Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syadza Muthia
"Skripsi ini membahas stage mother sebagai pelaku kekerasan terhadap anak dalam anime Shigatsu wa Kimi no Uso. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis dan teori sosiologi sastra, konsep representasi Stuart Hall, serta teknik sinematografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuk kekerasan terhadap anak oleh ibu dalam anime Shigatsu wa Kimi no Uso didominasi oleh kekerasan mental. Selain itu, ditemukan bahwa pelaku kekerasan terhadap anak dalam anime ini merupakan seorang stage mother yang menaruh ekspektasi berlebihan kepada anaknya. Hal ini disebabkan impian ibu yang tidak tercapai sehingga ia mengharapkan anaknya untuk menggantikannya dalam meraih mimpinya tersebut.

The focus of this research is to analyze how stage mother become a perpetrator of child abuse in Shigatsu wa Kimi no Uso anime. This research uses descriptive analysis method and uses sociology of literature theory, Stuart Hall rsquo s representation concept, and cinematographic technique. The analysis result shows that psychological abuse is the most frequently happened in Shigatsu wa Kimi no Uso anime. The analysis result also discovers that the perpetrator of child abuse in this anime is a stage mother that caused by her failed attempt to achieve her dream. Because of that, she has exaggerated expectation towards her child to replace her achieving her dream.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hirdan Radityatama Putra Laisa
"Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan strategi kesantunan tuturan direktif pada film Kimi no Na wa. Film tersebut adalah film animasi yang ditayangkan perdana pada tahun 2016. Film itu menceritakan tentang kisah kedua karakter, Mitsuha dan Taki, yang bertukar tubuh.  Penelitian ini menelaah strategi kesantunan tuturan direktif yang dituturkan oleh mereka dengan menerapkan teori strategi kesantunan Brown dan Levinson. Terdapat 30 tuturan yang ditemukan dalam film. Dari tuturan-tuturan tersebut, ditemukan bahwa terdapat kecenderungan bagi kedua penutur untuk menggunakan strategi tidak langsung (off record) jika petutur memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka. Sebaliknya, kedua penutur cenderung menggunakan strategi langsung ketika menuturkan tuturan direktif terhadap petutur yang memiliki kedudukan yang sama atau lebih rendah dari mereka. Pengecualian-pengecualian dapat ditemukan sepanjang film tersebut. Mitsuha menuturkan dua tuturan direktif kepada adik perempuannya dengan menggunakan strategi off record. Kedua penutur juga beberapa kali menuturkan strategi menjaga muka terhadap teman-teman dekat mereka. Penggunaan strategi bald on record kepada petutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi juga ditemukan beberapa kali pada film. Faktor-faktor selain kedudukan terlihat mempengaruhi penggunaan strategi kesantunan saat menuturkan tuturan direktif.

This study reviews the use of politeness strategies of directive utterances in Kimi no Na wa movie. The movie is an animated movie released in 2016. It tells a story between two main characters, Mitsuha and Taki, which experince body swap. The study observes politeness strategies of directive utterances delivered by them by employing politeness strategies of Brown and Levinson. There are, in total, 30 utterances found. From those utterances, it is revealed that there is a tendency for both speakers to use less direct (off record) strategy if the addressee has higher hierarchical position than them. Conversely, the speakers tend to use direct (bald on record) strategy in delivering directive utterances towards addresees in the same or lower position than them. Exceptions, however, are found throughout the movie. Mitsuha uttered two directives towards her younger sister using off record strategy. Moreover, both speakers occasionally used face-saving strategies towards their close friends. The use of bald on record strategy towards addresees in higher position is also found several times in the movie. Factors other than hierarchical position apparently affect politeness strategies used in delivering directive utterances.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Eko Prasojo
"Skripsi ini membahas anime mangateki realism dalam hifantajii light novel yang berjudul Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Light novel adalah novel yang ditujukan untuk remaja yang mempunyai ilustrasi bergaya anime dan manga. Sedangkan hifantajii adalah unsur non-fantasi dalam light novel. Anime mangateki realism merupakan penggambaran dunia anime dan manga dalam light novel. Hal ini dilihat dari penggunaan kyarakutaa deetabeesu dalam light novel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anime mangateki realism sama sekali tidak dekat dengan realisme dan light novel adalah novel yang lebih ditargetkan kepada kalangan otaku.

