Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchlisin Adi Saputra
"Gula darah atau konsentrasi glukosa C6H12O6 didalam darah adalah molekul yang dibutuhkan untuk asupan energi bagi sel-sel dalam tubuh. Asupan tersebut digunakan oleh sel-sel untuk melakukan proses respirasi sel, sehingga sel dapat melakukan metabolisme dengan baik. Kandungan glukosa dalam darah diatur oleh pankreas sehingga tidak mengalami kelebihan glukosa hiperglikemia atau kekurangan glukosa hipoglikemia . Karena jika mengalami kedua kelainan tersebut akan menyebabkan masalah kesehatan yang berkepanjangan baik diabetes, kerusakan mata, ginjal, saraf dan sebagainya. Untuk mengecek glukosa dalam darah yaitu biasanya dilakukan secara invasive mengambil darah baik di lab ataupun dengan menggunakan alat ukur glukometer. Karena masih menggunakan darah dalam pengecekannya yang masih sangat rawan terutama dalam proses pengambilannya maka dari itu penulis mencari metode lain yaitu secara non- invasive untuk melihat kandungan glukosa dalam darah, selain itu artikel Jefferson, Chernington, Goodman, 2001 menjelaskan bahwa terdapat korelasi antara pergerakan denyut nadi dengan kandungan glukosa darah sehingga mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini.
Pada penelitian ini penulis menggunakan speckle pattern laser untuk pembacaan pergerakannya dikarenakan dengan metode speckle pattern dapat terlihat pola-pola pergerakan secara mikroskopis dialami oleh suatu benda yang ditembakan laser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat korelasi pergerakan speckle pattern laser yang ditembakan ke daerah sekitar nadi terhadap kandungan glukosa dalam darah yang mana pergerakan tersebut akan dibaca oleh kamera CCD. Dari pergerakan tersebut didapatlah grafik seperti seperti Electrocardiograph ECG , nilai rata-rata dari peak maksimum grafik dapat dikorelasikan dengan kandungan glukosa dalam darah Beiderman, et al., 2011 . Dari data yang telah didapatkan, pergerakan dari speckle cenderung meningkat sesuai dengan kenaikan glukosa dalam darah.

Blood sugar or glucose concentration C6H12O6 in the blood is the molecule needed for energy intake for the cells in the body. This intake is used by cells to perform cell respiration processes, so that cells can perform metabolism well. Glucose content in the blood is regulated by the pancreas so as not to have excess glucose hyperglycemia or lack of glucose hypoglycemia . Because if exposed to both disorders it will cause prolonged health problems of diabetes, eye damage, kidney, nerves and so on. To check blood glucose that is usually done invasively taking blood both in the laboratory and with a glucometer measuring device. Because it is still using the blood in checking is still very vulnerable, especially in the process of taking it then the authors look for non invasive methods to see the content of glucose in the blood, in addition the article Jefferson, Chernington, Goodman, 2001 explains the relationship between the movement of the pulse with glucose content. Blood because the underlying writer to do this research.
In this study the authors use laser speckle pattern for movement readings by speckle pattern method can be seen patterns of movement microscopically an object that illuminated by laser. The purpose of this study was to see the correlation of laser pattern spekle that was illuminated into the area around the pulse to the glucose content in the blood where this movement would be read by the CCD camera. From such movements, graphs such as electrocardiograph ECG , the average of the maximum peaks of the graph can be correlated with the glucose content in the blood Beiderman, et al., 2011 . From the data that has been obtained, the movement of the speckle tends to increase in accordance with the rise in glucose in the blood.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
621.366 DYN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Nirwana
"Ketika suatu permukaan disinari sinar laser, akan terbentuk pola speckle berupa titik-titik gelap dan terang yang terdistribusi secara acak sesuai bidang permukaan. Sehingga, permukaan yang berubah akan menghasilkan pola speckle yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi perubahan permukaan logam akibat proses korosi dengan perubahan pola speckle, sehingga dapat memperkirakan ketahanan logam dan mengamati karakteristik permukaan karena proses korosi secara kualitatif. Logam yang digunakan adalah besi, baja karbon, dan stainless steel dan direndam dalam larutan HNO3 0.1 M. Citra pola speckle setiap 10 menit ditangkap kamera CMOS dan diolah menggunakan metode 2-D Coefficient Correlation dan GLCM.
