Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Quryyah Arinal Khaq
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas menulis dan membayangkan pernikahan terbaik terhadap rasa syukur dan kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya, dimana belum ada yang berfokus meneliti kegiatan diri terbaik pada hubungan pernikahan. Partisipan yang memiliki usia pernikahan 1-13 tahun dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen n=30 dan kelompok kontrol n=30 . Kelompok eksperimen diberikan aktivitas menulis dan membayangkan pernikahan terbaik, sementara kelompok kontrol tidak melakukan kegiatan apapun. Aktivitas dilakukan selama empat kali dalam waktu satu minggu dengan menuliskan dan membayangkan pernikahan yang dianggap ideal di masa depan. Aktivitas menulis dan membayangkan pernikahan terbaik terbukti secara signifikan negatif dalam meningkatkan rasa syukur p>0,05 0,00 dan tidak terbukti secara signifikan mampu meningkatkan kepuasan pernikahan p>0,05 0,286.

This study aims to determine the effect of writing and visualizing best possible marriage on gratitude and marital satisfaction. This study was conducted to continue the previous research, where no one has focused on researching best possible self in marriage relationship. Participants who had 1 13 years of marriage were divided into two groups, namely the experimental group n 30 and the control group n 30. The experimental group was given the activity of writing and visualizing the best possible marriage, while the control group did not carry out any activities. Activities are carried out four times a week by writing and visualizing the ideal marriage in the future. The best writing and visualizing marriage activity proved to be significantly negative in increasing gratitude p 0.05 0.00 and was not proven to significantly increase marital satisfaction p 0.05 0.286."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66908
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Cynthia Agrita Putri Rizwari
"Penelitian ini meneliti tentang pengaruh aktivitas positif menghitung kebaikan yang diadaptasi dari Otake et al. 2006 terhadap rasa syukur dan kepuasan pernikahan pada individu yang telah menikah. Peneliti membuat studi eksperimen dengan desain randomized pretest-posttest control group yang melibatkan 70 orang partisipan yang terbagi ke dalam kelompok kontrol N=37 dan kelompok eksperimen N=33. Kelompok eksperimen diminta untuk mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan kepada pasangan setiap harinya selama satu minggu.
Hasil menunjukkan bahwa aktivitas menghitung kebaikan dapat memengaruhi rasa syukur secara signifikan, namun tidak pada kepuasan pernikahan. Diskusi yang berpusat pada bagaimana aktivitas ini dapat dan tidak dapat berpengaruh terhadap kedua variabel terikat telah dibahas.

The present study examined the effect of positive activity counting kindness ndash which adapted from Otake et al. 2006 ndash towards gratitude and marital satisfaction. An experiment with randomized pretest posttest control group design were used. In the study, participants were 70 married people who were divided into control N 37 and experimental N 33 group. The experimental group were asked to recall kind acts they have done towards their spouse in a day for a week.
Results showed that doing counting kindness for a week could give effect to one rsquo s gratitude significantly, yet not to marital satisfaction. Discussion centers on how this activity could and couldn rsquo t give effect to the variables were discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Ardi
"Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh aktivitas menghitung berkat terhadap tingkat rasa syukur dan kepuasan pernikahan. Aktivitas menghitung berkat digambarkan sebagai aktivitas membuat daftar hal-hal yang seseorang syukuri pada sebuah jurnal harian Emmons McCullough, 2003. Rasa syukur merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebaikan, murah hati, dan juga keindahan dari memberi dan menerima sesuatu tanpa mengaharapkan imbal balik Emmons McCullough, 2003, sementara kepuasan pernikahan adalah evaluasi subjektif seseorang mengenai kualitas dari pernikahan yang mereka jalani Ling Fung, 2011. Penelitian ini diikuti 58 partisipan yang terbagi menjadi dua kelompok secara acak, yaitu 1 kelompok yang melakukan aktivitas menghitung berkat dan 2 kelompok yang tidak melakukan aktivitas apapun.
Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat rasa syukur t 20 = 0,937, p>0,05 dan kepuasan pernikahan t 20 = -0,39, p >0,05 sebelum sebelum dan setelah melakukan aktivitas menghitung berkat. Kemudian hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh aktivitas menghitung berkat yang signifikan pada perbandingan tingkat rasa syukur U = 33,40, z = -0,89, ns p > 0,05 dan kepuasan pernikahan U = 34,10, z = -0,77, ns p > 0,05 di kelompok 1 dan kelompok 2.

