Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Hayatunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap perilaku sehat lansia yang tinggal bersama anak. Diketahui bahwa sebagian besar lansia di Indonesia tinggal bersama anaknya. Tinggal bersama anak merupakan salah satu contoh dari pengaturan tempat tinggal living arrangement bagi lansia. Untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian, yaitu dukungan sosial dan perilaku sehat, peneliti menggunakan alat ukur mengenai dukungan sosial yang telah diadaptasi oleh Gupta dan alat ukur perilaku sehat yang telah dikembangkan oleh tim penelitian perilaku sehat mahasiswa UI. Dukungan sosial terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi informasi, dimensi nyata atau langsung, dan dimensi emosional. Teknik analisis multiple regression dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketiga dimensi dukungan sosial terhadap perilaku sehat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 lansia yang tinggal bersama anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi dukungan informasi diperoleh t 102 = 0,13 dengannilai p=0,901, pada dimensi dukungan nyata atau langsung diperoleh pada t 102 = 0,92 dengannilai p=0,36, dan pada dimensi dukungan emosional diperoleh t 102 = 0,39 dengannilai p=0,699. Berdasarkan hasil tersebutdapat disimpulkan bahwaketiga dimensi dukungan sosial yang diberikan oleh anak tidak dapat memengaruhi perilaku sehat lansia yang tinggal bersama anak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap perilaku sehat lansia yang tinggal bersama anak. Diketahui bahwa sebagian besar lansia di Indonesia tinggal bersama anaknya. Tinggal bersama anak merupakan salah satu contoh dari pengaturan tempat tinggal living arrangement bagi lansia. Untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian, yaitu dukungan sosial dan perilaku sehat, peneliti menggunakan alat ukur mengenai dukungan sosial yang telah diadaptasi oleh Gupta dan alat ukur perilaku sehat yang telah dikembangkan oleh tim penelitian perilaku sehat mahasiswa UI. Dukungan sosial terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi informasi, dimensi nyata atau langsung, dan dimensi emosional. Teknik analisis multiple regression dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketiga dimensi dukungan sosial terhadap perilaku sehat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 lansia yang tinggal bersama anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi dukungan informasi diperoleh t 102 = 0,13 dengannilai p=0,901, pada dimensi dukungan nyata atau langsung diperoleh pada t 102 = 0,92 dengannilai p=0,36, dan pada dimensi dukungan emosional diperoleh t 102 = 0,39 dengannilai p=0,699. Berdasarkan hasil tersebutdapat disimpulkan bahwaketiga dimensi dukungan sosial yang diberikan oleh anak tidak dapat memengaruhi perilaku sehat lansia yang tinggal bersama anak.

The purpose of this study is to examine the effect of social support on health behavior among older people coresidence living. It is known that most older people in Indonesia live with their children. Living with children is one of living arrangements for older people. To assess both variables in this study, which are social support and health behavior, the researcher use an instrument of social support that has been adapted by Gupta and an instrument of health behavior developed by the UI student health behavior research team. Social support consists of three dimension informational, tangible, and emotional. Multiple regression analysis is conducted to determine the effect. The sample of this study is 102 older people coresidence living. The result of this study found that on the informational support obtained t 102 0,13 with p 0,901, on the tangible support obtained t 102 0,92 with p 0,36, and on the emotional support dimension obtained t 102 0.39 with p 0,699. Based on these results, it can be concluded that the three dimension of social support cannot be effect the health behavior among older people in coresidence living."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Diandefi Augistya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan nyeri kronis dan perilaku sehat pada lansia yang tinggal bersama anak. Penelitian ini dilakukan pada 105 individu lansia, berusia 60 tahun ke atas yang tinggal bersama anak. Hubungan antara kedua variabel yang belum jelas, menjadi urgensi dari penelitian ini. Penerimaan nyeri diukur dengan Chronic Pain Acceptance Questionnaire CPAQ, sementara perilaku sehat diukur dengan instrumen perilaku sehat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan nyeri dan perilaku sehat r = 0,110, p = 0,237, L.o.S 0,05, two-tailed . Hasil analisis data demografis menunjukkan jenis kelamin memengaruhi perilaku sehat.

