Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahrina Indah Pratiwi
"Penanganan diare akut primer pada anak yang tidak tepat merupakan penyebab banyaknya kasus kematian pada anak terutama usia kurang dari 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan obat di Perawatan Ilmu Kesehatan Anak WAT IKA RSPAD Gatot Soebroto sehingga dapat meminimalisir penggunaan obat yang tidak rasional. Desain studi menggunakan studi cross-sectional, hasil penelitian dijelaskan secara deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien anak usia 0 ndash;18 tahun yang menderita diare akut primer. Penelitian dilakukan terhadap 81 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dinyakatan dalam satuan DDD dan DDD/100 beds/hari dan analisis kualitatif dinyatakan dalam segmen DU90. Berdasarkan hasil analisis, prevalensi pasien yang menderita diare terbanyak pada pasien laki- laki, dengan rentang umur >1 bulan ndash;2 tahun. Kuantitas obat diare berdasarkan nilai DDD dan DDD/100 beds/hari didapatkan nilai DDD terbesar adalah Zink 24,54 dan nilai DDD/100 beds/hari terbesar adalah Seftazidim 41,67 . Kualitas penggunaan obat diare pada pasien anak di Perawatan Ilmu Kesehatan Anak WAT IKA RSPAD Gatot Soebroto perlu lebih dikaji kembali. Penggunaan obat diarenya sudah 100 sesuai dengan Formularium Nasional.

Improper treatment of acute primary diarrhea in children is the cause of many death cases in children especially under the age of 5 years. This research aimed to know the rationality of diarrhea drug utilization in Pediatric Healthcare Science WAT IKA RSPAD Gatot Soebroto so it could minimize irrational drugs utilization. The study design used a cross sectional study, the results of the study were described descriptively. Data was collected retrospectively from patient medical record data. The samples in this study were all data of pediatric patients ages 0 18 years with acute primary diarrhea. The study was conducted on 81 medical records that met the inclusion criteria. Analyses were performed quantitatively dan qualitatively. Quantitative analysis is expressed in units of DDD and DDD 100 beds day. Qualitative analysis is expressed in the DU90 segment. Based on the analysis, the most prevalence of diarrhea in male, with an age range 1 month 2 years. The largest DDD value was Zink 24.54 and the largest DDD 100beds day value was Ceftazidime 41,67. The quality of antidiarrheal drugs use in pediatric patients need more improvement. The use of antidiarrheal drugs in in Inpatient of Pediatric Healthcare Science WAT IKA RSPAD Gatot Soebroto is compliance with the national formulary 100.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Astuti
"Pasien pediatri rentan mengalami masalah terkait obat dikarenakan penggunaan obat untuk anak merupakan hal khusus dan berbeda dengan orang dewasa terkait perbedaan laju perkembangan organ, sistem enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi masalah terkait obat berdasarkan kategori yang dikelompokkan Pharmaceutical Network Europe versi 6.2.
Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik, kardeks dan catatan perawat. Sampel merupakan data pasien rawat inap pediatri dengan diare yang berusia 1 sampai dengan <5 tahun pada tahun 2013-2014 tanpa penyakit penyerta. Analisis dilakukan terhadap 343 jenis terapi obat dari 65 pasien.
Jenis masalah terkait obat yang paling banyak terjadi adalah masalah efektifitas terapi sebesar 50,8% dengan sub domain tertinggi yaitu pasien menderita efek obat tidak optimal sebesar 32,3%. Masalah terkait obat lainnya yaitu ROTD sebesar 49,2% dengan sub domain tertinggi adalah ROTD bukan alergi sebesar 32,7%. Penyebab masalah tertinggi yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah penggunaan obat tanpa indikasi sebesar 38,%.

