Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Previta Handoko
"Minimalisme merupakan salah satu gaya dalam perancangan ruang yang fungsional dengan mengambil prinsip penyederhanaan bentuk, penggunaan bentuk geometris sederhana, penggunaan material ekspos, dan warna yang netral. Minimalisme mengedepankan keindahan suatu ruang yang dapat dicapai melalui kesederhanaan. Untuk menciptakan ruang yang sederhana dan menggambarkan kebutuhan pengguna ruang, proses perancangan diperkuat dengan mempelajari lived experience orang yang akan menggunakan ruang tersebut. Minimalisme di Indonesia saat ini berkembang dalam hunian modern dan memiliki arti yang berbeda, berhubungan dengan kondisi lokal yang melihat Minimalisme sebagai objek kehidupan modern.
Skripsi ini mencoba menggali penerapan Minimalisme pada hunian dalam mencapai ruang yang sederhana dan mencerminkan kebutuhan pengguna ruangnya. Rumah AI adalah sebuah hunian rancangan Andra Matin Architects yang menerapkan prinsip Minimalisme dalam menyesuaikan karakter hidup pemiliknya beserta idealisme arsitek, namun masih kental dengan karakter arsiteknya. Minimalisme di Indonesia tidak menerapkan prinsipnya seperti di negara Barat.