This research was aim at determining the relationship between chronic pain acceptance and health behavior of elders living with children. 105 elders, aged 60 and above, living with children were studied for this research. As the relationship between the two variables were unclear, this became the imperative for this research. Chronic pain acceptance was measured using Chronic Pain Acceptance Questionnaire CPAQ , while health behavior was measured using the health behavior instrument.
The result shows that there is no significant relationship between chronic pain acceptance and health behavior r 0,110, p 0,237, L.o.S 0,05, two tailed . The result of demographic data analysis demonstrates that gender affects health behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annies Sekar Firdausi
"Data statistik menunjukkan sebagian besar lansia di Indonesia masih berperan sebagai kepala rumah tangga, dimana tanggung jawab yang berat sebagai kepala keluarga dapat menurunkan psychological well-being. Literatur-literatur sebelumnya menemukan dampak positif maupun negatif dari tinggal bersama coresidence anak dengan psychological well-being lansia, namun literatur yang meneliti mengenai faktor dalam hubungan lansia dan anak yang tinggal bersama masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan persepsi kedekatan dan tingkat psychological well-being pada lansia yang tinggal bersama anak. Alat ukur Relationship Closeness Inventory RCI dan Ryff's Scale of Psychological Well-Being RSPWB diadministrasikan pada 102 orang partisipan lansia yang tinggal bersama anak.
Ditemukan bahwa semakin tinggi persepsi kedekatan dengan anak akan menurunkan psychological well-being lansia yang tinggal bersama r = -.114, p > .05. Selain itu, juga ditemukan bahwa tipe living arrangements akan memengaruhi persepsi kedekatan dan psychological well-being lansia.

National statistics showed majority of older people in Indonesia still took the role as a head of family, which was burdening and could give detrimental effects for older people's psychological well being. Although previous studies had found both beneficial and detrimental effects of coresidence with adult children for older parents psychological well being, there were still limited findings on factors that could affect relationship between parents and their adult children in coresidence living.
Purpose of this study was to seek whether perceived closeness with their adult children would be correlated with older parents psychological well being. Relationship Closeness Inventory RCI and Ryff's Scale of Psychological Well Being RSPWB were administered to 102 older parents who had coresidence living with their adult children.
Findings of this study was the increasing of perceived closeness with adult children was followed by the decreasing of older parents'psychological well being, but not significant r .114, p .05 . Furthermore, types of living arrangements were found as a factor which contributed to older people's perceived closeness and psychological well being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maylasari
"Tujuan penelitian mempelajari pengaruh pengaturan tempat tinggal, yaitu tinggal sendiri, berdua dengan pasangan dan bersama terhadap perilaku pencarian pengobatan lansia dengan memperhitungkan variabel jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, status ekonomi dan akses pelayanan kesehatan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan Podes 2011. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa pengaturan tempat tinggal secara signifikan memengaruhi perilaku pencarian pengobatan lansia, baik mengobati sendiri maupun berobat jalan. Setelah memperhitungkan faktor klasifikasi, ketika tidak tinggal sendiri, lansia laki-laki memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengobati sendiri maupun berobat jalan, dan sebaliknya pada lansia perempuan. Setelah memperhitungkan pengaturan tempat tinggal dan jenis kelamin, faktor terkuat dalam menentukan perilaku pencarian pengobatan lansia adalah umur dan status ekonomi, terutama untuk berobat jalan.

This study examines the effect of living arrangement, which are living alone, couple and with others on health seeking behavior of elderly, both self-treatment and outpatient treatment by controlling variables such as sex, age group, education level, rural urban, economic status and access to health services. Results of multinomial logistic regression analysis using Susenas 2012 and Podes 2011 data show that living arrangement affect health seeking behavior of elderly, both self-treatment and outpatient treatment. According control variables, if the elderly not living alone, men more likely than women to has self-treatment and outpatient treatment, and vice versa if they living alone. According to living arrangement and sex, the strongest determinants of health seeking behavior of elderly, are age group and economic status, especially for outpatient treatment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Kurnia Sari
"Dampak HIV/AIDS menimbulkan stres pada orang dengan HIV/AIDS. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah mencari dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat stress orang dengan HIV/AIDS dikota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 77 orang dengan HIV/AIDS dengan menggunakan metode pengampilan sampel consequtive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Medical Outcomes Sosial Support Survey HIV (MOSS-HIV) dan Perceives Stress Scale HIV (PSS-HIV).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dukungan sosial yang diterima responden tergolong tinggi (55,8%) dan tingkat stress responden berada dalam kategori stress berat (80,5%). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stress (p value < 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai salah satu cara untuk membantu orang dengan HIV/AIDS menurunkan tingkat stressnya, dengan memberikan prioritas yang lebih pada dukungan materi.