This experiment study was conducted to examine the effect of counting blessings activities on gratitude and marital satisfaction. Fifty eight participants were randomly divided into two groups that perform counting blessings activities towards their spouse and the other group were not asked to perform any activities at all. Based on Emmons McCullough 2003, counting blessings activities described as an activity where someone writes things they were grateful for in a daily journal. Whereas gratitude is described as everything that have to do with kindness, generousness, gifts, the beauty of giving and receiving, or getting something for nothing Emmons McCullough, 2003 and marital satisfactions described as someone rsquo s subjective evaluation about their marriage Li Fung, 2011.
This study showed that there are no significant differences in gratitude U 33,40, z 0,89, ns p 0,05 and marital satisfactions U 34,10, z 0,77, ns p 0,05 in comparison between the two groups and no significant difference in gratitude t 20 0,937, p 0,05 dan marital satisfaction t 20 0,39, p 0,05 within the first group.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Khairunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas menghitung berkat terhadap kebahagiaan dan kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang mengungkap bahwa aktivitas menghitung berkat dapat meningkatkan kebahagiaan Emmons McCullough, 2003 , namun sumber berkat masih secara umum, belum spesifik seperti pernikahan atau pasangan. Partisipan sejumlah total 58 individu yang telah menikah dibagi ke dalam kelompok yang melakukan aktivitas menghitung berkat n = 21 dan kelompok yang tidak melakukan aktivitas menghitung berkat n = 37. Aktivitas dilakukan selama dua minggu berturut-turut dengan menuliskan hal apa yang individu syukuri setiap harinya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas menghitung berkat meningkatkan kebahagiaan pada kelompok yang melakukan aktivitas tersebut, t 20 = -4,41, p 0,05 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas menghitung berkat tidak mempengaruhi kebahagiaan dan kepuasan pernikahan individu.

The aim of this study is to examine the effect of counting one rsquo s blessings on happiness and marital satisfaction. This study is the continuation of the previous research that showed counting one rsquo s blessings can increase happiness Emmons McCullough, 2003 , however the source of the blessings are general, not specific like marriage or couple. Fifty eight married people was randomly assigned into group to counting one rsquo s blessings experiment group n 21 and group that did not control group n 37 . Participants in experiment group were asked to think about their blessings everyday for two weeks in a row. The results indicate that counting one rsquo s blessings increase happiness in groups that assigned to do the activity, t 20 4,41, p 0,05 . That results shows that counting one rsquo s blessings did not affect happiness and marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marliyani
"Pernikahan akan sukses ketika masing-masing pasangan merasakan kepuasan sehingga terhindar dari perceraian (Lucas dkk, 2008). Kepuasan pernikahan akan diperoleh dengan mengatasi stres. Stres eksternal adalah stres yang berasal dari luar hubungan yang dapat mempengaruhi hubungan romantis dan tingkat kepuasan pasangan, dan dapat diatasi dengan melakukan dyadic coping (Randall Bodenmann, 2009; 2017). Upaya lain dalam rangka memperoleh dan mempertahankan kepuasan pernikahan adalah dengan melakukan religious coping.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres eksternal terhadap kepuasan pernikahan dengan mediasi dyadic coping dan moderator religious coping. Partisipan penelitian adalah individu dari pernikahan taaruf yang merupakan pasangan suami istri (N=130, 65 pasangan) dan non-taaruf (N=138, 69 pasangan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dyadic coping secara signifikan positif memediasi pengaruh stres eksternal terhadap kepuasan pernikahan pada kedua kelompok partisipan. Negatif religious coping memoderasi secara signifikan negatif hubungan dyadic coping dan kepuasan pernikahan pada kedua kelompok partisipan. Namun religious coping positif hanya memoderasi secara signifikan positif hubungan dyadic coping dan kepuasan pernikahan pada pasangan non-taaruf. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan jangkauan partisipan yang lebih luas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan hubungan antar variabel penelitian.

