipta. Namun seiring berkembangnya dunia, hal itu justru menimbulkan isu baru dimasyarakat modern karena masa berlaku suatu ciptaan yang dilindungi di rasa terlalu lama sehingga terkesan mengekang kreativitas masyarakat untuk menciptakan suatu karya baru. Dengan adanya isu tersebut, seorang ahli hukum Universitas Harvard yaitu Lawrence Lessig menggerakan suatu gerakan bernama ldquo;Free Culture rdquo;, dimana pengguna dapat menggunakan sebagian atau seluruh hak dari pencipta, dengan tidak mengesampingkan seluruh peraturan dalam UU Hak Cipta. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan adanya gerakan tersebut menghapuskan segala perlindungan hukum yang diberikan oleh UU Hak Cipta serta apakah Indonesia telah mengadopsi prinsip dari Free Culture Movement.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Maurizka
"Media sosial saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di Indonesia. Media sosial dapat memberikan dampak positif pada penggunanya, antara lain mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mudah untuk mencari informasi. Namun, media sosial juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap penggunanya. Salah satunya adalah penggunaan media sosial dan konten-konten dari media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penggunaan dan konten media sosial terhadap kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner online untuk pengumpulan data. Jumlah responden dari penelitian ini adalah 1.402 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode regresi linier berganda dengan hubungan mediasi. Software yang digunakan untuk mengolah data adalah SPSS IBM versi 25 menggunakan add-on PROCESS macro dari Andrew F. Hayes. Penelitian ini menunjukkan bahwa social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, dan poor sleep memengaruhi depressive symptoms. Hasil penelitian ini dapat membantu regulator dan penyedia layanan kesehatan memberikan fasilitas yang lebih baik dalam menangani kasus kesehatan mental terutama akibat penggunaan dan konten media sosial. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembang media sosial untuk mengembangkan fitur-fitur yang menyediakan lingkungan online yang aman bagi pengguna media sosial.
Social media is now part of the daily lives in Indonesia. Social media can have positive impacts on users. The positive impacts of social media are easy to communicate with others and easy to find information. However, social media also has several negative impacts on its users. One of them is the use and content of social media can affect one's mental health. This study aims to analyze the factors of social media use and content on mental health. This research uses a quantitative approach with an online questionnaire for data collection. Respondents from this study were 1,402 respondents. The collected data was analyzed using multiple linear regression method with mediation relationship. The tool used to process the data is IBM SPSS version 25 using add-on PROCESS macro from Andrew F. Hayes. This research shows that social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, and poor sleep affects depressive symptoms. The results of this study can help regulators and health service providers to provide better facilities in handling mental health cases especially due to the use and content of social media. The results of this study are expected to help social media developers to develop features that provide a safe online environment for social media users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chelsea Phandinata
"Penelitian ini menganalisis pola tindakan intervensi oleh layanan federal pemerintah Rusia yaitu Rozkomnodzor, terhadap arus publikasi konten pada media sosial populer TikTok. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari konten-konten video TikTok yang mengandung muatan kritik, sindiran, dan ejekkan terhadap pemerintahan Federasi Rusia dan Presiden Vladimir Putin yang dipublikasikan sejumlah akun TikTok yang terafiliasi dengan tagar #russiangovernment, #vladimirputin, #presidentputin, #политикароссия, #тупаяроссия, dan #протестнаяроссия, serta sejumlah video tanpa tagar yang turut viral dan masuk ke dalam rekomendasi untuk ditonton atau dikenal dengan istilah For Your Page (FYP) Dengan menggunakan metode analisis konten visual didukung dengan teori proses politik oleh Doug McAdam, penelitian ini membuktikan bahwa pemerintah Federasi Rusia dapat melakukan berbagai tindakan intervensif tersebut dengan menghapus konten dan memblokir akun TikTok yang memuat publikasi konten video bernuansa negatif terhadap pemerintah Rusia hingga memberikan sanksi teguran hingga denda terhadap otoritas TikTok.

