Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169698 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninette Putri Mustika
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara keterlibatan orang tua dan keterampilan pemahaman bacaan, baik tingkat kognitif maupun metakognitif, pada siswa SD kelas 3 dengan status sosial ekonomi rendah. Pengukuran keterlibatan orang tua dilakukan menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Parental Support for Learning Scale PSLS yang disusun oleh Rogers, Markel, Midgett, Ryan, dan Tannock 2014 . Pemahaman bacaan tingkat kognitif diukur menggunakan alat ukur Indonesia Membaca yang dikembangkan oleh Save the Children 2015 . Kemudian pemahaman bacaan tingkat metakognitif diukur dengan alat ukur milik Royanto 2012 dengan menggunakan protokol membaca dengan topik burung hantu. Partisipan pada penelitian ini adalah 31 siswa kelas 3 SD yang tinggal di Kabupaten Indamayu, Jawa Barat. Teknik analisis yang digunakan adalah partial correlation karena inteligensi anak merupakan variabel yang dikontrol. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keterlibatan orang tua dan keterampilan pemahaman bacaan, baik pada tingkat kognitif maupun metakognitif. Selain itu, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara lama belajar anak di rumah dan keterlibatan orang tua.

ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the relationship between parental involvement and reading comprehension, in cognitive and metacognitive level, on elementary students grade 3 with low socioeconomic status. Parental involvement is measured with adaptation of Parental Support for Learning Scale PSLS which was created by Rogers, Markel, Midgett, Ryan, dan Tannock 2014 . Reading comprehension in cognitive level is measured with Indonesia Membaca scale created by Save the Children 2015 . Reading comprehension in metacognitive level is measured with reading comprehension scale created by Royanto 2012 which use reading passages to investigate metacognitive strategies. Characteristic of this research participant is 3rd grade elementary school in Indramayu Regency, West Java N 31 . This study is using partial correlation for statistical analysis because intelligence variable is being controlled. The result showed that there is no significant correlation between parental involvement and reading comprehension in cognitive and metacognitive level. Results also indicated that child rsquo s duration of study at home correlated with parental involvement. Further research will discuss about these variables."
2017
S69628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzatullail Arpin Lotusiana
"ABSTRAK
Keterampilan pemahaman bacaan dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya yaitu status sosioekonomi keluarga dan motivasi membaca Guthrie, Schafer, Huang, 2001; Becker, McElvany, Kortenbruck, 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi membaca intrinsik dan ekstrinsik dengan keterampilan pemahaman bacaan pada tingkat kognitif dan metakognitif pada siswa SD yang tinggal di lingkungan kurang menguntungkan. Penelitian cross-sectional ini melibatkan sebanyak 30 siswa kelas 3 SDN Sukodadi 02 Kabupaten Malang, Jawa Timur sebagai responden. Motivasi membaca intrinsik dan ekstrinsik siswa diukur menggunakan alat ukur Reading Motivation, sedangkan keterampilan pemahaman bacaan pada tingkat kognitif dan metakognitif diukur menggunakan alat ukur Reading Assessment dan alat ukur Think-Aloud. Hasil berdasarkan analisis partial correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi membaca ekstrinsik siswa dengan keterampilan pemahaman bacaan pada tingkat kognitif, dengan mengontrol inteligensi. Sementara itu, tidak ditemukan korelasi antara motivasi membaca intrinsik dengan keterampilan pemahaman bacaan tingkat kognitif, serta antara motivasi membaca dengan keterampilan pemahaman bacaan tingkat metakognitif.

ABSTRACT
Reading literacy can be influenced by a number of factors, including the socio economic conditions of the family and reading motivation Guthrie, Schafer, Huang, 2001 Becker, McElvany, Kortenbruck, 2010 . The objective of this paper is to examine how intrinsic and extrinsic reading motivation related to reading literacy in cognitive and metacognitive level among students who lived in impoverished settings. A total of 30 third grade students from SDN Sukodadi 02 in Malang Regency, East Java participated in this cross sectional study. Students rsquo intrinsic and extrinsic motivation were measured using Reading Motivation questionnaire, meanwhile students rsquo reading literacy in cognitive and metacognitive level were measured using Reading Assessment instrument and Think Aloud procedure. Results from partial correlation analyses showed that there is a relationship between students rsquo extrinsic motivation and students rsquo reading literacy in cognitive level even when intelligence was controlled. However, relationship between other variables were not found."
2017
S70124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Verdiana Azra
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa parentification dapat bersifat konstruktif dan destruktif, dipengaruhi oleh pemberian bimbingan dan dukungan dari keluarga. Pada remaja dengan status sosial ekonomi (SES) rendah, parentification merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari, sehingga mereka perlu mengembangkan kemampuan positif yang ada di dalam diri, salah satunya resiliensi, untuk menghindari terjadinya parentification yang bersifat destruktif. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parentification dan resiliensi pada remaja SES rendah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Parentification diukur menggunakan alat ukur Parentification Inventory yang disusun oleh Hooper (2009) dan telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia. Resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale (RS-14) yang disusun oleh Wagnild dan Young (1993) dan telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 183 orang remaja dari keluarga dengan status ekonomi sosial (SES) rendah. Hasil utama penelitian menunjukkan parentification berkorelasi positif signifikan dengan resiliensi (r=0.320; p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Dapat diartikan bahwa semakin tinggi parentification seseorang maka semakin tinggi pula resiliensinya.