Pediatric patients susceptible to drug-related problems due to the use of medicines for children is special and different from adults related to differences in rates of organ development, responsible enzyme system for the metabolism and the excretion of drugs. This study aimed to evaluate the drug related problems in pediatric patients that were grouped based on Pharmaceutical Network Europe version 6.2.
This research method is descriptive and retrospective that using medical records, index card and nurse records data. Samples were pediatric hospitalized patient data with diarrhea which aged 1 to <5 years old in 2013-2014 without comorbidities. The analysis was performed on 343 types of drug treatment of 65 patients.
The most common drug related problem was treatment effectiveness (50.8%) with the highest sub domain was effect of drug treatment not optimal (32.3%). Other drug related problems was adverse drug reactions (49.2%) with the highest sub domain was adverse drug event non allergic (32.7%). The highest cause of problem identified in this study was drug use without indication (38%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Anindita
"Evaluasi penggunaan PPI perlu dilakukan melihat tingginya penggunaan PPI dan dampak yang mungkin terjadi dari penggunaan PPI yang tidak tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan PPI di instalasi rawat inap RSPAD Gatot Soebroto periode Februari - April 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik observasional dengan metode pengambilan data secara prospektif berdasarkan resep dan rekam medis. Sampel adalah data seluruh pasien BPJS yang menggunakan PPI di instalasi rawat inap departemen penyakit dalam RSPAD periode Februari - April 2016. Evaluasi penggunaan PPI dilakukan berdasarkan rasionalitas dan efektivitas terapi. Analisis dilakukan terhadap 153 terapi dari 91 pasien. Terdapat 77,78% penggunaan PPI yang tepat indikasi, 77,78% yang tepat pemilihan obat, 98,69% yang tepat penilaian kondisi pasien sebesar, 4,58% yang tepat dosis, 66,01% yang tepat lama pemberian, dan 86,27% efektif.

Evaluation of the use of PPI needs to be done perceiving the high use of PPI and likely impacts from inappropriate use of PPI. The aim of this study was to evaluate the use of PPI on inpatients at Gatot Soebroto Army Center Hospital in Period of February-April 2016. The study design was observational analytic descriptive with prospective data collection method based on prescription and medical record. The sample was data of entire adult inpatients with BPJS health insurance who used PPI at internal disease department of RSPAD. PPI use was evaluated based on rationality and therapy effectiveness. Analysis carried out on 153 therapies of 91 patients. This study obtained appropriate indication percentage by 77,78%, appropriate drug selection by 77,78%, appropriate patient condition assessment by 98,69%, appropriate dose by 4,58%, appropriate therapy duration by 66,01%, and therapy effectiveness by 86,27%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christyna Marissani
"Satu sampai tiga orang anak dirawat karena diare dalam waktu lima minggu praktik Keperawatan Masyarakat Perkotaan dan satu orang anak dirawat kembali karena diare berulang dalam waktu lima minggu tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemberian perencanaan pulang pada anak dengan diare. Perencanaan pulang merupakan proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Tujuan umum penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran pemberian asuhan keperawatan berfokus pada perencanaan pulang pada pasien anak yang mengalami masalah diare. Masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien kelolaan terpilih adalah risiko kekurangan volume cairan, risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kurang pengetahuan. Disarankan perencanaan pulang diberikan kepada pasien anak dengan diare sejak awal perawatan dengan tujuan untuk mengurangi angka perawatan kembali akibat diare.