Minimalism is a style in designing a functional space with the implementation of form simplifying, use of simple geometric form, use of exposed materials and neutral colors. Minimalism uplift the beauty of architecture from simplicity. To create a simple and user oriented space, the process is strengthened with understanding the user's lived experience. Minimalism is the development of modern architecture which was maked with International Style. Minimalism in Indonesia is now developing in modern residential building and is interpreted differently, according to local characteristics that value Minimalism as an object of modern life.
This thesis tries to see how Minimalism is implemented in residential building in order to create a simple and meaningful living space that reflects the user's needs. AI House is a residential building designed by Andra Matin Architects that implements Minimalism principles as a reflection of the owner's character and architect's idealism, but still has the architect's character. Minimalism in Indonesia does not implements its principals as it is in western countries.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barcelona, Spain: FKG, 2010
R 729.090 45 MIN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Setiawan
"Minimalisme merupakan suatu gejala sosial yang berkembang di kota besar, seperti Jakarta, pada awal abad ke-21. Dalam penerapannya, minimalisme seringkali disalahartikan dan mengakibatkan bentuk rancangan yang tidak fungsional. Minimalisme yang berarii mereduksi sampai yang paling dasar, sehingga menciptakan suatu ruang yang sederhana tetapi memiliki karakter. Secara tidak Iangsung, minimalisme adalah bentuk suatu sirkulasi sosial yang menjebak masyarakat untuk mengikuli trend tertentu. Masyarakat urban Jakarta adalah contoh dari korban dunia hiper-reatitas.
Tulisan ini merupakan penelusuran minimalisme, mulai dari asal mula dan perkembangan, filosofi ’minimum’ yang dikemukakan oleh John Pawson beserta sebelas elemen minimalisme, prinsip wabi-sabi masyarakat Jepang, sampai dengan penerapan minimalisme di indonesia. Untuk memperbandingkan cara masyarakat menerjemahkan minimalisme, dua rumah tinggal dengan karakter keluarga berbeda diangkat sebagai studi kasus. Selanjutnya, tulisan ini mencermati hubungan antara minimalisme, masyarakat urban, dan akibat dari dunla hiper-realitas dengan teori simulacra, simulacrum. Melalui tulisan ini, diharapkan arsitek, dan juga masyarakat sadar kehidupan seperti apa yang sesuai dengan prinsip minimalisme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Hariet Caroline
"Kebutuhan akan rasa ketenangan dan kejemihan semakin meningkat dengan makin rumitnya kehidupan manusia. Arsitektur yang melingkupi kehidupan manusia menyediakan ruang agar manusia dapat mencapai ketenangan tersebut dengan memberikan pengalaman merasakan ruang secara mumi. Zen dan minimalisme merupakan sebagian dari sekian banyak pandangan dalam arsitektur yang menawarkan ketenangan melalui kesederhanaan.
Keduanya sering disebulkan bersamaan dengan istilah Zen minimalis atau Minimalis Zen, menandakan hubungan yang erat antaranya, hingga akhimya menimbulkan kerancuan dalam pengertiannya. Keduanya merupakan pemikiran yang berangkat dan dasar yang sama sekali berbeda. meskipun menghasilkan kuatitas yang seringkali dianggap sama.
Tulisan ini berisi tentang penelusuran perbedaan tersebut dari konsep-konsepnya tentang ruang, prinsip-prinsip ajaran dan pandangannya, sampai Iatar belakang, bahkan pemikiran awal Timur dan Barat yang mempakan akar bagi kedua pemikiran. Penelusuran dilakukan melalui kajian pustaka, penafsiran serta pengalaman langsung di dalam mang Zen dan minimalisme, hingga dari perbandingan dapat ditegaskan perbedaan yang ada di antara keduanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liddell, Howard
"In this age of eco-bling where sustainability becomes yet another ill-defined buzz word and people rush to fix their unsuspecting buildings, with green technology badges such as wind turbines, not all such additions are as green as they first appear."
London : [RIBA , ], 2008
e20436571
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Pratama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Pratama Kristiawan
"Artikel ini bertujuan merunut ulang gagasan gaya hidup kontemporer terkait konsumerisme dan minimalisme, karena dengan mengikuti navigasi dari kedua gaya hidup tersebut berakibat pada hilangnya kebahagiaan dalam batin manusia. Tulisan ini merupakan deskripsi analitis terhadap relevansi filsafat dalam membaca gaya hidup konsumsi, khususnya dalam pemikiran John Lachs mengenai Pragmatisme Stoik, serta mendemonstrasikan urgensinya dalam membaca fenomena konsumerisme dan minimalisme dengan konteksnya yaitu hasrat dan kebahagiaan. Tulisan berargumen bahwa di tengah gaya hidup yang bersifat absolut, diperlukan suatu gaya hidup yang lebih fluktuatif dan praktis, Pragmatisme Stoik dipakai sebagai lensa dalam mengarahkan manusia pada ketenangan melalui penanganan internalnya. Untuk sampai pada tujuan itu, tulisan ini akan menggunakan metode analisis kritis dan distingsi konseptual. Tulisan akan menyaring konsep inti serta masalah yang ditimbulkan dari konsumerisme dan minimalisme dalam konteks hasrat dan kebahagiaan. Kemudian mendeskripsikan gagasan Pragmatisme Stoik dan relevansinya, barulah analisis kritis dilakukan dengan membaca kedua gaya hidup tersebut menggunakan lensa Pragmatisme Stoik. Hasilnya, ditemukan gaya hidup baru yang melampaui keduanya yakni eksperientalisme, tetapi ini tidak sepenuhnya benar sehingga diperlukan Pragmatisme Stoik sebagai pelurus agar setiap orang tetap hidup dalam hasratnya, namun kali ini yang ditekankan ialah hasrat yang lurus dan selaras.

This article aims to recount the contemporary lifestyle ideas related to consumerism and minimalism, because following the navigation of the two lifestyles results in a loss of happiness in human soul. This paper is an analytical description of the relevance of philosophy in reading the lifestyle of consumption, especially in John Lachs' thoughts on Stoic Pragmatism, and demonstrates the urgency of reading the phenomenon of consumerism and minimalism in the context of desire and happiness. The paper argues that in the midst of an absolute lifestyle, a more fluctuating and practical lifestyle is needed, Stoic Pragmatism is used as a lens in directing humans to tranquility through its internal handling. In order to achieve this goal, this paper will use critical analysis methods and conceptual distinctions. Writing will distill core concepts and problems arising from consumerism and minimalism in the context of desire and happiness. Then, to describe the idea of ​​Stoic Pragmatism and its relevance, then a critical analysis is carried out by reading the two lifestyles using the lens of Stoic Pragmatism. As a result, a new lifestyle was found that goes beyond two, namely experimentalism, but this was not entirely true so that Stoic Pragmatism was needed as a straightener so that everyone could continue to live in their desires, but this time what was emphasized was straight and harmonious desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academy Editions, 1999
729 ASP (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Damayanti
"Skripsi ini membahas mengenai batas (boundary) yang tak hanya sebagai elemen fisik namun juga non-fisik yang terkait dengan aktivitas. Hunian dengan lahan yang terbatas (minimal) menjadi studi kasus dalam melihat hal tersebut. Pembahasan mengenai batas dilakukan dari dua sisi, batas sebagai elemen penyusun arsitektur dan batas yang terbentuk sebagai respon manusia terhadap apa yang dihadapinya. Pada akhirnya, sebuah fleksibilitas dari batas bisa digunakan untuk mencapai solusi dari hunian tersebut. Hal ini tentunya juga membuka peluang akan makna dari batas itu sendiri.