Some researchers have shown that parentification can be constructive and destructive, influenced by the provision of guidance and support from family. In adolescents with low socioeconomic status (SES), parentification is a condition that can not be avoided, so they need to develop positive capabilities that exist within their, one of resilience, to avoid destructive parentification. This research was conducted to find the relationship between parentification and resilience. This research used the quantitative approach. Parentification was measured using Parentification Inventory (PI) which was constructed by Hooper (2009) and had been adapted to Indonesian context. Resilience was measured using Resilience Scale (RS-14) which constructed by Wagnild and Young (1993) and had been adapted to Indonesian context. The participants are 183 adolescences with low socioeconomic status. The main result of this research showed that parentification positive correlated significantly with resilience (r=0.320; p=0.000, significant at L.o.S 0.01). That mean, the higher parentification of one’s own, the higher his/her resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Maria Permatasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan resiliensi pada remaja madya dengan status ekonomi sosial rendah di Jakarta. Variabel keterlibatan ayah diukur menggunakan Father Involvement and Nurturant Fathering Scales yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 yang dilihat dari perspektif anak. Variabel resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale 14 item RS-14 oleh Wagnild dan Young 2009 . Partisipan pada penelitian ini sebanyak 207 remaja yang berusia 14 hingga 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan resiliensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan remaja perlu diperhatikan karena akan berhubungan dengan kemampuan remaja untuk beradaptasi ketika sedang menghadapi kondisi yang sulit.

The purpose of this study is to examine the relationship between father involvement, and resilience among middle adolescence with low social economic status in Jakarta. Father involvement was measured from the child rsquo s perspective using Father Involvement and Nurturant Fathering Scales by Finley and Schwartz 2004. Resilience was measured using Resilience Scale 14 item RS 14 by Wagnild and Young 2009 . The participants are 207 adolescents aged 14 to 18 years old. The result of this research indicated that there is a positively significant relationship between father involvement and resilience. This result showed that the way father involved in adolescent rsquo s life has a correlation with adolescent rsquo s competence in adapting in the wake of life rsquo s misfortunes.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Priscarani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parentification dengan codependency pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah. Parentification didefinisikan sebagai gangguan dalam menentukan batas antar generasi, yang ditandai dengan adanya pertukaran peran fungsional dan/atau emosional antara orang tua dan anak (Hooper, 2007). Sedangkan codependency didefinisikan sebagai keinginan yang berlebihan akan penerimaan dari orang lain, disertai dengan kecenderungan untuk mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri (Dear, 2002). Penelitian ini merupakan studi korelasional dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 177 orang sebagai partisipan yang berada pada tahap perkembangan remaja (12-19 tahun), yang terdaftar dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di wilayah Jakarta. Partisipan perempuan sebanyak 76 orang dan partisipan laki-laki sebanyak 101 orang. Variabel parentification diukur dengan menggunakan Parentification Inventory (Hooper 2009), dan variabel codependency diukur dengan menggunakan Composite Codependency Scale (Dear et al., 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parentification dengan codependency pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah, dengan r=.453, p<0.01. Hal tersebut menandakan bahwa semakin tinggi tingkat parentification, maka semakin tinggi pula codependency.