The impact of HIV / AIDS cause stress to people living with HIV/AIDS (PLWHA). Way to reduce stress is to seek social support. The purpose of this study was to determine the relationship of social support and stress levels of people with HIV / AIDS in Depok city. The study design was descriptive correlation with cross sectional study of 77 people with HIV / AIDS by using a consequtive method sampling. Instruments used namely Medical Outcomes Survey of Social Support HIV (HIV-MOSS) and Perceives HIV Stress Scale (PSS-HIV).
The results of this study found that the social support received by respondents is high (55,8%) and stress levels of respondents mostly were in severe stress (80,5%). The results of the bivariate analysis found that there is a relationship between social support and stress levels (p value <0.05). The results of this study recommend social support as a way to help people with HIV / AIDS reduces the stress level, by giving higher priority to the material support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Lourdes Joaqin
"Kajian literatur ini membahas mengenai dukungan sosial komunitas terhadap kesehatan jiwa lansia di Indonesia. Kajian literatur ini ditulis dengan bentuk critical review, yakni penulis mengulas kelebihan serta kekurangan yang dimiliki masing-masing penelitian berlandaskan kaidah-kaidah penulisan ilmiah sembari mengulas hasil temuan lapangan  penelitian terkait dalam menjawab pertanyaan penulisan. Adapun tiga penelitian empirik sebelumnya yang menjadi acuan dalam penulisan kajian literatur ini, yakni penelitian milik Khuzaimah et al. (2021), Yunita et al. (2018), dan Zulfahmi et al. (2020). Hasil pengkajian literatur dalam penulisan ini menunjukkan bahwa kesehatan jiwa lansia merupakan suatu fenomena yang kompleks. Terlebih lansia merupakan individu yang mengalami banyak perubahan, meliputi aspek biologis, psikologis, dan sosial yang ekstrem. Salah satu cara efektif dan efisien dalam menghambat permasalahan kesehatan jiwa ini dan/atau meningkatkan taraf kesehatan jiwa ialah dengan memberikan dukungan sosial melalui komunitas sebagai lingkungan terdekat pada kehidupan keseharian lansia. Kesimpulan pengkajian hasil penelitian terakit ialah dukungan sosial yang dapat diupayakan komunitas meliputi Dukungan Psikologis (Self-esteem support), Dukungan Keberfungsian Sosial (Appraisal Support), Dukungan Jaringan Sosial (Belonging Support), dan Dukungan Pemberdayaan dan Perawatan biologis/fisik (Tangible Support) dengan mengkoordinir program dan/atau kegiatan sosial khusus lansia meliputi program promotif (pencerdasan dasar), preventif (pencegahan dini), kuratif (pendeteksian dan penanganan dini), dan rehabilitatif (pemulihan).

