Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Amilia Atmaheni
"ABSTRAK
Pola spasial kebiasaan penikmat musik dibangun oleh berbagai faktor seperti pengetahuannya tentang musik dan aktivitas untuk mendengarkan musik. Pengetahuan kognisi tentang musik dan aktivitas menikmati musik membentuk kebiasaan penikmat musik. Studi ini dilakukan di Jakarta dengan metode pengumpulan data secara online. Hasil pengumpulan data diklasifikasi dan dianalisis dengan metode tumpang tindih dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola spasial kognisi musik dipengaruhi oleh karakteristik kualitas tempat tinggalnya. Sementara pola spasial kebiasaan menikmati musik cenderung dilakukan sambil beraktifitas dengan menggunakan media campuran yaitu media modern dan juga konvensional dan dinikmati sambil beraktifitas. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa secara spasial lingkungan tempat tinggal berpengaruh terhadap kognisi musik, namun tidak berpengaruh terhadap kebiasaan menikmati musik

ABSTRACT
Spatial pattern of music rsquo s devotees are built by various factors such as music knowledge and habit to listen to music. The knowledge cognition of music and the habit to listen music develop habit of music rsquo s devotees. This study was conducted in Jakarta. The data was collected by online method. The results are analyzed by overlapping several variables that been constructed in form of maps dan statistic. The results showed that the spatial pattern of music cognition is influenced by the characteristics of residence qualities. While the spatial pattern of habit of enjoying music is carry out by using mixed media between the modern and the conventional and listen during activities . The conclusions of this study indicate that spatially the living environment affects the cognition of music, but does not affect habit to listen to the music."
2017
S68926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Nurhaerati Riyanto Puteri
"ABSTRAK
Pola harga tanah menunjukkan bahwa nilai tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya faktor struktural, aksesibilitas dan lingkungan (Osland, 2010). Penelitian ini membuktikan bahwa tinggi rendahya harga tanah di Jakarta sangat dipengaruhi oleh 6 (enam) faktor, antara lain: luas wilayah, kepadatan penduduk, pasar dan pusat belanja, fasilitas kesehatan, serta jumlah kriminalitas. Data yang digunakan adalah level mikro pemerintahan daerah DKI Jakarta yang tersebar di 261 Kelurahan (tanpa kepulauan seribu). Adapun variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ZNT (Zona Nilai Tanah) sedangkan variabel independen terdiri dari beberapa unsur utama dalam hedonic price, yaitu faktor struktural (luas wilayah dan kepadatan penduduk), faktor aksesibilitas (jarak halte, jarak tol dan jarak stasiun) serta atribut lingkungan (fasilitas publik dan keamanan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model terbaik pada analisis ekonometrik spasial adalah metode regresi lag atau yang dikenal dengan SAR (Spatial Autocorrelation Regressive). Selain itu, model yang digunakan secara khusus adalah LISA (Local Indicator Spatial Association), dimana model ini dapat mengukur harga tanah dalam klaster dan mengkaji pengelompokan spasial yang signifikan di sekitar wilayah pengamatan. Pengamatan dengan LISA menggunakan 2 pendekatan, yaitu Univariate Local Spatial dan Bivariate Local Spatial, yang pada akhirnya akan membentuk konfigurasi pola spasial nilai tanah dan disajikan dalam peta sebaran wilayah. Hasil konfigurasi peta dengan LISA diharapkan dapat memberi kontribusi yang tepat untuk mengeksplorasi kebijakan nilai tanah dan struktur tata ruang kota DKI Jakarta.

ABSTRACT
The pattern of land prices shows that land values are influenced by various factors, especially structural, accessibility and environmental factors (Osland, 2010). This study proves that the high level of land prices in Jakarta is strongly influenced by 6 (six) factors, including: area, population density, market and shopping center, health facilities, and the number of crimes. The data used is the micro level of regional government of DKI Jakarta which is spread in 261 subdistrict (without pulau seribu). The dependent variable used in this study is ZNT data (Land Value Zone), while the independent variable consists of several main elements in the hedonic price, namely structural factors (area and population density), accessibility factors (distance of stops, toll distance and station distance), as well as environmental attributes (public facilities and security).