Marriage will be successful when each partner feels satisfaction in order to avoid divorce (Lucas et al, 2008). Marital satisfaction will be obtained by overcoming stress. External stress is stress that originates from outside relationships that can spill into a romantic relationship and affect the partners level of satisfaction, and can be overcome by coping with dyadic coping (Randall Bodenmann, 2009; 2017). Another effort in order to achieve and maintain marital satisfaction is by religious coping.
The purpose of the study was to study the influence of external stress on marital satisfaction by mediating role of dyadic coping and religious coping as moderators. The participants of the study were individuals from taaruf (N = 130, 65 couples) and non-taaruf (N = 138, 69 couples) marriage.
The results showed that significant positive effect of dyadic coping which mediated external stress on marital satisfaction in both groups of participants. Religious coping has signifficant negative effect in marital satisfaction in both groups of participants. However, positive religious coping only has significant positive effect in moderates the relationship between dyadic coping and marital satisfaction in individuals from non-taaruf marriage. Further research need to be done in the future in order to gain a deeper understanding on the topic.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Nur Rafidasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aktivitas menghitung kebaikan terhadap tingkat kebahagiaan dan kepuasan pernikahan pada individu yang telah menikah. Pada penelitian ini, tingkat kebahagiaan diukur menggunakan Subjective Happiness Scale SHS dan kepuasan pernikahan diukur menggunakan ENRICH Marital Satisfaction EMS.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain randomized pretest-posttest control group design. Partisipan penelitian ini berjumlah 62 orang yang dibagi secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aktivitas menghitung kebaikan n=31 dan kelompok kontrol n=31 dengan kriteria individu yang telah menikah dengan usia pernikahan 1-13 tahun, tinggal satu rumah dengan pasangan, dan tingkat pendidikan minimal diploma.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh aktivitas menghitung kebaikan dalam satu minggu terhadap tingkat kebahagiaan dan kepuasan pernikahan. Kemudian, tingkat kebahagiaan ditemukan berbeda secara signifikan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas menghitung kebaikan. Akan tetapi, tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pernikahan sebelum dan sesudah aktivitas menghitung kebaikan dilaksanakan.

This study examined the effect of counting kindness activity towards happiness and marital satisfaction among married people. In this study, happiness was measured by using the Subjective Happiness Scale SHS and marital satisfaction was measured by using ENRICH Marital Satisfaction Scale EMS.
This study is experimental research with randomized pretest posttest control group design. Sixty two participants in this study were randomly divided into two different group, that is counting kindness activity group n 31 and control group n 31 within the age of marriage range 1 13 years, live together with the spouse, and minimum educational level is diploma.
The result of this study shows that there was no effect of counting kindness activity towards happiness and marital satisfaction for one week. Then, there was a significant difference in happiness scores between pretest and posttest. However, there was no significant difference in marital satisfaction scores between pretest and posttest.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Maulida Amalia
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Mahabbah dan Iffah terhadap kepuasan pernikahan long distance marriage. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 52 responden yang menjalani long distance marriage. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Multiple Regression (uji regresi berganda) dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara varian variabel mahabbah dan iffah terhadap kepuasan pernikahan long distance marriage dengan nilai kontribusi independent variable (IV) terhadap dependent variable (DV) sebesar 0,525atau 52,2% dan sisanya sebesar 47,5% berasal dari variabel atau faktor lain. Adapun nilai signifikansinya 0.000 dengan taraf signifikansi sebesar 5% atau 0.05. Dari ke 8 varian variabel mahabbah dan iffah, terdapat 3 yang memiliki pengaruh signifikan yang tinggi terhadap kepuasan pernikahan long distance marriage sebagai DV, yaitu menjaga diri dari khianat sebesar 31,5%; menjaga diri dari zina sebesar 11,2% dan menahan diri dari penzaliman sebesar 5%, sedangkan yang lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan long distance marriage.