This article analyzes the pattern of intervention acts by the Russian government federal service Rozkomnodzor, on the flow of contents publication on the popular social media TikTok. This article uses data taken from TikTok video content containing criticism, satire, and ridicule of the government of the Russian Federation and President Vladimir Putin published by TikTok accounts that affiliated with the hashtags #russiangovernment, #vladimirputin, #presidentputin, #политикароссия, #тупаяроссия, and #протестнаяроссия, as well as a number of videos without hashtags that went viral and included in the recommendations to watch or known as For Your Page (FYP). The government of the Russian Federation can carry out these various intervening actions by removing content and blocking TikTok accounts containing the publication of video content with negative nuances against the Russian government to giving sanctions from reprimands and fines against TikTok authorities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ardhianto
"ABSTRAK
Pasca kejatuhan rezim orde baru, pendapat bahwa hanya ada satu media yang menjadi relung publik untuk saluran mengartikulasikan identitas tidak lagi relevan. Dalam konteks masa ini, individu/kelompok memiliki kekuasaan dan otoritas untuk mempublikasikan dan mengartikulasikan aspirasi politik dan kultural melalui aneka saluran dan dengan beragam narasi. Gejala tersebut berperan dalam kemunculan ragam relung publik yang terbangun dari mode partisipasi politik baru pasca orde. Tulisan ini hendak menganalisis konsekuensi keragaman narasi dan berbagai saluran media tersebut terhadap kelompok keagamaan di kota besar di Indonesia yang ternyata menciptakan relung publik sendiri berbasiskan interpretasi dan praktik politik mereka sendiri, yang dalam konteks kontemporer menggunakan sejarah narasi mengenai Ummat, gejala kontemporer dari kewarganegaraan, dan kebudayaan popular. Mengambil kasus dari kemunculan gerakan keagamaan popular #IndonesiaTanpaJIL, yang hadir melalui media sosial (twitter, facebook, dan Youtube) oleh kalangan aktivis tarbiyah, beberapa seniman kelas menengah, dan wiraswastawan di Jakarta dan Bandung, tesis ini hendak mengulas bagaimana gerakan ini secara kreatif memainkan dan mempertahankan narasi mengenai ummat yang dikemukakan kelompok Islam revivalis dengan isu kewarganegaraan dan kebangsaan melalui materi kebudayaan popular perkotaan yang berorientasi pasar. Apropriasi narasi tersebut telah menciptakan ideology keagamaan dan kesalehan disebarkan melalui modalitas dan mode sirkulasi dari komoditi kebudayaan popular. Dengan melakukan hal tersebut, mereka menciptakan relung publik mereka sendiri melalui kontradiksi-kontradiksi berbagai narasi dan posisi identitas tersebut. Fenomena ini menunjukan bagaimana subjek keagamaan dihadirkan dalam bentuk sekular kebudayaan popular di perkotaan, dan melaluinya mereka melakukan politik penciptaan publik diantara berbagai relung publik keagamaan di Indonesia.

ABSTRACT
In the aftermath of Indonesia New Order regime, the notions of single media public sphere as the only channel of identity articulation became irrelevant since every individuals/groups has authority to publish and articulate their political and cultural aspiration in diverse historical discourses and through a more diverse and egalitarian media technology (internet and social media). This writing try to explain how those multiple public sphere, influenced by socio-political changes and media technology revolution, have influenced certain religious groups in major cities of Indonesia to articulate particular practice of citizenship and religious identity in urban context. This research had shown how certain religious group that based on social media interaction had create their own public sphere based on their own interpretation of Islamic religiosity, citizenship, and popular culture. Taking case on the emerging popular-religious movement of #IndonesiatanpaJIL, that were arise from social media sites (Twitter, Facebook, and Youtube) by political Islam activist, middle class artist, and entrepreneur from urban Jakarta and Bandung, this thesis examined how this movement is creatively playing Islamic discourse and the notions of nationalism/citizenship through Indonesian urban pop culture materiality and market oriented public spaces. The appropriation of religiosity, citizenship, popular culture discourse, and its materiality has creating religious ideology and piety that spread trough popular culture material modality and modes of circulation. These phenomena had shown how religious subject articulate faith and piety in secular form of popular culture in urban Indonesia, and by doing so produce their own public in examining the changing context of religious-political life in Indonesia."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Agusta Satyawan