This literature review discusses community social support for the mental health of the elderly in Indonesia. This literature review is written in the form of a critical review, in which the author reviews the advantages and disadvantages of each research based on the principles of scientific writing while reviews the findings of related research fields in answering writing questions. There are three previous empirical studies that serve as references in writing this literature review, namely the research of Khuzaimah et al. (2021), Yunita et al. (2018), dan Zulfahmi et al. (2020). The results of the literature review of this paper indicate that the mental health of the elderly is a complex phenomenon. Moreover, the elderly are individuals who experience many changes, including extreme biological, psychological, and social aspects. One of the effective and efficient ways to prevent these mental health problems and/or improve mental health levels is to provide social support through the community as the closest environment in the daily life of the elderly. The conclusion of this literature review of related research is that social support that can be sought by the community includes Psychological Support (Self-esteem support), Social Functional Support (Appraisal Support), Social Network Support (Belonging Support), and Biological/physical Empowerment and Treatment Support (Tangible Support) by coordinating special social progream for the elderly including promotive (basic intelligence), preventive (early prevention), curative (early detection and treatment) and rehabilitative (recovery) programs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Dessy Naediwati
"Populasi lanjut usia (lansia) di dunia mengalami peningkatan secara cepat. Persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat dalam waktu hampir lima dekade (1971-2017), yaitu menjadi 8,97% (23,4 juta). Peningkatan penduduk lansia ini mengakibatkan adanya peningkatan permasalahan pada lansia. Depresi merupakan gangguan fungsi psikososial yang umum terjadi pada lansia. Terapi kelompok reminiscence spiritual adalah salah satu intervensi yang dikembangkan untuk mengatasi depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok reminiscence spiritual terhadap depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha.
Penelitian ini menggunakan design quasi experimental pre-posttest with control group dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan menggunakan instrumen Short Form Geriatric Depression Scale (GDS). Intervensi dilakukan sebanyak 12 sesi selama 6 minggu. Sampel berjumlah 67 orang (rerata usia = 68,22 tahun) pada kelompok intervensi dan 64 orang (rerata usia = 71,52 tahun) pada kelompok non-intervensi.
Hasil penelitian ini menyatakan terdapat perbedaan rerata depresi yang bermakna sebelum dan setelah diberikan terapi kelompok reminiscence spiritual pada kelompok intervensi (p value = <0,001; α = 0,05); tidak terdapat perbedaan rerata depresi yang bermakna sebelum dan setelah diberikan terapi kelompok reminiscence spiritual pada kelompok non-intervensi (p value = 0,114); dan terdapat perbedaan rerata depresi yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok non-intervensi (p value = < 0,001; α = 0,05).
Hasil penelitan ini disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi kelompok reminiscence spiritual yang bermakna terhadap depresi pada lansia di panti sosial tresna werdha. Perawatan depresi pada lansia tidak hanya dapat diberikan secara psikologis tetapi juga dapat menggunakan aspek spiritual yang diketahui sebagai sumber koping yang digunakan lansia. Oleh karena itu, perawat diharapkan tidak hanya melakukan perawatan biologis saja, tetapi juga perawatan psikologis, sosial, kultural dan spiritualnya.

The population of the older people in the world is increasing rapidly. The percentage of Indonesian older people has doubled in almost five decades (1971-2017), to 8.97% (23.4 million). Increasing older people population has resulted in an increase of problems in the older people. Depression is a psychosocial function disorder that is common in the older people. Spiritual reminiscence group therapy is one of the interventions that developed to overcome depression in the older people. This study aims to identify the effect of spiritual reminiscence group therapy on depression in the older people at the social institution.
This study used the quasi experimental design pre-posttest with control group and purposive sampling. This research was conducted at the Social Institutions in South and Central Kalimantan using a Short Form Geriatric Depression Scale (GDS). The intervention was conducted in 12 sessions for 6 weeks. The sample amounted to 67 people (mean age = 68,22 years) in the intervention group and 64 people (mean age = 71,52 years) in the non-intervention group.
The results of this study stated that there was significant difference in depression mean before and after being given the spiritual reminiscence group therapy in the intervention group (p value = <0.001; α = 0.05); there was no significant difference in depression mean before and after being given the spiritual reminiscence group therapy in the non-intervention group (p value = 0.114); and there was significant difference in depression mean between the intervention group and the non-intervention group (p value = <0.001; α = 0.05).
The result of this study was concluded that there was a significant effect of the spiritual reminiscence group therapy on depression in the older people at the social institution. Depression intervention in the older people can not only be given psychologically but also can use spiritual aspects which are known as sources of coping used by the older people. Therefore, nurses are expected to not only carry out biological care, but also psychological, social, cultural and spiritual care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Izza Nafisa
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh dukungan sosial terhadap stres kerja pada mahasiswa magang di Indonesia. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial terhadap stres kerja. Data diperoleh dari 149 partisipan berusia 18–23 tahun yang merupakan mahasiswa dan sedang menjalani kegiatan magang. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk variabel dukungan sosial dan Job Stress Scale (JSS) untuk variabel stres kerja. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring menggunakan Google Form. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja. Kemudian, dukungan sosial dapat memprediksi varians stres kerja sebesar 13%. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, dukungan sosial yang berasal dari teman berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja. Akan tetapi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial yang berasal dari keluarga dan pasangan romantis terhadap stres kerja. Secara garis besar, hasil penelitian ini membuktikan bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap tingkat stres kerja pada mahasiswa magang. Lebih lanjut, jika dibandingkan antara dukungan sosial dari keluarga, teman, dan pasangan romantis, hanya dukungan sosial dari teman yang berpengaruh terhadap stres kerja mahasiswa magang. Implikasi penelitian ini adalah penambahan pengetahuan terkait kontribusi yang dapat diberikan oleh dukungan sosial terhadap stres kerja.

