Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabila Robbani
"ABSTRAK
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya kadar kolesterol, hipertensi, dan obesitas hingga beresiko terbentuknya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan arteri sehingga mengakibatkan peredaran darah menjadi lebih lambat bahkan dapat terhambat. Aterosklerosis merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit jantung koroner dan stroke. Berdasarkan fakta WHO media centre 2016 , penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. Salah satu herbal yang berpotensi untuk mengatasi penyakit tersebut adalah Jamu Antiaterosklerosis yang terdiri dari daun tanjung, daun belimbing manis, dan temulawak melalui ekstraksi refluks. Hasil skrining fitokimia bahan Jamu Antiaterosklerosis ukuran simplisia, 60.

ABSTRACT
The change of unhealthy lifestyle can be a factor increased cholesterol levels, hypertension, and obesity, further, risk of the formation of atherosclerosis. Atherosclerosis is the hardening and narrowing arteries that cause the blood circulation will become slower or even stagnation. Atherosclerosis is a major cause of cardiovascular disease, such as the coronary heart disease and stroke. WHO fact based media center 2016 , cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In Indonesia, stroke also causes of death number one. One of the herbs that has a potential to overcome the disease is Jamu Antiatherosclerosis, which consist of tanjung leaf, starfruit leaf, and curcuma by reflux extraction. Based on phytochemical screening of simplicia, 60"
2017
S66939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Budiarso
"Keseimbangan radikal bebas dan antioksidan sangat penting dalam kehidupan manusia. Radikal bebas yang melebihi antioksidan dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit neurodegeneratif. Tubuh manusia memerlukan antioksidan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif. Jeruk mandarin adalah jeruk impor yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan dilaporkan memiliki kandungan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antioksidan yang ada pada komponen jeruk mandarin. Komponen yang diperiksa adalah kulit buah, kulit buah yang dikeringkan, daging, dan air perasan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif eksploratif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jeruk mandarin dipisahkan komponennya menjadi kulit, daging, dan air perasan. Kulit dan daging jeruk diekstraksi dengan metanol, sedangkan air perasan tidak dicampur metanol. Komponen jeruk kemudian dicampur dengan larutan DPPH. Campuran tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometri. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai EC50 ekstrak daging, ekstrak kulit, dan air perasan jeruk mandarin adalah 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. Semakin kecil nilai EC50 berarti aktivitas antioksidan dalam komponen tersebut semakin tinggi.

The balance of free radicals and antioxidants is very important in human body. The free radicals excess will make oxidative stress to our body and it will cause a lot of disease, such as cardiovascular disease, cancer, neurodegenerative disease, etc. Our body needs antioxidant to prevent oxidative stress. Tangerine is an import orange that consume highly in Indonesia and reported that it has abundant antioxidants. This study planned to know antioxidant activity on tangerine's components. The tangerine?s components which are checked are peels, dried peels, tissues, and juices. This is experimental descriptive-explorative study. This study was held in May-June 2013 in laboratorium of Medical Pharmacy Department Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. The tangerine?s components were separated to peels, tissue, and juice. The tangerine's peel and tissue were extracted by methanol, but the juice wasn?t. The tangerine's components mixed with DPPH solution. The absorbants of the mixtures were checked with spectrophotometry. In the end of the study, we got the EC50 of extract tissues, extract peel, and juice are 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. The lower the EC50, the higher antioxidant activity on the components."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumala Putri
"Telah diketahui bahwa Garcinia memiliki aktivitas antioksidan, pada penelitian sebelumnya ekstrak n-heksana kulit batang Garcinia bancana Miq. diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 17,78 g/mL. Pada penelitian ini, untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bagian lain dari Garcinia bancana Miq. dilakukan. Fraksinasi dari ekstrak n-heksana daun Garcinia bancana Miq. dan didapatkan sebanyak 10 fraksi, dimana fraksi-fraksi tersebut diuji sevara in vitro menggunakan alat spektrofotometer UV Vis dengan menggunakan dua metode dengan menggunakan radikal bebas DPPH 1,1-Diphenil-2-picrilhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power untuk mendapatkan fraksi teraktif. Dari fraksi teraktif didapatkan nilai IC50 sebesar 36,24 g/mL dengan metode DPPH dan nilai EC50 sebesar 39,54 g/mL dengan metode FRAP. Fraksi teraktif kemudian diidentifikasi dan didapatkan bahwa fraksi teraktif memiliki kandungan terpenoid.