his thesis discusses about the boundary that is not only as a physical element, but also non-physically associated with the activity. Minimal housing as a case study to see it. The discussion of the boundary will be done on both sides, as the element of architecture and boundaries that are formed as a human response to what he faced. In the end, a flexibility of the boundary can be used to achieve a solution of minimal housing. It is also becomes an opportunity to see other meaning of it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lara Anthonia Natasha
"

Le Corbusier dan Louis Kahn adalah dua arsitek terkemuka yang memberikan kontribusi signifikan pada bidang arsitektur di abad ke-20. Le Corbusier percaya bahwa bangunan harus fungsional, efisien, dan indah, dan harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan orang yang menggunakannya. Berbeda dengan Le Corbusier, Louis Kahn percaya bahwa arsitektur harus berakar pada sejarah dan budaya suatu tempat. Terlepas dari latar belakang dan pendekatan arsitektur mereka yang berbeda, keduanya sama-sama memiliki pemahaman dan penghargaan yang mendalam atas peran pencahayaan alami dalam arsitektur. Hal ini terlihat pada hasil karya mereka yang seringkali memanfaatkan cahaya alami dengan cara-cara yang inovatif untuk menciptakan ruangan yang fungsional dan indah. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran cahaya alami dalam menghadirkan atmosfer tertentu yang dapat menciptakan kualitas puitis ruang dan pengalaman spasial pada dua bangunan ikonik: Notre Dame du Haut dan Museum Seni Kimbell. Melalui analisis studi kasus komparatif, skripsi ini mengkaji bagaimana dua arsitek, Le Corbusier dan Louis Kahn, memanfaatkan cahaya alami untuk mencapai tujuannya masing-masing pada bangunan tersebut. Studi tersebut menganalisis strategi penggunaan cahaya alami pada kedua bangunan dan bagaimana pengaruhnya terhadap suasana dan bentuk ruang serta bagaimana nantinya hal tersebut dapat menciptakan suatu kualitas, pada kasus ini kualitas puitis. Skripsi ini menyimpulkan bahwa cahaya alami merupakan elemen yang sangat penting dalam membentuk kualitas sebuah ruang. Kesimpulan lainnya adalah bahwa penggunaan cahaya alami yang inovatif oleh arsitek memainkan peran penting dalam kesuksesan penyampaian fungsi dan tujuan kedua bangunan ikonik ini.


Le Corbusier and Louis Kahn are two prominent architects who made significant contributions to the field of architecture in the 20th century. Le Corbusier believed that buildings should be functional, efficient, and beautiful, and should be designed with the needs of the people who use them in mind. Unlike Le Corbusier, Louis Kahn believed that architecture should be rooted in the history and culture of a place. Despite their different architectural backgrounds and approaches, both share a deep understanding and appreciation of the role of natural lighting in architecture. This can be seen in their work which often utilizes natural light in innovative ways to create functional and beautiful spaces. Writing this thesis aims to explore the role of natural light in presenting a certain atmosphere that can create a poetic quality of space and spatial experience in two iconic buildings: Notre Dame du Haut and the Kimbell Art Museum. Through the analysis of comparative case studies, this thesis examines how two architects, Le Corbusier and Louis Kahn, utilized natural light to achieve their respective goals in the building. The study analyzes the strategy of using natural light in both buildings and how it affects the atmosphere and form of space and how this can create a quality, in this case a poetic quality. This thesis concludes that natural light is a very important element in shaping the quality of a space. Another conclusion is that the architect's innovative use of natural light played an important role in the successful delivery of the function and purpose of these two iconic buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>