Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201282 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Norma Liana Sari
"Perilaku berisiko pada remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Keluarga dan teman sebaya merupakan salah satu faktor eksternal penyebab perilaku berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan arah hubungan antara pengawasan orang tua dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku berisiko pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian model cross sectional dan menggunakan teknik cluster sampling sebagai teknik dalam pengambilan sampel. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 107 remaja yang berusia 13-19 tahun dan tinggal di kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil uji chi square, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengawasan orang tua dengan perilaku berisiko pada remaja Pvalue=0,002, OR=3,535 dan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku berisiko pada remaja Pvalue=?0,001, OR=4,962 . Adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak puskesmas, PKPR, perawat komunitas, dan masyarakat terutama untuk keluarga yang memiliki anak remaja.

The risky behavior adolescents is caused by internal and external factors. Family and peers are one of the external factors that may cause risky behavior. The purpose of this study was to identify the relationships between parental monitoring, peer influences, and risky behavior in adolescents. This research was a quantitative research using cross sectional method. The sampling technique was cluster sampling. Total sample of this study was 107 teenagers aged 13 19 years and lived with their parents in the village of Bukit Duri, South Jakarta. It was found that there was a significant relationship between parental monitoring and risky behavior in adolescents Pvalue 0,002, OR 3,535 and between peer influences and risky behavior in adolescent Pvalue "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Ayu Made Adyani
"Remaja merupakan kelompok berisiko yang mempunyai karakteristik tertentu yang berkontribusi menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah perilaku seksual berisiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemanfaatan konseling sebaya dengan perilaku seksual berisiko pada aggregate remaja di Jakarta Selatan. Desain analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian terhadap 108 responden yang diperoleh melalui simple random sampling.
Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pemanfaatan konseling sebaya dengan perilaku seksual berisiko pada aggregate remaja (p value : 0,003). Hasil penelitian ini menjadi masukan dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada aggregate remaja melalui kegiatan konseling sebaya yang lebih memperhatikan kebutuhan perkembangan remaja.

Adolescent are a risk groups who have certain characteristics which has a contribution that can cause health problem, one of them is a risky sexual behavior. The aim of this research is to know the correlation of the utilization of peer counseling with risky sexual behavior in adolescent aggregate in South Jakarta. The design of correlation analysis with cross sectional method is used in this research to 108 respondent by simple random sampling.
The result of this analysis chi square shown that there is a significant correlation of the utilization of peer counseling with risky sexual behavior in adolescent aggregate ( p value : 0,003). The results of this study serve as an input in improving nursing care to adolescent aggregate through peer counseling activities that pay more attention to the developmental needs of adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliati
"Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti kehamilan, aborsi dan penyakit menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh orang tua dan general self-efficacy dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan 92 partisipan remaja di Sekolah Master Depok yang diseleksi dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale dan Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko remaja dan general self-efficacy dengan aktivitas seksual. Untuk menangani masalah seksual remaja, perlu diadakan program kesehatan reproduksi yang tidak hanya ditujukan kepada remaja, namun juga orang tua dan masyarakat.

Risky sexual behavior is sexual behavior which cause various negative impacts such as pregnancy, abortion, and sexually transmitted diseases. The purpose of this study was to identify the correlation between parenting style and adolescents? sexual behavior, as well as general self-efficacy and adolescents? sexual behavior. Design of this study was descriptive correlative. This study included 92 participants of adolescent in Sekolah Master Depok which were selected by quota sampling technique. This study used The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale and Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics as instruments. The result showed there were a significant correlation between parenting styles and adolescents? sexual behavior, also between general self-efficacy and adolescents? sexual activity. To overcome adolescents? sexual problem, it is recommended to implement reproductive health programs not only for adolescents but also parents and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Pristiana Dewi
"Remaja dalam pertumbuhan dan perkembangannya merupakan kelompok berisiko terhadap masalah kesehatan, salah satunya perilaku seksual. Adanya pengaruh negatif teman sebaya dan paparan pornografi meningkatkan risiko terjadinya perilaku seksual remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan karakteristik remaja, peran teman sebaya dan paparan pornografi terhadap perilaku seksual remaja. Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dan jumlah sampel 280 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara: jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur pertama pacaran, frekuensi pacaran, norma agama, norma keluarga, pengaruh teman sebaya, dan media massa internet dengan perilaku seksual remaja (ρ<0.05). Selain jenis kelamin yang paling dominan, faktor lain yang berhubungan adalah norma agama, pengaruh teman sebaya, sumber informasi dan media massa. Disarankan untuk Pemerintah dan Dinas Informasi Komunikasi untuk memperketat dan mengawasi penayangan pornografi di media massa; pihak Kelurahan dapat memfasilitasi aktivitas fisik remaja; Keluarga dan Masyarakat menepis pengaruh buruk pergaulan remaja dengan teman sebaya; serta pihak Guru di Sekolah meningkatkan pendidikan agama dengan lebih aplikatif.