This study aimed to determine whether garcinia have been known to have antioxidant activity. A previous study of the n hexane of Garcinia bancana Miq. bark showed to have antioxidant activity with an IC50 value of 17.78 g mL. In this study, to know antioxidant activity from other part of G. bancana, fractionation was done. From the fractionation of the n hexane extract of G. bancana Miq. leaves were obtained 10 fractions, in which the fractions were tested in vitro using UV Vis spectrophotometer by two methods using free radical namely, DPPH 1,1 Diphenyl 2 picrilhydrazyl and the FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power to obtain the most active fraction. From the most active fraction, it was obtained an IC50 value of 36.24 g mL with the DPPH method and EC50 value of 39.54 g mL with the FRAP method. The most active fraction was then identified and was found that it had contaied terpenoid content."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Amelinda
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah. Namun, penggunaan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah seringkali memberikan efek samping yang merugikan bagi tubuh. Bangsa Indonesia telah mengenal beberapa tanaman yang telah terbukti secara empiris mampu menurunkan tekanan darah seperti daun tanjung Mimusops elengi L , daun belimbing manis Averrhoa carambola L , dan temulawak Curcuma xanthorrhizol Roxb yang dikenal sebagai jamu antiaterosklerosis. Hal tersebut disebabkan ketiga bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif flavonoid seperti apigenin dan katekin yang memiliki efek antihipertensi. Ekstraksi jamu dengan metode refluks selama 45 menit dengan variasi ukuran partikel jamu menunjukkan bahwa ukuran partikel jamu D 60 mesh menghasilkan kandungan katekin tertinggi, yaitu sebesar 48,241 mg/g jamu. Pengujian aktivitas antihipertensi dilakukan terhadap 6 kelompok tikus putih yang terdiri atas kontrol normal tanpa perlakuan , kontrol negatif diinduksi dan diberi pakan standar , kontrol positif diinduksi dan diberi captopril 1,35 mg/200 g berat badan tikus , kontrol dosis diinduksi dan diberi ekstrak jamu antiateroklerosis masing-masing kelompok dengan dosis I 13,2 mg/200g BB , dosis II 26,4 mg/200g BB dan dosis III 52,8 mg/200g BB . Hasil dari pengukuran tekanan darah menunjukkan bahwa ekstrak jamu antiaterosklerosis memiliki efek antihipertensi yang meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak. Kelompok dosis III memberikan efek penurunan tekanan darah yang signifikan yaitu penurunan tekanan darah diastolik sebesar 29,42 mmHg atau 25,14 dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 34,58 mmHg atau 22,03

ABSTRACT
Hypertension is a leading cause of death in the world. Usually people used pharmaceutical drugs synthetic to lower blood pressure. However, blood pressure lowering synthetic drugs have several negative side effects to the humans body. Tanjung leaves Mimusops elengi L , belimbing manis leaves Averrhoa carambola L , and temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb known as jamu antiatherosclerosis has been empirically believed by the people of Indonesia has antihypertension effect. This is because they contain flavonoids such as apigenin and catechin which have an antihypertension effect. Extraction of jamu antiatherosclerosis using reflux system for 45 minutes with jamu rsquo s particles size variation showed that the D 60 mesh particles size of jamu produces the highest catechin content, which amounted to 48.241 mg g jamu. Antihypertension activity test will be conducted with 6 groups of rats consisting of normal control without treatment , negative control induced and standard feed , positive control induced and given captopril 1.35 mg 200 g body weight of rats , dosage control induced and given the extract of jamu each group with 3 different doses that is dose I 13.2 mg 200 g body weight of rats , dose II 26.4 mg 200 g body weight of rats and dose III 52.8 mg 200 g body weight of rats . The result showed that jamu antiatherosclerosis extract has antihypertension effect, where the blood reducing effect increased as the dose increased. Dose III has the highest blood pressure reducing effect that is 29.42 mmHg or 25.14 for diastolic blood pressure and 34.58 mmHg or 22.03 for systolic blood pressure."
2017
S67668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vhiolen Christin S.
"Pemanfaatan buah jeruk lemon masih terbatas hanya dalam bidang pangan. Sementara itu, terdapat kandungan antioksidan di dalam berbagai komponen buah jeruk lemon, antara lain senyawa fenol, flavonoid, asam askorbat, dan karotenoid. Dengan mengetahui hal ini, pemanfaatan jeruk lemon dapat meluas hingga bidang kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai aktivitas antioksidan pada air perasan, daging buah, dan kulit buah jeruk lemon. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan di Laboratorium Farmasi Kedokteran, Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penilaian aktivitas antioksidan dari berbagai komponen buah jeruk ini dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan uji dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Larutan uji diperoleh dari ekstraksi buah jeruk lemon, sedangkan komponen daging dan kulit buah dilakukan dengan cara maserasi menggunakan metanol selama 24 jam. Hasil EC50 dari masing-masing larutan uji jeruk lemon adalah 4,61 % untuk air perasan buah, 22,21 % untuk ekstrak metanol daging buah, dan 8,67 % untuk ekstrak metanol kulit buah. Berdasarkan nilai EC50 tersebut, air perasan buah memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, sedangkan daging buah memiliki aktivitas antioksidan terendah.