This study aims to determine the influence of mahabbah (love) and iffah (chastity) on quality of marital satisfaction among individual long distance marriage in Indonesian Muslim population. Using quantitative methods, this research called 52 respondents by paper based and online questionnaire. Data analyzed using multiple regressions with the significant level of 5%.
The result shows that there are significant influence between variances variables of love and chastity to the marital satisfaction among individual long distance marriage. Love and chastity contributing 52,5% to the higher score of marital satisfaction in this research which's use RDAS (revised dyadic adjustment scale, 1995) by Busby, Christensen, Crane, & Larson. From 8 variances variables of love and chastity, there are 3 variances has significant influence to the dependent variable, marital satisfaction. Variance variable avoiding perfidy 31,5%, variance variable keep away from fornication 11,2% and variance variable refrain the despotic 5%, while others do not have significant influence to higher score of marital satisfaction."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Y. Tunrisna
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dyadic coping stress communication, positive dyadic coping, dan negative dyadic coping terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan commuter marriage yang dual careers family. Sebanyak 33 pasangan suami istri 66 orang mengisi dua alat ukur yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Dyadic Coping Inventory DCI untuk mengukur dyadic coping yang digunakan pasangan dan Couple Satisfaction Index CSI yang mengukur kepuasan pernikahan. Pada penelitian ini, ditemukan terdapat pengaruh positive dyadic coping yang terdiri dari supportive, delegated, dan common dyadic coping GFI= 0.999 > 0.9; RMSEA= 0.03< 0.05; dan p-value 0.245>0.05 terhadap kepuasan pernikahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa positive dyadic coping suami tidak berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan dirinya sendiri, namun persepsi suami terhadap coping istri justru berkontribusi. Di sisi lain, seluruh aspek positive dyadic coping milik istri ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasaan pernikahannya sendiri actor effect dan juga kepuasaan pernikahan suami partner effect . Hasil penelitian lainnya, tidak ditemukan adanya pengaruh stress communication dan negative dyadic coping yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan.

This study aims to see the effect of dyadic coping stress communication, positive dyadic coping, and negative dyadic coping on marital satisfaction in couples commuter marriage that dual careers family. A total of 33 married couples 66 people filled the two measuring instruments used in this study, namely Dyadic Coping Inventory DCI to measure the dyadic coping used by couples and Couple Satisfaction Index CSI that measure marital satisfaction. In this study, there was found positive dyadic coping effect consisting of supportive, delegated, and common dyadic coping GFI 0.999 0.9, RMSEA 0.03 0.05 to marital satisfaction.
The results of this study indicated that husband's positive dyadic coping does not affect his own marital satisfaction, but the husband's perception of wife's coping actually contribute. On the other hand, all aspects of wife's positive dyadic coping are found to have a significant influence on her own marital satisfaction actor effect and also the marital satisfaction of husbands partner effect . Other research results, there was no significant effect of stress communication and negative dyadic coping on marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidwina Florentiana Sindoro
"Penelitian mengenai faktor protektif kepuasan pernikahan mengarahkan para peneliti untuk melihat faktor spiritualitas pasangan dalam pernikahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek mediasi postive dyadic coping yang menjembatani pengaruh positif sanctifcation of marriage dan kepuasan pernikahan. Analisis mediasi dengan PROCESS macro pada SPSS menghasilkan efek langsung (direct effect)sanctification of marriage terhadap kepuasan pernikahan (F(1, 122) = 11.091, p < 0.05)). Sanctification of marriage terbukti positif dan signifikan dalam memprediksi kepuasan pernikahan sebagai variabel dependen (c = 1.307, p < 0.000). Hal ini berarti semakin kuat persepsi individu bahwa pernikahannya merupakan manifestasi Tuhan, semakin tinggi pula kepuasan pernikahannya. Indirect effect juga menunjukkan hasil yang signifkan (a*b = 0.76, 95% CI [0.18, 1.41]) dengan effect size sebesar 0.168. Maka, positive dyadic coping merupkan mediator yang signifikan dalam memediasi hubungan antara sanctification of marriage dengan kepuasan pernikahan. Semakin kuat persepsi individu bahwa pernikahannya merupakan manifestasi Tuhan, semakin sering individu menggunakan positive dyadic coping, sehingga kepuasan pernikahan individu pun makin meningkat Penelitian mengenai faktor protektif kepuasan pernikahan mengarahkan para peneliti untuk melihat faktor spiritualitas pasangan dalam pernikahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek mediasi postive dyadic coping yang menjembatani pengaruh positif sanctifcation of marriage dan kepuasan pernikahan. Analisis mediasi dengan PROCESS macro pada SPSS menghasilkan efek langsung (direct effect) sanctification of marriage terhadap kepuasan pernikahan (F(1, 122) = 11.091, p < 0.05)). Sanctification of marriage terbukti positif dan signifikan dalam memprediksi kepuasan pernikahan sebagai variabel dependen (c = 1.307, p < 0.000). Hal ini berarti semakin kuat persepsi individu bahwa pernikahannya merupakan manifestasi Tuhan, semakin tinggi pula kepuasan pernikahannya. Indirect effect juga menunjukkan hasil yang signifkan (a*b = 0.76, 95% CI [0.18, 1.41]) dengan effect size sebesar 0.168. Maka, positive dyadic coping merupkan mediator yang signifikan dalam memediasi hubungan antara sanctification of marriage dengan kepuasan pernikahan. Semakin kuat persepsi individu bahwa pernikahannya merupakan manifestasi Tuhan, semakin sering individu menggunakan positive dyadic coping, sehingga kepuasan pernikahan individu pun makin meningkat.