The results of this study indicate that the best model in spatial econometric analysis is the lag regression method, also known as SAR (Spatial Autocorrelation Regressive). In addition, the model used specifically is LISA (Local Indicator Spatial Association), where this model can measure land prices in clusters and study significant spatial groupings around the observation area. Observation with LISA uses 2 approaches, namely Univariate Local Spatial and Bivariate Local Spatial, which in turn will form a configuration of spatial patterns of land values and are presented in a regional distribution map. The results of map configurations with LISA are expected to provide the right contribution to explore the land value policy and city spatial structure of DKI Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelza Pradipta
"Kejadian terorisme merupakan hasil pertimbangan spasial oleh kelompok teror yang berkaitan dengan pemilihan tempat - tempat mereka beroperasi. Penelitian ini mengkaji kejadian terorisme secara temporal dan spasial. Secara temporal, era terorisme dibagi berdasarkan penggunaan teknologi oleh kelompok radikal agama. Secara spasial, penelitian ini mengidentifikasi ruang teror yang digunakan oleh teroris. Data sekunder yang digunakan bersumber dari Global Terrorism Database, sedangkan data primer bersumber dari hasil wawancara dengan pihak kepolisian dan mantan anggota kelompok radikal agama. Analisis yang digunakan adalah analisis komparatif spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola pemilihan ruang sasaran simbolis dan ruang aktivitas pada setiap era-nya. Perbedaan pola pemilihan ruang sasaran simbolis dikarenakan adanya pertimbangan dari tujuan kelompok teror dan dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi pada setiap era sehingga terjadi pergeseran dalam penargetan ruang simbolis sasaran. Sedangkan perbedaan pola pemilihan ruang aktivitas disebabkan adanya perkembangan teknologi dan peningkatan kemampuan aparat keamanan dalam memberantas kelompok radikal agama sehingga wilayah operasi menjadi lebih terbatas. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara ruang aktivitas dan ruang simbolis, hal ini dapat terlihat pada perbedaan jarak rumah aman safe house) ke tempat sasaran yang berbeda pada setiap era. Namun secara garis besar, kelompok teror radikal agama cenderung memilih rumah aman safe house di DKI Jakarta pada zona pinggiran dan zona peralihan berupa kawasan permukiman padat penduduk.
Terrorism incident is the result of spatial consideration by terror group who is related to operating area selection. This study examines terrorism incidents temporally and spatially. Temporally, the terrorism era divided by the use of technology by the religious radical group. Spatially, this study identified the terror space used by terrorists. The majority of data utilized for this analysis were obtained from the Consortium for the Study of Terrorism and Responses to Terrorism’s (START) Global Terrorism Database, an open-source database. Primary data are based on interview results with Densus 88, Gegana PMJ, and ex-member of the religious radical group. The analysis used is a spatial comparative analysis and descriptive analysis. The result of this study shows the difference between the selection pattern of symbolic space and activity space in each era. The difference of symbolic terror space based on consideration of the terror group's purpose that motivated by the conflict of each era so the target of symbolic space was shifted. While the difference of selected activity space caused by technological development and capacity building of security forces on combating religious radical group which caused the operating area to become more limited. The study result also shows the connection between activity space and symbolic space-proven by the difference of distance from the safe house to different target places in each era. Religious radical terror group tends to choose its safe house in DKI Jakarta in the periphery and transitional zones of densely populated residential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Ranti Ristiani
"Disparitas merupakan persoalan klasik dalam pembangunan suatu wilayah, tidak terkecuali di DKI Jakarta. Permasalahan disparitas ini menyebkan adanya wilayah berkembang dan wilayah terbelakang yang dalam konteksnya dapat mempengaruhi proses pembangunan. Tujuan dari penelitian meliputi: Menganalisis kecenderungan tingkat disparitas pembangunan di DKI Jakarta dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan wilayah di DKI Jakarta.  Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif berbasis data sekunder pada tahun 2013-2017 dengan menggunakan Indeks Williamson, analisis regresi berganda dan indeks perkembangan wilayah.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: Disparitas perkembangan wilayah di DKI Jakarta termasuk dalam klasifikasi tinggi karena pada tahun 2013-2017 nilai IW selalu mendekati angka satu. Tingkat perkembangan wilayah ditentukan dengan perkembangan tinggi, sedang dan rendah. Perkembangan wilayah tinggi hanya ada 3 kecamatan, perkembangan wilayah sedang ada 15 kecamatan, dan perkembangan wilayah rendah ada 25 kecamatan. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat perkembangan wilayah adalah kepadatan penduduk, jumlah kelahiran, jumlah kematian, persentase tutupan lahan, dan persentase kerapatan jalan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut berkontribusi sebesar 54% terhadap perkembangan wilayah.