"Penelitian ini berupaya untuk menganalisis efek media pada konten Tiktok Sisca Kohl dengan menggunakan konsep modal sosial dan prestise merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan efek media pada konten Sisca Kohl terhadap pengikutnya dalam pembentukan prestise merek. Penelitian berangkat dari atensi pengguna Tiktok terhadap konten Sisca Kohl yang unik karena memamerkan kekayaannya pada setiap video yang diunggah. Konten yang dinilai unik tersebut menuai pro dan kontra dari pengguna Tiktok. Namun kontroversi yang dibuat malah menjadikan dirinya salah satu konten kreator yang banyak di endorse perusahaan. Fenomena ini yang coba penulis analisis dengan mengaitkan konsep modal sosial dan prestise merek dalam melihat pengaruh media kepada penonton yang melihat konten Sisca Kohl. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi, dan studi pustaka. Berdasarkan dugaan sementara penulis, terdapat kaitan antara modal sosial dengan pembentukan prestise pada suatu merek pada barang yang diiklankan oleh akun Tiktok Sisca Kohl. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pemanfaatan modal sosial akun Sisca Kohl untuk memberikan efek media berupa prestise merek pada suatu produk.

This study analyzes the effect of media of Sisca Kohl's Tiktok content by using the concepts of social capital and brand prestige. In terms of its purpose, the study aims to explain the media effects of Kohl's content and her followers in the process of creating brand prestige. The first part of the research discuss the attention of Tiktok users toward Kohl's unique content in which she boasts her wealth in every videos. Consequently, this act of displaying wealth sparks controversy among TikTok users. Interestingly, however, Kohl’s popularity skyrocketed, and she’s been widely endorsed by a variety of brands. To analyze this phenomenon, this study connects the concepts of social capital and brand prestige. This study uses qualitative research methods with data collection techniques in the form of interviews, observations and literature studies. The researcher assumes that there is a link between social capital and the creation of brand prestige toward the products that that are endorsed by Kohl. Finally, this study concludes that Kohl actively utilises social capital to provide brand prestige toward the products that she endorses."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kanina Ramadhina
"Seiring dengan terjadinya perkembangan teknologi, kini marak terdapat Pengguna platform media sosial TikTok yang mengunggah secara tidak sah berbagai film Indonesia dalam akun miliknya yang diambil dari film suatu platform Over The Top. Pengguna mengunggah film-film tersebut dengan dibagi ke dalam beberapa bagian sehingga dapat disaksikan secara gratis oleh masyarakat. Sehingga dalam Penelitian ini, Penulis akan menganalisis 2 (dua) pokok permasalahan yaitu bentuk pelanggaran Hak Cipta atas unggahan konten film yang dilakukan oleh Pengguna platform media sosial TikTok menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU 28/2014”) dan perlindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta terhadap konten unggahan film tersebut. Penulis akan mengkaji permasalahan yang ada dengan memfokuskan pada penerapan UU 28/2014 dan beberapa peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Dalam penelitian ini, Penulis mengunakan sumber informasi yang diperoleh dari studi kepustakaan, pusat dokumentasi, penelusuran melalui media elektronik dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna platform media sosial TikTok tersebut merupakan kegiatan pelanggaran Hak Cipta dengan bentuk pembajakan film. Kemudian pengaturan hukum mengenai Hak Cipta di Indonesia pada dasarnya telah cukup memberikan perlindungan bagi Pemegang Hak Cipta terhadap unggahan konten film saat ini, dimana telah terdapat perlindungan hukum secara preventif dan represif. Namun perlindungan tersebut bersifat pasif dimana diperlukan peran aktif dari Pemegang Hak Cipta. Oleh karena itu diperlukannya kesadaran dari Pemegang Hak Cipta atau penyelenggara platform Over The Top, penyelenggara platform media sosial TikTok, dan Pemerintah bahwa diperlukannya upaya pencegahan yang lebih baik lagi dengan memanfaatkan teknologi yang dapat mendorong penghapusan pembajakan film.