One to three children were treated for diarrhea every week within five week nursing practice and one child within those five weeks had been treated for recurrent diarrhea, therefore it is necessary to conduct discharge planning for children who experience diarrhea. Discharge planning is the process of preparing the patient before leaving the hospital to other units inside or outside a public health service agencies.
The general objective of this scientific writing is to give an overview of nursing care focusing on discharge planning in pediatric patients experiencing diarrhea problems. The main nursing problems that emerged were high risk of fluid volume deficit, high risk of nutritional imbalance less than the body needs, and lack of knowledge. It is suggested that discharge planning is given to pediatric patients with diarrhea since the admission period in order to reduce the number of re-treatment due to diarrhea.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Oktaviana
"Hipertensi merupakan penyakit yang memerlukan terapi jangka panjang bahkan seumur hidup. Penggunaan obat antihipertensi perlu diawasi dan terbukti mampu mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif dari rekam medis dan resep. Sampel adalah rekam medis dan resep pasien yang diresepkan obat antihipertensi dan berobat minimal dua kali selama periode Maret-April 2015. Analisis dilakukan pada 67 data pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Microsoft Excel, diperoleh prevalensi penderita hipertensi paling banyak terjadi pada perempuan; kelompok usia lebih dari 60 tahun; dan semua pasien yang diamati dalam penelitian ini merupakan pasien BPJS Kesehatan. Obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah Amlodipine (36,35%). Persentase obat generik yang digunakan di Poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto relatif tinggi yaitu mencapai 73,98%. Obat antihipertensi yang menyusun DU90% terdiri dari 8 obat antara lain Amlodipine, Valsartan, Candesartan, Adalat Oros, Candesartan Cilexetil, Irvebal, Valesco, dan Micardis. Obat antihipertensi penyusun DU90% yang sesuai dengan Fornas relatif tinggi yaitu mencapai 66,94%. Efektivitas obat antihipertensi yang digunakan relatif rendah yaitu 46,27%.

Hypertension is a disease requires long term therapy even lifetime. Drug utilization of antihypertensive should be monitored and are proven to have ability to reduce morbidity and mortality from hypertension. This research aimed to observe drug utilization pattern of antihypertensive in outpatients at Internal Medicine Clinic of Gatot Subroto Army Hospital. This is a descriptive study. Data was collected prospectively from medical records and patient prescriptions. Samples were patient prescriptions and medical records that contain antihypertensive drugs prescription and have minimal twice clinical encounters during observation period. 67 patients data those meet the inclusion criterias were analized. Based on the analysis with Microsoft Excel, most prevalence of hypertension was in women; more than 60 years age group; and all are BPJS Kesehatan members. The most used antihypertensive was Amlodipine (36,35%). The percentage of generic drugs used was relatively high, about 73,98%. Antihypertensive drugs made up the DU90% consist of 8 drugs, they are Amlodipine, Valsartan, Candesartan, Adalat Oros, Candesartan Cilexetil, Irvebal, Valesco, and Micardis. Compliance of DU90 % drugs to Fornas was relatively high, count 66,94%. The effectivity of antihypertensive drugs used was relative low at 46,27%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Tamara
"Pemantauan terapi obat merupakan pelayanan farmasi klinis untuk memastikan terapi obat aman, efektif dan rasional bagi pasien. Apoteker dapat mengidentifikasi permasalahan DRPs (Drug Related Problems) berdasarkan farmakoterapi dari berbagai literatur yang mendukung. Analisa DRPs akan dipaparkan dalam klasifikasi PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) dengan beberapa kategori yaitu penyebab, masalah, rencana intervensi dan status masalah. Pelayanan farmasi ini didokumentasi dan dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya melalui metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment and Plan.

Drug therapy monitoring is a clinical pharmacy service to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. Pharmacists can identify DRPs (Drug Related Problems) problems based on pharmacotherapy from various supporting literature. The DRPs analysis will be presented in the PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) classification with several categories namely causes, problems, intervention plans and problem status. These pharmaceutical services are documented and communicated to other health workers through the SOAP (Subjective, Objective, Assessment and Plan) method."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Fadhilah Hanif
"Efek samping dari obat golongan proton pump inhibitor (PPI) pada gastrointestinal diantaranya diare dan konstipasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase besarnya efek samping pada gastrointestinal berupa diare dan konstipasi serta melihat adanya hubungan antara efek samping pada gastrointestinal dengan jenis kelamin, usia, dosis PPI, dan lama pemberian PPI pada pasien rawat inap di RSPAD Gatot Soebroto periode Februari ? April 2016. Penelitian ini adalah studi deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara prospektif terhadap data sekunder dari resep, dan rekam medis pasien serta data primer melalui wawancara pasien menggunakan kuisioener yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan data dilakukan dari bulan Februari sampai April 2016 secara total sampling. Analisis kausalitas efek samping pada gastrointestinal dilakukan dengan menggunakan algoritma Naranjo. Sampel adalah pasien dengan usia ≥ 17 tahun yang menerima proton pump inhibitor dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani Informed Consent. Pasien yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 pasien. Sebanyak 19 pasien (32,75%) mengalami efek samping berupa konstipasi dimana 16 pasien (27,58%) dengan kategori mungkin (probable), dan 3 pasien (5,17%) dengan kategori cukup mungkin (possible). Tidak ada pasien yang mengalami efek samping diare. Hasil analisis statistik dengan uji chi-square dan uji mutlak Fisher menunjukkan tidak ada hubungan antara efek samping pada gastrointestinal dengan jenis kelamin, usia, dosis PPI, dan lama pemberian PPI.