Disparity is a classic problem in the development of a region, including in DKI Jakarta. This problem of disparity causes the existence of developed regions and underdeveloped regions which in their context can influence the development process. The objectives of the study include: Analyzing the trends in the level of disparity development in DKI Jakarta and Analyzing the factors that influence the level of development of the region and the base sector in DKI Jakarta. The method used is descriptive-quantitative method with analysis technique of secondary data in 2013-2017 by using the Williamson Index, Multiple Regression Analysis and Regional Development Index.
The results obtained from this study were: Disparity in regional development in DKI Jakarta is included in the High Classification because in 2013-2017, the value of IW obtained was always close to number one and The level of regional development was determined by high, medium, and low. The development of high areas had only 3 sub-districts, the development of moderate regions had 15 sub-districts, and the development of low-lying areas had 25 sub-districts. Factors that influence the level of regional development were population density, number of births, number of deaths, percentage of land cover, and percentage of road density. The result of the regression analysis showed that these factors contributed 54% to the development of the region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Puspa Pranidani
"Kepribadian tidak hanya dapat ditinjau secara personal, melainkan dapat menggunakan pendekatan komunal hingga level regional. Penelitian bidang psikologi geografis sebelumnya telah mendapatkan temuan bahwa terdapat ketergantungan data secara spasial pada kepribadian di beberapa negara. Hasil ini mengarahkan pada kesimpulan bahwa penduduk yang tinggal dalam sebuah ruang spasial akan memiliki tingkat trait kepribadian yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali temuan tersebut pada warga DKI Jakarta yang memiliki histori dan karakteristik urban dan beragam. Penelitian ini menjaring 748 warga DKI Jakarta dengan rentang usia lebih dari 18 tahun dari 193 kelurahan. Traits kepribadian yang diteliti dalam studi ini mengacu pada Five Factor Theory yang terdiri atas Extroversion, Agreableness, Openness to experience, Neuroticism, dan Conscientiousness. Alat ukur yang digunakan pada studi ini adalah Ten Item Personality Inventories dan disebarkan secara daring. Analisis Moran’s I dan perbandingan pseudo p-value menemukan bahwa terdapat ketergantungan spasial pada dimensi extroversion (0.2511), agreeableness (0.22), conscientiousness (0.1674), emotional stability (0.154), dan openness to experience (0.204).

Not only in individual level, personality can also be studied in communal to regional level. Previous studies on geographical psychology have found the existence of spatial dependency in personality traits data in many countries. These findings lead to a conclusion that residents of a spatial area might have the same score on specific personality traits. This study was done with DKI Jakarta resident context which has a long history as an urban and diverse characterized community. Present study gathered 748 data of DKI Jakarta resident with age above 18 from 193 residential areas. The personality traits concept is referred to Five Factor Theory which consist of five dimensions: Extroversion, Agreableness, Openness to experience, Neuroticism, and Conscientiousness. Ten Item Personality Inventories was used to measure each trait. The questionnaire was spread through online platforms. Moran’s I analysis and pseudo p-value comparison were conducted to test the spatial dependency within data. This study found spatial dependency in extroversion (0.2511), agreeableness (0.22), conscientiousness (0.1674), emotional stability (0.154), and openness to experience (0.204)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hajar Utami
"ABSTRAK
Tari Saman merupakan warisan tak benda yang berasal dari Indonesia serta dianggap sebagai kesenian yang ldquo;Urgent Safeguarding rdquo; menurut United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization UNESCO . Tari Saman merupakan salah satu kebudayaan yang berasal dari Provinsi Aceh yang saat ini sedang berkembang dan banyak diminati. Salah satu daerah yang menjadi persebaran tari saman ini adalah provinsi DKI Jakarta. Tari Saman berkembang dan diminati diberbagai kalangan baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa di DKI Jakarta. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis difusi spasial Tari Saman di DKI Jakarta yang dilihat dari gelombang, arah dan tipe serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan adalah wawancara beberapa responden yang terkait Tari Saman yang kemudian hasilnya akan dianalisa dengan analisis deskriptif dan keruangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gelombang difusi spasial Tari Saman mengalami kenaikan pada periode t2 tahun 2009-2011 saat menuju jarak 10km dan 15km dan mengalami penurunan pada periode t4 tahun 2014-2016 , sedangkan tipe yang terbentuk merupakan gabungan dari tipe difusi ekspansif dan relokasi serta arah difusi spasial Tari Saman ini lebih banyak mengarah ke Selatan dan Timur di wilayah Jakarta kemudian semakin meluas ke wilayah pinggiran dan faktor yang paling mempengaruhi dalam proses difusi spasial Tari Saman ini adalah pada faktor media penyebaran secara langsung.