This thesis explain the concept of anime manga-like realism through non-fantasy light novel titled Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Light novel is a type of novel that is targeted toward teen which has anime manga style illustration. Anime manga-like realism is a term for anime and manga world portrayal in light novel. This can be seen by the use of character database in light novel. The results of the research concludes that anime manga-like realism is not like realism at all and light novel is a novel that is mainly targeted toward otaku readers."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43150
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Dinar Praratri
"Jurnal ini fokus kepada pornografi anak dalam anime Jepang. Penulis menggunakan anime Boku no Piko untuk melakukan analisis tersebut. Boku no Piko adalah anime bergenre dewasa, karena terdapat banyak adegan yang hanya layak ditonton oleh orang dewasa. Namun, hal yang unik dalam anime ini adalah pemeran utamanya merupakan seorang anak-anak bernama Piko. Dalam anime tersebut, Piko sering melakukan aktivitas seksual bersama seorang pria dewasa bernama Mok-kun. Melalui anime ini, penulis ingin mengetahui dan menganalisis pornografi anak, karena hampir di sepanjang tayangan, terdapat adegan dimana Piko terlibat dalam kegiatan seksual. Penulis menggunakan metode studi kepustakaan untuk menganalisis anime tersebut dan mengetahui pandangan orang Jepang mengenai pornografi anak-anak yang bersifat virtual. Hasil yang didapat penulis adalah bahwa virtual pornografi tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap realitas atau kenyataan, karena anime hanya sebuah gambar bergerak dengan karakter dua dimensi (nijigen) yang tidak ada dalam dunia nyata. Walaupun Anime Boku no Piko ini banyak menampilkan adegan seksual anak-anak, namun orang Jepang tidak terlalu memperdulikan gambar-gambar yang ditampilkan dalam anime tersebut dan mereka tidak menganggap hal itu sebagai pelecehan seksual terhadap anak-anak.

This paper focuses on child pornography in Japanese Anime. I used Boku no Piko anime to do the analysis. Boku no Piko is an anime with mature genre, because there are so many scene that only deserve for the adult. But, the unique things about the anime is that the main character of the anime is a child name Piko. In the anime, Piko loves to do the sexual activities with an adult man name Mok-kun. I?d like to analyze the child pornography through this anime because, almost all the time, there are so many scene that showed Piko do the sexual activities. I used the library research methode to analyze the anime in order to know the Japanese people perspective about this Virtual Child Pornography. The result is that virtual child pornography did not affect the reality. Even if this Boku no Piko anime showed so many sexual scene that involved children, but according to Japanese People, they didn?t care about that and they didn?t think that as sexual harrasement to children in the reality, because anime is just a two dimesional caharcter and? a body without an organ? and of course it won?t affect the reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, David Gilbert
"ABSTRAK
Hukuman kebiri kimia yang diatur dalam Pasal 81 ayat (7) Undang-Undang No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak merupakan salah satu hukuman pidana tambahan terbaru yang dapat dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual pada anak. Hukuman pidana tambahan kebiri kimia tersebut pada bulan Mei 2019 telah digunakan pertama kalinya untuk menjerat pelaku kekerasan seksual pada anak dalam putusan nomor 69/Pid.Sus/2019/PN.MJK. Namun pelaksanaan dari hukuman pidana tambahan kebiri kimia dalam putusan a quo menghadapi permasalahan dengan tidak adanya hukum formil yaitu peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.17 Tahun 2016 tersebut. Kejaksaan selaku entitas yang mengemban kewenangan pelaksana dari putusan pengadilan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia pada faktanya harus melakukan penunjukkan kepada entitas yang memiliki kompetensi dalam bidang medis untuk melaksanakan hukuman pidana tambahan kebiri kimia tersebut secara langsung. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa mengatur bahwa kebiri kimia termasuk ke dalam tindakan medis yang disebut upaya kesehatan kuratif, karenanya pelaksanaan dari kebiri kimia hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang yaitu dokter khususnya dokter spesialis kejiwaan. Sehingga Kejaksaan dalam melaksanakan hukuman pidana tambahan kebiri kimia harus melakukan penunjukkan kepada dokter spesialis kejiwaan yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang dibutuhkan.