Hasil yang didapat menunjukkan adanya korelasi antara perubahan permukaan logam akibat proses korosi dengan nilai koefisien dari metode 2-D Coefficient Correlation serta esktraksi fitur contrast dan homogeneity dari metode GLCM. Tingkat kepresisian masing-masing metode tidak kurang dari 97.3% dan 91.1%. Analisis 2-D Coefficient Correlation dapat digunakan untuk memperkirakan ketahanan logam terhadap korosi dimana logam yang paling tahan korosi adalah stainless steel, disusul dengan baja karbon, lalu besi. Sedangkan, Fitur contrast dan homogeneity GLCM dapat digunakan untuk merepresentasikan karakteristik permukaan logam yang berubah, namun sulit digunakan untuk memperkirakan ketahanan logam karena jenis korosi yang terjadi pada penelitian ini berbeda untuk setiap jenis logam.

When a surface is illuminated by a laser beam, a speckle pattern will form in the form of dark and bright spots which are randomly distributed according to the surface area. So that the changing surface will produce a different speckle pattern. This study aims to see the correlation of changes in metal surface due to the corrosion process with changes in speckle patterns, so that it can qualitatively estimate metal resistance and observe surface characteristics due to the corrosion process. The metal used were iron, carbon steel, and stainless steel which were immersed in 0.1 M HNO3 acid solution. Every 10 minutes, speckle pattern images were captured using a CMOS camera and processed using 2-D Coefficient Correlation and GLCM methods.
The results obtained showed a correlation between metal surface changes due to the corrosion process with the coefficient values of the 2-D Coefficient Correlation method and extraction features of contrast and homogeneity from GLCM method. The precision rate of each method is not less than 97.3% and 91.1%. Analysis of 2-D Coefficient Correlation can be used to estimate metal resistance where the most corrosion-resistant metal is stainless steel, followed by carbon steel, then iron. Meanwhile, the GLCM contrast and homogeneity features can be used to represent changing metal surface characteristics, but it is difficult to estimate metal resistance because the type of corrosion that occurs in this study is different for each type of metal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Budi Pradana
"Laser merupakan sumber cahaya yang memiliki sifat koheren dan intensitas yang tinggi dibanding dengan sumber cahaya yang lain. Apabila permukaan kasar disinari oleh sinar laser maka akan terbentuk pola-pola speckle, hal ini terjadi karena adanya hamburan sinar laser pada permukaan kasar. Pola laser speckle menyimpan banyak informasi, salah satunya adalah tingkat kekasaran permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kekasaran permukaan pada suatu logam, untuk itu dibuat perangkat sederhana untuk pengambilan citra spekle yang terdiri dari sumber laser dan kamera CMOS . Untuk mengolah pola speckle digunakan pengolahan gambar digital dengan menggunakan analisis grey level cooccurrence matrix (GLCM). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah logam nickel yang diproses dengan cara gerinda (flat grinding). Untuk mengkalibrasi sistem pengukuran digunakan 6 spesimen standar dari Insize Surface Roughness Comparator dengan tingkat kekasaran permukaan berbeda. Hasil yang didapatkan menunjukan adanya korelasi yang baik antara tingkat kekasaran dan fitur Contrast dan Homogeneity yang dihasilkan oleh analisis GLCM. Pengujian keakuratan dan kepresisian dari sistem pengukuran ini juga telah dilakukan dalam penelitian ini, dengan tingkat akurasi mencapai 96% dan kepresisian sebesar 97%. Selain mempunyai kepresisian dan keakuratan yang relatif baik, sistem pengukuran ini memiliki beberapa kelebihan lain, yaitu mempunyai sifat non-kontak, portabel, dan mudah digunakan.