ABSTRACT
Saman Dance is an inherited legacy derived from Indonesia and is considered an art of Urgent Safeguarding according to United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization UNESCO . Saman Dance is one of the culture that comes from the Province of Aceh which is currently growing in great interest. One of the places that became the spreading area of this saman dance is DKI Jakarta. Saman Dance developed and demanded in various circles, from children, teenagers, and adults in Jakarta. This study aims to analyze the spatial diffusion of Saman Dance in DKI Jakarta which seen from its wave, direction and type, also its influencing factors. The method of this study is direct interview of several respondents related to Saman Dance, then the results will be analyzed by descriptive and spatial analysis. The result of the research shows that spatial diffusion wave of Saman Dance has increased in period t2 year 2009 2011 when it reached the distance of 10 km and 15 km and decreased in the period t4 year 2014 2016 . While the type formed from a combination of expansive diffusion and relocation type. Also the direction of Saman Dance spatial diffusion is more directed to the South and East area of Jakarta and then extends to the periphery and the most influencing factor in the process of spatial diffusion of Saman Dance is the direct media deployment."
2017
S67581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh minum air susu ibu dan minum susu dengan botol terhadap terjadinya karies pada gigi sulung, dengan subyek anak usia 3-5 tahun di Posyandu dari 5 wilayah di DKI Jakarta. Sebanyak 105 anak diperiksa gigi-giginya untuk mengetahui frekuensi, def-t dan def-s rata-rata, keparahan karies yang diukur dengan klasifikasi Ochiai (1963), serta urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies. Kebiasaan minum susu sejak lahir ditanyakan kepada ibu-ibu subyek. Ternyata 92.38% dari subyek menderita karies dengan def-t rata-rata 8.28 dan def-s rata-rata 19.62. Pada anak yang minum air susu ibu frekuensi karies dan rata-rata def-t dan def-s lebih tinggi dibandingkan dengan minuet susu dengan botol. Demikian pula ukuran keparahan karies, yang ditunjukkan dengan banyaknya penderita karies kelas 4. Namun dengan perhitungan statistik keparahan karies antara yang minum ASI, minum susu botol, dan kombinasi ASI dan botol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedang urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies antara yang minum air susu ibu dan susu botol adalah sama; yaitu permukaan proksimal, kemudian permukaan halus, dan yang terakhir permukaan oklusal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Chairun Nisa Efendi
"Perpustakaan publik pada umumnya sering menjadi tujuan para pengguna untuk menikmati sumber daya dan layanan perpustakaan. Namun, terdapat penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa perpustakaan di taman dapat lebih optimal dalam menyediakan layanan dan ketika menarik pengguna. Jakarta Bookhive merupakan perpustakaan kecil publik berbentuk rak buku yang terletak di beberapa taman-taman Kota Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Bookhive, karakteristik pengunjung Bookhive, dan menilai pola spasial penggunaan Bookhive di taman-taman Kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis datanya, yaitu analisis deskriptif dengan tabulasi silang dan analisis komparasi spasial. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa tidak semua Bookhive yang berada di taman memiliki karakteristik yang sama. Bookhive yang berada jauh dari pintu masuk, terletak di area hijau yang luas, memiliki pepohonan rindang, dan suasana yang tenang akan lebih dapat menarik pengunjung Bookhive untuk datang dan melakukan kegiatan. Pengunjung yang datang ke Bookhive rata-rata adalah perempuan dewasa yang hanya 1-2 kali dalam sebulan datang ke Bookhive pada hari libur dan dalam pemilihan ruangnya tidak terdapat perbedaan antar karakteristik pengunjung. Penggunaan Bookhive di setiap taman pun berbeda-beda, tetapi memiliki kesamaan secara keruangan. Pengunjung yang memiliki kegiatan membaca buku akan menggunakan area dekat dengan Bookhive, pengunjung yang menikmati suasana Bookhive akan memilih area di sekitar Bookhive, dan pengunjung yang memiliki kegiatan pribadinya akan memilih area yang tidak jauh dari Bookhive atau masih di dalam area Bookhive, tetapi lebih privat dibandingkan area lainnya yang berada di taman.