The purpose of this work is to find a relationship between parentification and codependency in adolescents with low socioeconomic status. Parentification is defined as a disturbance in boundary settings, indicated by a reversal of instrumental and/or emotional roles between parents and children (Hooper, 2007), whereas codependency is defined as an extreme desire of acceptance from others, often indicated by putting others’ needs ahead of their own (Dear, 2002). This is a correlational research using a quantitative approach. A total of 177 participants were involved in this study, all are still in adolescence developmental stage (12-19 years old) and registered to Community Learning Centers in Jakarta area. There were 76 females and 101 males as participants. Parentification was measured by Parentification Inventory (Hooper, 2009), and codependency was measured by Composite Codependency Scale (Dear et al., 2012). Results showed that a significant positive relationship occurred between parentification and codependency in adolescents with low socioeconomic status (r=.453; p<0.01). The findings indicated that an increase in parentification tends to associate with an increase in codependency."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Alyani Nurfirdaus
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parentification dan kecemasan pada remaja dari status sosial-ekonomi rendah. Sebagai tambahan, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran parentification dan kecemasan pada remaja dari status sosial-ekonomi rendah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Parentification diukur menggunakan Parentification Inventory (PI) yang disusun oleh Hooper (2009) yang telah diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam konteks Indonesia. Kecemasan diukur menggunakan STAI Form Y1 yang disusun oleh Spielberger (1983) yang telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia dari penelitian sebelumnya oleh Suparyono (2003). Responden penelitian ini berjumlah 183 orang remaja dari status sosial-ekonomi rendah. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa parentification berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan state-anxiety, r = -.175, n = 183, p < .05). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat parentification yang dialami remaja, maka semakin rendah pula tingkatan kecemasan yang dirasakan.

This research was conducted to find the correlation between parentification and anxiety in adolescents from lower socio-economic status. In addition, this research also aimed to depict parentification and anxiety among adolescents from lower socio-economic status. This study used the quantitative approach. Parentification was measured using a Parentification Inventory (PI) which is compiled by Hooper (2009) which has been adapted and translated into Indonesian context. Anxiety was measured using the STAI Form Y1 were compiled by Spielberger (1983) which has been adapted to the Indonesian context from previous research by Suparyono (2003). These participants of this research are 183 adolescents from lower socio-economic status. The main results of this study showed that parentification significantly and negatively correlated with state-anxiety, r = -.175, n = 183, p <.05). The results of this study stated that the higher level of parentification of one?s own, the lower his/her levels of state anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listia Anindia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parentification dengan kecemasan sosial pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah. Parentification adalah bentuk pertukaran peran antara orang tua dan anggota keluarga lainnya, terdapat distorsi batasan, dan hirarki yang berkebalikan antar keduanya dimana anak-anak atau remaja menanggung tingkat tanggung jawab yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya (Hooper, 2009). Sementara itu kecemasan sosial didefinisikan sebagai kecemasan yang timbul karena adanya kemungkinan atau pun keberadaan dari evaluasi interpersonal, baik di situasi sosial yang nyata maupun imajiner (Schlenker & Leary dalam Leary, 1983). Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah Parentification Inventory oleh Hooper (2007) dan Brief Fear of Negative Evaluation II oleh Carleton, Collimore, dan Asmundson (2007). Partisipan dari penelitian ini sejumlah 177 orang remaja, 76 orang perempuan dan 101 orang laki-laki, dengan rentang usia 12-19 tahun di beberapa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di daerah Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara parentification dan kecemasan sosial pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah (r = 0.224, p<0.01). Artinya, semakin tinggi skor parentification maka semakin tinggi pula skor kecemasan sosial.

The objective of this study is to find out the relationship between parentification and social anxiety in adolescents with low socioeconomic status. Parentification is defined as a type of role reversal, boundary distortion, and inverted hierarchy between parents and other family members in which children or adolescents assume developmentally inappropriate levels of responsibility in the family (Hooper, 2012). While, social anxiety is defined as anxiety resulting from the prospect or presence of interpersonal evaluation in real or imagined social settings (Schlenker & Leary in Leary, 1983). The study is using correlational method and quantitative approach. The measurements used in this study were Parentification Inventory from Hooper (2007) and Brief Fear of Negative Evaluation II from Carleton, Collimore, and Asmundson (2007). Participants were 177 adolescents, 76 females dan 101 males, that ranged from 12-19 years old in several Community Learning Center (CLC) in Jakarta. The results showed a significant relationship between parentification and social anxiety in adolescents with low socioeconomic status (r = 0.224, p<0.01). This means that the higher the score of parentification, the higher the score of social anxiety in this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan gaya pengasuhan orang tua pada siswa kelas 3 dan 4 SD. Pengukuran kemampuan berpikir kreatif menggunakan alat ukur Tes Kreativitas Verbal dan Figural Munandar (1977) yang merupakan adaptasi dari Torrance Test of Creative Thinking dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua menggunakan Parenting Authority Questionnaire (Buri, 1991). Partisipan berjumlah 68 siswa kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar. Hasil korelasi menunjukkan (1) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan autoritatif (r = 0.200, p = 0.102). (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan autoritarian (r = 0.079, p = 0.520). (3) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan permisif (r = 0.087, p = 0.479). (4) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan autoritatif (r = 0.208, p = 0.089). (5) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan autoritarian (r = -0.151, p = 0.220). (6) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan permisif (r = 0.146, p = 0.235). Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dan gaya pengasuhan orang tua pada siswa kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar.