Speckle patterns will be formed, this occurs because of the scattering of laser light on a rough surface. The speckle laser pattern holds a lot of information, one of which is the level of surface roughness. This research study aims to measure the level of surface roughness in a metal plate. For that purpose, a simple system has been developed to acquire laser speckle images generated from a metal surface that is illuminated by laser. This system consists of laser sources and CMOS cameras. In order to process the speckle patterns, a digital image processing algorithm is used based on Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) analysis. The sample used in this study is nickel metal which is processed by flat grinding. To calibrate the measurement system used 6 standard specimens with different surface roughness levels. The results obtained show a good correlation between the level of roughness and contrast features generated by the GLCM analysis. The testing for the accuracy and precision of this measurement system has also been carried out in this study, with accuration rate up to 96% and 97% of precision rate.This measurement system has several other advantages, which are non-contact, portable and easy to use."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyna Fitria
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas ekstrak biji kacang merah (Vigna angularis) sebagai inhibitor enzim α-amilase secara in vitro dan in vivo. Biji kacang merah (Vigna angularis) diekstrak dengan PBS (Phosphate Buffer Saline) kemudian difraksinasi dengan amonium sulfat. Metode in vitro dilakukan dengan mengamati persentase inhibisi pada masing-masing fraksi ekstrak. Tahap selanjutnya dilakukan uji in vivo dengan metode tes toleransi glukosa oral (TTGO). Hasil persentase inhibisi tertinggi pada uji in vitro yaitu terdapat pada fraksi endapan amonium sulfat 0--60% yaitu sebesar 72,39%. Persentase inhibisi pada ekstrak kasar sebesar 52,64%. Uji in vivo dilakukan pada ekstrak kasar dengan pertimbangan tidak ada perbedaan persentase inhibisi secara bermakna dibandingkan dengan fraksi endapan ammonium sulfat 0?60%. Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok dosis 1 (600 mg/300 g bb), dan dosis 2 (800 mg/300 g bb). Pengukuran kadar glukosa darah postprandial dilakukan pada menit ke-30, 60, dan 120 setelah pemberian ekstrak. Analisis protein ekstrak kacang merah (Vigna angularis) dengan metode SDS-PAGE elektroforesis menunjukkan ukuran protein dari phaseolamin sebesar ±55,9 kDa pada setiap fraksi ekstrak. Hasil penelitian uji in vivo menunjukkan bahwa ekstrak kasar biji kacang merah (Vigna angularis) tidak menunjukkan efek penurunan kadar glukosa darah.

The research was done in order to determine the activity of a mixture extract adzuki bean (Vigna angularis) for α-amylase inhibitor by in vitro and in vivo method. Adzuki bean (Vigna angularis) seeds was extracted with PBS (Phosphate buffer saline) and fractionated with ammonium sulphate, then percentage of inhibition of each fraction was observed. In vivo study was done with oral glucose tolerance test method. The in vitro result showed that highest activity in fractination with ammonium sulphate was founded in saturation level of 0--60%, α-amylase were inhibited 72,39 %. Percentage of inhibition of crude extract is 52,64 %. In vivo method was done with crude extract because there is no significant difference in the percentage of inhibition with ammonium sulphate fraction. Male rats were divided into five group. They were normal control group, negative control group, positive control group, and the other 2 group given the extract (600 mg/300 g body weight and 800 mg/300 g body weight). Glucose level was measured in 30, 60 and 120 minutes post glucose administration. Electrophoresis analysis of extract by SDS PAGE showed that the size of phaseolamin was ±55,9 kDa. The result of this study showed that crude extract of adzuki bean (Vigna angularis) has no effect on lowering blood glucose level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandou, Theresia L.