Adolescents in their growth and development are aggregate that is risky to health problem, including adolescents sexual behavior. Negative influence from peers and exposure to pornography increasing risk of occurence of adolescents sexual behavior. The purpose of this study was to identify relationships between characteristics of adolescents, the role of peers, and exposure to pornography on adolescents. This study design was a descriptive correlation using cross sectional approach, and total samples was 280 adolescents.
The results of this study showed there were significant relationships between: gender, educational level, age of first dating, dating frequency, religious norms, family norms, peer influence, and internet media with the adolescent sexual behavior (ρ<0.05). Beside dominant gender, the others factor were religious norms, peer influence, source of information of pornography and mass media. It is recommended for Government and Information Communication Department to tighten and monitor the delivery of pornography in mass media; the Village officer physic activity of adolescent; family and community can to ward off negative influence of adolescent association with the peers; and the teacher improve religious education more applicable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aisyah Wulandewi
"Remaja yang sehat merupakan remaja yang dapat membedakan mana perilaku yang menyimpang dan mana yang tidak. Namun kenyataannya, pada tahun 2017 di Indonesia terdapat 70% pria dan 58% wanita usia 15-24 tahun mulai minum alkohol pada umur 15-19 tahun. Faktor yang paling berpengaruh pada perilaku remaja mengonsumsi alkohol adalah faktor sosial. Remaja akan berusaha untuk diakui dan diterima oleh teman sebaya dengan mengikuti perilaku mereka termasuk perilaku yang menyimpang. Melalui penelitian ini diteliti hubungan penerimaan teman sebaya dan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 111. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Peneliti menggunakan kuesioner karakteristik, PAS (Perceived Acceptance Scale), dan CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, Eye-opener). Hasil analisis bivariat menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara penerimaan teman sebaya dan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja (p = 0,162; a = 0,1). Dengan diketahuinya hasil penelitian ini, maka penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih berfokus pada aspek lain yang berakitan dengan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja.

Healthy adolescents are adolescents who can distinguish between deviant and non-deviant behavior. But in reality, in 2017 in Indonesia there were 70% of men and 58% of women aged 15-24 years starting to drink alcohol at the age of 15-19 years. The most influential factor on the behavior of adolescents consuming alcohol is social factors. Teenagers will try to be recognized and accepted by their peers by following their behavior, including deviant behavior. This study examined the relationship between peer acceptance and consumption behavior of alcoholic beverages in adolescents. The number of samples in this study was 111. The sampling technique used snowball sampling. Researchers used a characteristic, PAS (Perceived Acceptance Scale), and CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, Eye-opener) questionnaire. The results of the bivariate analysis showed that there was no significant relationship between peer acceptance and consumption behavior of alcoholic beverages in adolescents (p = 0.162; a = 0.1). By knowing the results of this study, further research can focus more on other aspects related to the behavior of consuming alcoholic beverages in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Puspitasari
"Remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan hingga menyebabkan adanya transisi peran. Proses transisi peran ini dianggap sebagai masa-masa krusial sebab remaja menjadi lebih rentan mengalami tekanan psikologis yang berujung pada munculnya gangguan mental emosional. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif orang tua dan teman sebaya untuk membantu remaja mencegah dan menangani kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan dukungan sosial teman sebaya terhadap gangguan mental emosional pada remaja. Gangguan mental emosional (GME) diukur menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), pola asuh orang tua diukur dengan Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), dan dukungan sosial teman sebaya diukur dengan Social Provisions Scale (SPS). Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian cross sectional pada 336 remaja di SMK Kemala Bhayangkari Delog dan SMA Negeri 66 Jakarta yang dipilih secara non acak (non-probability sampling) dengan metode stratified sampling. Hasil penelitian diperoleh hampir setengah dari total remaja terindikasi GME dengan skor borderline-abnormal. Selain itu, diketahui juga bahwa sebagian besar orang tua remaja menerapkan pola asuh permisif dan remaja yang memeroleh dukungan sosial teman sebaya kategori tinggi mendominasi dengan persentase >92%. Hasil analisis uji chi square mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap GME pada remaja (p = 0,428) dan tidak ada pula hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya terhadap GME pada remaja (p = 0,597). Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan untuk promosi kesehatan jiwa dalam upaya pencegahan gangguan mental emosional pada remaja.