Along with the development of technology, there are now many Users of the TikTok social media platform who upload various Indonesian films on their accounts that taken from the content of an Over The Top. Users upload the films by dividing them into several parts so that they can be watched for free by the public. So in this thesis, the Author willanalyze 2 (two) main problems, namely the form of copyright infringement on film content committed by Users of the TikTok social media platform according to Law No. 28 of 2014 concerning Copyright ("Law 28/2014") and legalprotection for Copyright Holders of the film's content. The Author will examine the existing problems by focusing on the application of Law 28/2014 and several other related laws and regulations. In addition, the Author also uses sources ofinformation obtained from literature studies, documentation centers, searches through electronic media, and interviews.Then the legal arrangements regarding Copyright in Indonesia basically provide sufficient protection for Copyright Holders against uploading film content at this time, where there has been preventive and repressive legal protection. However, this protection is passive which requires an active role from the Copyright Holder. Therefore, awareness is needed from Copyright Holders or Over The Top platform organizers, TikTok social media platform organizers, and theGovernment that better prevention efforts are needed by utilizing technology that can encourage the elimination of film piracy.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutriono
"Dinamika dakwah Islam di Indonesia banyak mengalami perubahan tiap jamannya, termasuk media dakwah yang digunakan. Pasca orde baru yang represif, penyebaran dakwah oleh tokoh agama atau organisasi Islam pun bermunculan terutama di era internet. Penggunaan media sosial Instagram menjadi media dakwah telah menambah warna ragam dakwah di Indonesia. Salah satunya adalah dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Khalid Basalamah yang beraliran Salafi. Instagram sebagai bentuk media sosial telah memberikan kesempatan gerakan kelompok Islam beraliran Salafi yang mengusung pemurnian ajaran Islam dan menolak segala ibadah yang dianggap bid`ah untuk hadir di tengah kontestasi dakwah. Instagram telah menjadi arena kontestasi aliran kelompok Islam dan usaha dominasi untuk meningkatkan kapital dan posisi sosial pendakwah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan data primer berupa gambar foto, ilustrasi dan teks pada konten feed yang diunggah pada akun Instagram Ustadz Khalid Basalamah ustadzkhalid dan khalidbasalamahofficial dari bulan Juli 2018 hingga Desember 2018 yang dianalisis menggunakan semiotika sosial. Dengan menggunakan pemikiran Bourdieu khususnya terkait peran kapital di dalam arena, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Instagram telah menjadi platform yang diandalkan oleh ustadz dalam mengembangkan dakwah melalui pembuatan konten dakwah yang kreatif dan menjadi sarana pedagogi untuk menanamkan doktrin keagamaan. Pemilihan konten yang memunculkan simbol, atribut dan jaringan kelompok sosial di Instagram digunakan sebagai pembentuk identitas kelompok dan legitimasi ajaran sebagai bentuk perwujudan kapital sosial. Keterlibatan follower dalam media sosial juga dimunculkan dengan pemilihan konten yang mencerminkan kesuksesan ustadz sebagai seorang tokoh panutan yang berujung pada semakin menguatnya kapital simbolik. Dalam penelitian ini juga didapatkan kesimpulan bahwa Khalid Basalamah memanfaatkan fitur dengan konten untuk mengonversi kapital yang dimilikinya menjadi bentuk kapital lain yakni kapital ekonomi melalui beberapa bentuk komodifikasi yang berlabelkan agama.

