Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halida Aisyah
"ABSTRAK
Penulisan sastra anak selalu bersifat didaktis dan mencerminkan nilai-nilai yang dianut pengarangnya. Penelitian ini membahas novel historis anak karangan Jacqueline Kelly yang berjudul The Evolution of Calpurnia Tate dan fokus pada upaya Kelly menyampaikan ideologi feminis dengan cara menulis ulang sejarah. Untuk sampai pada kesimpulan, pertama-tama penulis menganalisis penggambaran Calpurnia sebagai tokoh anak perempuan dengan nilai-nilai feminis dan keluarga Tate yang merefleksikan nilai-nilai gender tradisional di era Victoria. Penelitian ini menemukan bahwa pengarang memasukkan ideologi feminisnya dengan cara menghadirkan tokoh anak perempuan yang resistan terhadap peran gender tradisional yang diwakili oleh keluarga. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengarang setia pada genre historis. Ia tidak mengorbankan historisitas novel untuk mengakomodasi ideologinya, terlihat dari tokoh Calpurnia yang pada akhirnya tidak bisa keluar dari domestisitas yang menjadi nilai gender yang dijunjung oleh masyarakat Amerika era Victoria.

ABSTRACT
The writing of children rsquo s literature is always didactic and reflects the author rsquo s personal values. This research examines Jacqueline Kelly rsquo s children rsquo s historical novel The Evolution of Calpurnia Tate and focuses on Kelly rsquo s attempt to convey her feminist ideology by rewriting the history. In order to reach a conclusion, the researcher analyzes how Calpurnia is portrayed as a girl with feminist values and how the Tate family reflects traditional gender roles in the Victorian era. It is found that the author conveys her feminist ideology by presenting a girl character who is resistant to traditional gender roles represented by the family. This research also finds that the author is faithful to historical genre. Kelly does not sacrifice the novel rsquo s historicity to accommodate her ideology, proven by Calpurnia rsquo s character who, in the end, could not free herself from domesticity that was upheld by the Victorian American society."
2016
S69821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hyon Yoo Jin
"Penelitian ini berjudul “Pesan Ideologi dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen”. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana pengarang menyampaikan ideologinya lewat karya yang diciptakannya, yaitu Hikayat Kadiroen. Sejalan dengan itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Hikayat Kadiroen dimanfaatkan pengarang untuk menyampaikan pesan ideologi yang dianutnya. Untuk menjawab permasalahan itu, penelitian ini menggunakan pendekatan struktural, terutama yang terkait dengan penokohan, dan sosiologi sastra yang menekankan hubungan antara karya sastra dan pengarang. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskripsi analisis yang menggabungkan pembacaan secara cermat dan kritis untuk mengungkapkan ideologi yang ditampilkan dalam novel Hikayat Kadiroen. Dari kajian terhadap novel tersebut dapat disimpulkan bahwa ideologi komunisme yang dianut Semaoen disampaikan melalui tokoh Kadiroen. Ideologi itu disampaikan sebagai pesan perlawanan untuk memerangi segala bentuk penindasan pemerintah kolonial yang mengakibatkan kesengsaraan masyarakat.

This research is entitled "Message of Ideology in the Novel Hikayat Kadiroen by Semaoen". The discussion in this study focuses on how the author conveys his ideology through the work he creates, namely Hikayat Kadiroen. In line with that, the formulation of the problem in this reseach is how the author uses Hikayat Kadiroen to convey his ideological message. To answer this problem, this research uses a structural approach, especially those related to characterizations, and a sociology of literature that emphasizes the relationship between literary works and authors. The method used is a descriptive analysis method that combines careful and critical reading to reveal the ideology presented in the novel Hikayat Kadiroen. From the study of the novel, it can be concluded that Semaoen's ideology of communism was conveyed through the character of Kadiroen. The ideology was conveyed as a message of resistance to combat all forms of oppression by the colonial government that resulted in people's misery."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raudra Rachmilia Putri
"ABSTRAK
Salah satu negara yang menganut budaya patriarki adalah Indonesia. Dalam budaya patriarki, perempuan sering dianggap bergantung pada laki-laki dan memiliki kelas lebih rendah dalam status sosial budaya. Adat dan nilai-nilai budaya mengharuskan perempuan berada di wilayah domestik. Budaya patriarki dalam masyarakat Jawa membuat perempuan mengalami ketidakadilan gender berupa subordinasi dan stereotipe. Novel Kartini karya Abidah El Khalieqy merupakan salah satu novel yang menyoroti perjuangan perempuan demi hak dan kesetaraan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan subordinasi dan stereotipe yang dialami oleh perempuan dan upaya perempuan untuk mendapatkan posisi yang setara dengan laki-laki.