"Ruang Lingkup Cara Penelitian : Diet tinggi karbohidrat tinggi serat dianjurkan sebagai suatu pedoman terapi diet diabetes melitus dalam upaya menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan serat dalam diet standar yang dianut sekarang, ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan serat yang dianjurkan. Untuk memenuhi kebutuhan serat dalam diet standar diabetes melitus', bekatul (rice bran), suatu bahan makanan tinggi serat yang diperoleh dari beras, diteliti pengaruhnya terhadap kadar glukosa darah penderita NIDDM rawat jalan di RSCM Jakarta. Sebanyak 90 gram biskuit bekatul diberikan dalam diet standar 20 orang penderita NIDDM baru dan dibandingkan dengan 20 orang penderita NIDDM baru lainnya sebagai kontrol. Kandungan serat dalam biskuit adalah 22,99 gram/100 gram, sedangkan untuk kontrol diberikan biskuit plasebo yang isokalori dengan kandungan serat 0,30 gram/100 gram.
Pemberian biskuit adalah selama 2 minggu, yang didahului dengan 2 minggu periode stabilisasi dengan maksud agar penderita sudah dapat menjalankan diet dengan benar. Pengaruh diet dinilai dari perubahan kadar glukosa darah selama periode stabilisasi dan pengaruh bekatul dinilai dari perubahan kadar glukosa darah selama periode perlakuan, baik dalam keadaan puasa maupun 2 jam sesudah makan.
Hasil dan Kesimpulan : Pada periode stabilisasi kadar glukosa darah puasa penderita kelompok perlakuan turun 12,6% dan kelompok kontrol turun 7,58%. Perbedaan ini tidak bermakna (p>0,05). Kadar glukosa darah 2 jam SM penderita kelompok perlakuan turun 18,06%, ini berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol yang turun sebanyak 6,14%. Dapat disimpulkan bahwa diet standar mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah; pengaruh ini lebih besar pada penurunan kadar glukosa darah 2 jam sesudah makan, dan hanya sedikit berperan terhadap kadar glukosa darah puasa. Pada periode perlakuan kadar glukosa darah puasa .mapun 2 jam SM pada kelompok perlakuan turun masing-masing 26,64% dan 21,96%. Dibandingkan dengan kelompok kontrol dimana penurunan kadar glukosa darah puasa adalah 6,08%, dan 2 jam SM sebesar 4,62%, perbedaan ini sangat bermakna (p<0,01). Evaluasi masukan zat-zat gizi pada kedua kelompok selama penelitian adalah sama, dibuktikan dari tidak berbedanya bahwa penurunan kadar glukosa darah lebih bermakna dengan diet standar yang diberi bekatul dibandingkan dengan tanpa bekatul."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yanti
"Peningkatan kadar glukosa darah dapat disebabkan oleh peningkatan hormon kortisol dan epineprin yang terjadi selama stress. Terapi zikir dan relaksasi Benson dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan menimbulkan respon relaksasi. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang bertujuan membandingkan efektifitas terapi zikir dengan relaksasi Benson terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus. Sampel berjumlah 72 orang yang terdiri dari 24 orang kelompok kontrol, 24 orang kelompok zikir, dan 24 orang kelompok relaksasi Benson.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok (p=0,00), selisih rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi antar kelompok (p=0,000), dan rata-rata kadar glukosa darah setelah intervensi antar kelompok (p=0,00). Terapi zikir lebih efektif dibandingkan relaksasi Benson dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Penelitian ini merekomendasikan agar perawat menerapkan terapi zikir dan relaksasi Benson sesuai dengan keyakinan dan tingkat keimanan pasien serta direkomendasikan penelitian selanjutnya dengan desain Randomized Controlled Trial (RCT) dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Increased blood glucose levels can be caused by increased hormone cortisol and epineprin that occur during stress. Dhikr Therapy and Benson relaxation can reduce blood glucose levels by causing a relaxation response. The design was quasi-experimental study aims to compare the effectiveness of dhikr therapy with Benson relaxation to blood glucose levels of patients with diabetes mellitus. Sample of 72 people consisted of a control group of 24 people, 24 people of the group of dhikr therapy, and 24 people of Benson relaxation.