The dynamics of Islamic preaching (dakwah) has been constantly changing along the time. Post new order regime and facilitated by the booming of social media usage has given varieties in Islamic preaching in Indonesia. After the repressive new order, the spread of da`wah by religious leaders or Islamic organizations also emerged, especially in the internet era. The use of Instagram social media as a medium of propagation has added various colors to dawah in Indonesia. Instagram, as one of the example, came as one of the social media channel that rich in features, has been giving enormous opportunities for islamic minority group (salafi) to take stand and arise in the middle of religion dispute. Instagram has been used as battle field and dominating effort to gain popularity and the capital income for the religious leaders within their social contest. This research is a qualitative research with photos, illustration, imagery, and text as its primary data which have been derived from the Ustadz Khalid Basalamahs (UKB) ustadzkhalid and from khalidbasalamh official Instagram account from from July 2018 to December 2018. This primary data then been analysed using social semiotic approach. By using Bourdieus thinking, especially related with, capital, and arena, the result of this research shows that IG has become most used social media platform by ustadz (islamic religious leader) to develop their dawah through the creation of creative dawah content and a pedagogical tool. With the ustadz ability to transform religious script as cultural capital, instagram then became lecturing arena for ustadz to indoctrinate the religion. Content creation that uplift the symbols, attributes, group network on Instagram, has been used to form the social identity and thought legitimation, again, as religious doctrine. The involvement of the accounts follower in the social media also has been taking important role to define the content that reflect the successful of the ustadz. With this process taking shape, the symbolic capital also getting stronger. This research also reveals the conclusion where UKB has been using a feature to convert the the capital and its popular content to become economic capital through form of commodification"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Amalia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi engagement pada media sosial organisasi sektor publik serta perbandingannya antar jenis platform. Faktor-faktor yang diteliti mencakup tipe konten, penerapan prinsip komunikasi dialogis, format konten, dan karakteristik teknis konten, sementara platform yang diteliti adalah Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi eksplanatif terhadap konten media sosial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode 1 Juli 2022-30 Juni 2023 dengan sampel sebanyak 381 konten. Temuan penelitian ini menujukkan bahwa dari 20 variabel yang diuji, variabel yang memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap engagement media sosial adalah konten relasional, memuat informasi profil/identitas organisasi, memuat teks, memuat gambar/foto, memuat video/GIF, jumlah karakter teks/caption, dan jam unggah 07:00-14:59. Adapun untuk engagement, bentuk yang terbanyak dijumpai adalah like, diikuti dengan share, dan terakhir adalah comment. Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan antarplatform, baik dalam hal tingkat dan bentuk engagement maupun faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bila memperhitungkan jumlah follower pada masing-masing platform, engagement tertinggi ada pada platform Tiktok, sementara engagement terendah ada pada platform Twitter. 

This research sets to determine the factors that influence engagement on public sectors organizations’ social media channels as well as to compare engagement across platform types. The factors studied include content type, application of dialogic communication principles, content format, and technical characteristics of content, while the platforms studied are Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, and YouTube. The research employs a quantitative approach through explanatory content analysis on social media posts of the Ministry of Public Works and Public Housing posted since July 1, 2022 until June 30, 2023 with a sample of 381 posts. The findings of this research show that of the 20 variables tested, variables that have significant positive influence on social media engagement are relational content, text format, image format, video/GIF format, number of characters in text/caption, and posting hours 07:00-14:59. The form of social media engagement most commonly found is likes, followed by shares, and finally comments. This research also shows that there are differences among the five social media platforms in terms of the level and form of engagement, as well as its influencing factors. By taking into account the number of followers on each platform, the highest engagement rate is found on Tiktok, while the lowest engagement rate is found on Twitter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Ariestia
"ABSTRAK
Fenomena media sosial tidak terlepas dari propaganda, pengguna media sosial dapat dengan mudah diinformasikan dan dimanipulasi oleh berita-berita yang dibuat berdasarkan kepentingan bersama, pandangan politik ataupun aktivitas. Maraknya berita-berita hoaks di media sosial saat ini telah menimbulkan keresahan di masyarakat bahkan dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat, fungsi media sosial yang awalnya sebagai media sharing informasi berubah menjadi media penyebar berita hoaks dengan motivasi politik ataupun non-politik.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis propaganda media sosial terkait potensi ancaman disintegrasi bangsa dengan studi kasus Muslim Cyber Army MCA . Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana konten atau isi berita hoaks di media sosial serta pola propaganda yang digunakan oleh MCA dalam menyebarkan berita hoaks melalui media sosial. Lebih lanjut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi pengguna internet tentang berita hoaks terkait ancaman disintegrasi bangsa.Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui studi literatur, wawancara mendalam dengan informan serta melakukan analisa framing konten berita dengan menggunakan coding atau kategorisasi kata. Dari penelitian ini diketahui MCA melakukan black propaganda yaitu menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian SARA yang dapat berpotensi pada ancaman disintegrasi bangsa.