Adolescents experience rapid growth and development, even leading to role transition. This role transition process is considered a crucial time because adolescents become more vulnerable to psychological stress that leads to the emergence of mental emotional distress Therefore, an active role of parents and peers is needed to help adolescents prevent and handle these conditions. This study aims to determine the relationship between parenting and peer social support on mental emotional distress in adolescents. Mental emotional distress were measured using the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), parenting styles were measured with the Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), and peer social support was measured with the Social Provisions Scale (SPS). The research design used was a cross sectional research design on 336 respondents at SMK Kemala Bhayangkari Delog and SMA Negeri 66 Jakarta who were non-randomly selected (non-probability sampling) with stratified sampling method. The results showed that almost half of the total adolescents indicated experiencing mental emotional disorders with borderline-abnormal scores. In addition, it is also known that most adolescents' parents apply permissive parenting and adolescents who get high category peer social support dominate with a percentage of >92%. The results of the chi square test analysis showed that there was no significant relationship between parenting styles and mental emotional distress in adolescents (p = 0.428) and there was also no significant relationship between peer social support and mental emotional distress in adolescents (p = 0.597). The results of this study can be one of the references for mental health promotion in an effort to prevent mental emotional distress in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yayan Suryana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai bagaimana perilaku konsumsi game online pada kalangan siswa sekolah menengah atas (SMA) pengguna game online mobile yang dipengaruhi oleh konformitas teman sebaya dan SSE orang tua. Studi-studi terdahulu telah menemukan bahwa perilaku konsumsi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa alasan, seperti berinteraksi sosial, perilaku finansial, serta keinginan untuk pamer. Meski begitu, beberapa alasan ini belum menunjuk secara spesifik lingkungan mana bagi seorang siswa untuk terpengaruh dalam melakukan perilaku konsumsi, khususnya pada kegiatan bermain game online. Maka dari itu, peneliti pada penelitian ini akan mengambil variabel konformitas teman sebaya dan status sosial-ekonomi (SSE) orang tua sebagai lingkungan terdekat bagi siswa untuk mendapat pengaruh dari luar dirinya. Penelitian ini memiliki total sampel sebesar 105 siswa pada SMA Negeri 51 Jakarta Tahun Ajaran 2022/2023 dan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei untuk mengukur konformitas teman sebaya, SSE orang tua, serta perilaku konsumsi game online. Hasil penelitian menemukan bahwa konformitas teman sebaya memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi game online dengan arah hubungan positif dengan kekuatan hubungan yang kuat. Disisi lain SSE orang tua tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi game online.