Public libraries in general are often the destination for users to enjoy library resources and services. However, there is previous research which found that libraries in parks can be more optimal in providing services and when attracting users. Jakarta Bookhive is a small public library in the form of a bookshelf located in several parks in the city of Jakarta. This study aims to determine the characteristics of Bookhive, the characteristics of Bookhive visitors, and assess the spatial pattern of Bookhive use in parks in Jakarta City. This study uses quantitative methods with data analysis, namely descriptive analysis with cross tabulation and spatial comparative analysis. The results of this study found that not all Bookhives in the park have the same characteristics. The Bookhive which is far from the entrance, is located in a large green area, has shady trees, and a calm atmosphere will be more able to attract Bookhive visitors to come and do activities. Visitors who come to the Bookhive on average are adult women who only come 1-2 times a month to the Bookhive on holidays and in the choice of space there is no difference between the characteristics of the visitors. The use of the Bookhive in each park is different, but they have spatial similarities. Visitors who have book-reading activities will use the area close to the Bookhive, visitors who enjoy the Bookhive atmosphere will choose the area around the Bookhive, and visitors who have personal activities will choose an area that is not far from the Bookhive or still in the Bookhive area, but more private than other areas in the park."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melya Rozana
"Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling terdampak oleh virus ini dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2021 sejumlah 96.785 kasus. Oleh karena itu, pada tahun 2021 silam, diberlakukan kebijakan PPKM untuk menekan pola persebaran virus Covid-19 tersebut. Pada penelitian ini, akan dikaji bagaimana persebaran Covid-19 di DKI Jakarta pada periode PPKM Mikro yang berlangsung dari tanggal 9 Februari 2021 hingga 25 Juli 2021 terhadap faktor lingkungan, yaitu kualitas udara serta faktor sosial, yaitu kepadatan penduduk, keberadaan transportasi umum, dan sirkulasi penduduk (penduduk keluar masuk). Selama periode ini, nantinya pola persebaran virus Covid-19 akan dianalisa menggunakan bantuan GIS atau Geographic Information System dengan metode hot spot analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penderita Covid-19 di DKI Jakarta pada periode PPKM Mikro lebih banyak berdomisili di kecamatan yang terletak di pinggiran Jakarta atau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kecamatan yang terletak di bagian tengah Jakarta, persebarannya cenderung terkendali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran Covid-19 seperti faktor lingkungan alam dan sosial, diketahui tidak memiliki pengaruh dan signifikansi yang kuat terhadap tiap faktor yang diduga mempengaruhi persebaran Covid-19 di DKI Jakarta.

Corona Virus Disease 2019, commonly abbreviated as Covid-19, is an infectious disease caused by SARS-CoV-2. DKI Jakarta Province is one of the provinces in Indonesia most affected by this virus, with the highest number of cases in 2021 totaling 96,785 cases. Therefore, in 2021, the PPKM policy was implemented to suppress the pattern of the spread of the Covid-19 virus. In this study, it will be studied how the spread of Covid-19 in DKI Jakarta occurred during the Micro PPKM period, which took place from February 9th, 2021, to July 25th, 2021,regarding environmental factors, namely air quality, and social factors, namely population density, availability of public transportation, and circulation residents (population in and out). During this period, the pattern of the spread of the Covid-19 virus will be analyzed with the help of GIS, or Geographic Information System, using the hot spot analysis method. The results of this study indicate that more sufferers of Covid-19 in DKI Jakarta during the Micro-PPKM period lived in sub-districts located on the outskirts of Jakarta or directly adjacent to West Java Province. While the sub-districts are located in the central part of Jakarta, their distribution tends to be controlled. The factors that influence the spread of Covid-19, such as natural and social environmental factors, are known to have no strong influence or significance for each factor that is suspected of influencing the spread of Covid-19 in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanu Armanto
"Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan wilayah dataran rendah pantai Jakarta. Dengan kondisi fisik yang relatif seragam Jakarta merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dimana dinyatakan dalam intensitas penggunaan tanah yang beragam. Perubahan penggunaan tanah alami (tutupan tanah) ke arah penggunaan tanah buatan sekaligus mengubah wujud fisiknya. Pemetaan penggunaan tanah dari tahun ke tahun menunjukkan semakin menurunnya penggunaan tanah alami (tutupan tanah) menjadi penggunaan tanah buatan.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pola perubahan tutupan tanah DKI Jakarta tahun 1960-2005 menggunakan metode analisis deskriptif dengan unit analisis region fungsional. Variabel yang digunakan sebagai penyebab perubahan tutupan tanah yaitu ketinggian, lereng, jenis tanah dan jenis batuan yang ada pada jenis region fungsional yang berbeda.
Hasil penelitian memperlihatkan pola perubahan tutupan tanah dalam bentuk tanah basah menjadi tanah kering secara besar-besaran dan terus menerus mengingat keterbatasan tanah yang dapat dibangun (available land) jumlahnya tetap hingga mengakibatkan bentuk penurunan kualitas lingkungan. Contoh nyata dari adanya perubahan tersebut dapat dilihat dari lokasi-lokasi daerah banjir yang tersebar di DKI Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>