ABSTRACT
The phenomenon of social media can not be separated from propaganda, social media users can easily be informed and manipulated by news made based on common interests, political views or activities. The rise of hoaks news in social media today has caused anxiety in society can even lead to division in society, social media function which initially as information sharing media turned into a media spreader hoaks news with political or non political motivation.This study aims to analyze the social media propaganda related to the potential threat of disintegration of the nation with Muslim Cyber Army MCA case studies. This analysis is conducted to find out how the content or content of news hoaks in social media and propaganda patterns used by MCA in spreading news hoaks through social media. Furthermore, this research is expected to provide an understanding for internet users about hoaks news related to the threat of disintegration of the nation.This research was conducted by qualitative method through literature study, in depth interview with informant and analyzing news content framing by using coding or word categorization. From this research is known MCA do black propaganda that is spreading news hoaks and hate speech SARA which can potentially at threat of disintegration of nation. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andes Masyri Hidayat
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pemakaian media sosial Twitter dalam kehidupan masyarakat. Pemakaian twitter dengan akses yang tidak terbatas membuat aliran komunikasi semakin mudah.Peningkatan penggunaan Twitter semakin mempermudah individu untuk mengekspresikan diri. Twitter juga dapat turut mendorong tumbuhnya gerakan sosial politik. Salah satu gerakan sosial yang tumbuh melalui media sosial twitter adalah Gerakan Sosial #saveKPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi media sosial dalam mendukung suatu gerakan sosial dan menganalisa suatu topik di dalam twitter dalam membangkitkan gerakan sosial di dunia nyata. Terdapat beberapa teori yang mendukung penelitian ini yaitu, media baru, media massa di Internet, computer mediated communication (CMC), masyarakat jaringan, Word of Mouth, sosiologi, dan civil society.
Proses komunikasi di dalam media sosial Twitter ini meneguhkan asumsi dari sebuah konsep teori Word of Mouth (WOM), bagaimana media sosial Twitter ini berperan menyebarkan informasi secara cepat dan berdampak secara luas. Secara informal muncul para pemilik akun yang berperan sebagai pemimpin opini. Para pemimpin opini ini mempunyai dua peranan utama, yaitu menggerakkan proses penguatan pemikiran melalui pesan-pesan berbentuk fakta dan opini, serta memobilisasi para pengikut opini melalui pesan-pesan berbentuk pengumuman dan ajakan untuk turut berperan aktif dalam aksi di dunia nyata. Dengan adanya para pemimpin opini yang menjalankan peran-peran tersebut, individu-individu yang terlibat dalam gerakan sosial #saveKPK di dunia maya dapat dimobilisasi untuk turut berperan aktif dalam aksi gerakan sosial #saveKPK di dunia nyata, yaitu melalui kegiatan yang disebut "Semut Rangrang".

The study was based on the phenomenon of the use of social media Twitter in the public life. The use of internet with no limit for its access has made communication flow easier and more freely-open knowledge and information. The rise in use of Twitter has made personal expression of opinion by individuals easier. Twitter has also induced the rise of various socio-political movements. One of these social movements using Twitter was #saveKPK movement. The objective of the study was to investigate the functions of social media in supporting a social movement and to analyse a topic in Twitter which enhance the rise of social movement in the actual world. There were a number of theories supporting the study such as new media, mass media in the internet, computer mediated communication (CMC), network society, Word of Mouth, sociology, civil socitety, and social movement.
Communication process in the media has verified the assumption taken from the word mouth theory demonstrating the role of Twitter in fast dissemination of information with widespread impact. Although formally the social movement through Twitter has no leader, informally a few accounts rose as the opinion leaders. These opinion leaders had two main functions: to induce the process of strengthening the ideas by providing messages in the forms of facts and opinions, as well as to mobilize the opinion followers by providing messages in the forms announcements and invitations to participate in the actual actions in the real life. The presence of these opinion leaders with such functions, have enabled individuals involved in the social movement #saveKPK in the cyber world to be mobilised to participate actively in the real world actions, such as through "Semut Rangrang" activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>