The purpose of this study is to explain how the behavior of online game consumption among high school students (SMA) mobile online game users is influenced by peer conformity and parents SSE. Previous studies have found that a person's consumption behavior can be influenced by several reasons, such as social interaction, financial behavior, and the desire to show off. Even so, some of these reasons have not specifically pointed to which environment for a student to be affected in carrying out consumption behavior, especially in online gaming activities. Therefore, researchers in this study will take the variables of peer conformity and socio-economic status (SSE) of parents as the closest environment for students to get influence from outside themselves. This study has a total sample of 105 students at SMA Negeri 51 Jakarta for the 2022/2023 Academic Year and uses a quantitative approach with survey methods to measure peer conformity, parental SSE, and online game consumption behavior. The results found that peer conformity had a significant relationship with online game consumption behavior with a positive relationship direction with strong relationship strength. On the other hand, parental SSE did not have a significant relationship with online gaming consumption behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Evira Anggrainy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian, pola asuh orang tua, tekanan teman sebaya, dan paparan mediaterhadap perilaku berisiko pada mahasiswa di Manado. Trait kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori five factor model yang terdiri dari neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Pola asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah permisif, otoriter, dan otoritatif. Perilaku berisiko yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis, yaitu thrill-seeking, rebellious, reckless, dan anti-social. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 211 (N = 211), serta memiliki kriteria, yaitu mahasiswa semester 1, berusia 17 sampai 18 tahun, dan berdomisili di Manado.
Hasil analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan pada trait extraversion, trait openness to experience, pola asuh permisif, dan tekanan teman sebaya terhadap perilaku berisiko thrill-seeking. Ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko rebellious. Ada pengaruh positif yang signifikan pada pola asuh otoriter, tekanan teman sebaya, dan paparan media terhadap perilaku berisiko reckless. Selanjutnya, ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko anti-social.

This study aims to investigate the influence of personality traits, parenting style, peer pressure and media exposure to risk-taking behavior in students in Manado. Personality trait used in this study refers to the theory of five factor model consisting of neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, and conscientiousness. Parenting style were used in this study is permissive, authoritarian, and authoritative. Risky behaviors used in this study consisted of four types, namely thrill-seeking, rebellious, reckless, and anti-social. Participants used in this study amounted to 211 (N = 211), as well as having criteria, namely the first semester students, aged 17 to 18 years, and is domiciled in Manado.
Statistical analysis of multiple linear regression showed that there was a significant positive influence on the trait of extraversion, openness to experience trait, permissive parenting and peer pressure to risky behavior thrill-seeking. There is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to risky behavior rebellious. There is a significant positive influence on authoritarian parenting, peer pressure and media exposure to risky behavior reckless. Furthermore, there is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to the risk of anti-social behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pujiarti Sri Hastuti
"Skripsi ini membahas keterpaparan terhadap Program Dunia Remajaku Seru (DAKU) dan perilaku seksual berisiko pada remaja di SMKN 32 Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan Systematic Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan siswa yang perilaku seksual berisiko rendah (65,3%) dan perilaku seksual tinggi (34,7%). Responden yang mempunyai perilaku seksual berisiko tinggi lebih banyak pada siswa yang tidak ikut DAKU (37,1%), jenis kelamin laki-laki (57,3%), umur ≥ 16 tahun (37,8), umur pubertas dini (52,2%), pendidikan orang tua tamat ≥ SMA/SMK/sederajat (37,9%), uang saku ≥ 20.000 (54,1%), pengetahuan kurang (43,3%), pernah/punya pacar (36,7%), frekuensi pertemuan dengan pacar sering (52,3%), persepsi negatif (42,8%), sikap negatif (56,5%), dan komunikasi dengan orang tua yang pasif (52%). Terdapat hubungan antara keterpaparan terhadap Program Dunia Remajaku Seru (DAKU) dan perilaku seksual berisiko pada remaja di SMKN 32 Jakarta (p=0,04).

This thesis discusses the exposure of the Programme Dunia Remajaku Seru (DAKU) and risky sexual behavior in adolescents at SMK 32 Jakarta. This study is a quantitative study with cross-sectional research design and sampling carried out by the Systematic Random Sampling. The results showed that students' lowrisk sexual behavior (65.3%) and sexual behavior is high (34.7%). Respondents who have high-risk sexual behavior more on students who do not follow me (37.1%), male gender (57.3%), age ≥ 16 years (37.8), early puberty age (52, 2%), education of parents graduated ≥ SMA/SMK/equivalent (37.9%), allowance ≥ 20,000 (54.1%), lack of knowledge (43.3%), had / have a girlfriend (36.7% ), the frequency of meetings with boyfriend often (52.3%), negative perceptions (42.8%), negative attitude (56.5%), and communication with parents are passive (52%). There is a relationship between exposure to the World Programme teenage Seru (me) and risky sexual behavior in adolescents at SMKN 32 Jakarta (p= 0.04)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>