ABSTRACT
One of the countries that adopted a patriarchal culture is Indonesia. In patriarchal culture, women are often being represented as the ones who always depend themselves on men and somehow, has a lower class in social and cultural status than men. The tradition and norms of Indonesian cultures requires women to take a role on domestic sector only. Patriarchal culture, specifically in Java, caused gender inequality towards women. Those type of gender inequality, often to be called gender bias, are subordination and stereotype. The novel called Kartini by Abidah El Khalieqy is one of the novel that focused on women rsquo s struggle and battles to achieve a more equal position, the same as men. This research is going to point out types of gender inequality gender bias that can be found in this novel such as subordination and stereotype that happened to women, also their efforts to achive an equal position, the same position as men."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Genih Mamanda
"Penulis dalam skripsi ini menganalisis perkawinan tokoh Kakang dan Tata dalam novel Test Pack. Test Pack merupakan novel populer yang mengangkat kisah pasangan muda yang menjalani perkawinan. Konflik terjadi karena selama tujuh tahun menikah Tata dan Kakang belum dikaruniai anak Mereka sudah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan anak, tetapi belum juga mendapatkan hasil. Keduanya sama-sama ingin segera mempunyai anak. Namun, yang merasa paling tertekan karena belum mempunyai anak adalah Tata. Ia takut dinyatakan infertil. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata yang infertil adalah Kakang. Dalam masyarakat, khususnya masyarakat dengan budaya patriarkat yang kuat, apabila dalam sebuah perkawinan belum dikaruniai anak, perempuan yang akan disalahkan. Sejak dahulu sudah berkembang stereotipe yang mengharuskan perempuan untuk menjadi seorang istri dan ibu yang baik. Hal ini juga yang dialami oleh Tata. Ia merasa sangat gelisah dan tertekan karena belum mempunyai anak. Walaupun sang suami tidak pernah menekan atau menyalahkannya, Tata sering menyalahkan dirinya sendiri. Oleh karena itu penulis tertarik menganalisis permasalahan ini. Terdapat tiga rumusan masalah yang mendasari penelitian, yaitu (1) bagaimana tokoh, penokohan, dan latar digambarkan serta dianalisis dalam perpektif gender; (2) bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam perkawinan Tata dan Kakang; (3) mengapa ketidakhadiran anak dapat menjadi konflik dalam perkawinan Tata dan Kakang dan kaitannya dengan pemikiran bias gender. Melalui perspektif sosiologi perkawinan, penulis mengklasifikasi perkawinan Tata dan Kakang berdasarkan pola hubungan suami-istri menurut Schanzoni dan Scanoni.Test Pack ditulis oleh Ninit Yunita. Setelah menganalisis, penulis menemukan bahwa tokoh dan latar sangat mempengaruhi keutuhan cerita. Selain itu, terdapat dua bentuk ketidakadilan gender yang timbul akibat pemikiran bias gender dalam perkawinan Tata dan Kakang. Ketidakadilan gender yang pertama adalah stereotipe. Tata memiliki stereotipe perempuan dan Kakang memiliki stereotipe laki-laki. Stereotipe dan pemikiran tentang perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi oleh masyarakat telah mempagaruhi pemikiran mereka sehingga terbentuk stereotipe dalam diri mereka. Dari sini penulis menyimpulkan bahwa stereotipe yang kuat tentang perempuan menyebabkan ketidakhadiran anak menjadi konflik dalam perkawinan karena mempengaruhi Tata secara psikologis Ketidakadilan gender kedua yang ada dalam perkawinan mereka adalah verbal abuse (kekerasan verbal). Temuan terakhir yang penulis dapatkan adalah perkawinan Tata dan Kakang termasuk dalam pola equal partner marriage karena tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi satu sama lain dalam perkawinan mereka. Schanzoni dan Scanoni adalah ahli sosiologi yang menulis teori pola-pola perkawinan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Discrimination is an attitude and behavior that violates human rights. Discrimination can also be interpreted as a treatment for individuals differently based on race, religion, or gender . Any harassment, restriction or exclusion to race religion, or gender includes discriminatory actions. The theme of discrimination experienced by many women made the writer want to examine it from literature point of view, especially Japanese literature. The problem in this paper is gender discrimination experienced by the main character in novel Ginko. In Ginko novel written by Junichi Watanabe, the theme of discrimination against women is very strong, as experienced by the main character named Gin Ogino. This study used feminist standpoint research with the assumption that gender discrimination in society in the novel cannot be separated from women's real experiences perceived by the author. In addition to stand on or derived from real experiences from the first woman doctor in Japan, which with all her efforts to break away from discrimination against women endured throughout her life: before marriage, divorce, attending medical school to become a doctor even after she was graduated from medical school, she still experienced gender discrimination. This study found that gender discrimination experienced by Ginko because she is a woman, in which at that time (the Meiji era) there were clear boundaries between men and women. Difficulty and discrimination experienced are because Ginko's ideals were considered impossible, because she wanted to become a doctor. Her ability and cleverness were obstructed just because she is a woman. It can be concluded in the Meiji era, there was discrimination against women reflected in the Novel Ginko."