ABSTRACT
Chemical castration criminal penalty regulated in Article 81 paragraph (7) of Law No. 17 of 2016 on the Establishment of Government Regulation in Lieu of Law No. 1 of 2016 on the Second Amendment to Law No. 23 of 2002 concerning Child Protection is one of the latest additional criminal penalties that can be imposed for perpetrators of sexual violence against children. The chemical penalties for additional castration in May 2019 were used for the first time to ensnare perpetrators of sexual violence against children in decision number 69 / Pid.Sus / 2019 / PN.MJK. Nevertheless, the implementation of additional chemical castration criminal penalties in the a quo decision faces a problem in the absence of formal law, particularly the implementing regulations of the Law No.17 of 2016. The Prosecutor's Office as an entity that carries out the executive authority of the court's decision according to the Criminal Procedure Code and Law No. 16 of 2004 concerning the Attorney General's Office of the Republic of Indonesia, in fact, must appoint an entity that has competence in the medical field to carry out additional chemical castration penalties. Law No. 36 of 2009 on Health and Law No. 18 of 2014 on Mental Health regulates that chemical castration is included in a medical action called curative health measures, therefore the implementation of chemical castration can only be carried out by authorized health personnel namely doctors especially psychiatric specialists. So that the Prosecutor's Office in carrying out additional criminal sentences of chemical castration must appoint a psychiatric specialist who has the authority and competence needed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Afiani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi fenomena victim-perpetrator cycle dalam kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia dan bertujuan untuk melihat gambaran faktor-faktor yang berperan dalam siklus tersebut. Terdapat tiga orang partisipan dalam penelitian ini yang merupakan remaja yang sedang berhadapan dengan hukum terkait kasus kekerasan seksual di Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan metode in-depth interview, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan partisipan memiliki masalah self-control, adanya internalizing dan externalizing behavior terkait pengalaman kekerasan, memiliki masalah keluarga, berasal dari lingkungan rumah dan pertemanan yang berisiko terhadap paparan kekerasan seksual dan kekerasan fisik

ABSTRAK
This research was conducted as an exploration study toward victim perpetrator cycle in sexual abuse case in Indonesia and aimed to describe cotributing factors in that cycle. Three participants were involved in tis resarch who are juvenile prisoners with sexual abuse case in Jakarta. Researcher used an in depth interview methods in gathering the data and thematic analysis was conducted. The result shows that partcipants wee having self conrol problem, showing internalizing and externalizing behavior toward his sexual abuse experience, having family prolems, have been living in a risky peer and neighborhood environment with a high probability of sexual or physical abuse exposure.
"
2017
S67073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nawangwulan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tokoh anak direpresentasikan dalam drama Jepang Kotaro wa Hitorigurashi (Kotaro Lives Alone) dan melihat makna dari representasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Hall (1997) sebagai konsep dasar dari penelitian serta pendekatan analisis film dengan karakterisasi tokoh tertentu yang dikemukakan oleh Petrie dan Boggs (2008). Dalam menganalisis penulis juga menggunakan acuan untuk mendapatkan makna dari setiap adegan menggunakan metode pengambilan gambar, pencahayaan, dan latar yang diungkapkan Petrie dan Boggs (2008). Dalam menganalisis data, penulis menyertakan tangkapan layar dari adegan yang menampilkan tokoh anak dari segi penampilan, kehidupan anak saat tinggal seorang diri, percakapan tokoh anak dengan orang-orang di sekitarnya, dan relasi anak dengan orang tuanya. Dari hasil dari analisis ditemukan bahwa tokoh anak digambarkan sebagai tokoh yang pemberani dan mandiri, karakter mandiri dan pemberani pada tokoh anak terjadi sebagai dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran anak. Drama ini dapat dilihat sebagai kritik sosial terhadap isu kekerasan rumah tangga (KDRT) dan fenomena penelantaran anak oleh orang tua di Jepang.

This study aims to see how children's characthers are represented and their meaning in the Japanese drama Kotaro wa Hitorigurashi (Kotaro Lives Alone). The theory used in this research is the representation theory of Hall (1992) as the basic concept of the research and the film analysis approach characterization of certain characters proposed by Petrie and Boggs (2008). In analyzing, the author uses the reference to get the meaning of each scene using the method of taking pictures, lighting, and setting as stated by Petrie and Boggs (2008). In analyzing the data, the author includes screenshots of scenes that show the child's character in terms of appearance, the child's life when he lives alone, the conversation of the child's character with the people around him, and the child's relationship with his parents. The result found that child characters' representations are depicted as brave and independent characters. The brave and independent characters appear due to domestic violence (DV) and child neglect. This drama can be viewed as a social criticism of the domestic violence (DV) issue and the phenomenon of child neglect by parents in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Muhammad Al Ghazali
"Contents Tourism atau pariwisata konten adalah sebuah istilah yang diadopsi oleh pemerintah Jepang untuk menanamkan strategi promosi pariwisata yang terinspirasi dari konten sebuah produk budaya populer seperti anime dan manga. Promosi ini mendorong para penggemar suatu konten untuk berwisata ke tempat-tempat di Jepang yang terkait dengan konten yang mereka gemari. Kota Chiba bekerja sama dengan anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru untuk meningkatkan jumlah wisatawan dengan mengadakan acara kolaborasi dan mempromosikan lokasi-lokasi yang dimunculkan dalam anime tersebut. Penelitian ini akan membahas tentang berbagai upaya promosi yang dilakukan Kota Chiba dengan memanfaatkan anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru dan dampak yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu dengan menjelaskan dan menganalisis narasi anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru dengan kajian pariwisata konten yang dikemukakan oleh Takayoshi Yamamura. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kolaborasi antara anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru dengan Kota Chiba menghasilkan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah wisatawan sejak diadakannya kerjasama perdana pada tahun 2015 hingga tahun 2019. Kolaborasi ini juga menunjukkan hubungan ketiga pelaku utama Contents Tourism yaitu, penggemar, tim produser, dan otoritas lokal Kota Chiba telah menghasilkan hasil yang positif bagi pariwisata Kota Chiba.