Prevalances of crohn?s disease and ulcerative colitis in the world are still increasing. These two diseases are categorized as inflammatory bowel disease (IBD). Even there has been some theurapetic option for patient with these diseases, but surgery still the only option to treat fibrotic strictures. Tetrandrine was chosen as drug in this research because of its antifibrotic effect. This research was conducted to develop and evaluate calcium pectinate beads exploiting pH sensitive property for colon-targeted delivery of tetrandrine. Beads were prepared by ionotropic gelation method followed by enteric coating with HPMCP HP-55 or CAP. Uncoated beads were evaluated for particle size, shape, morphology, swellability, process efficiency and encapsulation efficiency. From evaluation, beads with concentration of calcium chloride 5% (formula 1) was chosen as formula for coating. First formula were more spherical in shape, not too sticky, and smaller in size when compared with beads using calcium chloride concentration 10% (formula 2) and 15% (formula 3). Encapsulation efficiency of the three formula, 65.67 ± 0.39%, 68.03 ± 0.12%, 56.28 ± 0.2% respectively. After coating process, beads were used in in vitro drug release and targeted test. The studies showed that coated calcium pectinate beads were sufficient to resist tetrandrine released in acidic medium, but was unsuccessfully in targeting colon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Monica
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSPAD Gatot Soebroto bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang meliputi kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Tugas khusus yang diberikan berjudul analisa DRP Kasus CVD SNH dan Hipertensi GR II dengan Riwayat Diabetes di Lantai 4-PU RSPAD Gatot Soebroto. Tugas khusus ini bertujuan untuk memantau masalah penggunaan obat terhadap pasien rawat inap di RSPAD Gatot Soebroto.

Apothecary profession internship at RSPAD Gatot Soebroto aims to understand the duties and functions of the installation Pharmacy pharmacist in Hospital supply management activities which include pharmaceutical and health equipment consumables and clinical pharmacy services. The specific task that was given is analysis of DRP Cases CVD SNH and hypertension GR. II with a history of Diabetes on the 4th floor-PU at RSPAD Gatot Soebroto. The purpose of this specific task is to monitor the problem of drug use against inpatients at RSPAD Gatot Soebroto."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rinciani Putri
"Diare akut adalah proses defekasi yang lebih sering dari biasanya (>3x sehari) dengan durasi < 14 hari. Salah satu penyebab diare akut adalah infeksi bakteri. Adanya infeksi bakteri ini harus ditangani dengan penggunaan antibiotik spesifik terhadap bakteri penyebab secara rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016. Evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien dengan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien anak (usia >1 bulan-12 tahun) yang menderita diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016 dengan terapi antibiotik. Penelitian dilakukan terhadap 88 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Kuantitas penggunaan antibiotik terbesar yang dinyatakan dalam satuan PDD adalah seftriakson (152,75) dan DDD/100 pasien/hari terbesar adalah seftriakson (34,56). Antibiotik yang menyusun segmen DU90% adalah seftriakson, sefotaksim, seftizoksim, dan ampisilin sulbaktam. Penggunaan antibiotik untuk terapi diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016 90,87% sesuai dengan Formularium Nasional.