LINCUL 8:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"ABSTRAK
Permasalahan segregasi rasial yang memisahkan orang kulit putih dan kulit hitam yang mengemuka di Amerika pada tahun 1960-an masih saja didiskusikan hingga saat ini dalam berbagai sektor kehidupan termasuk dalam karya sastra. The Help 2009 memperlihatkan hubungan perempuan beda ras yang harmonis di Amerika berlatar periode tersebut. Perbedaan gambaran ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tesis ini mencermati konstruksi sisterhood antar ras dengan mencermati struktur narasi, khususnya fokalisasi yang digagas oleh Mieke Bal 1999 . Selain itu, pemahaman konsep sisterhood oleh bell hooks juga digunakan dalam tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks menawarkan bentuk sisterhood baru yang mewadahi semua perempuan sebagai alternatif dari bentuk sisterhood sesama ras. Meskipun teks mengusung nilai kesetaraan, masih terlihat keberpihakan teks terhadap kulit putih yang menunjukkan bahwa teks tidak terlepas dari zamannya. Teks membawa ide kontemporer pada konteks 1960-an sehingga pada akhirnya terlihat bahwa perbedaan warna kulit memang tidak dapat diterima baik pada komunitas kulit putih maupun kulit hitam.Kata Kunci : Fokalisasi, Hubungan Perempuan, Segregasi Rasial, Sisterhood.

ABSTRACT
The issue of racial segregation that separated black and white people, which highlighted the life in America during 1960s, is still being discussed on various sectors of life including in literary works. The Help 2009 shows the harmonic relationship between women with different races in America on that period of time. This perspective is interesting to be analyzed. This thesis analyzes the construction of sisterhood between races using narrative structure, especially focalization initiated by Mieke Bal 1999 . In addition, an understanding of sisterhood concept by bell hooks is also used in this thesis. The results show that the text offers a new form of sisterhood that accommodates all women as an alternative from the form of the previous existing sisterhood. Although the text carries the value of equality, the text tends to take side to the white people which shows that the text is inseparable from its period. The text carries contemporary ideas in the 1960s context so it is certain that skin color differences are unacceptable to both white and black communities. Keywords Focalization, Racial Segregation, Sisterhood, Women rsquo s Relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hashila Gemellia
"Novel epistoler disebut sebagai genre sastra yang memiliki kemampuan dalam menyampaikan emosi secara efektif, karena dapat menampilkan sudut pandang subjektif karakternya secara mendalam. Dengan tokoh utama perempuan, novel ini mampu memperlihatkan subjektivitas karakter perempuan tersebut, dan mengaitkannya dengan gerakan feminisme gelombang keempat yang berfokus pada pemberdayaan perempuan. Artikel ini membahas isu mengenai diskriminasi gender yang terjadi pada tokoh-tokoh perempuan dalam novel Un Fils Parfait karya Mathieu Menegaux dan perjuangan mereka memperoleh keadilan. Daphné, seorang ibu dan wanita karir berkeinginan untuk membebaskan kedua putrinya dari suaminya, Maxime, yang diketahui melakukan tindakan agresi seksual pada mereka, meskipun tanpa adanya perlindungan ataupun pembelaan yang adil dari aparat kepolisian dan hukum Prancis. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan oleh tokoh Daphné untuk memperoleh keadilan gender, baik bagi dirinya sendiri maupun kedua putrinya. Dengan metode kualitatif, penelitian ini akan menggunakan teori struktur naratif Roland Barthes untuk membedah struktur teks dan teori resistensi oleh James C. Scott, serta dibantu oleh teori feminisme eksistensial dari Simone de Beauvoir (1949) untuk memahami perlawanan Daphné memperoleh kesetaraan agar tidak terjebak pada determinasi sosial. Hasil analisis mengemukakan bentuk resistensi yang terjadi pada tokoh Daphné adalah resistensi terbuka dan semi-terbuka yang digunakan untuk melawan diskriminasi gender di era modern.