The research about protective factors in marital satisfaction guides the researchers to observe spouse spirituality factors in marriage. The research aims to understand the mediation positive dyadic coping effect that bridges positive sanctification of marriage effect and marital satisfaction. Mediation analysis with SPSS macro PROCESS results direct effect sanctification of marriage on marital satisfaction (F(1, 122) = 11.091, p < 0.05)). Sanctification of marriage has proven positive and significant to predict marital satisfaction as a dependent variable (c = 1.307, p < 0.000). The more the person understands marriage as the revelation of God, the marital satisfaction increases. Indirect effect demonstrates a significant result (a*b = 0.76, 95% CI [0.18, 1.41]) with effect size as 0.168. Therefore, positive dyadic coping is a significant mediator between sanctification of marriage and marital satisfaction. The more the person has a notion that marriage is God’s revelation, that person uses the positive dyadic coping more often, the marital satisfaction of that person increases."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fath Fatheya
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh status pencari nafkah dalam keluarga tunggal atau ganda dan tipe pasangan traditional, independent, separated, dan mixed terhadap kepuasan pernikahan pasangan yang tinggal serumah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 224 individu. Pada penelitian ini, ditemukan adanya pengaruh utama yang signifikan antara tipe pasangan dan kepuasan pernikahan F 1,3 = 10,425; nilai p < 0,05; ? 2=0,117 . Sedangkan, untuk tipe pencari nafkah tidak ditemukan adanya pengaruh utama yang dignifikan terhadap kepuasan pernikahan F 3,1 = 0,231; nilai p > 0,05; ? 2=0,001 . Untuk efek interaksi atas tiga variabel yang digunakan, tidak ditemukan adanya efek interaksi yang siginifikan antara status pencari nafkah dan tipe pasangan terhadap kepuasan pernikahan F 1,3 =1,050; p > 0,05; ? 2=0,013 . Skor rata-rata pasangan pencari nafkah tunggal dan ganda tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa status pencari nafkah tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kepuasan pernikahan. Dari keempat tipe pasangan, ditemukan bahwa tipe pasangan traditional memiliki skor rata-rata kepuasan pernikahan yang paling tinggi dibandingkan tipe lainnya. Di sisi lain, tipe pasangan separated ditemukan memiliki skor rata-rata kepuasan pernikahan yang paling rendah diantara tipe pasangan lainnya. Interdependensi antara suami-istri dan komunikasi penyelesaian konflik menjadi aspek yang penting dalam menentukan tingkat kepuasan pernikahan.

This study aims to see the influence of the earner status in the family single or dual and the couple types traditional, independent, separated, and mixed to marital satisfaction of married couples who live together in Indonesia. In this study, there was found a significant main effect between couple type and marital satisfaction F 1,3 10,425 p value 0.05 2 0.001 . There was no significant interaction effect between earner status and couple types to marital satisfaction F 1,3 1,050 p 0,05 2 0,013 . The average score between single and dual earners did not have a significant difference. Among the four couple types, it was found that the traditional type had the highest average score of marital satisfaction compared to other types. On the contrary, separated couple found to have the lowest average marital satisfaction score among the others. These results are in accordance with previous studies about couple types. Interdependence and communication of conflict resolution between couples becomes an important aspect in determining the level of marital satisfaction of couples in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>