The results showed a significant difference between blood glucose levels before and after intervention in each group (p = 0.000), the difference in average blood glucose levels before and after intervention between groups (p = 0.000), and the mean of blood glucose levels after the intervention (p = 0.00). Dhikr therapy is more effective than Benson relaxation on reducing blood glucose levels.
This study recommends that nurses to apply treatment dhikr therapy and relaxation Benson in accordance with levels of faith and confidence of patients and recommended further research by design Randomized Controlled Trial (RCT) with a larger number of samples.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Basuki
"ABSTRAK
Latar Belakang dan tujuan: Pemeriksaan MRI T2 pankreas merupakan pemeriksaan yang lebih akurat dalam menilai hemosiderosis pankreas, namun memiliki keterbatasan karena hanya tersedia di kota-kota besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi nilai T2 pankreas dengan kadar glukosa darah, karakteristik T2 pankreas dan kadar glukosa darah subyek penelitian, serta pengaruh letak ROI terhadap nilai T2 pankreas. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 52 subyek anak dan 12 subyek dewasa antara September 2015-Juni 2016. Hasil: Nilai T2 pankreas anak antara 2,71-48,77 ms dan dewasa 6,49-41,82 ms. Kadar glukosa darah puasa anak rerata 87,31 11,01 mg/dL dan dewasa 88,00 10,27 mg/dL. Korelasi nilai T2 pankreas terhadap kadar glukosa darah puasa anak r=0,198 p=0,160 dan dewasa r=0,004 p=0,991 . Hubungan nilai T2 pankreas dengan letak ROI didapatkan p=0,105. Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi nilai T2 pankreas dengan kadar glukosa darah puasa pada anak dan dewasa. Tidak terdapat perbedaan signifikan nilai T2 pankreas menurut letak ROI.

ABSTRACT
Background and Objective T2 MRI examination is more accurate in assessing pancreatic hemosiderosis but lack of availability to be used routinely in daily practice. This study aimed to determine the correlation value of T2 pancreas with blood glucose levels in thalassemic children and adults. Methods Cross sectional study that held in September 2015 June 2016, involving 52 children and 12 adults. Results Pancreatic T2 values of children are 2.71 to 48.77 ms and values of adults are from 6.49 to 41.82 ms. Mean of fasting blood glucose levels in children are 87.31 11.01 mg dL and mean of adults are 88.00 10.27 mg dL. Correlation r between value of pancreatic T2 against children rsquo s fasting blood glucose levels was 0.198 p 0.160 and adults was 0.004 p 0.991 . Significancy value p of relationship between pancreatic T2 and ROI of pancreas was 0.105. Conclusion There was no significant correlation between pancreatic T2 values with fasting blood glucose levels in children and adults, nor significant difference in T2 values according to ROI of pancreas."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniati Setianingsih
"ABSTRAK
Diet Rendah Gula dan Tinggi Serat sebagai Intervensi Menurunkan glukosa Darah pada   Keluarga dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Peningkatan jumlah penduduk dewasa di perkotaan sebagai populasi berisiko berdampak pada munculnya berbagai penyakit, diantaranya Diabetes Mellitus. Diet tidak seimbang dapat menjadi faktor risiko terjadinya Diabetes Mellitus. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan keefektifan intervensi keperawatan diet rendah dan gula tinggi serat dengan pendekatan keluarga selama lima minggu dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil asuhan keperawatan diperoleh penurunan kadar glukosa darah pada Ibu R dari 258 mg/dL menjadi 146 mg/dL.Kesimpulan hasil karya ilmiah ini adalah intervensi diet rendah gula dan tinggi serat dengan pendekatan keluarga efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil penelitian merekomendasikan diterapkannya intervensi diet rendah gula dan tinggi serat dengan melibatkan keluarga oleh perawat komunitas pada keluarga dengan masalah risiko ketidastabilan kadar glukosa darah.