Lemon is a food widely known in agricultural industry. However, its potency as a source of antioxidant contents is not as well-known and such limit the possibility of utilizing its potentials in the world of medicine. This study was aimed to measure the antioxidant activity of lemon juice, peel and pulp. Experiments and assessments were done in May-June 2013 in Laboratory of Medical Pharmacy, Faculty of Medicine, University of Indonesia. Test solutions were obtained from the extraction of lemon juice, peel and pulp; followed by a process of maceration using methanol for 24 hours. Assessments of antioxidant activity of various components of lemon were done by measuring the absorbance of the test solution using spectrophotometer.EC50 for each component was 4.61% in juice, 22.21% in pulp, and 8.67% in peel. Thus, the highest activity was observed in juice, while the lowest was found in pulp."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahim
"Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Many marine organism have been known as source of antioxidant that could counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster (echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml, respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan 194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has negative result of terpenoid test.
Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk
menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada
ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH
digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann
Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung
terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing
sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan
fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara
berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid,
sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang
bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Abstract
Many marine organism have been known as source of antioxidant that could
counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity
and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster
(echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the
antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the
presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of
Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than
ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml,
respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have
strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan
194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction
and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity
of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has
negative result of terpenoid test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Haikal Ehsan
"Teripang telah diketahui banyak memiliki manfaat biologis, seperti antikanker, antifungal, antivirus, dan antioksidan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa saponin pada ekstrak kasar Holothuria atra (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Senyawa radikal bebas DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan uji busa digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa saponin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar H. atra mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah dari pembandingnya, Acanthaster sp. (Echinodermata) dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 739,194 μg/ml dan 102,946 μg/ml. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kurang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 511,35 μg/ml, 373,776 μg/ml, dan 491,8 μg/ml. Uji saponin terdeteksi positif pada semua fraksi kecuali fraksi etil asetat.

Sea cucumber had been known for having many biological uses, such as anticancer, antifungal, antivirus, and antioxidant. This study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of saponin compounds in Holorhuria atra (Echinodermata) crude extract and its fractions. Free radical compound, DPPH, was used to test the antioxidant activity and foam test was used to detect the presence of saponin compounds. The result showed that crude extract of H. atra contains saponins and has weaker antioxidant activity than Acanthaster sp. (echinoderm). The IC50 values are 739,194 μg/ml and 102,946 μg/ml, respectively. N-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction have weak antioxidant activities with IC50 values 511,35 μg/ml, 373,776 μg/ml, and 491,8 μg/ml, respectively. Saponin test showed that all of the crude extract fractions showed positive results, except in ethyl acetate fraction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Hapsari
"Eksplorasi dan riset telah dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan alam laut Indonesia. Salah satu caranya adalah pemanfaatan biota laut sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mengetahui senyawa yang bertanggung jawab pada aktivitas antioksidan dari bintang bulu marga Capillaster. DPPH merupakan senyawa radikal yang digunakan sebagai metode pengujian aktivitas antioksidan. Uji kualitatif saponin digunakan untuk mengetahui keberadaan senyawa saponin pada ekstrak metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi-fraksi Capillaster sp. mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Nilai IC50 ekstrak metanol 167,6 μg/ml, fraksi n-heksan 139,33 μg/ml, fraksi etil asetat -271,44 μg/ml, dan fraksi air 61,48 μg/ml.

