Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56657 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggun Puspita Khoirun Nisa
"ABSTRAK
Advertising for a philanthropic organizations has a different role compared with advertising for a business entity. It should not only give information about the product or services, but also attract the audiences to perform an act of charitable giving. There are two common appeals in advertising, informational appeals and emotional appeals, which can be portrayed in a positive and negative way. This research aimed to examine which appeals are more effective for attracting donors to a charity education program. Using a laboratory experiment, we found that positive appeals work best for attracting more donors and gathering a higher donation amount. From the perspective of the philanthropic organization, we have proposed some recommendations to develop an effective marketing strategy for a charity education program based on our findings.

ABSTRACT
Iklan pada organisasi filantropi memiliki peran yang berbeda dibandingkan iklan pada entitas bisnis. Iklan ini tidak hanya memberikan informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan teteapi juga untuk menarik orang agar mau berdonasi. Secara umum terdapat dua konsep daya tarik iklan daya tarik informasi dan daya tarik emosional yang dapat ditampilkan dengan cara positif ataupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik mana yang lebih efektif diterapkan untuk menarik donator pada program donasi pendidikan. Dengan eksperimen berbasis laboratorium, menunjukkan hasil bahwa daya tarik positif lebih efektif untuk menarik lebih banyak donator dan mengumpulkan nominal donasi yang lebih tinggi. Dari sudut pandang organisasi filantropi, hasil studi ini dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk program donasi pendidikan berdasarkan hasil yang kami temukan."
2017
S67883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Satria
"Studi terror management theory yang selama ini telah dilakukan terkait aktivitas ekonomi dalam meredam kecemasan terhadap kematian menunjukkan adanya pertentangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengumpulkan dan menyimpan banyak harta kekayaan, khususnya uang itu sendiri, dapat menurunkan kecemasan terhadap kematian. Namun di lain sisi memberikan uang kepada orang yang membutuhkan juga mampu meredam kecemasan terhadap kematian. Pertanyaan yang muncul dari sini, manakah aktivitas ekonomi yang lebih efektif dalam menurunkan kecemasan terhadap kematian, apakah menyimpan uang, dilihat dengan tingkah laku menabung, atau memberikan uang kepada orang yang membutuhkan, dilihat dengan tingkah laku donasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Hipotesis penelitian ini adalah bahwa ide menabung akan lebih efektif dalam menurunkan kecemasan terhadap kematian dibandingkan ide mengenai tingkah laku donasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak, dan tidak terdapat pengaruh manipulasi aktivitas ekonomi pada kecemasan terhadap kematian, F(2,100) = 2,154, p = 0,12. Tidak adanya pengaruh manipulasi aktivitas ekonomi pada kecemasan terhadap kematian dijelaskan oleh pola aktivitas ekonomi partisipan yang cenderung tinggi pada konsumsi serta religiositas.

Study of terror management theory that has been done related economy activity in reducing death anxiety indicate a contradiction. Several studies have shown that collecting and storing many assets, especially money itself, can reduce death anxiety. But on the other hand gives money to people who need also able to reduce death anxiety. The question that arises from here, Which economy activity is more effective in reducing death anxiety, whether to save money or give money to people in need. This study aims to answer this question.
The hypothesis of this study is that the idea of saving will be more effective in reducing death anxiety compared to the idea of donation behavior. The results showed that the hypothesis is rejected, and there is no effect of the manipulation of economy activity in the anxiety of death, F (2,100) = 2.154, p = 0.12. The lack of effect of the manipulation of economy activity in the death anxiety is explained by the pattern of economy activity participants are likely to be high on consumption and religiosity.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Ahmad An Nabaa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan konfigurasi Zabbix Monitoring System guna meningkatkan efektivitas pengelolaan kinerja jaringan. Zabbix adalah platform open-source yang populer untuk pemantauan dan manajemen infrastruktur TI. Dengan pertumbuhan kompleksitas jaringan modern, diperlukan pendekatan yang cermat dalam mengatur konfigurasi Zabbix agar dapat menghasilkan informasi yang relevan dan tepat waktu. Penelitian ini melakukan studi literatur terkait pemantauan kinerja jaringan dan Zabbix, serta analisis terhadap konfigurasi default Zabbix untuk mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan. Konfigurasi Zabbix kemudian dioptimasi dengan menyesuaikan ambang batas (threshold), tingkat keparahan (severity levels), aturan notifikasi dan eskalasi, serta pemantauan proaktif. Efektivitas optimasi dievaluasi dengan menganalisis data pemantauan jaringan sebelum dan sesudah optimasi menggunakan analisis deskriptif, analisis tren, dan perbandingan sebelum dan sesudah. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi penanganan masalah, di mana rata-rata durasi masalah menurun dari 347 jam menjadi 86 jam setelah optimasi. Selain itu, jumlah masalah yang terdeteksi meningkat, terutama masalah dengan tingkat keparahan menengah dan rendah, menunjukkan peningkatan sensitivitas sistem pemantauan. Meskipun sebagian besar masalah belum terselesaikan, terdapat indikasi awal bahwa langkah-langkah optimasi mulai menunjukkan hasil positif dengan adanya masalah yang mulai ditangani dan diselesaikan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi administrator jaringan dalam mengoptimalkan pengaturan Zabbix Monitoring System mereka untuk mencapai pemantauan kinerja jaringan yang lebih efektif, sehingga memungkinkan deteksi cepat terhadap masalah, pemecahan masalah yang lebih efisien, dan pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu dalam operasi sehari-hari.