This research aims to identify the impact of social support on job stress among internship students in Indonesia. The hypothesis proposed is that there is a significant relationship between social support and job stress. Data were obtained from 149 participants aged 18–23 years, who were students and currently undergoing internship activities. The measurement tools used were the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) for the social support variable and the Job Stress Scale (JSS) for the job stress variable. The questionnaire was distributed online using Google Form. The results of simple linear regression analysis indicate that social support has a significant impact on job stress. Social support can predict 13% of the variance in job stress. Based on multiple linear regression analysis, social support from friends significantly influences job stress. However, there is no significant effect of social support from family and romantic partner on job stress. In general, the results of this research prove that social support influences the level of work stress in internship students. Furthermore, when compared between social support from family, friends, and romantic partner, only social support from friends affects work stress among intern students. The implications of this research are the addition of knowledge regarding the contribution that social support can make to job stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Litha Almira Hediati
"Hubungan yang terjalin antara lansia dan anaknya yang tinggal bersama akan lebih kuat dan terlihat interaksinya sehingga dapat berdampak pada psychological well-being-nya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi kualitas hubungan lansia dan anaknya yang tinggal bersama dengan psychological well-being pwb lansia. Kualitas hubungan terdiri dari kualitas hubungan positif dan negatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling dengan sampel sebanyak 102 orang lansia. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan lansia dan anaknya adalah Positive and Negative Social Exchanges PANSE dan Ryff's Scale of Psychological Well-Being RSPWB untuk mengukur pwb pada lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kualitas hubungan positif dengan pwb lansia. Kemudian, terdapat korelasi yang negatif dan signifikan antara kualitas hubungan negatif dengan pwb lansia r = -0,335, N = 102, p < 0,01, one-tailed . Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar perilaku tidak simpatik, sikap ikut campur, kegagalan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan, serta pengabaian/penolakan yang diperoleh dari anak, maka semakin rendah psychological well-being lansia, dan begitu pula sebaliknya.

The relationship that exists between older parent and their child in co residence living will have a salient and stronger interaction so that it may affect their psychological well being. This research was conducted to find the correlation of older parent their child relationship quality in co residence living and their psychological well being pwb. Relationship quality consists of positive and negative quality. The sampling technique used in this research was convenience sampling and sample counted were 102 participants. Older parent their child relationship was measured by using Positive and Negative Social Exchanges PANSE Measurement and psychological well being was measured by using Ryff's Scale of Psychological Well Being RSPWB.
The main result indicated positive and not significant correlation between positive quality and pwb. Then, negative and significant correlation between negative quality and pwb r 0,335, N 102, p 0,01, one tailed . The result showed that the greater the unsympathetic behavior, intrusion, failure to provide needed help, and rejection reglect from the child, then the lower the psychological well being of older parent, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S70059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovi Nur Utami
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh dukungan sosial kelompok
teman sebaya terhadap perilaku anak untuk melakukan pull ups. Populasi penelitian yang dipilih yaitu para AN/ABH yang tinggal di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, Bambu Apus Jakarta dengan sampel sebanyak 90 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dukungan sosial dari kelompok teman sebaya terhadap perilaku anak untuk melakukan pull ups di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, Bambu Apus Jakarta karena penelitian ini tidak mengukur tingkat kedekatan dan kualitas pertemanan teman sebaya.

This research is a quantitative research with descriptive design. This research focus on how the effect of peer social support on child’s behavior to doing pull
ups. This study population are AN/ABH who stay in Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, Bambu Apus Jakarta. Sample of this research is 90 respondents. Theresults showed that there is not effect of peer social support on child’s behavior to doing pull ups at Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, Bambu Apus Jakarta because this research did not measure the level of closeness and the quality of peer friendship.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>