This research was conducted to find the correlation between creative thinking and parenting style among third and fourth grade elementary school students. Creative thinking was measured using a modification instrument named Torrance Test of Creative Thinking (Munandar, 1977) and parenting style was measured using a modification instrument named Parenting Authority Questionnaire (Buri, 1991). The participants of this research are 68 students from third and fourth grade elementary school. The statistical results show that (1) there is no significant correlation between verbal creativity and authoritative parenting style (r = 0.200, p = 0.102). (2) there is no significant correlation between verbal creativity and authoritarian parenting style (r = 0.079, p = 0.520). (3) there is no significant correlation between verbal creativity and permissive parenting style (r = 0.087, p = 0.479). (4) there is no significant correlation between figural creativity and authoritative parenting style (r = 0.208, p = 0.089). (5) there is no significant correlation between figural creativity and authoritarian parenting style (r = -0.151, p = 0.220). (6) there is no significant correlation between figural creativity and permissive parenting style (r = 0.146, p = 0.235). The result of this research concluded that there is no significant correlation between creative thinking and parenting style among third and fourth grade elementary school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aga Komara Lourantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemantauan pengetahuan dan motivated strategies for learning memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa kelas 5 sekolah dasar di Depok. Kemampuan pemahaman bacaan adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk memperoleh informasi, menemukan konteks dan membangun makna dari bahan bacaan. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner, knowledge monitoring assessment dan alat tes kemampuan pemahaman bacaan pada 88 siswa kelas 5 yang berasal dari 3 sekolah dasar yang berbeda. Dari hasil analisis korelasi bivariat ditemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara pemantauan pengetahuan dan motivated strategies for learning dengan kemampuan pemahaman bacaan. Siginifikansi hubungan pemantauan pengetahuan dan kemampuan pemahaman bacaan ditunjukkan dengan korelasi Pearson sebesar 0,377, dan nilai korelasi Pearson untuk signifikansi hubungan motivated strategies for learning dan pemantauan pengetahuan adalah 0,232. Semakin tinggi pemantauan pengetahuan dan motivated strategies for learning maka semakin tinggi kemampuan pemahaman bacaan siswa, begitu pula sebaliknya. Diskusi dan saran diberikan sehubungan dengan hasil penelitian tersebut.

The aim of this research is to find the relationship of knowledge monitoring and motivated strategies for learning with reading comprehension in Depok 5th-grade student. Reading comprehension defined as an ability to obtain information, find context and constructing meaning from the context of reading. Data were collected through self-report questionnaire, knowledge monitoring assessment and reading comprehension test filled by 88 of 5th-grade elementary school students from three public elementary schools in Depok. The result of correlation analyses showed that knowledge monitoring and motivated strategies for learning significantly correlated with reading comprehension. The significance of monitoring the knowledge and ability of reading comprehension shown by Pearson correlation (r) of 0.377, and the value of Pearson's correlation significance of the relationship motivated strategies for learning and monitoring of knowledge is 0.232. The relationship of these variables is positive, the higher knowledge monitoring and motivated strategies for learning, the higher reading comprehension. Discussion and further refinement for future research in this area are given."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvana Uli Basa Evi Dame Manaloe
"ABSTRAK
Pada penelitian ini intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan reading comprehension dan reading self efficacy adalah dengan memberikan pelatihan pemahaman bacaan melalui self expalanation reading training (SERT) sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menjelaskan isi bacaan dengan menggunakan berbagai strategi memahami bacaan yang terdapat di SERT. Selain itu, memberikan pelatihan memahami bacaan dengan SERT dapat membuat siswa mengembangkan kemampuan untuk meregulasi proses memahami bacaannya secara mandiri sehingga siswa merasakan pengalaman keberhasilan dalam memahami bacaan ekspositori. Penelitian ini menggunakan single subject design pada siswa dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test, diketahui bahwa melatih pemahaman bacaan melalui self explanation reading training yang diberikan efektif dalam meningkatkan reading comprehension dan reading self efficacy pada siswa kelas 4 SD.

ABSTRACT
This research using intervention in order to improve reading comprehension and reading self-efficacy by providing training through self explanation reading training (SERT) so that student is expected to improve its ability to explain the content of the reading materials using a variety of reading comprehension strategies contained in SERT. In addition, providing a training activity to understand the reading materials using SERT can make the student develop the ability to regulate the process of reading on their own understanding, so that student experienced success in expository reading comprehension. This research uses a single subject design with the selection of the student sample using purposive sampling. After analyzing the results between pre-test and post-test results, it is understood that the given reading comprehension through self-explanation reading training proved as effective in improving reading comprehension and reading self-efficacy on fourth grade elementary student."
2013
T36741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>