Explorations and researches have been done to optimalize the use of Indonesian marine resources. One of the ways to do that is utilizing marine organisms as an antioxidant that can prevent free radicals. This research is done to test the antioxidant activity and to know which compound is responsible for the antioxidant activity in feather stars Capillaster. DPPH is a radical that is used as a method to test the antioxidant activity. Saponin qualitative test is used to determine whether saponin is present in the methanol extract. The result showed that saponin is present in Capillaster’s methanol extract and fractions and Capillaster has strong antioxidant activity. IC50 value for methanol extract is 167,6 μg/ml, n-heksan fraction 139,33 μg/ml, etil asetat fraction -271,44 μg/ml, and water fraction 61,48 μg/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Damar Aprilano
"Radikal bebas yang berlebih merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan di dalam tubuh. Untuk menghindari efek kerusakan ini, tubuh membutuhkan suatu proteksi yang diperankan oleh antioksidan. Antioksidan dapat mendonorkan elektron yang dimiliki nya untuk menstabilkan radikal bebas, sehingga dampaknya pada jaringan tidak terjadi. Antioksidan ini dapat ditemukan pada bahan alam, salah satunya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) yang secara luas digunakan oleh masyarakat. Penilaian aktivitas antioksidan dari air perasan, ekstrak daging buah kulit buah C.aurantifolia dalam metanol dilakukan dengan menggunakan metode diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), suatu radikal bebas stabil organik yang dikonversi menjadi nilai hambatan reduksi molekul ini sebesar 50% yang disebut EC50.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada Mei-Juni 2013, dengan menilai absorbansi reduksi DPPH menggunakan spektrofotometri. Data absorbansi yang didapat pada penelitian diolah dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik regresi linier dalam penghitungan EC50.
Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan memberikan aktivitas antioksidan terbesar (EC50 = 6,03%), diikuti oleh ekstrak kulit buah (EC50 = 13,75%) dan daging buah (EC50 = 14,36%) dalam metanol dari C. aurantifolia. Dapat disimpulkan, air perasan, daging buah dan kulit buah dari C. aurantifolia dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami dalam melawan radikal bebas.

Free radical, one of the leading causes of the damage to the body. Our body need some free radical protection from antioxidant. Antioxidant can give its electron to stabilize the free radical so it can't effect the body tissue. Antioxidant can be found from natural resources, such as Key lime (Citrus aurantifolia). Measurement antioxidant activity from juice, peel and fruit skin extract in methanol are using the diphenylpicrylhydarzyl (DPPH) method, an organic stable free radical, then the result will convert to determine the EC50, number of 50% DPPH reduction by substrate.
The research has done in Medical Pharmacy Department Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia, on May-June 2013, by used the spectrophotometry instrument to measurement the DPPH reduction absorbance. The absorbance data then input to Microsoft Excel to draw the linear regression graph for EC50 determination.
The result of this study show that the juice give the biggest antioxidant activity (EC50 = 6,03%), then fruit skin extract (EC50 = 13,75%), and peel extract in methanol (EC50 = 14,36%) from the C. aurantifolia. In conclusion, juice, peel, and fruit skin of C. aurantifolia have antioxidant activity and can be used as natural antioxidant resources to against the free radical.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Larasati Priyono
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai keriting hijau (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) dengan vitamin C. Konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan 10, 20, 50, 100 dan 500 μg/ml, sedangkan vitamin C 0,7, 1,4, 3,5, 7 dan 14 μg/ml. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Free Radical Scavenging Assay. Dari metode ini, didapatkan nilai absorbansi dari hasil pengukuran spektrofotometri, yang kemudian dikonversi menjadi IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol cabai keriting hijau (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan lemah (IC50 >150 μg/ml) dengan nilai IC50 335,154±9,831 μg/ml, sedangkan vitamin C, memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat (<50 μg/ml) dengan nilai IC50 6,951 ± 0,05 μg/ml.

The objective of this study is to compare the antioxidant activity of green long cayennes (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) with vitamin C. Concentrations used for the extract are 10, 20, 50, 100, 200 and 500 μg/ml, while vitamin C are 0.7, 1.4, 3.5, 7, and 14 μg/ml. Antioxidant activity is measured by DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) Free Radical Scavenging Assay. From this assay, absorbance value will be obtained from spectophotometry, and then converted to IC50. The result of this research is that the extract of green long cayenne (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) shows weak antioxidant activity (IC50 >150 μg/ml), with IC50 value of 335.154±9.831 μg/ml. Meanwhile, vitamin C shows very strong antioxidant activity (<50 μg/ml), with IC50 value of 6.951 ± 0.050 μg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>