This research aims to optimize the configuration of the Zabbix Monitoring System to improve the effectiveness of network performance management. Zabbix is a popular open-source platform for monitoring and managing IT infrastructure. With the growing complexity of modern networks, a careful approach is needed in configuring Zabbix to produce relevant and timely information. This research conducts a literature review related to network performance monitoring and Zabbix, as well as an analysis of the default Zabbix configuration to identify areas that need to be optimized. The Zabbix configuration is then optimized by adjusting thresholds, severity levels, notification and escalation rules, and proactive monitoring. The effectiveness of the optimization is evaluated by analyzing network monitoring data before and after optimization using descriptive analysis, trend analysis, and before-and-after comparisons. The results show a significant increase in the efficiency of problem handling, where the average duration of problems decreased from 347 hours to 86 hours after optimization. In addition, the number of problems detected increased, especially problems with medium and low severity levels, indicating an increase in the sensitivity of the monitoring system. Although most problems have not been resolved, there is an early indication that the optimization steps are starting to show positive results with problems starting to be addressed and resolved. The results of this research are expected to provide practical guidance for network administrators in optimizing the settings of their Zabbix Monitoring System to achieve more effective network performance monitoring, thereby enabling rapid detection of problems, more efficient troubleshooting, and more timely decision-making in daily operations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Rahayu
"ABSTRAK
Survei menunjukkan bahwa 15 dari 20 orang mahasiswa memilih tidak melaporkan free-rider dalam pengerjaan tugas kelompok meski diberikan keleluasaan dalam sistem peer evaluation. Motif melakukan tindakan yang tidak sesuai aturan demi melindungi orang lain ternyata juga terjadi dalam konteks legal berbentuk false confess. False confession diartikan sebagai pengakuan terhadap tindakan tertentu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Innocence project (organisasi yang membantu orang-orang tidak bersalah yang terjerat kasus salah tangkap) mencatat bahwa 15-20% kasus yang mereka tangani terkait dengan insiden false confession. Perillo dan Kassin (2011) menyebutkan bahwa terdapat dua faktor risiko yang melatar-belakangi seseorang untuk memberikan confession, pertama adalah kerentanan disposisional (psikologis), yaitu kerentanan yang merupakan bawaan dari tersangka, seperti usia atau kepribadian. Kedua, yaitu faktor situasional yang berkaitan dengan kondisi penahanan dan interogasi. Faktor situasional yang dimaksud salah satunya adalah alat bukti (Gudjonsson, 2003). Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah faktor disposisional (suggestibity) atau faktor situasional (false evidence) yang lebih mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam memberikan false confession pada konteks non legal. Dengan menggunakan Gudjonsson Suggestibility Scale (1984) dan computer-crash paradigm dari Kassin dan Kiechel (1999) yang telah dimodifikasi, didapatkan kesimpulan bahwa faktor situasional (false evidence) lebih kuat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk memberikan false confession.

ABSTRACT
Survey shows that 15 of 20 students chose not to report the free-rider in the execution of the task group even if given the flexibility in the system through peer evaluation. Motives to protect other people also occured in legal context. False confession interpreted as confession of certain actions that do not correspond to the reality. Innocence Project (an organization that helps innocent people who are wrongfully convinced and imprisoned) noted that 15-20% of the cases they deal related to false confession incident. Perillo and Kassin (2011) states that there are two risk factors underlying people to give confession. First, the dispositional vulnerability (psychological), namely the vulnerability that is inherited from the suspect, such as age or personality. Second, the situational factors relating to the conditions of detention and interrogation. One of them is evidence (Gudjonsson, 2003). Therefore, this research wanted to see whether the dispositional factors (suggestibity) or situational factors (false evidence) influence a person's motive to give a false confession to the non-legal context. By using Gudjonsson Suggestibility Scale (1984) and modified computer-crash paradigm, it shows that the situational factors (false evidence) stronger to influence a person's tendency to give a false confession."
2016
S62760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Masyita
"Karya ilmiah ini mengulas sebuah teknik yang efektif dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Umumnya, terdapat pembelajaran berbasis guru/pengajar dan pembelajaran berbasis siswa/peserta didik sebagai dua teknik yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Teknik pertama yaitu pembelajaran berbasis guru/pengajar adalah sebuah teknik klasik yang dewasa ini mulai jarang diterapkan sejak teknik kedua atau pembelajaran berbasis siswa/peserta didik lebih bermanfaat dan efektif dalam proses pentransferan ilmu penegetahuan antara guru dan siswa di kelas. Teknik kedua ini kemudian dikembangkan dengan penerapan PBL (Problem Based Learning). Namun, agar siswa dapat terus merasakan kenyamanan dalam penerapan PBL tersebut, menggabungkan PBL dengan permainan-permainan yang edukatif adalah lebih baik.