Epistolary novel is a literary genre that has the ability to convey emotions effectively, because it can display the subjective point of view of a character in depth. With a female main character, this novel is suitable to show the subjectivity of that female character, in accordance with the fourth wave feminism movement that focuses on empowering women. This article discusses the issue of gender discrimination that occurs in female characters in Mathieu Menegaux's novel, Un Fils Parfait, and their battle to achieve justice. Daphné, a mother and a career woman, fights to free her two daughters from her husband, Maxime, who is known to have sexually assaulted them, even without any protection or fair defense from the police and the French law. This study aims to describe the forms of resistance carried out by Daphné to obtain gender justice both for herself and her two daughters. With a qualitative method, this research will use Roland Barthes's theory of narrative structure to analyse the structure of the text and the theory of resistance by James C. Scott, as well as the existential feminism theory of Simone de Beauvoir (1949) to understand Daphné's resistance to achieve equality, so that she is not trapped in social determination. The results of the analysis show that the form of resistance that occurs in Daphné's character is open and semi-open resistance which is used to fight gender discrimination in the modern era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Meutia Harum
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas novel seorang pengarang Indonesia, yaitu Clara Ng yang
berjudul Tea for Two (2010). Novel Tea for Two menampilkan tema kekerasan
dalam rumah tangga yang menjadi isu dalam novel. Untuk itu, penelitian ini akan
berfokus pada proses internalisasi ideologi gender pada tokoh utama dalam novel
yaitu Sassy, dengan menggunakan pendekatan Habitus dan Gender. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa latar belakang budaya patriarkis membentuk pola
pikir tokoh perempuan sehingga menginternalisasi secara ideologis yang
menyebabkan tokoh utama perempuan dalam novel ini mengalami kekerasan
simbolik maupun kekerasan fisik dalam rumah tangganya. Dengan demikian,
relasi yang terbentuk adalah relasi ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan
serta menampilkan laki-laki sebagai pihak yang dominan.

ABSTRACT
This research discusses a novel by Clara Ng, a female author from
Indonesia, titled Tea for Two (2010). The Novel expressed domestic violence in
household which is increasingly prevalent and became an issue in Indonesian
society. Therefore, this study focused on the process of internalization of gender
ideology on female characters in the novel with Habitus and Gender approach.
This research found that the cultural background of patriarchal formed mindset of
women and ideologically internalized so the female characters in this novel
experienced a symbolic and physical violence in the household. Thus, a relation
that is formed is an inequality between men and women and show men as the
dominant party."
2012
T30621
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dasim Karsam
"Masalah utama yang akan diteliti adalah tema utama novel Jakob der Lugner, yaitu kebohongan dan fungsinya. Untuk menunjang analisis, penelitian ini menerapkan teori dan pendekatan sosiologi sastra yang memandang penting latar belakang sejarah suatu teks sastra dan fungsi teks di dalam masyarakat.
Penelitian ini memfokuskan diri pada fungsi dan ideologi kebohongan untuk melawan holocaust di dalam getto dan melawan ideologi kebohongan di dalam masyarakat Jerman sesudah perang yang mendasarkan dirinya pada mitos. Untuk mencapai tujuan itu penelitian ini terutama menggunakan ketiga unsur sastra, yaitu penokohan, perspektif dan latar belakang yang saling berkaitan satu sama lain dan merepresentasikan keseluruhan masalah yang akan diteliti. Ketiga unsur itu disebut pula perangkat sastra.