Acute diarrhea is a defecation process which happens more often than usual (3x daily) with duration < 14 days. One of its cause is bacterial infections. This bacterial infection needs to be treated by specific antibiotic against the bacteria and used rationally. This research is done to evaluate the uses of the antibiotic for acute diarrhea patient in child inpatiens room Mother and Child Harapan Kita Hospital of year 2016. The uses of antibiotic evaluation are done quantitatively and qualitatively. This research is a descriptive research with cross-sectional study design. Data collection is done retrospectively using patients medical records and total sampling technique. Sample of this research is all children patients in age interval of >1 month until 12 years old in child inpatiens room in Mother and Child Harapan Kita Hospital of year 2016 which suffer from acute diarrhea and need antibiotic therapy. The research is done for all 88 medical records which fulfill the inclusion criteria. The largest quantity of used antibiotics is expressed in PDD unit is ceftriaxone (152.75) and the largest of DDD/100 patient/day is ceftriaxone (34.56). Antibiotics that composed in DU90% segment are ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime, and ampicillin sulbactam. The uses of antibiotic against diarrhea in child inpatiens room in Mother and Child Harapan Kita Hospital of Year 2016 is 90.87% corresponds with Formularium Nasional.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzkia Dhiarahma
"Diare merupakan peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan konsistensi tinja yang cair dibandingkan dengan kondisi normalnya. Diare salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Penggunaan obat diare harus secara rasional dan komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat diare pada pasien anak di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien rawat jalan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS.
Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan metode Anatomical Therapeutical Chemical/ Defined Daily Dose ATC/DDD. Sampel adalah pasien anak yang diresepkan obat diare periode Januari hingga Desember 2016.
Berdasarkan hasil analisis, karakteristik pasien diare terbanyak berjenis kelamin laki - laki dan usia yang paling banyak terinfeksi adalah usia 1 hingga 3 tahun. Kuantitas obat diare yang digunakan yaitu zink 0,83 DDD/1000 pasien/hari, sefiksim 0,41 DDD/1000 pasien/hari, kotrimoksazol 0,19 DDD/1000 pasien/ hari, loperamid 0,09 DDD/1000 pasien/hari, dan metronidazol 0,02 DDD/1000 pasien/hari. Obat diare yang menyusun segmen DU90 yaitu zink 53,74, sefiksim 26,69, dan kotrimoksazol 12,1. Penggunaan obat diare di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi tahun 2016 sesuai dengan formularium rumah sakit 100.

Diarrhea is excessively frequent passage of stools at least three time per day and decreased consistency of fecal discharge as compared with an individual rsquo s normal bowel pattern. Diarrhea is one of the main cause of morbility and mortility of child in developing country. Drug utilization of diarrhea should be rational and comprehensive.
This research aimed to evaluate the usage of diarrhea medicine in pediatric outpatient Karya Bhakti Pratiwi Hospital in 2016. The study design was cross sectional and data was collected retrospectively from outpatient prescriptions and Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS.
The analysis was done through quantitative and qualitative using ATC DDD Anatomical Therapeutical Chemical Defined Daily Dose method. Samples were pediatric patients who prescribed diarrhea drugs for period January to December 2016.
Based on the analysis, the characteristics of diarrhea patients were mostly in male and the most infected patient was in age of 1 to 3 years. Quantity of drug utilization of diarrhea drugs are zinc 0,83 DDD 1000 patients days, cefixime 0,41 DDD 1000 patients days, cotrimoxazole 0,19 DDD 1000 patients days, loperamid 0,09 DDD 1000 patients days, and metronidazole 0,02 DDD 1000 patients days. Diarrhea drugs made up the DU90 were zinc 53,74, cefixime 26,69, and cotrimoxazole 12,1. The uses of diarrhea drugs in Karya Bhakti Pratiwi Hospital 2016 is compliance with Hospital Formulary 10.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>