This research journal discusses an effective way in knowledge sharing. Commonly, there are teacher centered learning and student centered learning as two ways of learning and teaching processes. The first one, or teacher centered learning, is a classical way which nowadays has become so rare in application because the second way, or student centered learning, is likely more useful and effective in sharing knowledge between a teacher and students in class. This second way then is upgraded with the application of PBL (Problem Based Learning). However, to keep the students feeling enjoy in applying PBL, mixing PBL with educative games is better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Made Calista Pradnyadevi
"Artikel ini membahas tentang edukasi efektif dan strategi pengajaran yang tepat untuk sekolah di Indonesia terkait pendampingan siswa penyandang Autistic Spectrum Disorder (ASD). ASD adalah bentuk kecacatan otak yang biasanya didiagnosa pada usia dini. Orang dengan ASD diketahui memiliki cara berbeda untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga kesulitan menggunakan dan memahami komunikasi nonverbal, seperti kontak mata, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kemampuan komunikasi sejak dini dari pihak sekolah, sehingga anak ASD dapat memperoleh pendidikan yang layak dan terlibat dalam interaksi sosial. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan, analisis terhadap 136 tanggapan kuesioner dari guru dan terapis pendidikan menunjukkan bahwa meskipun hanya sebagian kecil yang mengetahui, atau telah dilatih dalam intervensi autisme yang mapan, anak-anak dengan autisme diajar di sekolah-sekolah Indonesia (Budiyanto et al. ., 2020) . Ini berarti bahwa sebagian besar sekolah dengan siswa ASD kurang mengembangkan keterampilan komunikasi sejak dini yang dapat mempengaruhi cara mereka berkomunikasi lebih jauh di masa mendatang. Teori motivasi sosial menyebutkan bahwa tingkat motivasi individu dipengaruhi oleh faktor perilaku, biologis, dan evolusi (Chavallier, 2012). Hipotesis motivasi sosial berpendapat bahwa individu dengan gangguan spektrum autisme (ASD) menganggap rangsangan sosial kurang bermanfaat daripada orang dengan aktivitas neurotypical, itulah sebabnya siswa dengan ASD membutuhkan dorongan dari lingkungan, terutama guru, untuk mengembangkan interaksi sosial mereka. Artikel ini bertujuan untuk menyoroti kurangnya pelatihan yang tepat bagi guru di Indonesia untuk menangani siswa ASD dan untuk membahas betapa pentingnya bagi para guru untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka.
This article discusses the incapacity of schools in Indonesia regarding assisting students with Autistic Spectrum Disorder (ASD). ASD is a form of disability of the brain which is usually diagnosed at an early age. People with ASD are known to have different ways to interact with other people. They also have trouble using and understanding nonverbal communication, like eye contact, gestures and facial expressions. Therefore, early development in communication skills is needed from the school, so that students with ASD can receive proper education and engage in social interaction. Based on previous research conducted, an analysis of 136 questionnaire responses from teachers and educational therapists indicated that although only a minority was aware of, or had been trained in, established autism interventions, children with autism are being taught within Indonesian schools ( Budiyanto et al., 2020). This means that most schools with ASD students lack early development in communication skills which can impact their way of communicating further in the future. The social motivation theory mentions that individuals' levels of motivation are influenced by behavioural, biological, and evolutionary factors ( Chavallier, 2012). The social motivation hypothesis posits that individuals with autism spectrum disorder (ASD) find social stimuli less rewarding than do people with neurotypical activity, which is why students with ASD need encouragement from their surroundings, particularly teachers, to develop their social interaction. This article aims to highlight the lack of proper training for teachers in Indonesia to handle ASD students and to discuss how critical it is for teachers to develop their communication skills."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puetz, Belinda E.
London : Aspen Publishers, 1981
610.73 PUE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Ernawati Lestari
"Tesis ini membahas mengenai gambaran stres dan coping stres pada istri pertama yang dipoligami. tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai stresor, proses penilaian terhadap situasi menekan, dampak stres dan strategicoping yang digunakan untuk mengatasi stres. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara pada tiga istri pertama yang dipoligami, beserta tiga subjek pendukung.

This thesis discusses the description of stress and stress coping on the first wife who is polygamous. the purpose of this study is to get an overview of stressors, the process of assessing stressful situations, the effects of stress and strategic coping used to deal with stress. the method used in this study is a qualitative approach by interviewing the first three polygamous wives, along with three supporting subjects."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto Sutojo
Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2003
658.45 SIS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997
800.51 MAN mt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>