Contents Tourism is a term adopted by the Japanese government to embed a tourism promotion strategy inspired by the content of popular cultural products such as anime and manga. This promotion encourages fans of the content to travel to places in Japan that are related to their favorite content. Chiba City is working with the anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru to increase the number of tourists by holding collaboration events and promoting locations featured in the anime. This research will discuss the various promotional efforts made by Chiba City by utilizing the anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru and the impact resulting from the collaboration. This research uses a qualitative method with descriptive analysis, namely by explaining and analyzing the narrative of the anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru with the study of Contents Tourism proposed by Takayoshi Yamamura. The results of this study show that the collaboration between the anime Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteiru and Chiba City produced good results, this can be seen from the increasing number of tourists since the inaugural collaboration was held in 2015 until 2019. This collaboration also shows that the relationship between the three main actors of Contents Tourism, namely, fans, producer teams, and local authorities of Chiba City has produced positive results for Chiba City tourism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shava Natasha Camila Mirzana
"Penelitian ini membahas mengenai romantisisasi perilaku kekerasan fisik dan seksual dalam anime bergenre reverse harem yaitu, Diabolik Lovers. Anime ini menunjukkan tema besar yang cenderung berbeda dibandingkan karya bergenre reverse harem lainnya. Tema yang ditampilkan oleh anime ini cenderung berpusat pada perilaku kekerasan, penyiksaan, dan penindasan yang terjadi pada tokoh protagonisnya. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk memaparkan bagaimana perilaku kekerasan fisik dan seksual diromantisisasi dalam anime Diabolik Lovers. Kemudian, penelitian ini juga berusaha untuk menujukkan bagaimana normalisasi kekerasan terhadap perempuan direpresentasikan melalui romantisisasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Stuart Hall (1977) kemudian data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode penelitian mise-en-scène milik Bordwell dan Thompson (2013). Melalui analisis yang dilakukan, penelitian ini berargumen bahwa: 1) terdapat romantisisasi kekerasan fisik dan seksual dalam anime Diabolik Lovers; 2) normalisasi kekerasan terhadap perempuan yang ditampilkan dapat dilihat sebagai bentuk budaya patriarki di Jepang. Secara tidak langsung anime Diabolik Lovers merupakan salah satu karya yang menggambarkan bahwa representasi normalisasi terhadap kekerasan mengindikasikan bahwa masih terdapat karya- karya yang mempertahankan budaya patriarki di dalam masyarakat Jepang. Pada akhirnya, penelitian ini berusaha untuk menawarkan cara pandang terhadap anime Diabolik Lovers dari perspektif normalisasi budaya patriarki. Karya-karya sejenis perlu untuk ditelaah secara kritis untuk menghindari konsekuensi normalisasi tersebut, seperti berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan.

This research discusses the romanticization of physical and sexual abuse in the reverse harem anime, Diabolik Lovers. This anime shows major themes that tend to be different compared to other reverse harem genre works. The theme displayed by this anime tends to center on abusive behavior, torture, and oppression that occurs to the protagonist. Therefore, this research intends to explain how physical and sexual abuse is romanticized in the anime Diabolik Lovers. Then, this research also seeks to show how the normalization of abuse against women is represented through this romanticization. The theory used in this research is Stuart Hall's representation theory (1977) and the data collected is analyzed using Bordwell and Thompson's (2013) mise-en-scène research method. Through the analysis, this study argues that: 1) there is a romanticization of physical and sexual abuse in the anime Diabolik Lovers; 2) the normalization of abuse against women shown can be seen as a form of patriarchal culture in Japan. Indirectly, the anime Diabolik Lovers is one of the works that illustrates that the representation of normalization of abuse indicates that there are still works that maintain patriarchal culture in Japanese society. In the end, this research seeks to offer a way of looking at the anime Diabolik Lovers from the perspective of normalizing patriarchal culture. Similar works need to be critically examined to avoid the consequences of such normalization, such as various forms of abuse against women."
2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
547 Fes k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>