ABSTRACT
Glucose Level in Family with Risk for Unstable Blood Glucose Level. The increase of adult population in urban areas as at-risk population have an impact on the emergence of various diseases, including Diabetes Mellitus. An unbalanced diet can be a risk-factor for Diabetes Mellitus. The purpose of this scientific paper is to describe the effectiveness of low sugar and high fiber diet intervention with family approach for five weeks in reducing blood glucose levels. The result obtained from nursing care show a decrease in blood glucose levels in Mrs. R from 258 mg/dL to 146 mg/dL. The conclusion is a low sugar and high fiber diet intervention with family approach was effective in reducing blood glucose levels. This results recommends the implementation of low sugar and high fiber diet intervention with family involvement by community nurses in families with a risk for unstable blood glucose levels. Diabetes Mellitus, diet, blood glucose.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshua Viventius
"Pendahuluan: Laser akupunktur adalah pemanfaatan laser berenergi rendah untuk menstimulasi titik akupunktur diketahui memiliki efek dalam menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh laser akupunktur pada titik EX-B3 Weiwanxiashu terhadap gambaran histologi pankreas dan kadar gula darah pada model tikus diabetes tipe 2.
Bahan dan Metode: Desain studi ini adalah studi eksperimental dengan randomized control group pretest and posttest. Sebanyak 18 tikus Sprague-Dawley jantan usia 8 s.d 10 minggu dengan berat badan 200-250 gram dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 6 ekor tikus, yaitu: (1) kelompok tikus normal; (2) kelompok tikus DM; (3) kelompok tikus laser. Dilakukan induksi STZ 50 mg/kgBB untuk menjadikan tikus diabetes. Laser akupunktur dilakukan sebanyak 3 kali seminggu dengan total 6 sesi terapi di titik akupunktur EX-B3 Weiwanxiashu. Pengukuran gula darah dilakukan pada sebelum, setelah 3 sesi dan setelah 6 sesi yang diambil dari ujung ekor tikus. Pemeriksaan gambaran histologi berdasarkan kepadatan sel dan persentase luas pulau Langerhans dengan software ImageJ.
Hasil: Rerata kepadatan sel pulau Langerhans kelompok tikus DM lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus normal (p=0,010) dan kelompok tikus laser (p=0,002). Rerata persentase luas pulau Langerhans kelompok tikus normal lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok tikus DM (p=0,028) dan kelompok tikus laser (p=0,152). Rerata kadar GDP kelompok laser lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok tikus DM (p=0,015).
Kesimpulan: Laser akupunktur dapat memperbaiki gambaran histologi pankreas melalui penilaian kepadatan sel dan persentase luas pulau Langerhans, dan menurunkan kadar gula darah tikus diabetes

Introduction: Laser acupuncture is the use of a low-energy laser to stimulate acupuncture points known to have an effect on lowering blood sugar levels. The purpose of this study was to determine the effect of laser acupuncture at the EX-B3 Weiwanxiashu point on the histology of the pancreas and blood sugar levels in a type 2 diabetes rats model.
Materials and Methods: This study design was an experimental study with a pretest and posttest randomized control group. Eighteen male Sprague-Dawley rats aged 8 to 10 weeks, weighing 200-250 gram, were divided into 3 groups of 6 rats each: (1) a normal rats group; (2) a DM rats group; and (3) a laser rats group. STZ 50 mg / kgBW induction was performed to make diabetic rats. Laser acupuncture was performed 3 times a week for a total of 6 therapy sessions at the Weiwanxiashu EX-B3 acupuncture point. Blood sugar measurements were carried out before, after 3 sessions and after 6 sessions taken from the tail of the rats. Histological examination based on cell density and the percentage area of Langerhans islands using ImageJ software.
Results: The mean cell density of Langerhans islets in the DM rat group were significantly lower than the normal mice group (p = 0.010) and the laser mouse group (p = 0.002). The mean percentage of Langerhans island area in the normal rat group was higher than the DM mouse group (p = 0.028) and the laser mouse group (p = 0.152). The mean levels of GDP in the laser group were significantly lower than those in the DM group (p = 0.015).
Conclusion: Laser acupuncture can improve pancreatic histology by assessing the cell density and percentage of Langerhans islets, and reducing blood sugar levels in diabetic rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>