Analisis tokoh difokuskan pada kedua tokoh utama: Pertama, tokoh Jakob yang menceritakan kebohongan untuk menciptakan harapan pada penghuni getto agar mampu bertahan hidup. Kedua, narator yang yang terlibat dalam keseluruhan cerita dan yang menceritakan kisah "Jakob si Pembohong".
Berdasarkan analisis masalah melalui ketiga unsur sastra di atas, penelitian ini menghasilkan kesimpulan:
I. Tokoh Jakob - karena cintanya - melakukan perlawanan terhadap holocaust di dalam getto melalui kebohongan tentang radio yang digunakan untuk tujuan positif, yaitu untuk menciptakan harapan dalam diri penghuni getto agar mereka mampu bertahan hidup. Dengan cara itu ia melakukan re-interpretasi, re-kreasi dan re-definisi atas konsepsi klasik tentang kebohongan dalam kebudayaan Eropa yang berdasarkan pada Alkitab (Perjanjian Lama).
II. Melalui kebohongan narator melakukan perlawanan terhadap ideologi kebohongan dalam masyarakat Jerman pascaperang. Selain itu, ia mengkritik bangsa/negara Jerman "modern" yang dibentuk pascaperang itu yang mendasarkan diri pada mitos.

The main problems that I am going to analyze are the central themes of the novel, which are about the lies and their functions. To strengthen the analysis, the theoretical concept applied is taken from literature-sociology, which concerns with historical background in the literary text and its function in the society.
This research concentrates on the analysis of the functions of lies and their ideology against the holocaust in the ghetto and against lies ideology in the postwar German society based on myths. To attain this purpose, the foci of attention are on three elements respectively: characterization, point of view, and setting, which are interconnected with one another and represent the whole problems to analyze. These elements are also called literary devices.
The analysis of characters would be focusing on two main characters: The first is Jakob, who tells lies to create hope among the ghettos inhabitants in order to survive. The second is narrator, who is engaged in the whole lie-story and tells the story of Jacob the Liar.
Based on the analyses of the three elements of fiction, namely, characters, point of view, and setting, the writer comes to conclusions:
I. The character Jakob struggles - because of his love - against holocaust in the ghetto through his lies about the radio for positive purpose: to create hope among the ghetto inhabitants in order to survive. In addition, he re-interprets, re-creates and re-defines the classical conception of lie in the European culture based on the Bible (The Old Testament).
II. Through lies, the narrator struggles against the lies ideology in the postwar German society. In addition, he criticizes the "modern" German Nations/States, which are constructed based on myths.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Ayuningtyas
"Tesis ini membahas isu identitas gender dalam novel Breakfast on Pluto oleh Patrick McCabe. Dengan menggunakan konsep identitas Stuart Hall sebagai titik tolak, analisis menunjukkan identitas gender berpotensi untuk didekonstruksi, seperti ditunjukkan oleh perubahan identitas yang dilakukan oleh tokoh Patrick Braden. Pemosisian oleh orang lain dan tubuhnya sendiri menjadi halangan bagi proses transformasi identitas Patrick. Namun, teks menunjukkan kedua hal tersebut tidak menghentikan usaha Patrick menjadi perempuan. Ia mempunyai strategi tersendiri dalam membentuk identitas gender yang diinginkannya, yaitu dengan dekonstruksi gender, dekorasi tubuh dan strategi naratif. Hasil analisis menunjukkan bahwa Breakfast on Pluto menawarkan wacana identitas yang dinamis atau fleksibel. Identitas adalah proses menjadi yang akan terus terjadi dalam kehidupan manusia.

The Focus of this study is gender identity in Breakfast on Pluto by Patrick McCabe. By using Stuart Hall's concept of identity, the analysis shows that gender identity has the potential to be deconstructed, as shown by the identity transformation done by Patrick Braden. Positioning by other people and his own body happen to be barriers for his identity transformation. However, those barriers basically cannot stop Patrick's transformation to be a woman. Patrick has its own strategies in changing his gender identity, which is gender deconstruction, body decoration and language. It can be concluded that Breakfast on Pluto offers a discourse of identity that is dynamic. Identity is a becoming process that will happen endlessly in human's life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>